Program Studi Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

Boundary condition yang digunakan untuk proses simulasi adalah sebagai berikut :

Lucky.K.Octatriandi. Program StudiTeknikMesin, FakultasTeknik, UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta (

SIMULASI CFD ALIRAN STRATIFIED AIR-UDARA SEARAH PADA PIPA HORISONTAL

PERNYATAAN. Yogyakarta, 17 Agustus Immawan Wahyudi Ahyar. iii

SIMULASI CFD ALIRAN ANNULAR

Yogyakarta, Lucky.K.Octatriandi. iii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

Studi Numerik Pengaruh Sudut Bukaan Damper Pada Saluran Udara (Studi Kasus di PT. PJB UP Gresik)

STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT

SIMULASI NUMERIK PENINGKATAN PERPINDAHAN PANAS PADA PENUKAR KALOR DENGAN RECTANGULAR- CUT TWISTED TAPE INSERT

PERNYATAAN. Yogyakarta, Februari Penulis. Achmad Virza Mubarraqah. iii

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

MOTTO. (Q.S. Ar-Ra du : 11) (Dedy Milano) Ing Madya Mangun Karsa, Ing Ngarsa Sun Tulodho, Tut Wuri Handayani (Ki Hajar Dewantara) (Ayahanda & Ibunda)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ` 2.1. Tinjauan Pustaka

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PROSES PENYEBARAN LIMBAH CAIR PADA AIR TANAH

(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo

Gambar 4.1. Profil Temperatur Pada Posisi Aksial Variasi (Psti = Pa, ṁco,i = 6,9 x 10-4 kg/s)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-673

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE ( AIR - UDARA ) MELEWATI ELBOW 30 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 60

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

PENGARUH BILANGAN REYNOLDS TERHADAP KARAKTERISTIK KONDENSOR VERTIKAL TUNGGAL TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIMULASI ALIRAN UDARA DALAM RAM-AIR INTAKE PADA SEPEDA MOTOR SPORT DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN DUA FASE AIR-UDARA MELEWATI ELBOW 75⁰ DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 15

PENGARUH DENSITAS DAN VISKOSITAS TERHADAP PROFIL KECEPATAN PADA ALIRAN FLUIDA LAMINAR DI DALAM PIPA HORIZONTAL

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA VERTIKAL

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

Analisis Komputasi Pengaruh Geometri Muka dan Kontrol Aktif Suction Terhadap Koefisien Tekanan Pada Model Kendaraan

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

STUDI EKSPERIMEN STRUKTUR ANTAR MUKA ALIRAN STRATIFIED PADA ALIRAN DUA FASA ADIABATIS SEARAH BERDASAR NILAI BEDA TEKANAN

PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Pengaruh Viskositas terhadap Aliran Fluida Gas-Cair melalui Pipa Vertikal dengan Perangkat Lunak Ansys Fluent 13.0

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI PITCH COILED TUBE TERHADAP NILAI HEAT TRANSFER DAN PRESSURE DROP PADA HELICAL HEAT EXCHANGER ALIRAN SATU FASA

Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

RANCANG BANGUN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA HORISONTAL

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Tube Platen Superheater PLTU Pacitan

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-198

OPTIMASI KONDENSOR SHELL AND TUBE BERPENDINGIN AIR PADA SISTEM REFRIGERASI NH 3

PENGARUH HUMIDITY DAN TEMPERATURE TERHADAP KENYAMANAN PEMAKAIAN HELM TENTARA MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) FLUENT

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung pada bulan Mei 2014 sampai September 2014.

Penentuan Sub-sub Pola Aliran Stratified Air-Udara pada Pipa Horisontal Menggunakan Pengukuran Tekanan

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) DALAM MENGANALISIS SISTEM PENGERING IKAN TUNA BERTENAGA SURYA

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP

Simulasi Kondisi sirkulasi udara di dalam suatu ruangan ibadah

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

The Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD ABSTRAK

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN OSBORNE REYNOLDS APPARATUS PIPA HORIZONTAL

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-174

INVESTIGASI POLA ALIRAN UDARA DALAM BANGUNAN BERTINGKAT AKIBAT PENGARUH PENGHALANG DI DEPAN DAN DI BELAKANGNYA

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA

Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281, Indonesia ABSTRAK

INST-06: PENGEMBANGAN DESAIN TEROWONGAN ANGIN SEDERHANA

Prosiding SNaPP2015 Sains dan Teknologi ISSN EISSN Subagyo

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TIPE JENDELA TERHADAP POLA ALIRAN UDARA DALAM RUANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Transkripsi:

TUGAS AKHIR SIMULASI CFD UNTUK FLUKTUASI TEKANAN PADA KONDENSASI STEAM PADA PIPA KONSENTRIK HORISONTAL DENGAN PENDINGINAN SEARAH DIDALAM RUANG ANULUS Haris Setiawan Program Studi Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email : harissetiawan287@gmail.com Abstract Pola aliran menjadi poin penting dalam studi kasus aliran dua fasa, misal pada fasa cairgas. Sebuah eksperimen pola aliran dua fasa pada perstiwa kondensasi aliran steam dengan pendinginan dari luar searah berdasarkan fluktuasi beda tekanan pada pipa anulus horisontal dilakukan dengan memvariasikan kecepatan superfisial steam. Penelitian ini menggunakan metode Computational Fluid Dynamic (CFD) dengan menggunakan software Ansys Fluent 15. Geometri dalam penelitian ini adalah sebuah pipa konsentrik dengan bagian dalam dari bahan tembaga (d in = 17,2 mm, d 0 = 19 mm), dan bagian luar dari bahan besi galvanis (d in = 108,3 mm, d 0 = 114,3 mm), dan panjang pipa anulus 1,6 m. Penelitian dilakukan dengan varisai kecepatan superfisial uap mulai dari J G = 0,1409 m/s sampai J G =1,8620 m/s yang diukur pada posisi aksial untuk posisi atas, samping, dan bawah dengan jarak 10 cm, 30 cm, 55 cm, 100 Cm, dan 150 cm. Hasil penelitian menunjukkan distribusi tekanan membentuk pola wavy. Tekanan pada posisi atas dan bawah mengalami penurunan tekanan saat menuju sisi outlet, sedangkan pada posisi samping tekanannya berfluktuasi. Semakin tinggi nilai kecepatan superfisial steam maka tekanan pada posisi samping akan semakin meningkat. Kata kunci : Ansys Fluent, Aliran Fluida, Komputasi Dinamika Fluida, Kondensasi. 1. Pendahuluan Aliran fluida merupakan fenomena yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi dari ilmu mekanika fluida ini memiliki peran penting dalam bidang industri, pertanian, kedokteran, dan lain sebagainya. Dalam bidang industri misalnya, ilmu mekanika fluida berperan penting dalam perancangan sebuah sistem perpipaan. Setiap aliran fluida berpotensi terjadinya sebuah fenomena water hammer yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Dalam proses perancangan sistem perpipaan diperlukan perhitungan yang tepat guna menghindari kemungkinan buruk seperti halnya fenomena water hammer ini. Dewasa ini, terdapat metode berbasis sistem komputer yang mampu melakukan suatu analisa terhadap fenomena aliran fluida. Sehingga kemungkinan buruk yang terjadi dalam suatu sistem perpipaan seperti halnya fenomena water hammer dapat dihindari karena sebelum sistem perpipaan dirancang dapat disimulasikan terlebih dahulu sehingga pola yang nantinya akan 1

terjadi dalam sistem tersebut dapat diketahui. Computational Fluid Dynamic (CFD) sangat cocok digunakan untuk melakukan analisa terhadap sebuah sistem yang rumit dan sulit dipecahkan dengan perhitungan manual. Dengan kelebihannya tersebut CFD sering digunakan untuk melakukan analisa terhadap suatu pola sebuah sistem. Adapun software CFD yang sering digunakan adalah FLUENT, XFlow, dll. Dalam penelitian ini dilakukan analisa terhadap suatu proses aliran fluida dengan pendinginan searah pada pipa anulus horisontal menggunakan aplikasi CFD Ansys FLUENT 15 untuk mendapatkan profil distribusi tekanan dan grafik distribusi tekanan. 2. Metode Penelitian Proses penelitian berbasis modeling menggunakan aplikasi CFD Ansys Fluent 15 ini pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahapan : Pre-Processing, Processing, dan Post- Processing. Pre-Processing meliputi pembuatan geometri dan meshing, pengidentifikasian batas pada geometri, pengecekan mesh. Processing meliputi penentuan kondisi batas, proses numerik, dan iterasi. Post- Processing meliputi plot distribusi tekanan dan temperatur, dll. Penelitian ini menggunakan metode Computational Fluid Dynamic (CFD) dengan menggunakan software Ansys Fluent 15. Geometri dalam penelitian ini adalah sebuah pipa anulus dengan bagian dalam dari bahan tembaga (d in = 17.2 mm, d 0 = 19 mm), dan bagian luar dari bahan besi galvanis (d in = 108.3 mm, d 0 = 114.3 mm), dan panjang pipa anulus 1.6 m. Penelitian dilakukan dengan varisai kecepatan superfisial uap mulai dari J G = 0.1409 m/s sampai J G =1.8620 m/s. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Simulasi a) Aliran Dengan J G = 0,1409 m/s dan J L = 0,5041 m/s Diagram alir proses simulasi menggunakan Ansys Fluent 15 Gambar 3.1 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,1409 m/s dan J L = 0,5041 m/s saat 1 detik 2

Pada detik pertama terlihat fluktuasi perbedaan tekanan pada sisi inlet dan outlet, pada sisi inlet tekanan lebih tinggi dan dan pada sisi yang mengarah ke outlet tekanan semakin rendah. Gambar 3.2 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,1409 m/s dan J L = 0,5041 m/s saat 3 detik dengan kondisi Steam pada Gambar 3.3 yang membentuk garis lurus. Cairan kondensat dibagian bawah membentuk lapisan yang teratur dengan ketebalan tertentu. Ketebalan dari lapisan cairan kondensat akan mempengaruhi bentuk pola aliran. Jika Lapisan cairan kondensat yang terbentuk masih tipis maka aliran Steam tidak akan mengalami gangguan yang berarti dan tetap berada pada aliran satu fasa. Berbeda halnya bila lapisan cairan kondensat semakin tebal, hal tersebut akan membuat aliran Steam terganggu karena alirannya menabrak cairan kondensat dan terbentuklah pola aliran wavy. Bila ketebalan cairan kondensat semakin bertambah maka akan tertabrak oleh aliran Steam dan terdorong menuju sisi outlet dan menyebabkan slug yang menginisiasikan terjadinya water hammer. b) Aliran Dengan J G = 0,2697 m/s dan J L = 0,6112 m/s Gambar 3.3 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,1409 m/s dan J L = 0,5041 m/s saat 5 detik Simulasi dengan nilai J G = 0,1409 m/s dan J L = 0,5041 m/s menunjukkan distribusi tekanan membentuk cincin. Tekanan pada posisi yang dekat dengan dinding lebih rendah dibandingkan dengan bagian tengah, ditunjukkan dengan Gambar 3.3. Pada Gambar 3.3 dijelaskan bahwa tekanan berfluktuasi sangat kecil sesuai Gambar 3.4 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,2697 m/s dan J L = 0,6112 m/s saat 1 detik 3

Berdasarkan yang ditunjukkan oleh Gambar 3.7 akibat bertambahnya kecepatan superfisial Steam dan air menjadi J G = 0,2697 m/s dan J L = 0,6112 m/s distribusi tekanannya membentuk wavy. c) Aliran Dengan J G = 0,5949 m/s dan J L = 0,5219 m/s Gambar 3.5 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,2697 m/s dan J L = 0,6112 m/s saat 3 detik Gambar 3.8 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,5949 m/s dan J L = 0,5219 m/s saat 1 detik Gambar 3.6 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,2697 m/s dan J L = 0,6112 m/s saat 5 detik Gambar 3.9 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,5949 m/s dan J L = 0,5219 m/s saat 2 detik Gambar 3.7 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,2697 m/s dan J L = 0,6112 m/s saat 7 detik 4

d) Aliran Dengan J G = 0,8940 m/s dan J L = 0,5374 m/s Gambar 3.10 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,5949 m/s dan J L = 0,5219 m/s saat 3 detik Gambar 3.12 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,8940 m/s dan J L = 0,5374 m/s saat 1 detik Gambar 3.11 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,5949 m/s dan J L = 0,5219 m/s saat 5 detik Pada Gambar 3.11 ditunjukkan hasil simulasi pada detik ke-5 kondisi distribusi tekanan steam terlihat membentuk pola wavy. Pola wavy terbentuk dikarenakan oleh lapisan cairan kondensat yang menebal dibagian bawah pipa kondensat. Cairan yang menebal tersebut bertabrakan dengan aliran steam sehingga membentuk pola wavy tersebut. Perubahan pola aliran bisa juga dikarenakan oleh aliran yang semakin turbulen akibat meningkatnya bilangan Reynold. Gambar 3.13 Visualisasi Aliran Pada JG = 0,8940 m/s dan JL = 0,5374 m/s saat 2,5 detik 5

e) Aliran Dengan J G = 1,0755 m/s dan J L = 0,5132 m/s Gambar 3.14 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,8940 m/s dan J L = 0,5374 m/s saat 4 detik Gambar 3.16 Visualisasi Aliran Pada J G = 1,0755 m/s dan J L = 0,5132 m/s saat 2,5 detik Gambar 3.15 Visualisasi Aliran Pada J G = 0,8940 m/s dan J L = 0,5374 m/s saat 5 detik Gambar 3.15 menunjukkan pola distribusi tekanan steam yang terbentuk pada J G = 0,8940 m/s dan J L = 0,5374 m/s adalah wavy. Gambar 3.17 Visualisasi Aliran Pada J G = 1,0755 m/s dan J L = 0,5132 m/s saat 3 detik 6

f) Aliran Dengan J G = 1,8620 m/s dan J L = 0,5133 m/s Gambar 3.18 Visualisasi Aliran Pada J G = 1,0755 m/s dan J L = 0,5132 m/s saat 4 detik Gambar 3.20 Visualisasi Aliran Pada J G = 1,8620 m/s dan J L = 0,5133 m/s saat 2 detik Gambar 3.19 Visualisasi Aliran Pada J G = 1,0755 m/s dan J L = 0,5132 m/s saat 5 detik Gambar 3.19 menunjukkan bahwa simulasi dengan J G = 0,8940 m/s dan J L = 0,5374 m/s menghasilkan distribusi tekanan dengan pola wavy. Pola wavy terjadi karena ketebalan dari lapisan cairan kondensat yang semakin bertambah. Semakin tebal cairan kondensat yang terbentuk maka akan semakin berpotensi membentuk pola aliran slug. Pola aliran akan membentuk wavy-slug terlebih dahulu sebelum membentuk pola aliran slug. Gambar 3.21 Visualisasi Aliran Pada J G = 1,8620 m/s dan J L = 0,5133 m/s saat 5 detik Pada saat kecepatan superfisial Steam ditingkatkan secara signifikan dari J G =1,0075 menjadi J G =1,8620 yang terjadi adalah fluktuasi tekanan berubah secara signifikan. Fenomena ini sesuai dengan hukum Bernoulli yang menjelaskan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan kecepatan pada aliran fluida akan mengakibatkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. 7

Gambar 3.21 tersebut menunjukkan bahwa terjadi pola wavy pada bagian yang mendekati sisi outlet pipa, hal tersebut dikarenakan oleh terbentuknya cairan kondensat pada sisi yang mendekati outlet pipa akibat dari proses kondensasi. Cairan kondensat yang terbentuk terdorong oleh aliran Steam sehingga menumpuk dengan ketebalan tertentu dan terkumpul didaerah yang mendekati outlet. Pola aliran wavy belum berpotensi membentuk slug, akan tetapi bila terbentuk aliran wavy-slug ini untuk menggambarkan bahwa pola alirannya adalah wavy yang mendekati slug. Pola aliran slug inilah yang merupakan inisiasi terjadinya water hammer.. alirannya adalah wavy yang mendekati slug. Pola aliran slug inilah yang merupakan inisiasi terjadinya water hammer. 3.2 Pembahasan Hasil dari simulasi kemudian diolah menjadi grafik distribusi tekanan untuk dilihat fluktuasi tekanan yang terjadi. Pengukuran dilakukan pada posisi aksial pada jarak 10 cm, 30 cm, 55 cm, 100 cm, dan 150 cm dari inlet. fluktuasi tertinggi pada posisi atas dan bawah yaitu pada posisi aksial 25 Cm dari inlet. Pada posisi samping fluktuasi tekanannya tidak mengalami perubahan yang signifikan, nilainya berada stabil pada 0.02 Pa. Gambar 3.23. Grafik Distribusi Tekanan pada J G = 0,2697 m/s dan J L = 0,6112 m/s Gambar 3.24. Grafik Distribusi Tekanan pada J G = 0,5949 m/s dan J L = 0,5219 m/s Gambar 3.22 Grafik Distribusi Tekanan pada J G = 0,1409 m/s dan J L = 0,5041 m/s Gambar 3.22 menunjukkan Distribusi tekanan untuk J G = 0,1409 m/s dan J L = 0,5041 m/s pada posisi atas dan bawah memiliki tekanan yang sama polanya, Pada saat J G mengalami kenaikan, maka meningkat pula tekanan pada ruang anulus yang ditunjukkan oleh Gambar 3.23 dan Gambar 3.24. Tekanan pada posisi samping cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan posisi atas dan bawah, hal tersebut bisa dikarenakan oleh faktor gesekan yang terjadi antara steam dengan dinding ruang anulus. 8

Gambar 3.26 menunjukkan bahwa fluktuasi tekanan pada posisi atas dan samping tidaklah jauh berbeda dengan yang ditunjukkan oleh Gambar 3.25, akan tetapi kenaikan tekanan justru terjadi pada sisi samping yang mencapai titik tertinggi pada nilai 1,03 Pa pada lokasi aksial 25 Cm dari inlet. Gambar 3.25. Grafik Distribusi Tekanan pada J G = 0,8940 m/s dan J L = 0,5374 m/s Gambar 3.25 menunjukkan bahwa pada saat kecepatan superfisial ditingkatkan maka menyebabkan naiknya tekanan pada ruang anulus. Tekanan tertinggi berada pada posisi samping di jarak 150 Cm dari inlet dengan nilai tekanan mencapai 0,62 Pa, Hal serupa juga terjadi pada posisi atas dan bawah yang mengalami kenaikan tekanan. Pada Gambar 3.25 posisi atas tekanan tertinggi pada nilai 0,11 Pa dan posisi bawah tekanan tertinggi pada 0,08 Pa, kemudian pada Gambar 3.25 tekanan tertinggi untuk posisi atas adalah 0,18 Pa dan pada posisi bawah 0,12 Pa. Gambar 3.27 Grafik Distribusi Tekanan pada J G = 1,8620 m/s dan J L = 0,5133 m/s Pada saat kecepatan superfisial Steam ditingkatkan secara signifikan dari J G =1,0075 menjadi J G =1,8620 yang terjadi adalah fluktuasi tekanan berubah secara signifikan. Fenomena ini sesuai dengan hukum Bernoulli yang menjelaskan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan kecepatan pada aliran fluida akan mengakibatkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Penurunan tekanan tersebut karena adanya gesekan antara fluida yang mengalir dengan permukaan dinding pipa. Gambar 3.27 menunjukkan fenomena yang sesuai dengan hukum bernoulli, dimana posisi atas dan bawah merupakan steam yang bergesekan langsung dengan permukaan dinding pipa tekanannya mengalami penurunan. Gambar 3.26. Grafik Distribusi Tekanan pada J G = 1,0755 m/s dan J L = 0,5132 m/s 9

Aliran dengan J G = 1,8620 m/s dan J L = 0,5133 m/s perlu diwaspadai karena pada posisi samping fluktuasinya terus meningkat, karena salah satu inisiasi terjadinya fenomena water hammer adalah dengan adanya kenaikan tekanan signifikan secara tiba-tiba. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : a. Aliran dengan J G = 0,1409 m/s dan J L = 0,5041 m/s membentuk pola lurus pada distribusi tekanannya. Fluktuasi Tekanan pada grafik distribusi tekanan hasilnya adalah tekanan lebih tinggi pada posisi atas dan bawah, sedangkan posisi side tekanannya rendah dan tekanannya stabil. b. Aliran dengan J G = 0,2697 m/s J L = 0,6112 m/s dan J G = 0,5949 m/s J L = 0,5219 m/s distribusi tekanannya membentuk pola wavy. Fluktuasi Tekanan untuk kedua J G dan J L pada Grafik distribusi menunjukkan kesamaan bentuk fluktuasinya. Tekanan pada posisi samping lebih tinggi dibandingkan dengan posisi atas dan bawah dengan tekanan tertinggi pada posisi aksial 55 Cm dari inlet dan mengalami penurunan kembali pada saat menuju outlet. c. Aliran dengan J G = 0,8940 m/s dan J L = 0,5374 m/s distribusi tekanannya membentuk pola wavy. Fluktuasi Tekanan di grafik distribusi tekanan pada posisi tengah lebih tinggi dibanding posisi atas dan bawah. Pada posisi atas dan bawah tekanan uap mengalami penurunan sedangkan pada posisi samping tekanan berfluktuasi nilainya. d. Aliran dengan J G = 1,0755 m/s dan J L = 0,5132 m/s distribusi tekanannya membentuk pola wavy. Fluktuasi tekanan pada grafik distribusi tekanan di posisi atas dan bawah semakin menurun pada saat menuju outlet. Pada posisi samping tekanan mengalami peningkatan pada posisi aksial 25 Cm kemudian turun kembali saat menuju outlet. e. Aliran dengan J G = 1,8620 m/s dan J L = 0,5133 m/s sebaiknya diwaspadai, karena pada grafik fluktuasi tekanan pada posisi samping nilainya semakin meningkat. Fenomena water hammer inisiasi kemunculannya adalah dengan dengan adanya kenaikan tekanan signifikan secara tiba-tiba. f. Berdasarkan hasil simulasi aliran dibawah J G = 1,8620 m/s dan J L = 0,5133 m/s masih aman, sedangkan aliran J G = 1,8620 m/s dan J L = 0,5133 m/s perlu diwaspadai karena memiliki tanda-tanda munculnya fenomena water hammer. 5. Daftar Pustaka 1. Afolabi, Eyitayo. A. & Lee, J. G.M. 2013. CFD Simulation of a Single Phase Flow in a Pipe Separator Using Reynolds Stress Method. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences Vol 8, No 7, July 2013. 2. Akhtari, M., Haghshenasfard, M. & Talaie, M. 2013. Numerical and Experimental Investigation of Heat Transfer of α-al 2 O 3 / Water Nanofluid in Double Pipe 10

and Shell and Tube Heat Exchanger. Taylor & Francis Group, LLC. 3. Ansys Fluent User s Guide. 2013. Ansys, Inc. USA. 4. Behera, Siddharta Shankar. 2013. CFD Analysis of Heat Transfer in a Helical Coil Heat Exchanger Using Fluent. Departement of Mechanical Engineering, National Institute of Technology Rourkela. 5. Bhanuchandrarao, B. 2013. CFD Analysis AndPerformance of Parallel And Counter Flow In Concentric Tube Heat Exchangers. International Journal of Engineering Research & Technology (IJERT) Vol. 2 Issue 11, November 2013. 6. Poursaeidi, Esmaeil. 2011. Using CFD to Study Combustion and Steam Flow Distribution Effects on Reheater Tubes Operation. Journal of Fluids Engineering Vol 133. 7. Rahul H, Kanade. 2015. Heat Transfer Enhancement in a Double Pipe Heat Exchanger Using CFD. International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET) Vol 02. 9. Munson, Bruce. R., Young, Donald. F. & Okiishi, Ted. H. 2013. Fundamental of Fluid Mechanics 7 th Edition. John wiley & Son, Inc. 10. Song, Shengwei. 2014. Analysis of Y Type Branch Pipe Exhaust Ventilation Flow Characteristics. Applied Mechanics ang Materials Vols. 556-562, pp 1054-1058. Trans Tech Publications, Switzerland. 11. Sukamta. 2011. Temperature Profiles Based On Multilocations Of Condensation Of Steam Flow Cooled With Parallel Flowing Water In The Outside Of A Horizontal Pipe. 12. Tuakia, Firman. 2008. Dasar-Dasar CFD Menggunakan Fluent. Informatika. Bandung. 13. Versteeg, H. K. 1995. An Introduction to Computational Fluid Dynamics The Finite Volume Methode. Longman Scientific & Technical. England. 8. Mazumder, Quamrul. H. 2012. CFD Analysis of Single and Multiphase Flow Characteristic in Elbow. Journal of Scientific Research, Engineering, 2012, 4, 210-214. 11