Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Program Studi Teknik Geologi - Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.

dokumen-dokumen yang mirip
1.1. Geologi dan manfaat pemetaan 1.2. Pengetahuan geologi yang diperlukan 1.3. Pemetaan geologi 1.4. Pemetaan geologi permukaan 1.5.

" $ ' ( " $ "))* +, & " 1 2 ' 3 4 '. " - 5 / " & " $ " 7 ( " 3 " 4 ". " - $

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

: ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ORGANISASI : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Halaman. 362.

Beberapa Model Penelitian Kestabilan Lereng untuk Mahasiswa Program Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI BENCANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

PROGRAM STUDI MAGISTER REKAYASA PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

4. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang baik dan tahan lama. Bandara merupakan salah satu prasarana

BB. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI PAPUA

SOLUSI TAMBANG INDONESIA. Pro l Perusahaan PT. SOLUSI TAMBANG INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN BARITO UTARA

Zonasi Tingkatan Kerentanan Lahan Berdasarkan Analisis Kemiringan Lereng dan Analisis Kelurusan Sungai di Daerah Salopa, Kabupaten Tasikmalaya

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Batugamping Bukit Karang Putih merupakan bahan baku semen PT Semen

BAB I PENDAHULUAN. BAB I. Pendahuluan 1

BAB III LANDASAN TEORI

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

KOMPETENSI PEMANTAU KESTABILAN LERENG : IMPLIKASINYA TERHADAP PRODUKTIVITAS PENAMBANGAN SUMBER DAYA MINERAL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki tingkat keasaman tinggi dan sering ditandai dengan ph yang rendah.

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI

DAYA DUKUNG TANAH UNTUK DISPOSAL DI TAMBANG BATUABARA DAERAH PURWAJAYA, KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. Hal LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR FOTO...

PEMETAAN GEOLOGI. A. Peta Geologi. B. Pemetaan Geologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUKU PEDOMAN PERWALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

BAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Dokumen Kurikulum Program Studi Doktor Teknik Geofisika

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Jenis Bahaya Geologi

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);

: GEOLOGI DAERAH CITATAH, KECAMATAN CIPATAT, KABUPATEN BANDUNG BARAT PROPINSI JAWA BARAT

Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Program Studi Teknik Geologi - Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

Kewenangan Pengelolaan FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

PENGEMBANGAN MODEL SIG PENENTUAN KAWASAN RAWAN LONGSOR SEBAGAI MASUKAN RENCANA TATA RUANG Studi Kasus; Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik Geofisika

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) (2014), jumlah penduduk di

MAKALAH PENGEBORAN DAN PENGGALIAN EKSPLORASI

PARTURAN DAERAH KABUPTEN TANGGAMUS NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP

SNI Standar Nasional Indonesia. Pengawasan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Pertambangan adalah salah satu jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi.

DAFTAR ISI. Sambutan Rektor Institut Teknologi Bandung i. Prakata- Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung iii. Sambutan-Dewan Editorial v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KISI UJI KOMPTENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN GEOLOGI PERTAMBANGAN

Transkripsi:

Seri Mata Kuliah Zufialdi Zakaria Zufialdi Zakaria Laboratorium Geologi Teknik Program Studi Teknik Geologi - Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

1.1. Geologi dan manfaat pemetaan 1.2. Pengetahuan geologi yang diperlukan 1.3. Pemetaan geologi 1.4. Pemetaan geologi permukaan 1.5. Beberapa petunjuk dalam pemetaan geologi 1.6. Keselamatan kerja Geologi berguna bagi setiap perencanaan yang mengubah bentuk wilayah (terrain), baik dalam bidang pertambangan & energi, sipil & perencanaan, maupun dalam mitigasi kebencanaan geologi. Informasi awal mengenai geologi dapat dilihat oleh pengguna dalam bentuk Peta Geologi.. " # % &

""#% &' # ( ) # #* * +,-./0) # ' # 1 2 3 ( 4 5 ( / #. 6 0 # # ' # ( # # 7 ) # ' 1 8 4 # 5 # / #. '

Gambar 1.1. Bagan geologi beserta cabang-cabangnya sebagai satu kesatuan Ilmu terapan berkontribusi dengan sains, teknologi dan industri lainnya. (modifikasi dari Hirnawan, 2000) 1

( ) - ' 7 # ) ( ' ( 1 ( 2 9 Gambar 1.2. Aspek sumberdaya dan kebencanaan memerlukan kajian geologi 2

BAB 1. PENDAHULUAN 9 ) & 9 Lokasi : Rekayasa lereng stabil, Citatah, Padalarang, Jawa Barat(foto: Arief, 2000, inset foto; Zufialdi Zakaria, 1999) ( (: (9 Gambar 1.3. Pekerjaan desain lereng stabil memerlukan peta geologi sebagai data/informasi awal. 3

Lokasi : Penambangan pasir kuarsa, Samboja, Kalimantan Timur (foto: Sunarto, 2003) Lokasi : Eksplorasi geoteknik, sampling tanah dan batuan (foto: Sunarto, 2003) Gambar 1.4. Pencaharian bahan galian C (non logam) memerlukan peta geologi sebagai data/informasi awal. Gambar 1.5. Peta geologi juga diperlukan sebagai data awal pada kajian keteknikan geologi eksplorasi geoteknik 4

Lokasi : Eksplorasi hidrogeologi, pemboran air tanah (foto: Sunarto, 2003) Gambar 1.6. Pemboran dalam pencaharian air bersih memerlukan peta Geologi sebagai data awal. Lokasi: Tambang batubara, Kalimantan Timur (foto: Sapari Dwi Hadian, 2005). Penambangan batubara memerlukan pemetaan geologi batubara sebagai data awal untuk mengetahui sebarannya maupun cadangannya. Gambar 1.7. Tambang batubara yang telah dibuka di salah satu perusahaaan tambang batubara di Kalimantan Timur 5

Lokasi: Pasir Cangkorah, Cimahi (foto: Wiwit Juwita, 2005) Peta geologi diperlukan sebagai dasar dalam menyelidiki sebaran bahan galian dan menyusun Peta Inventarisasi Bahan Galian C Lokasi: Jayagiri, Lembang, Jawa Barat (Foto : DVMBG, 2005 ) Kajian aspek kebencanaan lokal juga memerlukan peta geologi detail (yang akan bermanfaat bagi peta geologi teknik), sebagai data awal untuk rekayasa lereng stabil maupun antisipasi longsor Gambar 1.8. Penambangan material bahan galian C. Di sini diperlukan peta geologi sebagai data awal untuk inventarisasi sebaran bahan galian C. Gambar 1.9. Gerakan tanah (longsor) di Jayagiri, Lembang, Jawa Barat. Tampak pada bagian bawah bukit terdapat rumah-rumah penduduk yang terancam longsor, /

Lokasi: Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis. (Kompas, 19 Juli 2006 ) Kajian aspek kebencanaan yang lebih luas (seperti tsunami, misalnya) memerlukan peta geologi regional (yang akan bermanfaat bagi peta kebencanaan geologi & peta geologi lingkungan). Pengembangan wilayah dimana pun secara umum harus memperhatikan kondisi geologi. Gambar 1.10. Kondisi Pantai Pangandaran pasca tsunami yang melanda Pantai Selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah pada tanggal 17 Juli 2006. "(")%' # + # ) )- ) *)-.

&)- ; - ( ( -..4 %)- - #&+#,)- - #)- )- * ') ( &)- < < * ) 0

7 ) "-" # 9 #, - (-. /3 ) = '9 1( 2( 3% 4 Dalam Pemetaan Geologi, pengetahuan geologi dasar adalah sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pemetaan. Semakin banyak cabang-cabang ilmu geologi yang sudah dipelajari, maka akan semakin membantu dalam pengumpulan data yang komplit untuk pemetaan geologi (rekonstruksi kondisi geologi suatu daerah). Data yang lengkap akan mempermudah penafsiran dan rekonstruksi peta geologi.

"/"' #,, ) ' %.2.< >(.4'<%./0 ::, ) 6? #( ( - > ) = Catatan : HCl diperlukan untuk menguji ada/tidak kandungan korbonat pada batuan secara cepat. Indikasinya adalah adanya reaksi gelembung udara saat batuan diteteskan HCl. Reaksi kimianya sebagai berikut: Tabel 2 HCl + CaCO 2 CaCl2 + H 2 O + CO 2 '

%' @ " %%%% > '% ' "0" ''% ' % '% - % ), ) #( (,& ( 9 # = ## )#& 9(& 9 # % ( 9 1

Catatan : Peninjauan lapangan tidak sama dengan checking lapangan. Peninjauan lapangan bisa dilakukan saat pembimbingan di lapangan sebelum Anda dilepas untuk kerja mandiri Checking lapangan adalah pengecekan dengan syarat minimal Peta Kerangka Geologi sudah dibuat, atau lebih baik lagi jika peta-peta yang lain pun sudah dibuat. + ) (, % (, #(# ' > 1 %) > > 2 6 > % > # %> + 3 > > 4 ( # @ > )% %'7 %1 5 9 # / @ 9 #% = 2

. + 0 ( 9 6 > )> ' 1 9 > > > > ((6 "1" > A, %? > ( 9 > > B % % & '()* %..) 3

= ' = 1 = # 2 = > # % 3 = 4 5 = Rencanakan segala sesuatunya. Jadwal kegiatan dari awal sampai akhir perlu direncanakan. Arah lintasan perlu direncanakan sebelum turun ke lapangan. Jika Anda tidak merencanakan, maka Anda telah merencanakan kegagalan. Kegagalan bisa dalam bentuk tidak terpenuhinya target kualitas hasil pemetaan atau tidak terpenuhinya target waktu penyelesaian pekerjaan. 4

SOAL : PENDAHULUAN 1. Jelaskan satu persatu, dalam bidang apa sajakah geologi berperan? 2. Sebutkan beberapa cabang ilmu (min. 5) dalam geologi yang bermanfaat bagi sumberdaya energi. 3. Sebutkan beberapa cabang ilmu (min. 5) dalam geologi yang bermanfaat bagi sumberdaya mineral. 4. Sebutkan beberapa cabang ilmu (min. 5) dalam geologi yang bermanfaat bagi sumberdaya lahan. 5. Sebutkan beberapa cabang ilmu (min. 5) dalam geologi yang bermanfaat bagi pemetaan. 5