Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

dokumen-dokumen yang mirip
Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

MENGIDENTIFIKASI AMANAT PENGGALAN CERPEN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL MANDATE OF IDENTIFYING CONTEXTUAL APPROACH THROUGH FRAGMENT OF THE SHORT STORY

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

Elly Junaidah SMP Negeri 8 Bandar Lampung ABSTRACT

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

PENERAPAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKAN RESPON POSITIF SISWA DALAM PELAJARAN PKN

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Fandi Ahmad* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 26 MAKASSAR.

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GRAFIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV JURNAL OLEH

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 2 MAN 2 PONOROGO SKRIPSI

Susilawati, Suarman, Rina Selva Johan . ( ),

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR)

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATAPELAJARAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SEMESTER 1 KELAS VII MTsN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN MELALUI KUIS DENGAN UMPAN BALIK PADA MAHASISWA KELAS A PGSD Di STKIP Muhammadiyah Enrekang

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DI KELAS V SDN 07 GURUN LAWEH KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM

Penerapan model pembelajaran discovery learning

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Economic Education Analysis Journal

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA DENGAN STRATEGI JIGSAW-LESSON STUDY

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pembelajaran Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur Di SMP Negeri 1 Pallangga Gowa

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. I Nyoman Sandiyasa

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

Peningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Melalui Penerapan Model Discovery Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

Transkripsi:

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw 188 Nurdin SMA Negeri 3 Majene nurdin.chem@gmail.com Abstrak Penelitian ini adalah Penelitian Tidakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa melalui model pembelajaran jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas empat komponen yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah, lembar observasi tes akhir Siklus I, tes akhir siklus II. Menganalisis data dengan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang diperoleh secara analisis deskriptif kualitatif adalah aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan yang berpengaruh pada peningkatan hasil belajar, hal ini terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif kuantitatif adalah skor rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar 67,31 dari skor ideal 100, sedangkan pada siklus II sebesar 79,87 dari skor ideal 100, Siklus I dan siklus II keduanya berada pada kategori tinggi. Ketuntasan belajar siswa meningkat setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme pada setiap pertemuan. Hal ini terlihat pada besarnya persentase pencapaian ketuntasan belajar siswa berdasarkan kriteria ketuntasan belajarnya yakni 65. Pada siklus I siswa yang tuntas sebesar 58,06 % sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 83,87 %. Dan dari siswa yang tuntas tersebut terdapat 21 siswa yang nilainya meningkat. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan konstruktivisme model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan aktifitas belajar yang berimplikasi meningkatkan hasil belajar siswa. Kata kunci: Aktifitas belajar, model pembelajaran, jigsaw Abstract This research study is the Class Action aimed at improving student learning through activity based learning model jigsaw. This study was conducted in 2 cycles, each cycle consisting of four components, namely: action planning, action, observation and reflection. The data is used, the end of the observation test cycle, the end of the test cycle. Analyzing data with descriptive analysis and quantitative kualitatif.hasil obtained qualitative descriptive analysis was learning activities of students increased influence on improving learning outcomes, it is seen that the results obtained from the quantitative descriptive analysis is the average score of student learning outcomes obtained in the first cycle of 67.31 from the ideal score of 100, while in the second cycle of the ideal score of 79.87 out of 100, the first cycle and the second cycle they are in the high category. Mastery learning students rose after learning by using constructivism approach in each meeting. This can be seen in the percentage of students achieving mastery learning based mastery learning which is 65. In the first cycle of students who pass by 58.06%, while in the second cycle increased to 83.87%. And the students who completed the 21 students that there was increased. From the analysis, it can be concluded that the constructivist approach can improve the jigsaw type of learning activities that implicate improve student learning outcomes. Key words: learning activity, learning model, jigsaw I. PENDAHULUAN Guru sebagai salah satu komponen pendidikan mempunyai peran yang cukup besar mengingat posisi dan peranan guru yang bersentuhan langsung dengan siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah. Maka guru dituntut untuk dapat lebih peka terhadap kondisi atau faktorfaktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan dalam hal ini adalah hasil belajar siswa. Dalam upaya peningkatan kualitas, baik proses maupun hasil pengajaran yang merupakan tugas dan tanggung jawab guru, maka salah satu upaya yang ditempuh adalah melalui pengajaran yang menekankan kepada cara belajar siswa aktif. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menekankan kepada pencapaian kompetensi dengan melibatkan siswa sebagai subyek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator dalam proses pencapaian kompetensi, maka seorang guru dituntut untuk bagaimana melibatkan siswa secara aktif dalam memperoleh konsepkonsep yang harus dikuasai. Sebagaimana tuntutan dari pendekatan keterampilan proses dan Student Active Learning (SAL) agar proses belajar siswa lebih bermakna dan berkualitas. Guru sebaiknya memiliki keinginan untuk mengembangkan dan memvariasikan metode-metode atau model-model pembelajaran yang diterapkan di kelas yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa yang pada akhirnya hasil belajarnya juga dapat meningkat. (Slavin, 1994) ( dalam Yusuf Faisal) Teori pembelajaran kognitif dari penganut kontruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Belajar itu jauh lebih banyak daripada mengingat. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.

189 Piaget (1971) ( dalam Mariana Alit, 2003 : 7) menyatakan bahwa pengetahuan meliputi fakta yang telah dibangun merupakan kondisi perkembangan biologis yang berinteraksi dengan lingkungan dan dibangun ke dalam konsepsi yang berkembang dalam bentuk representasi kognitif. Pembangunan pengetahuan secara individual terjadi secara khusus kepada seseorang, bergantung kepada pengetahuan awal dan cara mereka membangun dan meletakkannya di dalam struktur kognitifnya. Model pembelajaran konstruktivisme diharapkan dapat menigkatkan aktivitas belajar siswa jika digunakan dalam pengajaran IPA termasuk mata pelajaran kimia adalah model pembelajaran konstruktivisme type Jigsaw. Mengingat pentingnya model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPA, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tentang Peningkatan aktifitas belajar siswa melalui pembelajaran model jigsaw. II. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN Penelitian ini tergolong penelitian tindakan yang berbasis kelas (Classroom Action Research) yang bersifat deskriptif dan bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa kelas XII IPA SMA Negeri 3 Majene melalui model pembelajaran jigsaw. Penelitian ini hanya terdiri atas satu variabel, yakni peningkatan Aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran jigsaw. Subyek dalam penelitian ini sekaligus sebagai sampel adalah siswa SMA Negeri 3 Majene kelas XII IPA 2 yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Majene pada tahun ajaran 2014/2015 pada semester ganjil. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juli sampai Agustus 2014. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pelaksanaan penelitian dilakukan karena adanya permasalahan yang dialami dalam pembelajaran, pada siklus I dilakukan perencanaan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yang dilanjutkan dengan upaya pelaksanaan tindakan dan observasi pelaksanaan. Hasil observasi selajutnya direfleksi untuk mengetahui hasil pelaksanaan tindakan. Jika refleksi menunjukkan bahwa hasil diperoleh belum memadai, maka dilanjutkan dengan siklus II yang dimulai dari perencanaan, demikian seterusnya. III. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh terdiri dari hasil analisis kualitatif dan hasil analisis kuantitatif. Hasil analisis kualitatif adalah rumusan penelitian dalam bentuk pernyataan yang diarahkan untuk mencapai indikator keberhasilan yang diajukan dalam penelitian ini. Pernyataan itu didasarkan pada data yang diperoleh dari hasil pengamatan aktifitas belajar siswa selama proses pembelajaran selama berlangsung siklus I dan II. Hasil analisis kuantitatif adalah gambaran tingkat penguasaan siswa melalui tes hasil belajar sebagai refleksi dari proses belajar mengajar dengan pendekatan konstruktivisme baik Siklus I maupun siklus II pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 3 Majene. A. Hasil Analisis Kualitatif Setelah dilakukan pengamatan selama berlangsungnya siklus I dan II, maka dapat dirumuskan hasil aktifitas belajar yang dianalisis secara kualitatif sebagai berikut : 1. Perubahan Aktifitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar a. Siklus I Perhatian siswa terhadap proses belajar mengajar ada peningkatan. Hal ini ditandai dengan kemauan siswa untuk aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Pada minggu pertama proses belajar mengajar, siswa masih kewalahan dalam melakukan perpindahan karena masih banyak siswa yang masih berada dalam kelompok asalnya membahas soal bersama teman kelompoknya secara berurutan karena belum terlalu memahami type jigsaw, akibatnya hanya sekitar 20-25 orang atau 54-68 % saja yang mengikuti urutan pembelajaran jigsaw dan siswa yang aktif membahas soal yang diberikan berkisar 15-20 orang atau 41-54% sedangkan siswa yang mampu menjelaskan soal kepada temannya berkisar 5 orang atau 14 %. Selanjutnya jumlah siswa yang melakukan kegiatan lain masih cukup tinggi berkisar 10-12 orang atau 27-34 % karena siswa masih berharap temannya yang menyelesaikan soal. Pada minggu kedua hingga berakhirnya proses belajar mengajar pada siklus I aktifitas siswa mulai meningkat dibandingkan dengan pada pertemuan minggu pertama, namun masih ada sekitar 5-6 orang atau sekitar 14-16 % yang melakukan kegiatan lain pada saat kegiatan pembelajaran. Frekuensi kehadiran siswa tergolong tinggi, karena hanya 1-2 orang yang tidak hadir selama pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I ini. Akan tetapi pada saat ulangan harian berlangsung ada 6 orang siswa tidak hadir. b. Siklus II Perhatian siswa terhadap proses belajar mengajar semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan semua siswa yang hadir sudah aktif mengikuti urutan pembelajaran jigsaw dari siswa yang hadir siswa yang aktif membahas soal yang diberikan berkisar 32-34 orang atau 86-92 % dan yang melakukan kegiatan lain pada saat kegiatan berlangsung hanya sekitar 2 orang atau 5 %. Keberanian siswa yang semakin meningkat hal ini dapat terlihat bahwa siswa yang mampu menjelaskan penyelesaian soal kepada temannya berkisar 32-34 orang atau 86-92 % dan sebagian besar siswa ingin naik di depan kelas menjelaskan jawabannya sedangkan dari siswa yang ditunjuk secara acak untuk menjelaskan penyelesaian soal, jawaban hampir semua benar hanya ada jawaban yang perlu disempurnakan. Hal ini tergambar siswa sudah mampu bekerjasama dalam kelompoknya baik kelompok asal maupun kelompok duta. Kehadiran siswa pada siklus ini hampir mencapai 100%, karena siswa yang tidak hadir hanya 1 orang dengan alasan sakit, akan tetapi yang tidak hadir pada saat ulangan harian ada 6 orang karena berbagai alasan. 2. Analisis Refleksi Siswa a). Refleksi Siklus I

190 Berdasarkan hasil observasi yang menjadi rekaman pelaksanaan tindakan pada Siklus I dapat dipaparkan perubahan-perubahan sikap yang terjadi di dalam realisasi tindakan terhadap proses aktivitas belajar di kelas selama kegiatan berlangsung. Sejak pertemuan pada minggu pertama sikap siswa masih menunjukkan kurang antusias dalam mengikuti urutan pembelajaran terbukti mereka kurang mau tahu tentang model pembelajaran yang dijelaskan. Siswa yang kurang perhatian tersebut pada saat pembagian tugas tidak tahu apa yang dia harus kerjakan, sehingga ketika diperintahkan berpindah kelompok banyak siswa yang masih tetap berada di kelompok asalnya, Namun setelah masuk minggu berikutnya sampai berakhir siklus II mereka sudah menyadari betapa menyenangkan model pembelajaran ini yang menuntut mereka untuk mengerjakan soal secara mandiri dan mendapat kepercayaan untuk menjelaskan permasalahan kepada temannya setelah berdiskusi dalam kelompok ahli. Pada siklus I masih didapati kendala karena ternyata masih ada siswa yang berpindah ke kelompok yang yang bukan kelompoknya karena tidak diketahui posisi sebenarnya oleh guru akibatnya ada kelompok yang jumlahnya berlebihan dan ada juga kelompok yang kekurangan, di samping itu label nama kelompok belum ada jadi siswa mengambil posisi yang masih kurang teratur. Kendala lain yang dihadapi siswa karena keterbatasan buku sumber yang digunakan. Oleh karena itu perlu upaya selanjutnya untuk memperbaikinya. Walaupun demikian diakhir siklus ini interaksi siswa terhadap pendekatan kontruktivisme type jigsaw yang diberikan menunjukkan perubahan yang positif, hal ini dilihat dari hasil refleksi dimana mereka mulai menyenangi model pembelajaran itu, aktivitas yang dibentuk dalam pendekatan konstruktivisme mereka anggap sebagai wadah melatih diri untuk mandiri dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan maupun dalam buku paket. selain itu, siswa dapat mandiri dalam memahami konsep-konsep kimia yang dipelajari tanpa harus bergantung kepada guru sebagai salah satu sumber informasi. Hasil refleksi tersebut menjadi dasar acuan dilanjutkannya pelaksanaan tindakan ke Siklus II dengan mengupayakan perbaikan melalui pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu dengan memberikan nomor kepada setiap siswa, dan label untuk kelompoknya serta menfasilitasi pengadaan buku sumber. b) Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil observasi yang menjadi rekaman pelaksanaan tindakan pada Siklus II dapat dipaparkan perubahan-perubahan sikap yang terjadi di dalam realisasi tindakan terhadap proses aktivitas belajar di kelas selama kegiatan berlangsung. Keaktifan siswa sudah sangat baik hal ini terlihat bahwa semua siswa sudah mengikuti urutanurutan pembelajaran jigsaw apalagi mereka sudah mempunyai nomor masing-masing, jadi siswa yang berpindah-pindah tempat sudah tidak nampak lagi dan setiap kelompok sudah dapat bekerja dengan baik. Bahkan siswa tanpa diberi perintah sudah langsung berpindah tempat jika permasalahan yang dihadapi sudah tuntas. Frekuensi kehadiran siswa selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar sampai akhir pertemuan Siklus II menggambarkan bahwa minat dan keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan. Keberanian siswa untuk naik menjelaskan jawaban kepada temannya sangat tinggi, sehingga guru hanya memilih siswa yang angkat tangan untuk naik di depan kelas untuk menjelaskan jawabannya dan hampir semua jawaban siswa benar hanya sedikit yang diperbaiki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas belajar mengajar pada siklus II ini semakin baik. B. Hasil Analisis Kuantitatif 1. Hasil Tes Akhir Siklus I Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang terangkum pada lampiran 4, diperoleh informasi bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas XII SMA Negeri 3 Majene setelah proses belajar mengajar dengan pendekatan konstruktivisme yang dilaksanakan pada Siklus I adalah 67,31 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100, ini menunjukkan bahwa secara rata-rata kelas, tingkat penguasaan terhadap Kd 1.1. yang diajarkan pada siklus I sebesar 67,31 % dari seluruh materi yang telah diberikan. Sedangkan secara individual, skor yang dicapai responden tersebar dari skor minimum 20 dari skor minimum ideal yang mungkin dicapai 0 sampai dengan skor maksimum 93 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100 dengan rentang skor 73. Dari rentang skor yang diperoleh mengindikasikan bahwa skor perolehan responden tersebar dari skor sangat rendah sampai skor sangat tinggi. Jika skor penguasaan siswa di atas dikelompokkan ke dalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi skor seperti ditunjukkan pada Tabel 1. berikut ini: Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I. No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. 0 34 Sangat Rendah 1 3,2 2. 35 54 Rendah 6 19,35 3. 55 64 Sedang 5 16,12 4. 65 84 Tinggi 15 48,38 5. 85 100 Sangat Tinggi 4 12,90 Berdasarkan skor rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh setelah proses belajar mengajar selama Siklus I berlangsung yaitu sebesar 67,31. Setelah dikategorisasikan berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa tingkat penguasaan siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 3 Majene berada pada kategori tinggi. 2. Hasil Tes Akhir Siklus II Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang terangkum pada Lampiran 4, diperoleh informasi bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 3 Majene setelah proses belajar mengajar dengan pendekatan konstruktivisme yang dilaksanakan pada Siklus II adalah 79,87 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100. Ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan terhadap Kd 1.2

191 yang diajar pada Siklus II sebesar 79,87% dari seluruh materi yang telah diberikan. Sedangkan secara individual, skor yang dicapai responden tersebar dari skor minimum 40 dari skor minimum ideal yang mungkin dicapai 0 sampai dengan skor maksimum 100 dari skor ideal 100 dengan rentang skor 60. Jika skor penguasaan siswa di atas dikelompokkan ke dalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi skor seperti ditunjukkan pada Tabel 2. berikut ini: Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II. Persentase No. Skor Kategori Frekuensi (%) 1. 0 34 Sangat Rendah 0 0 2. 35 54 Rendah 2 6,45 3. 55 64 Sedang 2 6,45 4. 65 84 Tinggi 13 41,93 5. 85 100 Sangat Tinggi 14 45,16 Berdasarkan skor rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh setelah proses belajar mengajar selama Siklus II berlangsung yaitu sebesar 79,87. Setelah dikategorisasikan berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa tingkat penguasaan siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 3 Majene berada pada kategori tinggi. Tingginya hasil yang diperoleh siswa tidak hanya dari hasil belajar saja, tetapi juga aktivitas belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw melatih tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan permasalahan dan menuntut untuk mencari data dari sumber lain dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. (Lie dalam Wena, 2010) Untuk melihat peningkatan hasil belajar kimia siswa melalui penerapan pendekatan konstruktivisme berdasarkan hasil tes untuk setiap siklus akan disajikan secara sederhana pada berikut: Gambar 1.Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 3 Majene Siklus II dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai. Dari hasil ini menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata hasil belajar kimia siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 3 Majene melalui penerapan pendekatan konstruktivisme type jigsaw. Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi maksimal (Isjoni, 2013). Disamping itu siswa yang mengalami ketuntasan berdasarkan kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan mengalami peningkatan dari 18 orang pada siklus I naik menjadi 26 pada siklus II dari 31 orang yang ikut ulangan harian, dan nilai perolehan siswa ada 21 orang yang nilainya meningkat secara bervariasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Rodiyansyah dkk yaitu dengan menggunakan metode kooperative learning tipe jigsaw berbasis komputer maka prestasi belajar siswa akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional berbasis komputer. Adapun 5 orang yang nilainya turun hal ini disebabkan karena yang bersangkutan pernah tidak hadir pada pertemuan siklus II. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1) Pendekatan konstruktivisme melalui model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas XII SMA Negeri 3 Majene dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa yang berimplikasi meningkatkan hasil belajar kimia. Hal ini ditandai dengan besarnya persentase skor tes hasil belajar kimia yang berada pada kategori tinggi yakni pada Siklus I 48,38 % dan terdapat persentase nilai siswa berada dalam kategori sangat tinggi sebanyak 12,90 % sedangkan pada siklus II persentase siswa pada kategori tinggi adalah 41,93 % dan yang menggembirakan karena terdapat 45,16 % siswa yang berada pada kategori sangat tinggi. 2) Ketuntasan belajar siswa meningkat setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme pada setiap pertemuan pada Siklus II. Hal ini terlihat pada besarnya persentase pencapaian ketuntasan belajar siswa berdasarkan kriteria ketuntasan belajarnya yakni 65. Pada siklus I siswa yang tuntas sebesar 58,06 % sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 83,87 %. Dan dari siswa yang tuntas tersebut terdapat 21 siswa yang nilainya meningkat. Pada Gambar 1. dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar kimia siswa Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 3 Majene yang dilaksanakan dalam dua siklus mengalami peningkatan dari skor rata-rata siklus I sebesar 67,31 menjadi 79,87 pada PUSTAKA [1] Isjoni, Pembelajaran kooperatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. [2] Mariana Alit, Pembelajaran Remedial, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Tenaga Kependidikan,, 2003 [3] Rodiyansyah S. F, Sutarno. H, dan Siahaan, P, Studi Komparasi Antara Hasil Pembelajaran Berbasis Komputer Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dengan Metode Konvensional, Jurnal Pendidikan, ISSN 1979-9462 IC2T Vol. 2 no. 2, 2009. [4] Roestiyah. N., K.. Strategi Belajar Mengajar (Salah satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar: Teknik Penyajian). Jakarta: Rineka Cipta, 2008

192 [5] Sukarman Herry, Dasar-Dasar Didaktik dan Penerapannya dalam Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003 [6] Wena, Made, Strategi pembelajaran Inovatif kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2014. [7] Yusuf Faisal, Pembelajaran Kooperatif, Materi pada Pelatihan Guru Mata Pelajaran Provinsi Sulsel, 1999