PEMBUATAN BRIKET MENGGUNAKAN SAMPAH ORGANIK

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN SAMPAH

PEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIC KULIT KACANG DAN TONGKOL JAGUNG MENJADI BRIKET ARANG

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

PEMBUATAN TOILET KERING

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III STUDI LITERATUR

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

BAB III METODE PENELITIAN

Arang Tempurung Kelapa

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

III. TATA CARA PENELITIAN

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG SEKAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) By. Gotri Ruswani, S.Pd.

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

III.TATA CARA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

dalam briket hasil rekayasa. Briket hasil rekayasa dari serbuk gergaji kayu sengon

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

KISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP)

Iklim Perubahan iklim

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

LABUBADAK (PELATIHAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI KULIT SALAK) SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DAN BERNILAI EKONOMIS DI DESA SEKURA

SANITASI DAN KEAMANAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB. Kesehatan Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA

TENTANG LIMBAH PADAT

VI. PENGELOLAAN, PENCEMARAN DAN UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BUKAN BRICKET BIASA: INOVASI PEMANFAATAN ENERGI MEMANFAATKAN SERBUK GERGAJI DAN SAMPAH DAUN SEBAGAI BRICKET BERBENTUK KAPSUL PENGGANTI GAS 3KG

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

ALTERNATIF KOMPOR BIOMASS DENGAN FORMULASI GETAH PINUS YANG BERNILAI EKONOMIS. Agustin Sukarsono*)

Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN

Transkripsi:

MODUL: PEMBUATAN BRIKET MENGGUNAKAN SAMPAH ORGANIK I. DESKRIPSI SINGKAT S ampah merupakan hasil dari adanya aktifitas manusia. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, sangat berpengaruh terhadap jumlah timbulan sampah. Timbulan sampah yang tidak terkendali akhirnya akan berimbas pada berbagai pencemaran baik air, tanah dan udara. Sampai saat ini kebanyakan masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa timbulan sampah merupakan masalah pemerintah. Padahal banyaknya timbulan sampah sampah merupakan hasil dari aktifitas masyarakat itu sendiri. Sudah saatnya kita sebagai masyarakat mulai menyadari bahwa permasalahan timbulan sampah merupakan masalah kita bersama. Banyak cara yang bisa kita lalukan untuk mengatasi masalah sampah ini. Kita bisa memulainya dari sektor yang paling sederhana yaitu sektor rumah tangga. Pemanfaatan sampah rumah 1 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

tangga bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari jenis sampahnya. Sampah anorganik misalnya dapat dimanfaatkan kembali atau dapat dijual ke pedagang loak. Khusus untuk sampah organik berupa sisa makanan atau sampah basah bisa dibuat pupuk kompos, selain itu juga sampah organik berupa daun daunan atau serbuk gergaji bisa dibuat briket atau bahan bakar alternatif pengganti minyak. Pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak, bisa menjadi salah satu upaya kita sebagai masyarakat dalam menanggulangi dan mengurangi timbulan sampah, khususnya dalam sektor rumah tangga. Selain itu, pembuatan briket sebagai bahan bakar pengganti minyak juga dapat menjadi alternatif masalah krisis energi pada saat ini. Minyak tanah yang sudah mulai langka, harga gas elpiji yang melambung tinggi juga menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk segera menciptakan bahan bakar alternatif yang mudah didapat, ekonomis dan juga memiliki manfaat yang sama seperti bahan bakar minyak dan gas. Selain itu juga salah satu kelebihan briket dibanding dengan arang biasa yaitu daya panasnya lebih tinggi dan tahan lama. Modul yang berjudul Pembuatan Briket pengganti Bahan Bakar Minyak menggunakan sampah organik ini dirancang sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah pemanfaatan sampah, khususnya pemanfaatan sampah organik. Pembuatan Briket ini juga termasuk dalam Rancangan Kegiatan Pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Bapelkes Lemahabang. Dengan demikian modul ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelatihan Pembuatan Briket pengganti Bahan Bakar Minyak menggunakan sampah organik dalam rangkaian Pelatihan TTG Kesehatan Lingkungan di Bapelkes Lemahabang. Materi modul ini terdiri dari 5 pokok bahasan yaitu pengertian, prinsip pembuatan briket sampah organik sebagai bahan bahan 2 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

alternatif pengganti minyak, langkah-langkah pembuatan, langkahlangkah pengoperasian dan langkah-langkah perawatan. II. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak menggunakan sampah organik. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu: a. Menjelaskan pengertian sampah, jenis-jenis sampah dan sumber-sumber sampah b. Mengetahui prinsip pembuatan briket sampah organik c. Membuat briket sampah organik d. Mempraktikkan pengoperasian briket sampah organik e. Melakukan perawatan briket sampah organik III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Pokok Bahasan Pembuatan briket Sampah organik dalam modul ini dibagi menjadi 5 (lima) sub pokok bahasan sebagai berikut: 1. Pengertian sampah, jenis-jenis sampah dan sumber-sumber sampah 2. Prinsip pembuatan briket pengganti bahan bakar minyak menggunakan sampah organik 3. Langkah-langkah pembuatan briket pengganti bahan bakar minyak menggunakan sampah organik. 4. Langkah-langkah pengoperasian 5. Langkah-langkah perawatan 3 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

IV. BAHAN BELAJAR 1. Kepmenkes no. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 2. Power point materi Pembuatan Briket Menggunakan Sampah Organik 3. Alat peraga Pembuatan Briket Menggunakan Sampah Organik 4. Modul Pembuatan Briket Menggunakan Sampah Organik 5. Alat dan bahan praktik V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pokok bahasan dan masing-masing sub pokok bahasannya akan diuraikan secara runtut oleh narasumber kepada peserta pelatihan. Di lain pihak peserta latih akan mendengar, mencatat dan mengikuti arahan dan petunjuk narasumber. Proses pembelajaran ini akan dikemukakan sesuai langkah-langkah sebagai berikut : Langkah 1 1. Kegiatan Narasumber a. Kegiatan bina situasi kelas - Memperkenalkan diri - Menyampaikan ruang lingkup bahasan b. Menanyakan dan menggali pendapat peserta latih tentang pengertian mereka tentang penggunaan briket sebagai bahan bakar alternatif dari sampah organik 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis menulis yang diperlukan b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber/fasilitator 4 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting Langkah 2 1. Kegiatan Narasumber a. Penyampaian materi sub pokok bahasan 1, tentang pengertian pengertian sampah, jenis dan sumbernya b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta 2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting Langkah 3 1. Kegiatan Narasumber a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 2 (prinsip pembuatan briket) b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas 2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting 5 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Langkah 4 1. Kegiatan Narasumber a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 3, 4 dan 5, tentang cara pembuatan briket, langkah langkah pengoperasian dan langkah langkah perawatan b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. 2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting Langkah 5 1. Kegiatan Narasumber a. Meminta kelas untuk membentuk 3 kelompok, yaitu kelompok I, kelompok II dan kelompok III, serta memilih ketua, sekretaris dan penyaji. b. Meminta masing-masing kelompok untuk mempraktek-kan cara membuat briket dari sampah organik (contoh: daun kering, tempurung kelapa, serbuk gergaji dll) c. Memberikan bimbingan tentang jalannya proses praktikum 2. Kegiatan peserta a. Membentuk kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris dan penyaji serta melakukan diskusi sesuai dengan bimbingan narasumber b. Mempraktekkan, membuat dan mengoperasikan briket dari sampah organik c. Menyusun hasil-hasil praktek kedalam laporan d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting 6 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Langkah 6 1. Kegiatan Narasumber a. Meminta masing masing kelompok (kelompok I, kelompok II dan kelompok III), mempresentasikan hasil-hasil praktek kelompoknya didepan kelas. b. Memberikan masukan tentang masalah-masalah yang timbul seputar proses praktikum serta mengarahkannya sesuai dengan tujuan pembelajaran c. Merangkum hasil-hasil diskusi pada tahapan-tahapan tertentu sehingga hasil-hasil diskusi lebih fokus. 2. Kegiatan peserta a. Mengikuti acara penyajian/presentasi masing-masing kelompok b. Berpartisipasi aktif dan bertanya, mengemukakan pendapat/saran yang berguna bagi proses pembelajaran c. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting. Langkah 7 Penutup 1. Kegiatan Narasumber a. Meminta peserta menanyakan hal-hal yang kurang jelas sebelum menutup acara pembelajaran b. Meminta peserta untuk memberi komentar tentang proses belajar c. Memberikan jawaban atas pertanyaan peserta (kalau ada) d. Tutup acara pemberian sesi dengan ucapan penghargaan atas perhatian peserta selama pembelajaran, serta permohonan maaf jika terdapat sesuatu yang tidak berkenan. 7 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan komentar tertulis tentang jalannya penyampaian materi oleh narasumber dalam selembar kertas 8 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

VI. URAIAN MATERI 1. Pengertian Sampah secara umum dapat diartikan sebagai bahan buangan yang tidak disenangi dan tidak diinginkan orang, dimana sebagian besar merupakan bahan atau sisa yang sudah tidak dipergunakan lagi dan akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Definisi sampah menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1) adalah: Sampah adalah sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Definisi menurut Sidik Wasito, yaitu : Sampah adalah zat padat atau semi padat yang terbuang atau sudah tidak berguna lagi baik yang dapat membusuk maupun yang tidak dapat membussuk kecuali zat padat buangan atau kotoran manusia. Dengan demikian, maka sampah dapat diartikan sebagai benda yang tidak disenangi yang berbentuk padat sebagai hasil dari aktivitas manusia yang secara ekonomi tidak mempunyai harga atau tidak mempunyai manfaat. Jenis-jenis Sampah Jenis- jenis sampah dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sampah Basah (garbage), yaitu sejenis sampah yang terdiri dari barang-barang yang mudah membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap, contohnya sayursayuran, sisa makanan, buah-buahan dan lain sebagainya 9 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

yang berasal dari rumah tangga, rumah makan, pasar, pertanian dan lain-lain. b. Sampah Kering (rubbish), terdiri dari sampah yang dapat dibakar dan tidak dapat dibakar. Sampah yang mudah terbakar umumnya zat-zat organik misalnya kertas, kayu, kardus, karet dan sebagainya. Sampah yang tidak mudah terbakar sebagian besar berupa zat anorganik misalnya logam, gelas, kaleng yang berasal dari rumah tangga, perksntoran, pusat perdagangan dan lain-lain. c. Abu (ashes), yang termasuk sampah ini adalah sisa-sisa dari pembakaran atau bahan yang terbakar, bisa berasal dari rumah, kantor, pabrik, industri. d. Sampah jalanan (street sweeting), seperti kertas, daundaun, plastik. e. Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai-bangkai binatang akibat penyakit, alam dan kecelakaan. f. Sampah campuran, yaitu sampah yang berasal dari daerah pemukiman terdiri dari garbage, ashes, rubbish. g. Sampah industri, terdiri dari sampah padat dari industri, pengolahan hasil bumi atau timbunan dan industri lainnya. h. Sampah dari daerah pembangunan (construction wastes), yaitu sampah yang berasal dari pembangunan gedung atau bangunan-bangunan lain, seperti batu-bata beton, asbes, papan dan lain-lain. i. Sampah hasil penghancuran gedung (demolition waste), adalah sampah yang berasal dari penghancuran dan perombakan bangunan atau gedung. j. Sampah khusus, yaitu sampah-sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya sampah beracun dan berbahaya, sampah infeksius, misalnya sampah radioaktif, kaleng cat, film bekas dan lain-lain. 10 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Sumber-sumber Sampah Sumber-sumber sampah diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori antara lain: a. Pemukiman penduduk Sampah ini terdiri dari sampah hasil kegiatan rumah tangga seperti hasil pengolahan makanan, dari halaman, dan lain-lain b. Daerah Perdagangan Sampah dari pusat perdagangan atau pasar biasanya terdiri dari kardus-kardus yang besar, kertas dan lainlain. c. Industri Sampah yang berasal dari daerah inustri termasuk smpah yang berasal dari pembangunan industri tersebut dan dari segala proses yang terjadi di dalam industri. d. Pertanian Sampah ini berupa sampah hasil perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa sayuran, dan lain-lain. e. Tempat-tempat Umum Contohnya sampah dari tempat hiburan, sekolah, tempattempat ibadah dan lain-lain. f. Jalan dan Taman g. Pembangunan dan pemugaran gedung h. Rumah sakit dan Laboratorium Faktor-faktor yang mmpengaruhi timbulan sampah Jumlah timbulan sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: a. Kepadatan, kegiatan dan jumlah penduduk. Suatu daerah yang berpenduduk lebih banyak akan menghasilkan timbulan sampah lebih banyak apabila dibandingkan dengan daerah yang berpenduduk sedikit, demikian pula jenis dan jumlah kegiatannya. 11 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

b. Geografi, faktor geografi memberikan pengaruh terhadap timbulan sampah, umpamanya sampah di daerah pegunungan akan berbeda dengan sampah dengan daerah pantai. c. Iklim dan Musim. Timbulan sampah dinegara beriklim empat musim, pada musim dingin akan berbeda dengan pada musim gugur. Demikian pula timbulan sampah pada musim buah-buahan, panen, dan liburan akan meningkat. d. Sosial Ekonomi dan Budaya. Sosial ekonomi dan budaya suatu masyarakat menyngkut taraf hidup, selera, kebiasaan, tingkat pendidikan dan sebagainya akan mempengaruhi timbulan sampah. e. Teknologi. Sampah dipengaruhi teknologi, dengan teknologi sampah bisa didaur ulang sehingga timbulannya akan berkurang, contoh lainnya adalah incenerator. Penggunaan teknologi tinggi akan mempengaruhi jumlah timbulan sampah. f. Sumber atau asal Sampah. Timbulan sampah yang berasal dari pemukiman akan berbeda dengan sampah yang berasal dari rumah sakit atau laboratorium. 2. Prinsip pembuatan Briket dari sampah Organik Membuat briket sampah tidaklah terlalu sulit. Proses pertama adalah proses membuat arang. Bahan baku yang berupa sampah dibuat arang dengan cara dibakar dalam tabung tertutup. Jika dibakar di dalam ruang atau tabung terbuka maka sampah yang dibakar akan menjadi abu. Pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan drum atau bak di dalam tanah. Setelah menjadi arang, sampah bakar kemudian digiling atau ditumbuk hingga berbentuk bubuk arang. 12 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Selanjutnya, bubuk arang tersebut dicampur dengan adonan perekat yang terbuat dari kanji. Perbandingan campurannya, setiap satu kilogram adonan perekat, campuran bubuknya sebesar sepuluh kilogram (1 kg adonan perekat: 10 kg bubuk arang). Setelah itu barulah dilakukan pencetakan dan pengepresan. Pengepresan merupakan bagian sangat penting karena menyangkut kualitas kepadatan briket. Semakin padat briket, makin semakin tinggi daya nyala apinya. Proses pencetakan briket menentukan briket yang akan dibuat. Cetakan briket pun beragam, ada yang kotak dan ada juga yang bulat. Setelah proses pencetakan selesai, briket yang masih basah itu kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama kurang lebih 2 hari. jika tak ada panas, atau pada saat musim hujan, briket yang masih basah cukup didiamkan selama 4 hari. Setelah kering, briket pun siap digunakan. 3. Langkah-langkah pembuatan Briket dari sampah Organik Alat dan Bahan : Alat: - Drum (untuk pembakaran) - Sekop - Ember - Tongkat kayu(pengaduk) - Wadah(baskom/panci) - Cetakan briket (pipa pvc atau bambu) - Lesung (penumbuk) - Anglo(cetakan briket) Bahan: - Sampah organik kering(daun, tempurung kelapa, serbuk gergaji, dll) 13 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

- Perekat alami atau buatan(lem aci atau daun talas) - Minyak tanah Cara membuat : a) Siapkan drum (untuk proses pembakaran/pengarangan sampah organik) b) Sampah organik (misal daun kering) dimasukkan ke dalam drum dan dibakar. Penyalaan awal dapat dilakukan dengan menggunakan minyak. Selanjutnya, setelah api menyala, sampah dapat dimasukkan ke dalam drum pembakaran sedikit demi sedikit agar nyala api tidak padam. c) Selama proses pembakaran harus dijaga agar tidak ada udara yang keluar masuk drum secara leluasa. Jika udara dapat keluar masuk drum maka pembakaran tidak akan menghasilkan arang melainkan abu. d) Agar proses pembakaran atau pengarangan merata, selama proses pembakaran bisa sampah diaduk aduk e) Bila proses pengarangan sudah selesai, api bisa dimatikan. Jika proses mematikan api agak susah bisa disiram dengan air sedikit. f) Kumpulkan arang yang terjadi dan simpan ditempat yang aman. g) Siapkan penumbuk, misalnya lesung, kemudian arang yang tersedia ditumbuk halus hingga menjadi bubuk arang. Selanjunya kumpulkan bubuk arang tersebut pada suatu tempat misalnya ember. h) Siapkan lem kanji dan encerkan dengan air panas. i) Campurkan kanji tersebut dengan bubuk arang sehingga menjadi adonan yang lengket. Selanjutnya, adonan diadukaduk agar semua bahan tercampur rata dan cukup lengket. 14 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

j) Siapkan cetakan briket. Bisa dibuat dari pipa PVC yang dipotong-potong dengan ukuran secukupnya. Atau bisa menggunakan batang bambu yang dipotong-potong. k) Setelah cetakan siap, masukkan adonan yang telah disiapkan ke dalamnya dengan cara dipadatkan, lalu setelah padat dan berbentuk, keluarkan dari cetakan. l) Setelah dikeluarkan dari cetakan, jemur briket yang masih basah dibawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Catatan: - Ukuran dan bentuk cetakan briket sampah organik bermacammacam, ada yang besar dan ada yang kecil, tergantung pada kegunaannya. Bahkan, pembuatan briket langsung dapat dikepal dengan tangan. - Tempat cetak yang dapat dipakai juga bermacam-macam, misalnya kaleng susu, cangkir, atau bekas botol minuman yang terbuat dari plastik. - Briket sampah organik yang telah kering langsung dapat digunakan untuk memasak dengan cara dibakar dalam tungku atau anglo. 4. Langkah-langkah Pengoperasian Briket Sampah Organik - Siapkankan anglo, masukan briket batubara kedalam anglo sesuai kapasitas anglo. - Tambahkan briket batubara yang telah direndam dalam minyak tanah kurang lebih sebanyak 10-15 butir di bagian atas. - Sulut briket yang basah minyak tanah, biarkan menyala dan merambat ke bawah. - Untuk mempercepat nyala diperlukan pengipasan dari bagian atas 15 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

5. Langkah-langkah Perawatan Dalam penggunaan briket sebagai bahan bakar alternatif ini, tidak ada perawatan khusus, karena penggunaan briket sifatnya praktis. Hanya saja untuk keamanan, simpanlah briket ditempat yang aman dan kering/tidak basah, jangan sampai briket menjadi lembab karena akan berpengaruh terhadap efektifitas pembakaran briket itu sendiri. VII. REFERENSI Lestari, Citra, dkk (2010), Karya Tulis Ilmiah (Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Briket Arang). SMAN 12 Makassar, Makassar. Murtadho, Djuli, dkk (1997), Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat, PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Nisandi (2007), Karya Tulis Ilmiah (Pengelolaan dan pemanfaatan Sampah Organik menjadi Briket Arang dan Asap Cair), FT. UGM, Magelang. Risma, R. Muhamad (2008), Kompos dan PressBio Sampah Padat Organik Skala Rumah Tangga, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Jombang. 16 / MI-3C Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti