Abstrak. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini.

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata kunci : Independesi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, Gender, Kualitas Audit. vii

ABSTRAK. Kata Kunci: tekanan ketaatan, pengalaman auditor, skeptisme profesional, audit judgment.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

Judul : Pengaruh Fee audit,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman dunia usaha dan industri semakin cepat

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

Abstrak. Kata kunci: etika profesi, komitmen profesional auditor, skeptisisme profesional dan kinerja auditor

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

Nama : I Made Arya Putra Bharata NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya skandal-skandal keuangan yang terjadi di Indonesia akibat

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB IV ANALISIS DATA

Abstrak. Kata kunci: fee audit, profesionalisme auditor, kepuasan kerja dan kualitas audit

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

SKRIPSI. Oleh : KADEK YULIA WIDIARINI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

DAFTAR ISI. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, OBJEKTIVITAS, INTEGRITAS DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

DAFTAR ISI... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

PENGARUH INDEPENDENSI, SKEPTISISME DAN GENDER PADA PERTIMBANGAN MATERIALITAS DAN IMPLIKASINYA PADA KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR

BAB V PENUTUP. terhadap Kualitas Audit, maka penulis dalam bab ini akan memberikan saran. Adapun kesimpulan yang dapat penulisan berikan adalah:

PENGARUH PENGALAMAN AUDIT, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP OPINI AUDITOR (studi empiris pada KAP di wilayah Surabaya Timur dan Barat) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB 1 PENDAHULUAN. pertimbangan yang dibuat auditor dalam menanggapi setiap bukti dan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN LEMBARAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. MOTTO... iv. ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. i. KATA PENGANTAR.. ii. DAFTAR TABEL.. x DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.. xiv. 1.1 Latar Belakang Penelitian..

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

ABSTRAK. Kata kunci : tekanan ketaatan, independensi, pengalaman kerja, locus of control, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit atas laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH IKATAN KEPENTINGAN KEUANGAN, FEE AUDIT, SIFAT MACHIAVELLIAN DAN PEMAHAMAN ETIKA PADA INDEPENDENSI PENAMPILAN AUDITOR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan kondisi dan fakta-fakta mengenai suatu perusahaan dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

PUBLIK DI BALI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas yang dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang

ARUM KUSUMAWATI B

SKRIPSI. DISUSUN OLEH: Yoan Wijaya

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN BESARAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Auditor, dan Gender Pada Pertimbangan Tingkat Materialitas dan Implikasinya Pada Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Denpasar). Nama : Ni Gusti Ayu Ratih Ary Winadi NIM : 1315351015 Abstrak Opini audit adalah laporan yang diberikan auditor sebagai hasil penilaiannya terhadap kewajaran suatu laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Sebagai basis untuk opini audit, auditor bertanggungjawab untuk mendapatkan keyakinan memadai mengenai apakah laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material. Ketepatan pemberian opini auditor dapat dinilai berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh independensi, skeptisisme profesional auditor, dan gender pada ketepatan pemberian opini auditor dan memberikan bukti empiris pengaruhin dependensi, skeptisisme professional auditor, dan gender pada ketepatan pemberian opini auditor melalui pertimbangan tingkat materialitas. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Kota Denpasar yang terdaftar di Direktorat Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode sampel jenuh. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 65 dan sebanyak 40 kuesioner diisi lengkap dan dapat diolah. Analisis untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur (path analysis). Hasil uji regresi menemukan bahwa independensi dan skeptisisme profesional auditor memiliki pengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini auditor. Independensi dan skeptisisme profesional auditor juga berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini auditor melalui pertimbangan tingkat materialitas. Sedangkan, gender tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor dan tidak berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor melalui pertimbangan tingkat materialitas. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini. i

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x xii xiii BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Kegunaan Penelitian... 8 1.5 Sistematika Penulisan... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 2.1 Landasan Teori... 2.1.1 TeoriDisonansiKognitif... 11 2.1.2 Teori Atribusi... 12 2.1.3 Opini Audit..... 13 2.1.4 Materialitas... 18 2.1.5 Independensi... 21 2.1.6 SkeptisismeProfesional Auditor... 22 2.1.7 Gender... 23 2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya... 25 2.3 Hipotesis Penelitian... 2.3 Pengaruh Independensi dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor... 27 2.3.2 Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor... 28 2.3.3 Pengaruh Gender dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor... 29 2.3.4 Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Auditor, Gender, dan Pertimbangan Tingkat Materialitas dengan Ketepatan PemberianOpini Auditor... 30 BABIII METODE PENELITIAN... 3.1 Desain Penelitian... 34 ii

3.2 Lokasi Penelitian... 35 3.3 Obyek Penelitian... 36 3.4 IdentifikasiVariabel... 36 3.5 Definisi Operasional Variabel dan Instrumen Pengukuran 3.5.1 Definisi Operasional Variabel... 37 3.5.2 Instrumen Pengukuran... 39 3.6 Jenis dan Sumber Data... 3.6.1 Jenis Data... 40 3.6.2 Sumber Data... 40 3.7 Populasi, Sampel, danresponden... 3.7.1 Populasi... 41 3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 41 3.7.3 Responden... 42 3.8 Metode Pengumpulan Data... 43 3.9 Teknik Analisis Data... 3.9.1 Uji Statistik Deskriptif... 43 3.9.2 Uji Instrumen Penelitian... 44 3.9.3 Uji Asumsi Klasik... 45 3.9.4 Pengujian Hipotesis... 46 BABIV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... 4.1 Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 4.1.1 Tempat dan WaktuPenelitian... 49 4.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden... 50 4.2 Hasil Penelitian... 4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 53 4.2.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian... 55 4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik... 57 4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis... 60 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 72 BABV SIMPULAN DAN SARAN... 5.1 Simpulan... 78 5.2 Saran... 80 DAFTAR RUJUKAN... 81 LAMPIRAN... 86 iii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya... 25 3.1 Daftar KAP di Kota Denpasar yang Terdaftar pada IAPI... 35 3.2 Daftar Jumlah Auditor yang Bekerja pada KAP yang Terdaftar pada IAPI... 42 4.1 Data Sampel Penelitian... 50 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian... 50 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 51 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan... 51 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman... 52 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir. 53 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 54 4.8 Hasil Uji Validitas... 55 4.9 Hasil Uji Reliabilitas... 56 4.10 Hasil Uji Normalitas... 58 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas... 59 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 60 4.13 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Tahap 1... 61 4.14 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Tahap 2... 63 4.15 Analisis Pengaruh... 65 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi Tahap 1... 67 iv

4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi Tahap 2... 68 4.18 Hasil Uji F Tahap 1... 69 4.19 Hasil Uji F Tahap 2... 69 v

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Bentuk Opini Audit... 13 3.1 Desain Penelitian... 34 3.2 Diagram Jalur... 47 4.1 AnalisisJalur... 60 vi

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Kuesioner... 86 2. Data Skor Kuesioner... 92 3. Uji Statistik Deskriptif... 100 4. Uji Validitas... 101 5. Uji Reliabilitas... 106 6. Uji Asumsi Klasik... 114 7. Uji Regresi Berganda... 116 vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran auditor saat ini telah banyak dijadikan kajian dan riset di kalangan akademisi. Auditor bertanggung jawab dalam pelaksanaan audit untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan yang berlaku. Tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan keyakinan pengguna laporan keuangan yang dituju. Hal itu dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor tentang apakah laporan keuangan telah disusun dalam semua hal yang material, dan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (SA Seksi 200). Sebagai basis untuk opini auditor, Standar Auditing (SA) mengharuskan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Meskipun tidak mudah untuk mengkuantifikasikan ukuran materialitas, auditor bertanggung jawab untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa persyaratan materialitas ini telah terpenuhi (Jusup, 2014:169). Pada saat auditor mempertimbangkan keputusan mengenai pendapat apa yang akan dinyatakan dalam laporan audit, material atau tidaknya informasi akan mempengaruhi jenis pendapat yang akan diberikan oleh auditor. Informasi yang tidak material atau tidak penting biasanya diabaikan dan dianggap tidak pernah 8

ada. Tetapi jika informasi tersebut melampaui batas materialitas, maka pendapat auditor akan terpengaruh (Agustianto, 2013). Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan pelaksanaan audit, serta pada saat mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan dan pada saat merumuskan opini audit (SA Seksi 320). Menurut SA Seksi 312, materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut. Penentuan materialitas oleh auditor membutuhkan pertimbangan profesional, dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan(jusup, 2014:303) Menurut Sunyoto (2014:141) materialitas merupakan faktor utama dalam menentukan laporan audit yang tepat untuk diterbitkan. Tujuan penetapan materialitas adalah untuk membantu auditor merencanakan pengumpulan bukti audit yang cukup yang digunakan sebagai dasar memadai untuk mengevaluasi laporan keuangan dan memberikan suatu pernyataan atau opini audit. Semakin rendah tingkat materialitas yang ditetapkan maka semakin banyak bukti audit yang diperlukan (Jusup, 2014:306). Hal tersebut membuktikan bahwa pertimbangan materialitas merupakan salah satu faktor dari tepat atau tidaknya opini yang diberikan oleh auditor. 9

Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan. Agar dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari pemakai laporan keuangan lainnya, auditor dituntut untuk memiliki sikap independensi (Herawaty dan Susanto, 2009). Mulyadi (2010:26) menyatakan bahwa independensi merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada orang lain. Dengan sikap mental yang dimiliki tersebut berarti terdapat kejujuran pada diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan opini audit. Hasil penelitian Hasyim (2013) menemukan bahwa seorang auditor yang memiliki independensi yang tinggi maka kinerjanya akan lebih baik dan dapat menghasilkan ketepatan pemberian opini audit yang lebih baik pula. Sesuai dengan tanggung jawab auditor untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan yaitu bebas dari kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan, auditor perlu memiliki sikap skeptisisme profesional. Skeptisisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan, waspada terhadap kondisi yang dapat mengindikasikan kemungkinan kesalahan penyajian, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan penilaian penting atas suatu bukti audit (SA Seksi 230). Seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja 10

penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti, dan konfirmasi mengenai obyek yang dipermasalahkan. Gusti dan Ali (2008) menyatakan bahwa auditor dituntut untuk melaksanakan skeptisisme profesionalnya sehingga auditor dapat menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama, karena kemahiran profesional seorang auditor mempengaruhi ketepatan opini yang diberikannya. Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung skeptisisme profesional mempengaruhi pertimbangan materialitas yang merupakan bagian dari proses untuk menentukan opini audit. Pemberian opini auditor harus didukung oleh bukti audit kompeten yang cukup, dimana dalam mengumpulkan bukti audit, auditor harus senantiasa menggunakan skeptisisme profesionalnya yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit (SA Seksi 230) agar diperoleh bukti-bukti yang meyakinkan sebagai dasar dalam pemberian opini auditor. Seiring dengan berkembangnya waktu, sekarang ini profesi auditor tidak hanya digeluti oleh pria, melainkan banyak wanita yang kini menjadi auditor. Menurut Tuanakotta (2013), antara pria dan wanita berbeda pada reaksi emosional dan kemampuan membaca orang lain. Wanita menunjukkan ungkapan emosi yang lebih besar daripada pria, mereka mengalami emosi yang lebih hebat, mereka menampilkan ekspresi dari emosi baik yang positif maupun negatif, kecuali kemarahan. Wanita lebih baik dalam membaca isyarat-isyarat non verbal dibandingkan pria. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Breesch dan Branson (2009) yang menyatakan bahwa auditor wanita lebih potensial dalam menemukan 11

salah saji dibandingkan auditor pria. Dalam memecahkan suatu masalah, pria pada umumnya tidak menggunakan semua informasi yang tersedia dan mereka juga memproses informasi secara menyeluruh sehingga dapat dikatakan bahwa pria cenderung melakukan pemrosesan informasi secara terbatas. Sedangkan wanita dipandang sebagai pemroses informasi lebih detail yang melakukan proses informasi pada sebagian besar inti informasi untuk pengambilan suatu keputusan (Zulaikha, 2006). Perbedaan sifat tersebut akan mempengaruhi sifat auditor dalam mempertimbangkan tingkat materialitas untuk memberikan opini atas laporan keuangan. Penelitian terkait hubungan pertimbangan tingkat materialitas dan ketepatan pemberian opini audit belum banyak diteliti. Penelitian ini mengacu pada penelitian Wahyudi, dkk. (2014) serta Rengganis (2015), Hubungan Pertimbangan Tingkat Materialitas, Etika, Kompetensi, Pengalaman Auditor, dan Situasi Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini Audit. Kedua penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara pertimbangan tingkat materialitas terhadap ketepatan pemberian opini audit, sehingga penelitian ini akan meneliti ketepatan pemberian opini auditor dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas. Oleh karena itu, pada penelitian ini pertimbangan tingkat materialitas diteliti sebagai variabel intervening. Pertimbangan tingkat materialitas digunakan sebagai variabel intervening, karena pengaruh pertimbangan tingkat materialitas terhadap ketepatan pemberian opini audit juga dapat tergantung dari faktor lain. Selain itu, peneliti ingin mencoba sesuatu yang baru sebab penelitian dengan pertimbangan tingkat materialitas 12

sebagai variabel intervening masih sangat jarang peneliti temui. Sesuai dengan saran-saran penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa masih kurangnya instrumen penelitian untuk meneliti ketepatan pemberian opini auditor, maka penelitian akan menambah variabel independensi, skeptisisme profesional auditor, dan gender sebagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas. Setelah menjelaskan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit dengan judul Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Auditor, dan Gender Pada Pertimbangan Tingkat Materialitas dan Implikasinya Pada Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Denpasar). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah independensi berpengaruh positif dan signifikan pada ketepatan pemberian opini auditor? 2. Apakah skeptisisme profesional auditor berpengaruh positif dan signifikan pada ketepatan pemberian opini auditor? 3. Apakah gender berpengaruh positif dan signifikan pada ketepatan pemberian opini auditor? 13

4. Apakah independensi berpengaruh positif dan signifikan pada ketepatan pemberian opini auditor melalui pertimbangan tingkat materialitas? 5. Apakah skeptisisme professional auditor berpengaruh positif dan signifikan pada ketepatan pemberian opini auditor melalui pertimbangan tingkat materialitas? 6. Apakah gender berpengaruh positif dan signifikan pada ketepatan pemberian opini auditor melalui pertimbangan tingkat materialitas? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Membuktikan secara empiris pengaruh independensi pada ketepatan pemberian opini auditor. 2. Membuktikan secara empiris pengaruh skeptisisme profesional auditor pada ketepatan pemberian opini auditor. 3. Membuktikan secara empiris pengaruh gender pada ketepatan pemberian opini auditor. 4. Membuktikan secara empiris pengaruh independensi pada ketepatan pemberian opini auditor melalui pertimbangan tingkat materialitas. 5. Membuktikan secara empiris pengaruh skeptisisme profesional auditor pada ketepatan pemberian opini auditor melalui pertimbangan tingkat materialitas. 6. Membuktikan secara empiris pengaruh gender pada ketepatan pemberian opini auditor melalui pertimbangan tingkat materialitas. 14

1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis Diharapkan penelitian ini berguna dalam pengembangan teori dan menambah wawasan di bidang akuntansi khususnya di bidang auditing. 2. Kegunaan Praktis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bermanfaat untuk pengembangan ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. b. Instansi yang diteliti Bagi instansi terkait diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan acuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan audit, dalam hal ini Kantor Akuntan Publik Kota Denpasar. c. Peneliti dan Mahasiswa Sebagai referensi untuk penelitian dimasa yang akan datang untuk pengajuan topik-topik yang berkaitan dengan masalah ini. d. Masyarakat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada auditor dalam melaksanakan audit. 15

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penyajian memberikan gambaran secara garis besar mengenai masing-masing bab dalam skripsi ini. Sistematika penyajian skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan pengantar bagi pembaca untuk dapat mengetahui permasalahan yang ada dalam penelitian ini, meliputi uraian mengenai latar belakang masalah dan pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan dalam pembahasan masalah dan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini meliputi teori disonansi kognitif, teori atribusi, opini audit, materialitas, skeptisisme profesional auditor, gender, hasil penelitian sebelumnya dan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, responden, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab ini menyajikan gambaran umum objek penelitian, deskripsi karakteristik responden, dan pembahasan hasil peneltian yang meliputi 16

hasil uji instrument penelitian, uji asumsi klasik, hasil analisis regresi dan pengujian hipotesis. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan simpulan dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran yang dipandang perlu, baik untuk pihak auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP) maupun untuk kepentingan penelitian selanjutnya. 17