KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

dokumen-dokumen yang mirip
ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

PERSEPSI PETANI KOOPERATOR TERHADAP EMPAT VARIETAS JAGUNG KOMPOSIT DI GIYANTI, KABUPATEN BLORA

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

Pedoman Umum. PTT Jagung

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

INTRODUKSI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI LAMPUNG. Dewi Rumbaina Mustikawati dan Yulia Pujiharti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA

2. BENIH TANAMAN JAGUNG

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

SISTEM PRODUKSI JAGUNG DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Muhammad Aqil dan Bunyamin Z. ABSTRAK

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

[ ] Pengembangan Varietas Jagung Putih untuk Pangan, Berumur Genjah dan Toleran Kekeringan Muhammad Azrai

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PEMETAAN PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI LAHAN KERING IKLIM KERING

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

PETULJUK LAPANGAN SELEKSI BENIH TANAMAN JAGUNG. Setelah selesai berlatih peserta dapat

ANALISIS USAHATANI JAGUNG TERHADAP KOMPONEN TEKNOLOGI PETANI PADA LAHAN SAWAH di KABUPATEN GOWA DAN TAKALAR

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB

SISTEM PRODUKSI BENIH SUMBER VARIETAS SUKMARAGA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN RAWA ABSTRAK

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Sistem Perbenihan Jagung

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT)

PERAN PTT JAGUNG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN FINANSIAL: KASUS DI DESA DONGGOBOLO KECAMATAN WOHA KABUPATEN BIMA NTB

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Yohanes Leki Seran, Medo Kote dan Joko Triastono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

Fauziah Yulia Andriyani dan Kiswanto: Produktivitas dan Komponen Hasil

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

JUDUL KEGIATAN: KAJIAN MODEL PTT DALAM BUDIDAYA JAGUNG LOKAL DAN POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG QPM SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF

TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)

Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung Senin, 22 Maret 2010

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

Transkripsi:

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA Endang Iriani, Munir Eti Wulanjari dan Joko Handoyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah Abstrak. Jagung termasuk komoditas pangan yang mendapat prioritas peningkatan produksi. Jawa Tengah merupakan penghasil utama tanaman pangan yaitu padi, jagung, dan kedele yang akhir-akhir ini kurang menggembirakan. Jagung di lahan kering sebagian besar diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pangan, dan sering diusahakan di lahan marginal, sehingga produksinya masih rendah. Kabupaten Blora merupakan sentra tanaman jagung ke 2 di jawa Tengah setelah Grobogan dengan luas tanam 65.956 ha. Tanaman Jagung di lahan kering di Kabupaten Blora hingga saat ini masih didominasi varietas lokal yang produksinya masih rendah sekitar 1-2 t/ha. Sementara hasil di tingkat penelitian dan pengembangan dapat mencapai 6-8 ton/ha. Dalam rangka meningkatkan produktivitas jagung di lahan kering kabupaten Blora perlu dilakukan introduksi varietas unggul baru melalui demplot varietas unggul jagung sebagai sarana untuk mengenalkan varietas unggul komposit yang dilakukan pada Mk 2009 (April Juli 2009), berlokasi di Desa Giyanti, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora dengan total luasan 5 hektar. Teknologi yang diterapkan varietas yang ditanam meliputi Lamuru, Sukmaraga, Arjuna, Gumarang, Bisma dan Srikandi Kuning, pengolahan tanah sempurna, pemupukan menggunakan Urea 250 kg/ha, dan NPK Phonska 300 kg/ha. Jarak tanam 70x40 cm dengan 2 biji/lubang. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan tinggi tanaman dan tinggi tongkol serta komponen produksi. Hasil pengkajian diperoleh bahwa rata-rata tinggi tanaman berkisar 211-255 cm dan tinggi tongkol 88-131 cm. Hasil keragaan produksi jagung pipilan kering dengan kadar 14% 4 (empat komunikasi pribadi) yang telah dipanen terdiri dari Arjuna, Lamuru, Sukmaraga dan Gumarang masing-masing rata-rata produksi mengalami peningkatan, masing-masing untuk varietas Sukmaraga sebesar 3,23 t/ha (70,68%) varietas lamuru sebesar 3,3 t/ha (71,3%), Gumarang 2,91 t/ha t/ha (68,5 5) dan varietas Arjuna yang mencapai 3,19 t/ha (70,39%) jika dibandingkan dengan varietas lokal yang hanya menghasilkan rata-rata 1-2 t/ha, peningkatannnya cukup tinggi. Kata Kunci : Keragaan, jagung komposit PENDAHULUAN Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu penyangga pangan nasional ke tiga setelah Jawa Timur dan Jawa Barat terutama dalam penyediaan beras dengan kontribusi rata-rata sebesar 15,59%. Secara umum produksi tanaman pangan terutama padi, jagung dan kedelai berdasarkan ARAM III tahun 2008 secara umum mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 luas tanam dan luas panen jagung di Jawa Tengah masing-masing mencapai 643.319 ha dan 839.354 hektar. Pada tahun yang sama produksi yang dicapai adalah 2.647.914 ton. Produksi tersebut jika dibanding dengan produksi tahun 2007 dari 2.233.992 ton menjadi 2.603.959 ton, kenaikannya sebesar 19,96 % (Dipertan 2008). Dari luas tanam yang terealisasi pada tahuh 2008, benih yang dibutuhkan mencapai 1.678.680 ton. Permasalahan yang sering terjadi adalah benih yang tersedia baru mencapai sekitar 16% (Dipertan 2008). Dari kondisi tersebut masih besar peluang dalam pemenuhan 138

kebutuhan benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak sudah varietas jagung khususnya untuk jagung komposit yang dihasilkan, akan tetapi adopsi di tingkat pengguna masih sangat rendah, hal tersebut antara lain karena keterbatasan ketersediaan benih dari segi jumlah, tidak tepat waktu dan tidak tepat mutu, sehingga banyak petani menjadi beralih pada hibrida yang dipasaran benih banyak tersedia. Alasan lain karena daya tumbuh seragam dan produksi tinggi. Sudaryanto (1999) mengemukakan bahwa selama ini telah banyak teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian dan teknologi spesifik lokasi telah diciptakan dan dikembangkan di daerah, namun demikian efektivitas pemanfaatan teknologi tersebut belum berjalan secara baik dalam meningkatkan daya saing komoditas pertanian. Dimyati (2004) bahwa kecepatan dan tingkat pemanfaatan teknologi pertanian hasil penelitian/pengkajian oleh pengguna cenderung lambat. Produktivitas pertanian di daerah marginal sangat rendah dan tidak stabil. Upaya peningkatan produktivitas pertanian belum dapat dilakukan secara optimal mengingat berbagai kendala biofisik dan sosial ekonomi. Faktor internal petani juga merupakan kendala yang tidak kecil pengaruhnya seperti keterbatasan kemampuan dan pengalaman petani membuat petani cenderung kurang memiliki dan memilih teknologi yang sama sekali baru, tetapi lebih menyukai teknologi yang telah ada. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung adalah mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu (Saenong 2007). Kabupaten Blora merupakan sentra tanaman jagung ke 2 di Jawa Tengah setelah Grobogan dengan luas tanam 65.956 ha. Tanaman jagung di lahan kering di Kabupaten Blora hingga saat ini masih didominasi varietas lokal yang produksinya masih rendah sekitar 1-2 t/ha. Sementara hasil di tingkat penelitian dan pengembangan dapat mencapai 6-8 ton/ha. Luas lahan usaha historis untuk pertanian +/- 61.000 ha. Terbagi dalam (Sutikno 2009) : 1. Irigasi teknis *) =7,00%, 2. Irigasi ½ Teknis**) = 14,00%, 3. Tadah Hujan = 66,00%, 4. Bero = 13,00%. *) Pengairan Glontoran dari Bengawan Solo. **) Pengairan dari Embung/bendungan/Waduk. Dalam rangka meningkatkan produktivitas jagung di lahan kering Kabupaten Blora, perlu dilakukan introduksi varietas unggul baru melalui demplot varietas unggul jagung komposit, dengan tujuan sebagai sarana untuk mengenalkan varietas unggul komposit di tingkat pengguna. Hal tersebut sesuai dengan program pengembangan tanaman jagung di Kabupaten Blora, yaitu Sebagai komoditas pendukung pendapatan ke II setelah tanaman padi ; Sebagai komoditas pokok sumber pendapatan petani pesanggem di lahan hutan ; Sebagai komoditas cadangan pangan dan perdagangan ke II setelah padi. Beberapa varietas unggul jagung komposit yang diintroduksikan merupakan hasil penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros yang masing-masing mempunyai keunggulan spesifik misalnya Bisma : potensi hasil : 8,0 t/ha, keunggulan : tahan rebah; Gumarang, potensi hasil : 8,0 t/ha, keunggulan : Umur Genjah (82 hari), Srikandi Kuning, potensi hasil:7,9 t/ha, keunggulan : protein bermutu; Lamuru, potensi hasil : 7,6 t/ha, keunggulan : toleransi kekeringan; Sukmaraga, potensi hasil :8,5 t/ha, keunggulan : tahan kemasaman; Arjuna, potensi hasil : 6,0 t/ha, keunggulan :tahan bulai. Menurut Paryono, et al. (2002) bahwa penyebab adanya kesenjangan hasil tersebut antara lain karena petani umumnya belum tahu atau tidak menerapkan teknologi hasil penelitian. Terdapat beberapa alasan, mengapa petani tidak menerapkan teknologi hasil penelitian; (a) teknologi tidak sampai kepada petani, (b) teknologi tidak sesuai dengan kebutuhan petani, (c) teknologi belum dipahami dan diyakini oleh petani, (d) petani kesulitan mendapatkan sarana produksi yang dianjurkan, dan (e) kemampuan modal petani terbatas. 139

BAHAN DAN METODE Kegiatan diawali dari koordinasi dan kesepakatan antara Puslitbangtan-BPTP- P4MI pusat dan Dinas Pertanian Kabupaten yang tentunya akan didukung oleh Dinas- Dinas terkait. Inovasi teknologi berasal dari Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros, Sulawesi dan dari BPTP Jawa Tengah sesuai spesifik lokasi. Penanaman telah dilaksanakan pada musim kering (MK) 2009, berlokasi di lahan petani di areal sekitar hutan, di Desa Giyanti, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Luas tanam untuk demplot sekitar 5 (lima) hektar yang diikuti petani kooperator sebanyak 12 orang. Teknologi yang diterapkan adalah varietas yang ditanam meliputi Lamuru, Sukmaraga, Arjuna, dan Gumarang. Untuk mengetahui perbedaan dengan yang biasa ditanam dibandingkan dengan pertanaman petani di sekitar yang menggunakan varietas lokal. Teknologi budidaya sesuai anjuran dan spesifik lokasi, pengolahan tanah dilakukan secara sempurna, pemupukan menggunakan Urea 250 kg/ha, dan NPK Phonska 300 kg/ha. Jarak tanam 70x40 cm dengan 2 biji/lubang. Untuk mengantisipasi terhadap penyakit bulai dilakukan perlakuan benih dengan menggunakan Metalaksil (Saromil) dengan dosis 5 gr/kg benih. Pengendalian hama dilakukan dengan melihat kondisi di Lapang. Pendampingan pengawasan dari BPSB, pembinaan dan pengawalan teknologi intensif dilakukan BPTP, Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros dan instansi terkait yang sesuai dengan kinerja di lapang di lingkup kabupaten Blora. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan tinggi tanaman dan tinggi tongkol serta komponen produksi (jumlah tanaman, jumlah tongkol, berat tongkola dan berat pipilan serta kadar air), masing-masing petak varietas di ubin 2 kali dengan ukuran ubinan 2,8 m x 5 m. HASIL DAN PEMBAHASAN KERAGAAN AGRONOMIS Hasil pengamatan visual yang dilakukan terhadap varietas yang diintroduksikan yaitu Lamuru, Sukmaraga, Arjuna dan Gumarang, menunjukkan bahwa daya tumbuh pertanaman rata-rata di atas 90%, sedang pertumbuhan vegetatif seperti tertera pada Tabel 1 dan Gambar 1. Tabel 1. Pertumbuhan vegetatif tinggi tanaman dan tinggi tongkol beberapa varietas unggul jagung komposit. Giyanti, Blora. MK 2009. Varietas Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Tongkol (cm) Lamuru 226 88 Sukmaraga 255 96 Arjuna 223 105 Gumarang 228 113 Lokal 137 50 140

300 250 200 150 100 50 0 Tinggi tanaman Tinggi tongkol (cm) Gambar 1. Pertumbuhan Vegetatif Tinggi tanaman jagung varietas unggul rata-rata berkisar antara 223 cm-255 cm, hasil ini terlihat jelas lebih tinggi dibanding dengan tinggi tanaman pada verietas lokal yang hanya mencapai 137 cm. Perbedaan antara varietas unggul dengan varietas lokal terjadi karena secara genetis untuk varietas unggul jelas sudah diperbaiki dengan beberapa keunggulannya, sedang pada varietas lokal masih sesuai aslinya dan hanya daya adaptasi tumbuh di lokasi yang mencirikan kelebihannya karena sudah ditanam secara turun temurun. Demikian juga untuk tinggi tongkol pada tanaman rata-rata pada varietas unggul berkisar antara 88 cm-113 cm sedang pada varietas lokal setinggi 50 cm. Dikatakan oleh Sania dan Azrai 2009 (komunikasi pribadi), bahwa tinggi tongkol sangat berperan dalam pembuatan benih jagung, terutama untuk posisi tongkol yang tidak terlalu tinggi dipilih untuk dijadikan benih kembali. Hal ini terkait dengan kemudahan dalam memanen akan mudah terjangkau jika posisi tongkol rendah. Dalam hal ini varietas lokal yang secara genetis kedudukan tongkol pada tanaman rata-rata rendah sebanding dengan tinggi tanamannya yang hanya mencapai rata-rata 137 cm. Dikatakan Mejaya 2007 bahwa varietas jagung bersari bebas tidak memiliki keseragaman penampilan di lapangan seperti halnya hibrida. Ketidakseregaman tersebut dapat diminimalisasi jika suatu varietas bersari bebas mengalami penyeleksian atau penyesuaian diri pada kondisi lingkungan tertentu sehingga mampu memperlihatkan keseragaman fenotipe. KERAGAAN KOMPONEN PRODUKSI Keragaan komponen produksi yang meliputi jumlah tongkol/hektar, berat tongkol/hektar, berat pipil/hektar pada kadar air panen tertera pada tabel 2 dan untuk gambaran produksi tertera pada Gambar 1 Tabel 2. Keragaan komponen produksi beberapa varietas jagung unggul komposit. Giyanti, Blora. MK 2009. Varietas Jumlah tongkol/ha Bobot tongkol Kg/ha Berat Pipil kg/ha Kadar Air 14 (%) Sukmaraga 61,334 6,200 4,25 14 Lamuru 58,667 5,667 4,67 14 Gumarang 62,044 6,462 4,25 14 Arjuna 59,111 6,222 4,53 14 Lokal 56,105 3,452 1,34 14 141

Dari hasil kajian menunjukkan bahwa produksi rata-rata varietas jagung unggul komposit yang diintroduksikan produksinya beragam yaitu antara 4,0 t/ha-5,4 t/ha pipilan. Jika dibandingkan dengan lokal jauh lebih tinggi yaitu terpaut sekitar 3-4 t/ha, tetapi jika dilihat pada varietas unggul yang diintroduksikan hasilnya rata-rata masih dibawah potensi hasilnya. Hal tersebut diduga karena faktor lingkungan yang mempengaruhi salah satunya iklim atau musim, kegiatan ini dilakukan di lahan kering yaitu di sekitar hutan di Wilayah Blora yang kondisi alamnya ketersediaan airnya sangat terbatas (Sutikno 2009). Dari kondisi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan tongkol atau produksi. Dikatakan oleh Zubachtirodin (2009) bahwa salah satu faktor pembatas produksi adalah cekaman lingkungan seperti cekaman air (kelebihan dan kekurangan), cekaman hara (defisiensi dan keracunan), terkena herbisida atau serangan hama dan penyakit akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal, atau tidak sesuai dengan morfologi tanaman. Kemudian untuk mengetahui kualitas hasil biji sangat ditentukan oleh kadar air panen oleh Saenong (2007) dikatakan bahwa kadar air benih yang akan dipipil merupakan faktor penentu mutu hasil pipilan. Kisaran kadar air terbaik untuk benih yang akan dipipil adalah 15-17%. Kadar air yang tinggi saat pemipilan mengakibatkan benih mudah rusak. KESIMPULAN Rata-rata tinggi tanaman berkisar 211-255 cm dan tinggi tongkol 88-131 cm. Keragaan produksi jagung pipilan kering dengan kadar 14 % yang telah dipanen terdiri dari Arjuna, Lamuru, Sukmaraga, dan Gumarang masing-masing 4,527 t/ha, 4,437 t/ha, 4,253 t/ha dan 4,247 t/ha. Rata-rata produksi mengelami peningkatan, masing-masing untuk varietas Sukmaraga sebesar 3,23 t/ha (70,68%) varietas Lamuru sebesar 3,95 t/ha (84,5%), Gumarang 2,91 t/ha (68,5%), varietas Arjuna yang mencapai 3,19 t/ha (70,39%) jika dibandingkan dengan varietas lokal yang hanya menghasilkan rata-rata 1-2 t/ha peningkatan hasilnya cukup tinggi. DAFTAR PUSTAKA Dimyati, 2004. Peranan pertanian dan perkebunan untuk mendukung kemandirian daerah. Makalah pada Workshop dan Seminar Nasional hasil-hasil Penelitian. Balitbang Propinsi Jawa Tengah. Mejaya, MJ., M.Azrai dan M. Neni Iriany. 2007. Pembentukan Varietas Unggul Jagung Bersari Bebas. Dalam Buku : jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. (http://balitsereal.litbang.deptan.go.id) diakses 15 Juli 2009. Paryono, TJ. Sarjana. E. Kushartanti, T. Suhendrata, B. Budiharjo, D. Prayitno, 2002. Evaluasi Dampak Teknologi Rekomendasi Jawa Tengah. Laporan Pengkajian BPTP Jawa Tengah. Saenong, S., M.Azrai, Ramlah, Rahmawati. 2007. Pengelolaan benih Jagung, dalam Buku : Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman pangan. Departemen Pertanian. Diakses (http://balitsereal.litbang.deptan.go.id) Diakses pada 15 Juli 2009. Sudaryanto T., I.W. Rusastra. A. Syam. 1999. Pendayagunaan dan komersialisasi Teknologi Pertanian Spesifik lokasi dalam Memyongsong Globalisasi Ekonomi. Prosiding Seminar Nasional. Pendayagunaan dan Komersialisasi Spesifik Lokasi dalam Rangka Pemulihan ekonomi dan Penciptaan Sistem Pertanian berkelanjutan. BPTP Ungaran. Fak. Peternakan Universitas Diponegoro. Lemlit Undip. Semarang. Zubachtirodin. 2009. Budidaya Jagung untuk Produksi Benih. Materi Pelatihan Pembinaan Penangkar Benih komposit Berbasis Komunal. Blora. Zubachtirodin. 2009. Teknologi Peningkatan Produksi jagung. Materi Pelatihan Pembinaan Penangkar Benih Komposit Berbasis Komunal. Blora. 142