DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

dokumen-dokumen yang mirip
DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 27 OKT 2008

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 63 TAHUN 2008 TENTANG

DRAFT PER TGL 27 OKT 2008

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 43 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 86 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 T E N T A N G

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dasar Hukum Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 32 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 430 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI A. SEJARAH SINGKAT KOTA PADANG SIDEMPUAN. ini terdiri dari Kecamatan Padang Sidempuan Utara, Kecamatan Padang

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2011

INSPEKTORAT KOTA. 1. Penyelenggaraan perencanaan program pengawasan; 2. Penyelenggaraan perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2011

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-F TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

Melaksanakan Urusan Pemerintah di Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berdasarkan azas Otonomi dan Tugas Pembantuan

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR: 45 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BUPATI KUNINGAN,

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI, TUGAS

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 55 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA,

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 13 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 35 TAHUN 2008

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Y. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Penyelenggaraan pelayanan pos di perdesaan.

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA

Perumusan pengaturan norma, kriteria, pedoman dan prosedur. tarif pos, operasi pos, prangko dan filateli.

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

Y. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang perhubungan.

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

Transkripsi:

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 45 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN, KEBUDAYAAN, PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia 1

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4750); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2004 Nomor 3); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Purwakarta (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2008 Nomor 7); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2008 Nomor 10); M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN, KEBUDAYAAN, PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud : 1. Daerah adalah Kabupaten Purwakarta; 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Purwakarta; 4. Bupati adalah Bupati Purwakarta; 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta; 6. Dinas adalah Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta; 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta; BAB II RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 2 (1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan Dinas dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang perhubungan, kebudayaan, pariwisata, pos dan telekomunikasi berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. 2

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan, kebudayaan, pariwisata, pos dan telekomunikasi; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan, kebudayaan, pariwisata, pos dan telekomunikasi; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang lalu lintas dan angkutan, teknik sarana dan prasarana, pariwisata, dan kebudayaan; d. penyelenggaraan pembinaan ketatausahaan Dinas; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (2), Kepala Dinas mempunyai rincian tugas : 1. menetapkan rencana strategis dan rencana kerja Dinas; 2. menetapkan program dan kegiatan Dinas; 3. menyelenggarakan pengolahan data dalam perumusan program dan kegiatan tahunan Dinas; 4. menetapkan rencana kerja dan anggaran Dinas; 5. menetapkan dokumen pelaksanaan anggaran; 6. menetapkan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja Dinas; 7. menetapkan laporan akuntabilitas kinerja Dinas; 8. menyusun formasi pegawai sesuai kebutuhan daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan; 9. membina dan mengendalikan administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan program, keuangan, umum dan kepegawaian; 10. mengkaji dan merumuskan bahan kebijakan teknis urusan perhubungan, kebudayaan, pariwisata, pos dan telekomunikasi yang meliputi bidang lalu lintas dan angkutan, teknik sarana dan prasarana, pariwisata, dan kebudayaan; 11. melakukan koordinasi dalam perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan, kebudayaan, pariwisata, pos dan telekomunikasi; 12. menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan, kebudayaan, pariwisata, pos dan telekomunikasi; 13. menyelenggarakan bimbingan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas bidang perhubungan, kebudayaan, pariwisata, pos dan telekomunikasi; 14. memberi informasi dan saran serta pertimbangan kepada Bupati dalam urusan perhubungan, kebudayaan, pariwisata, pos dan telekomunikasi sebagai bahan penetapan dan penerapan kebijakan daerah; 15. menetapkan penyusunan pencapaian standar pelayanan minimal bidang perhubungan, kebudayaan, pariwisata, pos dan telekomunikasi; 16. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis bidang lalu lintas dan angkutan; 17. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis bidang teknik sarana dan prasarana; 18. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas bidang pariwisata; 19. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas bidang kebudayaan; 20. menyelenggarakan pengelolaan manajemen dan rekayasa lalu lintas, bina usaha angkutan, pengendalian dan pengawasan lalu lintas; 3

21. menyelenggarakan pengujian kendaraan bermotor, pengelolaan terminal, perparkiran pos dan telekomunikasi; 22. menyelenggarakan pengelolaan jasa dan sarana pariwisata, objek dan daya tarik wisata serta promosi pariwisata; 23. menyelenggarakan pengelolaan dokumentasi dan analisa kebudayaan, konservasi kebudayaan dan pengembangan budaya; 24. melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan, teknik sarana dan prasarana, pariwisata, dan kebudayaan; 25. melaksanakan koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan bidang lalu lintas dan angkutan, teknik sarana dan prasarana, pariwisata, dan kebudayaan; 26. membina dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan bidang lalu lintas dan angkutan, teknik sarana dan prasarana, pariwisata, dan kebudayaan; 27. mengelola retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 28. menyelenggarakan hubungan kerjasama dan koordinasi dengan instansi pemerintah dan lembaga swasta dalam rangka pelaksanaan tugas; 29. membina dan mengendalikan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung; 30. mengelola retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 31. menetapkan rencana target penerimaan retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 32. menetapkan laporan prognosis realisasi keuangan; 33. menetapkan penyusunan laporan keuangan semesteran; 34. menetapkan penyusunan laporan keuangan akhir tahun; 35. menyelenggarakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan keuangan; 36. membina dan mengendalikan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan Dinas; 37. membina kearsipan dan perpustakaan Dinas; 38. membina dan mengendalikan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan lingkungan kerja; 39. membina dan mengendalikan kegiatan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan aset lainnya; 40. menetapkan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Dinas; 41. membina, mengawasi dan mengendalikan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang-barang inventaris; 42. membina dan mengendalikan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian di lingkungan Dinas; 43. menetapkan pengusulan pegawai yang akan pensiun, serta pemberian penghargaan; 44. menetapkan usulan kenaikan pangkat pegawai, daftar penilaian pekerjaan, daftar urut kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai; 45. menetapkan daftar pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional; 46. menetapkan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian dinas; 47. menetapkan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai; 48. menetapkan bahan standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional; 4

49. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; dan 50. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Sekretariat Pasal 3 (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok mengelola urusan kesekretariatan yang meliputi administrasi urusan program, keuangan, umum dan kepegawaian. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pengelolaan urusan program; b. pelaksanaan pengelolaan urusan keuangan; c. pelaksanaan pengelolaan urusan umum dan kepegawaian yang meliputi surat-menyurat, kearsipan, kepegawaian, pengadaan perlengkapan kerumahtanggaan, hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Sekretariat, sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Dinas, sebagai pedoman pelaksanaan tugas Dinas; 3. mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan administrasi kearsipan, naskah dinas baik yang masuk maupun keluar; 4. mengatur pelaksanaan layanan di bidang kesekretariatan kepada unit organisasi di lingkup Dinas; 5. mengelola pengadaan dan perlengkapan serta rumah tangga yang menjadi kebutuhan Dinas; 6. mengelola hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas; 7. mengelola administrasi dan penatausahaan keuangan Dinas; 8. mengelola administrasi kepegawaian Dinas; 9. melaksanakan koordinasi dalam menunjuk Pejabat Pembuat Komitmen; 10. melaksanakan pengusulan/penunjukan Bendahara dan Pembantu Bendahara; 11. melaksanakan pembinaan, pengarahan dan pengawasan kepada Bendahara; 12. memantau, mengkoordinasikan dan melaporkan setiap kegiatan Dinas kepada Kepala Dinas; 13. mengelola perencanaan dan program Dinas; 14. mengelola dan mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran lingkup Dinas; 15. menyiapkan bahan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) serta penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); 16. mengelola retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 5

17. menyusun rencana target penerimaan retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 18. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan kesekretariatan kepada Atasan; 19. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; 20. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 21. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan, 22. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai Paragraf 1 Subbagian Program Pasal 4 (1) Subbagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan program yang meliputi perencanaan, evaluasi dan pelaporan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbagian Program mempunyai fungsi : b. penyusunan perencanaan program Dinas; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas; d. pelaksanaan pemantauan kegiatan Dinas; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Program mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Subbagian Program, sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan program kepada unit organisasi di lingkup Dinas; 3. menyusun konsep Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kinerja (RENJA) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas; 4. menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA); 5. mengkoordinasikan penyusunan pelaksanaan standar pelayanan minimal dengan unit organisasi lainnya dilingkup dinas; 6. menyusun usulan rencana anggaran pembangunan sesuai perencanaan dan program Dinas; 7. menyusun konsep pembuatan profil Dinas; 8. menetapkan rencana target penerimaan retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 9. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan perencanaan dan program kepada Atasan; 10. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Subbagian Program; 11. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 6

12. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan, 13. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai Paragraf 2 Subbagian Keuangan Pasal 5 (1) Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan administrasi dan penatausahaan keuangan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Subbagian Keuangan mempunyai fungsi : a. pengelolaan urusan administrasi dan penatausahaan keuangan Dinas; b. pelaksanaan koordinasi kegiatan administrasi keuangan Dinas; c. pelaksanaan penatausahaan keuangan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Keuangan mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Subbagian Keuangan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan keuangan kepada unit organisasi di lingkup Dinas; 3. melaksanakan kegiatan administrasi keuangan selaku pejabat penatausahaan keuangan di lingkup Dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 4. menyusun dan mengusulkan nama-nama calon Bendahara dan Pembantu Bendahara di lingkup Dinas; 5. membina dan mengawasi bendahara sesuai ketentuan yang berlaku; 6. memimpin dan mengatur pengadministrasian dan pelaksanaan pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil dan honor Non Pegawai Negeri Sipil; 7. mengkoordinasikan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, pertanggungjawaban dan pembukuan keuangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 8. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh PPTK; 9. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran; 10. meneliti kelengkapan SPP-UP dan SPP-GU kegiatan yang dibiayai oleh APBD di lingkup Dinas; 11. menyiapkan dokumen SPM berdasarkan usulan SPP; 12. meneliti kelengkapan SPJ dan laporan keuangan lainnya; 13. melakukan verifikasi harian atas penerimaan Dinas; 14. menyelenggarakan akuntansi keuangan, meliputi akuntansi penerimaan kas, akuntansi pengeluaran kas, akuntansi asset tetap dan akuntansi selain kas; 7

15. menyusun laporan berkala realisasi fisik dan keuangan kegiatan APBD di lingkup Dinas; 16. menyusun laporan neraca keuangan Dinas setiap triwulan dan akhir tahun; 17. memantau pelaksanaan/penggunaan anggaran belanja Dinas; 18. mengkoordinasikan pelaksanaan penyelesaian tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR); 19. melaksanakan koordinasi/konsultasi masalah keuangan dengan satuan/unit kerja lain yang terkait; 20. melaksanakan pengendalian dan pengawasan keuangan lingkup Dinas; 21. menyusun usulan rencana anggaran pembangunan sesuai perencanaan dan program Dinas; 22. meremajakan data dalam system informasi manajemen keuangan Dinas; 23. mengelola penerimaan retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 24. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan keuangan kepada Atasan; 25. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Subbagian Keuangan; 26. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 27. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 28. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai Paragraf 3 Subbagian Umum dan Kepegawaian Pasal 6 (1) Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan administrasi umum dan kepegawaian yang meliputi kehumasan dan dokumentasi, kepegawaian, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis kantor dan keprotokolan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. pengelolaan urusan administrasi umum yang meliputi kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis kantor dan keprotokolan; b. pengelolaan urusan administrasi kepegawaian; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan administrasi umum dan kepegawaian Dinas; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian, sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan umum dan kepegawaian kepada unit organisasi di lingkup Dinas; 8

3. mengatur administrasi dan pelaksanaan surat masuk dan surat keluar sesuai dengan ketentuan Tata Naskah Dinas (TND) yang berlaku; 4. melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaan dinas; 5. melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan pegawai dan pembinaan hukum serta ketatalaksanaan pegawai di lingkup Dinas; 6. mengelola administrasi kerumahtanggaan dan perjalanan Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 7. melaksanakan administrasi hubungan masyarakat dan protokoler Dinas; 8. melaksanakan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan, perbekalan dan keperluan Alat Tulis Kantor (ATK) di lingkup Dinas; 9. melaksanakan pemeliharaan bangunan, pekarangan, kebersihan, ketertiban dan keamanan Kantor; 10. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pengetikan, penggandaan dan kearsipan; 11. menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (RKPBU); 12. menyiapkan usulan Bendaharawan Barang dan Petugas Inventaris Barang; 13. menyiapkan usulan Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan Panitia Pemeriksa Barang/Jasa; 14. melaksanakan urusan administrasi kepegawaian di lingkup Dinas yang meliputi layanan administrasi kenaikan pangkat, Kenaikan Gaji Berkala (KGB), Daftar Urut Kepangkatan (DUK), data pegawai, Kartu Pegawai (Karpeg), Karis/Karsu, tunjangan anak/keluarga, askes, taspen, taperum, pensiun, membuat usulan formasi pegawai, membuat usulan izin belajar, membuat usulan diklat, kesejahteraan pegawai, penyesuaian ijazah, usulan memberi penghargaan dan tanda kehormatan, memberikan layanan Penilaian Angka Kredit (PAK) Jabatan Fungsional, pembinaan/teguran disiplin pegawai, membuat konsep usulan cuti pegawai sesuai aturan yang berlaku, membuat konsep memberi izin nikah dan cerai, membuat usulan pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabatan, membuat dan atau mengusulkan perpindahan / mutasi pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku, melaksanakan pengelolaan daftar penilaian pekerjaan pegawai (DP- 3); 15. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan umum dan kepegawaian kepada Atasan; 16. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Subbagian Umum dan Kepegawaian; 17. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 18. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 19. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai 9

Bagian Ketiga Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Pasal 7 (1) Bidang Lalu Lintas dan Angkutan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan pemerintah daerah di bidang lalu lintas dan angkutan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang lalu lintas dan angkutan; b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang lalu lintas dan angkutan; c. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas bidang manajemen dan rekayasa lali lintas, bina usaha angkutan, pengendalian dan pengawasan lalu lintas; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Bidang Lalu Lintas dan Angkutan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan tugas tugas internal di lingkup Bidang Lalu Lintas dan Angkutan; 3. menyusun bahan perumusan kebijaksanaan teknis sebagai pedoman operasional penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan; 4. menyusun bahan penetapan kebijakan bidang urusan lalu lintas dan angkutan; 5. memfasilitasi, sosialisasi, pembinaan teknis, advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan lalu lintas dan angkutan; 6. menyusun bahan kebijakan penetapan rencana umum jaringan lalu lintas jalan; 7. menyusun bahan kebijakan penetapan pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas; 8. menyusun bahan kebijakan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan 9. menyusun bahan kebijakan penetapan penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di jalan 10. menyusun bahan kebijakan penetapan penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan / atau yang menjadi isu 11. menyusun bahan kebijakan penetapan pelayanan perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan 12. menyusun bahan kebijakan penetapan pelayanan pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi; 13. menyusun bahan kebijakan penetapan pemberian rekomendasi pemasangan periklanan pada kawasan selektif; 14. memberikan kajian/rekomendasi teknis izin trayek angkutan perdesaan/angkutan kota; 15. menetapkan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi yang wilayah pelayanannya dalam satu 16. memberikan izin operasi angkutan taksi yang melayani wilayah 10

17. memberikan rekomendasi operasi angkutan sewa; 18. memberikan izin usaha angkutan pariwisata; 19. menetapkan tarif penumpang kelas ekonomi angkutan dalam 20. memberikan perizinan angkutan umum; 21. memberikan kajian/rekomendasi teknis izin trayek angkutan kota yang wilayah pelayanannya dalam satu wilayah 22. merumuskan jaringan trayek angkutan kota; 23. merumuskan jaringan trayek angkutan pedesaan; 24. memberikan kajian/rekomendasi teknis izin trayek angkutan kota; 25. memberikan kajian/rekomendasi teknis izin trayek angkutan pedesaan; 26. memberikan izin operasi Taksi yang melayani wilayah kota; 27. memberikan izin usaha angkutan sewa; 28. menetapkan tarif angkutan kota kelas ekonomi; 29. merumuskan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk kebutuhan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam satu 30. memberikan izin usaha angkutan barang; 31. memberikan izin bongkar muat barang; 32. menentukan lokasi rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendalian dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan 33. menyelenggarakan pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan kabupaten, jalan nasional dan jalan propinsi yang berada di dalam ibukota kabupaten/wilayah kota; 34. menyelenggarakan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan kabupaten, jalan nasional dan jalan propinsi yang berada di dalam ibukota 35. menyelenggarakan analisis dampak lalu lintas di jalan Kabupaten, jalan nasional dan jalan propinsi yang berada di dalam ibukota kabupaten/wilayah kota; 36. menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di wilayah 37. memberikan izin penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan 38. merumuskan dan menetapkan rencana umum jaringan transportasi jalan 39. merumuskan tatanan transportasi lokal; 40. menyelenggarakan pengelolaan alat pengendalian syarat lalu lintas; 41. merumuskan penyelenggaraan ANDAL LALIN; 42. merumuskan dan menetapkan kelas jalan pada jaringan jalan 43. merumuskan dan menetapkan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan jalan 44. menentukan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan 45. menyelenggarakan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan 46. menyelenggarakan penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan/atau yang menjadi isu 47. menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan data, dan analisis kecelakaan lalu lintas di wilayah 11

48. merumuskan dan menetapkan rencana umum jaringan transportasi jalan sekunder (kabupaten); 49. mengawasi dan mengendalikan operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan 50. mengawasi penyelenggaraan pendidikan dan latihan mengemudi; 51. memberikan izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi; 52. menyelenggarakan pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya; 53. menyelenggarakan penyidikan pelanggaran Perda Kabupaten Purwakarta bidang LLAJ; 54. menyelenggarakan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan; 55. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan lalu lintas dan angkutan kepada Atasan; 56. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Lalu Lintas dan Angkutan; 57. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 58. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 59. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai Paragraf 1 Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Pasal 8 (1) Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan manajemen dan rekayasa lalu lintas. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis bidang urusan manajemen dan rekayasa lalu lintas; b. pelaksanaan urusan pengelolaan manajemen dan rekayasa lalu lintas; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis sebagai pedoman operasional pengelolaan manajemen dan rekayasa lalu lintas; 3. menyiapkan bahan penentuan lokasi rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendalian dan pengamanan pemakai jalan serta faslitas pendukung di jalan 4. menyiapkan bahan pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan 12

kabupaten, jalan nasional dan jalan propinsi yang berada di dalam ibukota kabupaten/wilayah kota; 5. menyiapkan bahan penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan kabupaten, jalan nasional dan jalan propinsi dan yang berada di dalam ibukota 6. menyiapkan bahan penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas di jalan kabupaten, jalan nasional dan jalan propinsi yang berada di dalam ibukota kabupaten/wilayah kota; 7. menyiapkan bahan penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di jalan wilayah 8. menyiapkan dan menyusun bahan pemberian izin penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan 9. menyusun bahan penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan 10. menyiapkan bahan penyusunan tatanan transportasi lokal; 11. menyiapkan bahan pengelolaan alat pengendalian syarat lalu lintas; 12. menyiapkan bahan penyusunan ANDAL LALIN; 13. menyiapkan bahan penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan 14. menyiapkan bahan penyusunan dan penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan jalan 15. menyiapkan bahan penentuan lokasi, pemeliharaan dan penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan pemakai jalan serta fasilitas pendukung di jalan 16. menyiapkan bahan penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan/atau yang menjadi isu 17. mengumpulkan dan mengolah data, serta menganalisis kecelakaan lalu lintas di wilayah 18. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan manajemen dan rekayasa lalu lintas kepada Atasan; 19. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; 20. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 21. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 22. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Paragraf 2 Seksi Bina Usaha Angkutan Pasal 9 (1) Seksi Bina Usaha Angkutan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan bina usaha jasa angkutan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Bina Usaha Angkutan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis bidang urusan pengelolaan bina usaha jasa angkutan; b. pelaksanaan urusan pengelolaan bina usaha jasa angkutan; 13

c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang bina usaha angkutan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Bina Usaha Angkutan mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Bina Usaha Angkutan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pengelolaan bina usaha jasa angkutan; 3. menyusun konsep pola pelaksanaan pembinaan teknis pengelolaan bina usaha jasa angkutan; 4. mengelola dan menganalisa urusan angkutan orang dan angkutan barang; 5. menganalisa bahan perizinan trayek angkutan perdesaan/angkutan kota; 6. menyusun bahan penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan taksi yang wilayah pelayanannya dalam satu 7. menganalisa bahan perizinan operasi angkutan taksi yang melayani wilayah 8. menganalisa bahan perizinan rekomendasi operasi angkutan sewa; 9. menganalisa bahan perizinan usaha angkutan pariwisata; 10. menyusun bahan penetapan tarif penumpang kelas ekonomi angkutan dalam 11. menganalisa bahan perizinan angkutan umum; 12. menganalisa bahan perizinan trayek angkutan kota yang wilayah pelayanannya dalam satu wilayah 13. menyusun jaringan trayek angkutan kota; 14. menyusun bahan perumusan jaringan trayek angkutan pedesaan; 15. menganalisa bahan perizinan trayek angkutan kota; 16. menganalisa bahan perizinan trayek angkutan pedesaan; 17. menganalisa bahan perizinan izin operasi Taksi yang melayani wilayah kota; 18. menganalisa bahan perizinan izin usaha angkutan sewa; 19. menyusun bahan penetapan tarif angkutan kota kelas ekonomi; 20. menyiapkan dan menganalisa ijin insidentil; 21. menyusun bahan perumusan jaringan trayek dan menyusun bahan penetapan kebutuhan kendaraan untuk kebutuhan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam satu 22. menganalisa bahan perizinan usaha angkutan barang; 23. menganalisa bahan perizinan bongkar muat barang; 24. mengendalikan dan mengevaluasi urusan angkutan orang dan angkutan barang; 25. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan pengelolaan bina usaha jasa angkutan kepada Atasan; 26. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Bina Usaha Angkutan; 27. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 28. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 29. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai 14

Paragraf 3 Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas Pasal 10 (1) Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan dan pengendalian lalu lintas. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis bidang urusan pengawasan dan pengendalian lalu lintas; b. pelaksanaan urusan operasional dan pengelolaan pengawasan dan pengendalian lalu lintas; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang pengawasan dan pengendalian lalu lintas; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang urusan pengawasan dan pengendalian lalu lintas; 3. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis sebagai pedoman operasional pengawasan dan pengendalian lalu lintas; 4. menyiapkan bahan penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan 5. menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan pendidikan dan latihan mengemudi; 6. menyiapkan bahan pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya; 7. menyusun bahan pelaksanaan penyidikan pelanggaran Perda Kabupaten Purwakarta bidang LLAJ; 8. menganalisa bahan pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi; 9. menyusun bahan pelaksanaan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan; 10. menyusun bahan analisa pemberian usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi; 11. melaksanakan pengendalian dan pengawasan penerapan tarif angkutan sesuai dengan izin trayek; 12. melaksanakan pengawasan perizinan trayek angkutan; 13. melaksanakan pengawasan dan pengendalian operasional penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas; 14. melaksanakan pelayanan perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas; 15. melaksanakan pengawasan dan pengendalian operasional lalu lintas; 16. melaksanakan penyidikan pelanggaran bidang LLAJ, pemenuhan pelaksanaan teknis dan laik jalan, pelanggaran ketentuan pengujian berkala dan perijinan angkutan umum serta administrasi kendaraan bermotor; 15

17. melaksanakan pembinaan ketertiban dan disiplin lalu lintas di jalan; 18. melaksanakan pengelolaan penimbangan muatan kendaraan angkutan barang; 19. melaksanakan pengamanan lalu lintas dan pengawalan rangkaian kendaraan bermotor; 20. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan pengawasan dan pengendalian lalu lintas kepada Atasan; 21. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas; 22. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 23. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 24. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Bagian Keempat Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Pasal 11 (1) Bidang Teknik Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan dan pengembangan teknik sarana dan prasarana perhubungan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan dan pengembangan teknik sarana dan prasarana perhubungan; b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pengelolaan dan pengembangan teknik sarana dan prasarana perhubungan; c. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas bidang pengujian kendaraan bermotor, terminal dan perparkiran, pos dan telekomunikasi; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Bidang Teknik Sarana dan Prasarana sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan tugas tugas internal di lingkup Bidang Teknik Sarana dan Prasarana; 3. menyusun bahan perumusan kebijaksanaan teknis sebagai pedoman operasional penyelenggaraan pengelolaan dan pengembangan teknik sarana dan prasarana perhubungan; 4. menyusun bahan penetapan kebijakan bidang pengelolaan dan pengembangan teknik sarana dan prasarana perhubungan; 5. memfasilitasi, sosialisasi, pembinaan teknis, advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan teknik sarana dan prasarana perhubungan; 6. menyelenggarakan pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan 16

7. merumuskan dan menetapkan rencana umum jaringan transportasi jalan sekunder (kabupaten); 8. menyelenggarakan pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya; 9. menyelenggarakan pelayanan pos di perdesaan; 10. memberikan rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan; 11. memberikan izin jasa titipan untuk kantor agen; 12. melaksanakan penertiban jasa titipan untuk kantor agen; 13. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan filateli serta penyusunan pelaporannnya; 14. melaksanakan pengujian terhadap alat/perangkat pos dan telekomunikasi dapat dilakukan oleh Balai Uji di daerah 15. melaksanakan pemantauan dan penertiban pelanggaran atas ketentuan sertifikasi dan pengadaan alat/perangkat postel; 16. memberikan izin penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan pemerintah dan badan hukum yang cakupan areanya kabupaten sepanjang tidak menggunakan spektrum frekuensi radio; 17. memberikan rekomendasi terhadap permohonan izin penyelenggaraan jaringan tetap tertutup lokal wireline (end to end) cakupan 18. memberikan rekomendasi wilayah prioritas untuk pembangunan kewajiban pelayanan universal di bidang telekomunikasi; 19. mengawasi dan mengendalikan penyelenggaraan telekomunikasi yang cakupan areanya kabupaten, pelaksanaan pembangunan telekomunikasi perdesaan, penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung seluler atau sejenisnya; 20. memberikan izin kantor cabang dan loket pelayanan operator; 21. menjadi penanggung jawab panggilan darurat telekomunikasi; 22. memberikan rekomendasi dan menerbitkan izin penyelenggaraan instalasi kabel rumah (IKR/G); 23. menyelenggarakan jasa telekomunikasi yang bersifat lokal; 24. menyelenggarakan jaringan telekomunikasi yang bersifat lokal; 25. menyelenggarakan jaringan telekomunikasi yang bersifat khusus; 26. memberikan izin penggunaan spektrum frekuensi radio untuk televisi dan radio lokal dengan tetap mengacu alokasi spektrum frekuensi nasional; 27. memberikan kajian/rekomendasi teknis Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menara telekomunikasi sebagai sarana dan prasarana telekomunikasi; 28. memberikan izin galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi dalam satu 29. memberikan izin instalansi penangkal petir; 30. memberikan izin instalansi genset; 31. mengendalikan dan menertibkan pelanggaran standarisasi pos dan telekomunikasi; 32. memberikan izin usaha perdagangan alat perangkat telekomunikasi; 33. memfasilitasi pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pos dan telekomunikasi serta penggunaan frekuensi radio di daerah perbatasan dengan negara tetangga; 34. memberikan rekomendasi persyaratan administrasi dan kelayakan data teknis terhadap permohonan izin penyelenggaraan radio; 35. memberikan izin lokasi pembangunan studio dan stasiun pemancar radio dan/atau televisi; 36. mengoordinasikan dan memfasilitasi pemberdayaan komunikasi sosial skala 37. memberikan rekomendasi perizinan pendirian radio siaran, TV dan stasion relay; 38. melaksanakan diseminasi informasi nasional; 17

39. mengawasi dan menerbitkan film dan radio; 40. menyelenggarakan pelayanan perizinan pameran bidang perhubungan; 41. mengkoordinasi dan memfasilitasi pengembangan kemitraan media skala 42. merumuskan program dan menyelenggarakan informasi melalui media penerbitan, elektronik, tradisionil dan media baru; 43. menyelenggarakan penyebaran informasi melalui media luar seperti spanduk, baligo, bilboard dan gambar dinding; 44. melaksanakan kontrol kualitas yang akan disajikan melalui intertnet; 45. memelihara konektifitas jaringan internet isp pemda Kabupaten Purwakarta; 46. melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi informasi; 47. melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor; 48. menyelenggarakan pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan; 49. merumuskan dan menetapkan jenis pelanggaran ketentuan pengujian berkala; 50. menetapkan lokasi terminal penumpang Tipe C; 51. mengesahkan rancang bangun terminal penumpang Tipe C; 52. menyelenggarakan pembangunan pengoperasian terminal penumpang Tipe A, Tipe B, dan Tipe C; 53. menyelenggarakan pembangunan terminal angkutan barang; 54. menyelenggarakan pengoperasian terminal angkutan barang; 55. menetapkan lokasi terminal barang; 56. melaksanakan penyiaran; 57. menyelenggarakan penyiaran informasi-informasi pembangunan; 58. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan pengelolaan dan pengembangan teknik sarana dan prasarana perhubungan kepada Atasan; 59. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Teknik Sarana dan Prasarana; 60. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 61. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 62. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai Paragraf 1 Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor Pasal 12 (1) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan pengujian kendaraan bermotor. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis pengelolaan urusan pengujian kendaraan bermotor; b. pelaksanaan urusan pengelolaan urusan pengujian kendaraan bermotor; 18

c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang pengujian kendaraan bermotor; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pengelolaan urusan pengujian kendaraan bermotor; 3. melaksanakan pengawasan dan bimbingan teknis pengujian kendaraan bermotor; 4. menyetujui/mengesahkan kendaraan yang lulus / tidak lulus uji kendaraan, baik yang baru ataupun uji ulang atas dasar hasil pengujian petugas penguji yang bersertifikat; 5. mengontrol susunan alat tambahan kendaraan penumpang umum; 6. melaksanakan evaluasi pencapaian target retribusi pengujian kendaraan bermotor; 7. membina, memeriksa, mengawasi dan mengetahui barang KOASI ( Plat Uji, Buku Uji dan Kartu Induk ) kendaraan yang wajib uji atas dasar kepemilikan kendaraan; 8. melaksanakan pengujian keliling terhadap kendaraan wajib uji; 9. melaksanakan koordinasi dengan satuan organisasi dan atau unit kerja terkait lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas pengujian kendaraan bermotor; 10. melaksanakan penilaian dan penghapusan kendaraan bermotor; 11. melaksanakan pelayanan administrasi pendaftaran dan registrasi dan mutasi serta numpang uji kendaraan bermotor; 12. melaksanakan pemeliharaan peralatan pemeriksaan kendaraan bermotor; 13. melaksanakan pengaturan tentang pembatasan mengangkut orang dengan kendaraan tidak bermotor; 14. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan pengujian kendaraan bermotor kepada Atasan; 15. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor; 16. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 17. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 18. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Paragraf 2 Seksi Terminal dan Perparkiran Pasal 13 (1) Seksi Terminal dan Perparkiran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pengelolaan terminal dan perparkiran. 19

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Terminal dan Perparkiran mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis urusan pengelolaan terminal dan perparkiran; b. pelaksanaan urusan pengelolaan terminal dan perparkiran; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang urusan pengelolaan terminal dan perparkiran; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Terminal dan Perparkiran mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Terminal dan Perparkiran sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis urusan pengelolaan terminal dan perparkiran; 3. menyelenggarakan pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan 4. merumuskan bahan kebijakan penetapan tarif retribusi terminal dan perparkiran di wilayah 5. menyusun bahan kebijakan penentuan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan 6. melaksanakan pemberian izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum; 7. menyusun rumusan kebijakan dalam pengelolaan perparkiran; 8. melaksanakan pengaturan dan pengendalian parkir kendaraan bermotor dan tidak bermotor; 9. menyusun rumusan kebijakan dalam pelayanan pemberian perijinan penyelenggaraan perparkiran; 10. melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta penertiban penyelenggaraan perparkiran; 11. merumuskan penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C; 12. mengesahkan rancang bangun terminal penumpang Tipe C; 13. menyelenggarakan pembangunan pengoperasian terminal penumpang Tipe A, Tipe B, dan Tipe C; 14. menyelenggarakan pembangunan terminal angkutan barang; 15. menyelenggarakan pengoperasian terminal angkutan barang; 16. menetapkan lokasi terminal barang; 17. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan pengelolaan terminal dan perparkiran kepada Atasan; 18. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Terminal dan Perparkiran; 19. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 20. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 21. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Paragraf 3 Seksi Pos dan Telekomunikasi Pasal 14 (1) Seksi Pos dan Telekomunikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang 20

Teknik Sarana dan Prasarana yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan pos dan telekomunikasi. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Pos dan Telekomunikasi mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis pengelolaan urusan pos dan telekomunikasi; b. pelaksanaan pengelolaan urusan pos dan telekomunikasi; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang urusan pos dan telekomunikasi; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pos dan Telekomunikasi mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Pos dan Telekomunikasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pengelolaan urusan pos dan telekomunikasi; 3. menyelenggarakan pelayanan pos di perdesaan; 4. memberikan rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan; 5. memberikan izin jasa titipan untuk kantor agen; 6. melaksanakan penertiban jasa titipan untuk kantor agen; 7. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan filateli serta penyusunan pelaporannnya; 8. melaksanakan pengujian terhadap alat/perangkat pos dan telekomunikasi dapat dilakukan oleh Balai Uji di daerah 9. melaksanakan pemantauan dan penertiban pelanggaran atas ketentuan sertifikasi dan pengadaan alat/perangkat postel; 10. memberikan izin penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan pemerintah dan badan hukum yang cakupan areanya kabupaten sepanjang tidak menggunakan spektrum frekuensi radio; 11. memberikan rekomendasi terhadap permohonan izin penyelenggaraan jaringan tetap tertutup lokal wireline (end to end) cakupan 12. memberikan rekomendasi wilayah prioritas untuk pembangunan kewajiban pelayanan universal di bidang telekomunikasi; 13. mengawasi dan mengendalikan penyelenggaraan telekomunikasi yang cakupan areanya kabupaten, pelaksanaan pembangunan telekomunikasi perdesaan, penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung seluler atau sejenisnya; 14. memberikan izin kantor cabang dan loket pelayanan operator; 15. menjadi penanggung jawab panggilan darurat telekomunikasi; 16. memberikan rekomendasi dan menerbitkan izin penyelenggaraan instalasi kabel rumah (IKR/G); 17. menyelenggarakan jasa telekomunikasi yang bersifat lokal; 18. menyelenggarakan jaringan telekomunikasi yang bersifat lokal; 19. menyelenggarakan jaringan telekomunikasi yang bersifat khusus; 20. memberikan izin penggunaan spektrum frekuensi radio untuk televisi dan radio lokal dengan tetap mengacu alokasi spektrum frekuensi nasional; 21. memberikan kajian/rekomendasi teknis Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menara telekomunikasi sebagai sarana dan prasarana telekomunikasi; 22. memberikan izin galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi dalam satu 23. memberikan izin instalansi penangkal petir; 24. memberikan izin instalansi genset; 21