BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. mengembangkan ide rancangan dan pencarian data. Adapun metode perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Setiap kota di Indonesia memiliki keanekaragaman dan keunikkan yang berbeda

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Kota dan Kabupaten Madiun tidak lepas dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. tersebut diperkuat dengan salah satu misi Kota Batu tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa objek wisata lain seperti Wisata Taman Air Sumber Udel,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kepariwisataan di Kota Surabaya. KBS merupakan satu-satunya

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri telah mengalami perkembangan pesat baik di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda-beda dalam menciptakan pakaian itulah yang disebut mode.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan nabi-pun juga mengkonsumsinya. Seperti diriwayatkan oleh Maimunah

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior EF English First. Pendidikan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. langsungnya adalah bagi pemerintah, pengelola, dan masyarakat yang secara

BAB I PENDAHULUAN. dan melestarikan alam. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. 1. Membangkitkan kembali minat siswa dalam memahami Bahasa Inggris sebagai media komunikasi sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Objek. Salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan adalah area ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang dari tiga pilar program pembangunan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk yang cukup besar, berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan, dan konsep perancangan. Metode perancangan yang digunakan

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan. daya manusia yang handal dan berwawasan yang

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Program Komputer Acuan Bahasa c 2010 Ferli Deni Iskandar

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pariwisata dan persaingan global, serta kemajuan teknologi

BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Pemilihan Objek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Perangkat lunak adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG. maupun wisata rekreasi. Wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan serta dijadikannya manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Hal ini tertuang dalam firman Allah Q.S Al-Hujuraat [49]:13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal Q.S Al-Hujuraat [49]:13. Pada ayat tersebut terdapat seruan Allah kepada umat manusia untuk saling mengenal antar keluarga, ras, marga, suku ataupun antar bangsa. Allah menyeru demikian karena sebuah hikmah yaitu untuk saling mengenal dan tidak menjadikan manusia seperti hewan yang tidak mengenal hewan lain. Sikap saling mengenal ini diharapkan akan menghasilkan sikap saling membantu yang sangat penting untuk terciptanya sebuah masyarakat yang baik dan bahagia (Al-Jazairi, 2009:917-918). Bahasa merupakan salah satu alat untuk saling mengenal antar ras, marga, suku ataupun antar bangsa. Mengingat bahwa bahasa menjadi alat utama dalam komunikasi yang memiliki daya ekspresi dan informasi yang besar. Bahasa sangat 1

2 dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa bisa menemukan kebutuhan mereka dengan cara berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Sebagai anggota masyarakat yang aktif dalam kehidupan sehari-hari orang sangat tergantung pada penggunaan bahasa. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa di mana ada masyarakat di situ ada penggunaan bahasa. Dengan kata lain di mana ada aktivitas terjadi di situ aktivitas bahasa terjadi pula (Indah dan Abdurrahman, 2008: 46). Dalam peribahasa disebutkan bahwa bahasa menunjukkan bangsa (Wilujeng, t.t: 142). Peribahasa ini mempunyai kandungan makna bahwa bahasa seseorang menunjukkan darimana orang tersebut berasal. Beraneka ragamnya bangsa atau negara asal manusia menyebabkan berbagai macam bahasa yang ada di dunia. Ini dikarenakan bahasa juga merupakan hasil kebudayaan setiap bangsa atau negara. Setiap bangsa atau negara memiliki bahasa nasional, seperti Negara Indonesia dengan Bahasa Indonesia. Bahasa nasional digunakan untuk berkomunikasi dengan orang dalam satu negara asal. Lantas bagaimana jika ingin berkomunikasi dengan orang lain yang berasal dari negara yang berbeda? Di dunia ini juga terdapat bahasa internasional sebagai alat komunikasi universal antar negara. Bahasa internasional yang telah disepakati salah satunya adalah Bahasa Inggris (Grandong, 2010). Maka tidak dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia juga mempelajari Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya (Grandong, 2010). Pembelajaran bahasa asing ini selain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, hal ini juga sebagai upaya pemerintah untuk

3 memajukan sektor pariwisata, dalam hal penyediaan sumber daya masyarakat Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut Islam tidaklah melarang umatnya untuk belajar bahasa asing bahkan Islam sangat menganjurkan terlebih untuk tujuan syiar agama Islam. Melalui bahasa itulah Islam dapat mengajarkan ajaran-ajarannya bagi umatnya dan berkembang luas di seluruh penjuru dunia seperti sekarang ini. Selain itu, bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia yang memiliki kedudukan strategis dalam penyampaian informasi dan pemahaman suatu peradaban. Dengan bahasa, baik lisan maupun tulisan manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Seperti hadis di bawah yang berisi tentang bagaimana Rasulullah menganjurkan untuk mempelajari bahasa lain karena akan mendatangkan manfaat. Diriwayatkan dari Ibnu Tsabit ra. Bahwasannya Nabi SAW Bersabda: Wahai Zaid, pelajarilah baca tulis bahasa Yahudi (Ibrani) saya sangat tidak percaya pada mereka (Yahudi), bila saya diktekan sebagai sekretaris saya. Zaid menjawab: Saya siap ya Rasulullah (maka saya mempelajarinya). Selang setengah bulan kemudian, saya berhasil menguasainya dan apabila Rasulullah hendak menulis surat pada orang-orang Yahudi, maka saya menuliskannya dan membacakan surat tersebut ketika Rasulullah dikirimi surat oleh mereka. Kemudian dalam riwayat lain, Rasulullah bertanya: Apakah kamu menguasai bahasa Suryani (Nasrani) sesungguhnya saya telah menerima surat dari mereka. Maka saya menjawab: Tidak Rasulullah berkata: Pelajarilah (bahasa Suryani), maka saya pun mempelajarinya. (H. R Turmudzi dalam Hasanah, 2010: 17). Faktanya di Indonesia pembelajaran Bahasa Inggris secara formal diberikan mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Adapun

4 pembelajaran Bahasa Inggris secara informal dapat diperoleh dari belajar secara otodidak maupun dari kursus. Hampir di setiap kota terdapat tempat kursus bahasa asing, namun di Jawa Timur, tepatnya di Kota Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri sudah terdapat satu pusat yang menyediakan tempat kursus Bahasa Inggris secara efektif. Kawasan tempat kursus tersebut berada di Dusun Singgahan, Dusun Mangunrejo, sebagian Dusun Tegalsari dan sebagian Dusun Mulyoasri. Di Dusun Singgahan, Desa Pelem inilah awal munculnya kursus Bahasa Inggris yang diprakarsai oleh Bapak M. Kalend Osen sebagai pendiri Basic English Course (BEC) tahun 1977. Awalnya Bapak M. Kalend mendirikan BEC untuk membantu sejumlah mahasiswa yang kesulitan memahami teks-teks Bahasa Inggris. Ternyata usaha Bapak M. Kalend tersebut mendapat sambutan antusias warga. Hingga BEC tumbuh menjadi lembaga kursus terbesar di Pare dengan siswa mencapai 800 orang setiap enam bulannya (Prasetyo, 2008). Suksesnya BEC kemudian memunculkan berbagai tempat kursus Bahasa Inggris selain BEC. Saat ini telah lebih dari 100 buah lembaga bimbingan belajar menawarkan kursus Bahasa Inggris dengan program D2, D1 atau short course untuk mengisi waktu liburan. Hal tersebut menjadikan Kota Kecamatan Pare sebagai pusat belajar Bahasa Inggris yang murah, efisien dan efektif sudah terkenal hingga keluar Pulau Jawa (www.wikipedia.com diakses pada 26 Februari 2011). Akhir-akhir ini selain menyediakan tempat kursus Bahasa Inggris juga mulai menawarkan kursus bahasa asing lainnya, seperti Bahasa Arab, Bahasa

5 Jepang dan Bahasa Mandarin. Dari sinilah kemudian masyarakat lebih sering menyebut kawasan tempat kursus tersebut dengan istilah Kampung Inggris Kampung Inggris telah sukses membuat peserta didiknya mampu berbahasa Inggris secara aktif maupun pasif. Hal ini mengundang animo masyarakat untuk mendatangi dan belajar Bahasa Inggris di Pare. Animo masyarakat untuk belajar Bahasa Inggris di Pare meningkat dari tahun ke tahun, terutama pada saat libur sekolah maupun kuliah. Prosentase jumlah pendatang pada liburan sekolah atau kuliah meningkat hingga 80%. Melihat fenomena tersebut, Dusun Singgahan dan Desa Tulungrejo dapat dikatakan memiliki potensi dalam pengembangan kursus Bahasa Inggris. Namun perlu diketahui bahwa posisi Indonesia dalam berbahasa Inggris versi EF EPI (English First English Proficiency Index) berada pada urutan ke-34 dari 44 negara. EF English Proficiency Index juga menunjukkan fakta menarik, korelasi antara kemampuan berbahasa Inggris dengan pendapatan nasional per orang di negara tersebut. Korelasinya jelas terlihat antara tingginya tingkat pendidikan dan kemapanan bidang ekspor negara bersangkutan (Kompas, 26 September 2011). Tergerak dari fenomena di atas maka diperlukan adanya pengembangan kursus Bahasa bahasa di Kampung Inggris. Dalam hal ini penulis menggunakan metode kuisioner sebelum melakukan perancangan pengembangan kursus Bahasa Inggris. Kuisioner ini dilakukan secara acak dengan sasaran adalah peserta dididk yang sedang atau pernah belajar Bahasa Inggris di Kampung Inggris. Hal ini bertujuan untuk mengetahui fasilitas-fasilitas apa saja yang dibutuhkan oleh

6 peserta didik dalam mendukung proses pembelajaran. Dengan adanya fasilitasfasilitas pendukung diharapkan Kampung Inggris lebih berkembang dan dapat pula meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar Kampung Inggris. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare yaitu bertujuan memfasilitasi pembelajaran Bahasa Inggris yang sudah ada secara edukatif, rekreatif, indah dan selaras dengan alam. Selain sebagai tempat berkunjung untuk belajar Bahasa Inggris juga diharapkan kawasan ini juga mampu menjadi tempat rekreasi bagi pengunjungnya, terutama bagi pengunjung yang datang ke Kampung Inggris pada saat liburan sekolah atau kuliah. Diharapkan dengan adanya Perancangan Fasilitas Penunjang Kawasan Kampung Inggris Pare ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan meningkatkan indeks kemampuan Bangsa Indonesia dalam menggunakan Bahasa Inggris di tingkat dunia. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare mengangkat tema ekowisata. Tema ekowisata secara ringkas merupakan bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan mengkonservasi lingkungan, melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Pemilihan tema tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa ekowisata lebih menekankan pada aspek konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di sekita tempat wisata. Ekowisata dipercaya sebagai konsep wisata yang baik dan bertanggungjawab terhadap alam. Hal ini seperti di tegaskan dalam firman Allah Surat Al-a raf ayat 56.

7 Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo alah kepada-nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik. (QS. Al A raf [7]: 56) Pada ayat di atas terdapat larangan Allah yang diserukan kepada umat manusia. Larangan tersebut adalah larangan membuat kerusakan di muka bumi, pengrusakan merupakan salah satu bentuk pelampauan batas (Shihab, 2002: 119). Ayat tersebut juga memberikan pelajaran bagi manusia tentang interaksi kehidupan sosial, bersahabat dengan alam yang menjadikan manusia memahami adab dan koridor pemanfaatan alam. Adab manusia terhadap alam berkaitan erat dengan adab manusia terhadap Allah, karena Dia-lah yang menciptakan dan memelihara alam semesta. Merusak alam semesta berarti merusak apa yang telah diciptakan dan dipelihara oleh Allah (Junara dan Putrie, 2009: 124). Belajar bahasa bukan hanya dapat dilakukan di dalam ruangan kelas dengan metode yang serius, belajar bahasa juga dapat dilakukan sambil berwisata (belajar sambil bermain). Memanfaatkan alam, konservasi lingkungan dan memperdayakan masyarakat sekitar merupakan salah satu cara penerapan aspekaspek ekowisata dalam Perancangan Fasilitas Pendukung Kampung Inggris Pare. Misalnya dengan adanya homestay yang dikelola secara langsung oleh masyarakat Kampung Inggris.

8 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana rancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare yang edukatif rekreatif? 1.2.2. Bagaimana penerapan tema ekowisata dan nilai-nilai keislaman ke dalam Rancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare? 1.3. Tujuan Perancangan 1.3.1. Menciptakan rancangan Fasilitas Pendukung kawasan Kampung Inggris Pare yang edukatif rekreatif. 1.3.2. Menerapkan tema ekowisata dan nilai-nilai keislaman ke dalam rancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare. 1.4. Manfaat Perancangan 1.4.1. Bagi Masyarakat Sekitar Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare bermanfaat bagi masyarakat yaitu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. 1.4.2. Bagi Pemerintah Daerah Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare bermanfaat bagi pemerintah daerah yaitu dapat pendapatan daerah. 1.4.3. Bagi Akademis Bagi akademis bermanfaat sebagai tempat belajar Bahasa yang menyenangkan. Selain itu juga dapat bermanfaat sebagai objek studi banding dan literatur.

9 1.5. Batasan Objek dan Tema Luasnya ruang lingkup permasalahan dalam latar belakang di atas, memerlukan pembatasan-pembatasan sebagai berikut: 1.5.1. Batasan Objek 1.5.1.1 Lokasi Tapak dipilih di daerah pengembangan Kampung Inggris di Desa Tulungrejo, Pare, Kabupaten Kediri. 1.5.1.2 Pengguna Berdasarkan kuisioner yang telah dilakukan maka pengguna dibatasi hanya pada usia 17-25 tahun. Hal ini mengingat mayoritas pengunjung adalah mereka yang masih berusia SMA dan mahasiswa. 1.5.1.3 Fasilitas yang dirancang Batasan fasilitas yang akan dirancang dibatasi sesuai dengan hasil kuisioner yang telah dilakukan oleh penulis pada tahun 2012, adalah sebagai berikut: 1. Laboratorium bahasa 2. Perpustakaan 3. Auditorium 4. Taman 5. Asrama, dalam perancangan di arahkan ke home stay. 6. Gedung debat 7. Fasilitas Jasa

10 1.5.2. Batasan Tema Penerapan tema ekowisata pada Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare dibatasi pada prinsip-prinsip: 1. Sustainable. 2. Pendidikan. 3. Partisipasi Masyarakat dan Peningkatan Ekonomi. 4. Rekreatif.