PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI MAKANAN RINGAN LADU DENGAN MENGGUNAKAN INOVASI TEKNOLOGI DI DESA BANJAREJO DUSUN LAJU KECAMATAN NGANTANG

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

YUWIDA KUSUMAWATI A

T E M P E 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB III METODE PENELITIAN. biji cempedak ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana. kriteria tertentu yang diharapkan dalam penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah anorganik dan limbah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ikan merupakan salah satu hewan yang banyak dibudidayakan oleh

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu produk pertanian yang banyak manfaatnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. negatif terhadap lingkungan diantaranya pencemaran lingkungan yang disebabkan

I b M KELOMPOK PRODUSEN TAHU DI KECAMATAN WONOSARI

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

BAB I PENDAHULUAN. panjang cm dan garis tengah cm. Buah nangka terdiri atas

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PELATIHAN PEMBUATAN SELAI LABU PARANG UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA BAGI RT 013/01 KELURAHAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

Transkripsi:

64 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 2: 64-70, 2017 PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG Wirawan, Gatut Suliana, Taufik Iskandar Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstrak UKM Pengolahan Bapak Agus bertempat tinggal di Desa Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Kota Malang merupakan UKM yang sudah berproduksi dalam pengolahan tahu lebih dari 20 tahun. Selama ini hanya menghasilkan tahu putih dan tahu gembos. Sedangkan UKM tricah telah memproduksi olahan pangan dari bahan baku kedelai seperti susu kedelai, lumpiah tahu dan kue kering. Keuntungan yang tidak terlalu besar menyebabkan UKM ini tidak berkembang sejak pertama kali berdiri. Pemasaran tahu hanya berkisar di pasar sekitar seperti pasar Merjosari dan sekarang meluas ke daerah karangploso Kabupaten Malang. Industri Tahu yang dijalankan di area perkotaan yang padat penduduk. Industri tahu menghasilkan limbah cair dan padat, seringkali menimbulkan bau yang tidak sedap terutama limbah padat dan seringkali mendapatkan keluhan dari warga. Limbah padat yang dihasilkan dijual dengan harga yang relatif rendah yaitu Rp. 20.000 / karung atau kapasitas 40 Kg. Selama ini pemanfaatan ampas tahu hanya di gunakan untuk campuran pakan maupun tempe bongkrek. Solusi yang ditawarkan atas semua permasalah yang dihadapi oleh kedua Mitra/UKM akan disesuaikan dengan tujuan yaitu : adanya keberpihakan yang ditujukan langsung kepada masyarakat melalui fasilitasi peralatan proses produksi untuk olahan pangan dan tepung serta memberikan ketrampilan kepada UKM dan kelompok warga dalam mengolah limbah / hasil samping dari ampas tahu menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih besar. Bentuk Kegiatan yang akan dikerjakan adalah 1) Fasilitasi alat penggiling pengolahan ampas tahu menjadi tepung, 2) Fasilitasi alat pengolahan dari tepung ampas tahu menjadi produk olahan pangan seperti nungget ampas, lumpia dan kerupuk, 3) Pelatihan dan pendampingan kepada UKM tentang proses produksi roti dan kerupuk, 4) Pelatihan manajemen usaha, pemasaran dan kemasan. Kata kunci : Ampas tahu, UKM Industri Tahu Pendahuluan Tahu adalah bahan makanan dengan bahan dasar kacang kedelai lokal maupun impor yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tahu mengandung energi sebesar 68 kilokalori, protein 7,8 gram, karbohidrat 1,6 gram, lemak 4,6 gram, kalsium 124 miligram, fosfor 63 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu di dalam Tahu juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,06 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Tahu, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 % (Astawan,2009). Usaha tahu selama ini tergantung dari harga dari komoditas kedelai yang tidak stabil, hal ini

65 menyebabkan kapsitas produksi yang dihasilkan tidak menentu. Mitra UKM pengolahan tahu Bapak Agus berada di desa Tunggulwulung RT 03 RW 02 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Kecamatan lowokwaru Kota Malang. Kedua UKM ini berdiri sejak tahun 1995 dan 1996. UKM bapak Tricah hanya memiliki karyawan 1 orang dan dibantu pihak keluarga 1 orang. Kapasitas produksi dalam sehari membutuhkan 10 kg kedelai untuk olahan susu kedelai, tahu bulat dan lumpia tahu. Sedangkan UKM bapak Tricah mempunyai 3 orang karyawan dengan kapasitas produksi 50 kg / hari. Dengan Lokasi dekat dengan perkampungan padat penduduk menjadikan usaha ini tidak bisa dikembangkan karena lahan yang tersedia juga terbatas. Pendidikan yang ditempuh kedua UKM ini hanya sebatas Lulusan SMP dan SMA. Tetapi berkat kerja keras kedua UKM ini masih bisa tetap berproduksi meskipun harga kedelai yang tidak menentu. Semangat serta keinginan untuk mengembangkan usaha sangat tinggi.. Manajemen usaha produksi bahan olahan merupakan konsep pengelolaan sumber daya untuk menunjang keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Kompleksitas permasalahan yang ada di tempat usaha tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan sesaat, tetapi pendekatan sistem yang berorientasi pada tujuan. Pendekatan sistem adalah cara baru yang terbukti sukses dalam meningkatan efisiensi dan efektivitas usaha serta memperbaiki sistem pengelolahan limbah yang menjadi salah satu permasalahan dalam suatu industri bahan pangan maupun minuman. Kedua UKM ini sudah cukup berhasil dalam pengolahan limbah terutama limbah cair dengan menampung dan diuraikan dengan jerami atau karbon terlebih dahulu sebelum di buang kedalam sungai di sekitar lokasi. Tetapi dari limbah padat berupa ampas kedelai hanya disimpan diluar rumah dengan ditempatkan dalam karung dan keesokan harinya dijual kepada peternak sapi dengan harga jual berkisar Rp. 40.000 / 10 Kg. Proses produksi di kedua UKM ini menggunakan mesin penggiling meskipun kondisi sudah mulai bermasalah dan sering mengalami masalah.. Tahu merupakan produk makanan yang sangat mudah rusak karena memiliki kadar air dan protein yang ringgi sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri pembusuk dan bakteri patogen sangat tinggi. Produk tahu memiliki umur simpan yang singkat hanya berkisar 2-3 hari, sedangkan ampas tahu jika tidak dikeringkan hanya bertahan 1 malam. Umumnya UKM pengolahan tahu hanya memproduksi tahu saja dan belum diberikan ketrampilan dalam pengolahan hasil samping tertutama ampas tahu menjadi produk pangan. Dalam proses pembuatan tahu akan diperoleh hasil lain, yakni ampas tahu (limbah padat) dan sari tahu (limbah cair). Bahan dasar pembuatan tahu adalah dengan menggunakan kedelai, kedelai tersebut digiling menggunakan ala penggiling dan dicampurkan dengan air panas. Penggilingan dengan air panas akan menghasilkan bubur kedelai, kemudian bubur kedelai tersebut dipanaskan hingga muncul gelembung-gelembung kecil lalu diangkat dan biarkan agak dingin setelah itu bubur kedelai tersebut disaring sehingga diperoleh sari kedelai dan ampas kedelai atau lebih dikenal dengan sebutan Ampas Tahu (Winarno, 2003). Identifikasi Rumusan masalah Beberapa permasalah yang dihadapi oleh kedua mitra usaha pembuatan tahu di desa Tunggulwulung Kecamatan Lowokrau Kota Malang adalah sebagai berikut :

66 Potensi limbah yang tinggi terutama limbah padat yang mencapai 170% dari berat kedelai yang digunakan dalam tahu, sehingga memberikan potensi limbah yang besar, Pengetahuan yang kurang tentang potensi olahan lain dari tahu bahkan hasil sampingnya, selama ini UKM hanya mengetahui produksi tahu putih serta tahu gembos yang dijual ke pasar, Limbah padat yang dihasilkan menyebabkan bau tak sedap disekitar lokasi produksi dikarenakan disekitar merupakan daerah padat penduduk, Murahnya ampas tahu yang dijual kepada pengepul maupun peternak ikan yang hanya diberi harga Rp.10.000/ karung atau 40 kg berat basah. Anggota keluarga/ saudara keluarga UKM yang banyak belum mempunyai pekerjaan tetap sehingga berpotensi untuk melakukan kegiatan pengolahan ampas tahu menjadi produk pangan. Sistem pemasaran yang masih bersifat tradisional dan tanpa pengemasan yang menarik. Akibatnya daya tarik produk hanya disebabkan oleh citarasanya saja bukan dari penampilan kemasan. Hal ini juga yang menyebabkan produk hanya dipasarkan secara terbatas. UKM belum memiliki merk dagang yang merupakan ciri khas dari produk yang dihasilkan Metode Pelaksanaan Waktu dan lokasi Kegiatan Pengabdian Dilaksanakan di Desa Tunggulwulung Kota Malang dan dilaksanakan dari bulan april hingga agustus 2017 Persiapan Proses Persiapan meliputi evaluasi diri kondisi mitra saat ini, selanjutnya dilakukan kegiatan pendampingan pelatihan usaha dan perbaikan performasi produk ampas tahu yang sesuai dengan program pengabdian Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari pegadaan msein dan alat untuk mendukung kegiatan, pendampingan pelatihan olahan ampas tahu menjadi produk olahan pangan dan perbaikan performansi produk dalam kemasan dan pemasaran. Hasil dan Pembahasan Pekerjaan pendahuluan dilakukan dengan kegiatan survei awal dimulai dari pertemuan dengan kedua mitra yaitu bapak tricah dan bapak nur kholis. Dalam perjalanan terdapat kendala bagi mitra 2 yaitu bapak nur kholis tabah. Pada bulan januari 2017 memutuskan untuk menghentikan usaha pembuatan tahu dikarenakan pangsa pasar yang ketat dan harga kedelai yang tidak stabil. Oleh karena itu pengabdi mencari solusi dengan mencari mitra pengganti. Yaitu industri tahu dengan lokasi di daerah Tunggulwulung, dan terdapat industri yang sama yaitu bapak budi. Dari hasil pertemuan didapatkan masalah dalam industri tahu, yaitu mesin penggiling kurang optimal dalam prosesnya, sehingga rendemen tahu kecil dan ampas yang didapatkan sangat besar. Hal ini menyebabkan potensi kerugian menjadi tinggi, karena sari kedelai yang dihasilkan kecil Dalam satu hari, 50 Kg kacang kedelai didapatkan 20 cetakan dimana 1 cetakan menggunakan 2.5 kg kedelai. Dalam 1 cetakan akan didapatkan 8 bungkus

67 tahu dengan ukuran 45 cmx 45 cm. Sehingga dalam 1 hari didapatkan 160 bungkus per hari. Gambar 1. Pertemuan dengan mitra dan kondisi terkini mesin dan peralatan mitra Industri tahu bapak agus memproduksi 100% tahu goreng (tahu gembos) dan dipasarkan di pasar karangploso kabupaten Malang yang berjarak 15 km. Hal ini harus dilakukan karena persaingan pasar di kota malang yang sangat tinggi. Ampas yang dihasilkan industri tahu hanya dihargai Rp.300 / Kg. Ampas tahu merupakan limbah yang sangat bagus digunakan untuk pakan ternak. Kandungan protein yang tinggi membuat ampas tahu bagus digunakan sebagai bahan pakan sumber protein bagi ternak. Dari hasil uji lab kandungan protein didapatkan ampas tahu megandung protein sebesar 17% dari jumlah protein kedelai. Ampas tahu basah lebih baik dibandingkan dengan yang kering, karena nilai kadar protein dan rendemennya lebih tinggi dari ampas tahu kering. Dari hasil uji laboratorium Ampas tahu mengandung bahan kering 11,43% (Pradata,2005) Gambar 2. Skema pemanfaatan kedelai dan ampas kedelai

68 Pelatihan Pengolahan pangan Pelatihan pengolahan pangan pembuatan ampas tahu menjadi olahan pangan baik dengan memanfaatkan ampas tahu semi basah dan ampas tahu kering meliputi : 1. Pengadaan mesin dan peralatan penggilingan tahu; 2. Pengadaan Mesin dan peralatan olahan ampas tahu; 3. Pembuatan Olahan Pangan dari ampas tahu baik semi basah maupun kering Untuk meningkatkan jumlah rendemen sari kedelai, maka dibutuhkan pengadaan mesin giling yang memadahi sehingga mengurangi tingkat kerugian. Mesin yang diberikan yaitu satu set mesing giling dan mesin solar yang berkapasitas diameter 8. Gambar 3. Serah terima mesin penggiling tahu Peralatan dan mesin giling milik bapak agus sudah mempunyai umur 5 tahun, sehingga dalam setiap bulan sekali membutuhkan perbaikan baik dari roll karet dan juga hasil ekstrak yang kurang maksimal. Oleh karena itu dibutuhkan mesin giling yang dapat menjaga konsistensi penggilingan tahu. Ampas tahu yang dihasilkan dari hasil samping olahan tahu dikeringkan terlebih dahulu untuk dioah lebih lanjut menjadi olahan pangan. Untuk mengurangi kadar air dalam ampas maka perlu dilakukan penirisan air dengan bantun mesin spinner. Mesin ini dapat mengurangi kandungan air dalam ampas tahu sebesar 74% dari berat basah ampas tahu. Pengeringan ampas tahu menggunakan spinner dan pengeringan oven dapat menghasilkan kulaitas ampas kering yang dapat dijadikan bahan baku olahan pangan seperti kerupuk, roti dan cookies ampas tahu. Sedangkan ampas tahu semi basah dapat dioplah menjadi nugget dan isi dari lumpia tahu (Erwin,2006). Pelatihan ampas tahu menjadi olahan pangan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari ampas tahu. Selama ini harga ampas tahu berkisar Rp.300-Rp. 500 / kg yang digunakan untuk pakan ternak. Dengan mengolah menjadi produk olahan pangan dapat meningkatkan harga jual ampas tahu, hal ini akan menyebabkan penghasilan UKM Tahu dapat meningkat.

69 Gambar 4. Proses pengeringan ampas tahu Olahan produk ampas tahu dapat digunakan dalam bentuk semi basah atau ampas tahu kering, olahan produk ampas tahu basah dapat digunakan menjadi isi kulit lumpia dan kerupuk, sedangkan olahan ampas tahu kering dalam bentuk produksi roti. Gambar 5. Lumpiah ampas tahu

70 Kesimpulan 1. Penggunaan mesin giling baru dapat mengurangi hasil samping ampas kedelai berkurang hingga 25% 2. Olahan pangan dari ampas tahu basah berupa lumpia tahu, nugget dan ampas tahu kering dapat diolah menjadi kerupuk dan kue kering 3. Pemasaran dari semula hanya 1 lokasi pasar karangploso bertambah menjadi 3 lokasi tempat dan promosi media online Ucapan terima Kasih Terima kasih disampaikan kepada : a. Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM) Kementrian Riset, teknologi dan Pendidikan Tinggi yang membiayai kegiatan ini pada Skema iptek bagi masyarakat tahun 2017 b. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tribhuwana Tunggadewi yang telah memfasilitasi Kegiatan ini Daftar Pustaka Astawan, Made. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang & Biji- Bijian. Jakarta: Penebar swadaya Erwin. Lily T. 2006. Tempe dan Tahu Sehat dan Lezat Alami. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Pradata, Yuni. 2005.Aneka Masakan Tahu. Depok: PT. Agromedia Pustaka. Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru. Jakarta. Gramedia. Pustaka Utama.