Keywords: Flip Chart, Behavior Breastfeeding, Women Workers

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KESEHATAN: MEDIA FLIP CHART TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI PEKERJA WANITA

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI

Gambaran Karakteristik Ibu Nifas dan Praktik Menyusui Yang Benar di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

Sri Lestari Dwi Astuti, Asrining Surasmi Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN PAKET EDUKASI TENTANG MANAJEMEN LAKTASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA. Karya Tulis Ilmiah

Watik Ariyanti*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

Nur Faridah Trisiyah *), Dewi Novianty **) STIKes Patria Husada blitar ABSTRACT

Putri Kusumawati Priyono

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

ABSTRACT. Bibliography : 13 ( ) Keywords : Knowledge mother, Implementation Techniques truthful Breastfeeding

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRAKTIK IBU HAMIL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI POST PARTUM

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

PENGARUH KONSELING MENYUSUI TERHADAP PRAKTEK MENYUSUI IBU DI KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2010

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BONA F. P. BANJARNAHOR

Universitas Jenderal Soedirman

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENYUSUI DENGAN PELAKSANAAN TEKNIK MENYUSUI

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih, Dodiet Aditya S Kementrian Kesehatan Politeknik Surakarta Jurusan Kebidanan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Kata kunci : pengetahuan, persepsi, peran keluarga, ASI eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

PERBEDAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN DEMONSTRASI PADA ANAK KELAS V SD DI SDN PAGU I KECAMATAN PAGU

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

MENGANALISIS PERBEDAAN KEPATUHAN IBU MEMBAWA BUKU KIA SERTA KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KIA

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

RANI SURAYA NIM

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA FLIP CHART TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI PEKERJA WANITA DI PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN Umi Ma rifah 1), Rachmawati Ika S. 2). 1 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya (Umi Ma rifah 1) email: umima-rifah20@yahoo.com 2 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya (Rachmawati Ika S.) email: ika.rachmawatiarif2311@gmail.com Abstract Breastfeeding in Indonesia have not been fully implemented, one of which is the constraint of exclusive breastfeeding for working mothers. In the working mother, the short duration of maternity leave / give birth before the result of exclusive breastfeeding ends have to return to work, these conditions encourage mothers to stop breastfeeding and give early complementary feeding her baby. The study aims to analyze the influence of health education with media flip chart the behavior of breastfeeding women workers in PHC Sidotopo Wetan Surabaya. Research carried out for 8 months. This study design is experimental design One Group Pre-test Pr-posttest design. Its population is women workers who are breastfeeding infants aged 3-12 months in health centers Sidotopo Wetan Surabaya as much as 38 mothers. Samples were taken using simple random sampling technique as much as 35 mothers. The collection of data pre-test and post test done by giving questionnaires and observation. The results of analysis by Wilcoxon Signed Ranks Test with significance level α (0,05) = 0.000, the conclusions in the can is the value 0.000 <(α = 0,05), means that Ho is rejected or there is a significant difference in the behavior of breastfeeding before treatment and after treatment, which means that there is the effect of health education with media Flip Chart to increased feeding behavior Women workers in PHC Sidotopo Wetan. Expected health workers in implementing health education and media attention to methods that suit their needs so that the information provided may change health behaviors in depth. Keywords: Flip Chart, Behavior Breastfeeding, Women Workers

PENDAHULUAN Latar belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) seharusnya dimulai sejak janin dalam kandungan sampai dewasa. Pemberian ASI merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. Pemberian ASI berarti memberikan zatzat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik, mental maupun kecerdasan. Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja. Cakupan pemberian ASI Eklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Indonesia turun dari 34,3% pada tahun 2009 menjadi 33,6% pada tahun 2010. Masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih terbatasnya konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan, belum maksimalnya kegiatan edukasi tentang ASI dan pemberian MP- ASI, ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya kelompok pendukung ASI (Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI, 2011). Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang bekerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 Dari total populasi 112 juta jumlah pekerja di Indonesia (data Badan Pusat Statistik tahun 2012), saat ini ada 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia (Kompas, 2013). Tren menunjukkan bahwa akses laki-laki dan perempuan ke pekerjaan formal telah meningkat dari waktu ke waktu, tetapi hasil pada formalitas tersebut dialami secara berbeda di seluruh gender. Pada bulan Mei 2013 ada 53,2 juta pekerja bekerja di sektor formal, dan 35 persennya adalah perempuan, 65 persennya adalah laki-laki. Begitu pula terdapat 61,4 juta pekerja yang bekerja di sektor ekonomi informal dengan 41 persennya adalah perempuan dan 59 persennya adalah laki-laki (ILO. 2013). Pekerja wanita dituntut meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita. Sesuai dengan kodratnya, pekerja wanita akan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui. Pada ibu yang bekerja, singkatnya masa cuti hamil/melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI eksklusif berakhir sudah harus kembali bekerja. Oleh karena itu satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 bulan dilanjutkan menyusui sampai 2 tahun sesuai dengan aturan Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia (Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI, 2011). Cakupan pemberian ASI Eklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Indonesia turun dari 34,3% pada tahun 2009 menjadi 33,6% pada tahun 2010. Masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih terbatasnya konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan, belum maksimalnya kegiatan edukasi tentang ASI dan pemberian MP- ASI, ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya kelompok pendukung ASI (Pedoman ASI Sedunia, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 03 Maret-25 April 2014 di Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya, dari 84 pekerja wanita yang menyusui bayi usia 6-12 bulan sebanyak 56 ibu

(66,7%) memiliki rencana menyapih bayinya sebelum usia 1 tahun dan 28 ibu (33,3%) ingin menyusui sampai bayi berusia 2 tahun, selain itu jumlah ibu yang menyusui secara ekslusif hanya 13 ibu (15,5%), sebanyak 71 ibu (84,5%) memberikan tambahan susu formula dan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sebelum bayi berusia 6 bulan. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pihak Puskesmas Sidotopo Wetan untuk mendukung kebijakan pemerintah tentang pemberian ASI yaitu dengan penyediaan ruang pojok laktasi, tidak melakukan promosi pemberian susu formula, memberikan penyuluhan pemberian ASI saat pemeriksaan kehamilan, persalinan dan nifas. Meskipun beberapa upaya untuk mendukung pemberian ASI telah dilakukan namun praktik pemberian ASI eksklusif masih rendah, hal ini dapat diakibatkan kurangnya optimalisasi ruang pojok laktasi sebagai tempat untuk memberikan pendidikan kesehatan yang disertai dengan media penyampaian informasi yang lengkap. Metode penyuluhan tentang pemberian ASI selama ini yaitu ceramah dengan media leaflet, informasi tentang manajemen laktasi tidak berikan secara menyeluruh. Selain itu petugas kesehatan sebagian besar belum mengikuti pelatihan konseling laktasi, sehingga proses pendampingan bagi ibu menyusui terutama pekerja wanita belum terlaksana secara maksimal. Berdasarkan hasil wawancara pada Ibu menyusui pekerja wanita sebanyak 47 orang berpendapat bahwa ketika masa cuti telah habis, maka kesempatan untuk menyusui sudah selesai, bayi mulai diajarkan minum susu formula dan diberikan MP-ASI. Sesuai dengan Kebijakan dan Strategi Depkes Tentang Peningkatan Pemberian ASI Pekerja Wanita, bahwa peningkatan pemberian ASI (PP-ASI) dilaksanakan secara lintas sektor dan terpadu dengan melibatkan peran serta masyarakat khususnya masyarakat pekerja, PP-ASI dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan di setiap tempat kerja. Beberapa strategi yang harus dilakukan yaitu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pihak manajemen untuk meningkatkan status kesehatan ibu pekerja dan bayinya, mengupayakan fasilitas yang mendukung PP-ASI bagi ibu yang menyusui di tempat kerja menyediakan sarana ruang memerah ASI, menyediakan perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI, menyediakan materi dan memberikan penyuluhan ASI. Salah satu langkah kegiatannya yaitu mengembangkan KIE yang spesifik melalui metode dan media yang sesuai dengan sasaran dilengkapi dengan media elektronik atau media cetak seperti leaflet, booklet atau flip chart (Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI, 2011). Sejauh ini pengaruh pendidikan kesehatan dengan alat peraga flif chart tentang menyusui dengan perubahan tingkah laku pekerja wanita belum diketahui. Keuntungan dari alat peraga flif chart antara lain tidak memerlukan listrik, ekonomis, memberikan info ringkas dan praktis, media yang cocok untuk kebutuhan di dalam ruangan atau di luar ruangan, bahan dan pembuatannya murah, mudah dibawa kemana- mana, dan membantu mengingatkan pesan dasar bagi fasilitator atau pengguna media (Desi Pratiwi, 2013). Peran tenaga medis sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat dalam melakukan klarifikasi tindakan pemberian ASI secara tepat untuk mencegah terjadinya masalah menyusui, selain itu tindakan ini juga penting untuk meningkatkan komunikasi interpersonal pada pekerja wanita, sehingga ibu akan tahu, mengerti, paham, dan dapat melaksanakan atau mengaplikasikan dengan pemberian ASI dengan benar. Berdasarakan uraian latar belakang tersebut menunjukkan bahwa salah satu program pengembangan KIE tentang ASI dan MP-ASI dengan media cetak

flip chart sangat dibutuhkan untuk mendukung peningkatan perilaku pemberian ASI pekerja wanita. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan media flip chart terhadap perilaku pemberian ASI pekerja wanita di Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya. Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan media flip chart terhadap perilaku pemberian ASI pekerja wanita di Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya. KAJIAN LITERATUR Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa perseorangan (Nasrul Effendi, 1998). Hasil atau dampak yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke perilaku yang kondusif mengandung berbagai dimensi, yaitu : 1. Perubahan perilaku Perubahan perilaku-perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. 2. Pembinaan perilaku Perilaku masyarakat yang sudah sehat agar dipertahankan, artinya masyarakat yang sudah mempunyai perilaku hidup sehat (healthy life style) tetap dilanjutkan atau dipertahankan. 3. Pengembangan perilaku Perilaku sehat yang ditujukan terutama bagi anak, karena perawatan terhadap anak termasuk kesehatan yang diberikan oleh orang tua akan langsung berpengaruh kepada perilaku anak sehat selanjutnya (Notoatmodjo, 2003). Media Flip Chart Menurut Tri Aan Agustiansyah flif chart merupakan media penyampaian pesan atau informasi informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Menurut Johanis Rampisela flif chart merupakan papan berkaki yang bagian atasnya bisa menjepit lembaran. Menurut Suyatno flif chart merupakan kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran. Menurut Tri Aan Agustiansyah syarat syarat pembuatan flif chart antara lain berisi gambar gambar untuk menjelaskan pesan yang hendak disampaikan, pada lembar baliknya terdapat kalimat yang menjelaskan gambar, mudah dibawa oleh penyuluh, ukuran disesuaikan dengan jumlah peserta, dan gambar yang ditayangkan menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan penjelasan yang disampaikan. Keuntungan dari Flif Chart Menurut Laswosky adalah ekonomis, tidak membutuhkan listrik, warna bisa ditambah sesuai dengan keinginan, peluang untuk spontanitas, memberi info ringkas, praktis, bahan pembuatan murah. Perilaku Pemberian ASI Perilaku adalah totalitas pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal(notoatmodjo, 2014). Menyusui adalah suatu cara memberikan makanan yang ideal atau air susu ibu yang keluar dari kedua payudara pada bayi (Perinasia, 1994).

Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar 1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan di sekitar kalang payudara. 2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara. 3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. 1) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu. 2) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan. 3) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara. 4) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 5) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang. 6) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudaranya saja. 7) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara : a. Menyentuh pipi dengan puting susu atau, b. Melalui sudut mulut atau, Menyentuh sisi mulut bayi c. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi. d. Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi yaitu : a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi b) Dagu bayi ditekan ke bawah. 4. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan sekitar kalang payudara; biarkan kering dengan sendirinya. 5. Menyendawakan bayi Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak gumoh setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi yaitu : a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan. b) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Pre experimental design One Group Pr-testpost test Design. Populasi penelitian ini adalah pekerja wanita yang menyusui bayi usia 3-12 bulan sebanyak 38 ibu, jumlah sampel sebanyak 35 ibu menggunakan Simple Random Sampling. Variabel independen yaitu pendidikan kesehatan dengan media flip chart sedangkan variabel dependennya adalah perilaku pemberian ASI pekerja wanita. Penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya. pada bulan Mei sampai Agustus 2015. Sumber data penelitian ini adalah data primer, Responden yang memenuhi kriteria penelitian dan dilakukan pengukuran secara langsung hasil perilaku ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dalam pemberian ASI menggunakan media Flip Chart. Pengumpulan data pre test dilakukan dengan cara memberikan angket kuesioner dan observasi perilaku setiap responden dalam pemberian ASI selama 20 menit, selanjutnya setiap responden diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI dan Menyusui menggunakan media Flip Chart selama 40 menit, pengukuran data post test dilakukan 1 minggu setelah

tindakan. Data akandianalisis dengan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Perilaku pemberian ASI pekerja wanita sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media Flif Chart. 2. Tingkat Perilaku pemberian ASI pekerja wanita sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media Flif Chart. Baik Cukup Kurang 3% 34% Baik Cukup Kurang 60% 20% 63% Gambar 1. 20% Distribusi Tingkat perilaku pemberian ASI Pekerja wanita sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media Flif Chart di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya Juni 2015. Berdasarkan Pada gambar 1 di atas menunjukkan bahwa perilaku pemberian ASI pekerja wanita sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media Flif Chart dari 35 orang terdapat sebagian besar ibu memiliki perilaku kurang sebanyak 7 orang (20%) dan perilaku cukup sebanyak 7 orang (20%), sedangkan perilaku baik sebanyak 21 orang (60%). Gambar 2. Distribusi Tingkat perilaku pemberian ASI Pekerja wanita sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media Flif Chart di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya Juni 2015. Berdasarkan Pada gambar 2 di atas menunjukkan bahwa perilaku pemberian ASI pekerja wanita sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media Flif Chart dari 35 orang terdapat sebagian besar ibu memiliki perilaku baik sebanyak 22 orang (63%) dan perilaku cukup sebanyak 12 orang (34%), sedangkan ibu dengan tingkat perilaku kurang sebanyak 1 orang (3%).

3. Tingkat Perilaku Pemberian ASI pekerja wanita sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media Flif Chart. 70 60 50 40 30 20 10 0 20 20 Sebelum Baik Cukup Kurang 60 63 Gambar 3. Distribusi Tingkat perilaku pemberian ASI Pekerja wanita sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media Flif Chart di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya Juni 2015. Berdasarkan pada gambar 3 di atas di dapatkan hasil sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media flif Chart, dari 35 responden terdapat 7 orang (20%) ibu dengan tingkat perilaku baik, dan perilaku cukup sebanyak 7 orang (20%), dan perilaku kurang sebanyak 21 orang (60%). Sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media flif Chart tingkat perilaku ibu mengalami peningkatan, untuk tingkat perilaku baik sebanyak 22 orang (63%), tingkat perilaku cukup berjumlah 12 orang (34%), dan untuk ibu dengan tingkat perilaku kurang menurun sebanyak 1 orang (3%). Untuk menguji hipotesis penelitian dibuktikan melalui uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan taraf signifikan α (0.05) = 0,000 maka kesimpulan yang di dapat adalah nilai 0,000 < (α =0.05), artinya Ho di tolak atau terdapat perbedaan bermakna perilaku pemberian 34 Sesudah 3 ASI sebelum perlakuan dan setelah perlakuan, yang berarti ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan dengan media Flip Chart terhadap peningkatan perilaku pemberian ASI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku kesehatan pemberian ASI pada ibu bekerja telah terjadi peningkatan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI dan Menyusui dengan media flip chart. Sesuai dengan Teori Kurt Lewin (1970) (dalam Notoadmodjo, 2014), bahwa perilaku manusia dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restrining forces), kekuatan pendorong akan meningkat apabila terdapat stimulus yang mendorong terjadinya perubahan perilaku yaitu berupa penyuluhan atau informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan. Perubahan perilaku pemberian ASI pekerja wanita di Puksesmas Sidotopo Wetan tersebut setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan media Flip Chart secara individu terjadi karena adanya kesediaan untuk berubah. Hal ini terbukti pada saat penelitian terdapat sebagian besar ibu yang bekerja setelah dilakukan wawancara dan mengisi angket kuesioner lebih memilih akan memberikan bayinya susu formula dibandingkan dengan ASI, hasil data diperoleh ibu yang memiliki perilaku kurang sebanyak 21 orang (60%), namun setelah diberikan pendidikan yang benar tentang ASI dan menyusui menggunakan media Flip Chart, selanjutnya setelah 1 minggu dilakukan observasi terdapat peningkatan perilaku responden dibandingkan sebelum mendapat pendidikan, hasil data menunjukan sebagian besar baik sebanyak 22 orang (63%) dan cukup sebanyak 12 orang (34%), perilaku tersebut meliput pengetahuan, sikap dan praktik pemberian ASI yang benar. Penggunaan media Flip Chart dalam pendidikan kesehatan pada penelitian ini

sangat membantu responden untuk memahami informasi yang diberikan, materi kesehatan tentang ASI dan Menyusui diuraikan menggunakan bahasa yang jelas, mudah dimengerti dan disertai ilustrasi gambar yang menarik, sehingga responden mudah untuk mempraktikkan sendiri pada materi-materi yang berkaitan dangan tindakan, salah satunya yaitu teknik menyusui yang benar dan cara memerah ASI dan penyimpanan ASI pada ibu bekerja. Menurut Notoadmodjo (2014), bahwa Perubahan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan kesehatan yang diawali dengan memberikan informasi setiap individu dapat meningkatkan pengetahuan. Selanjutnya dengan pengetahuanpengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran diri dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. perubahan perilaku dengan pendidikan akan menghasilkan perubahan yang efektif bila dilakukan melalui metode diskusi partisipasi dengan media kesehatan yang sesuai. berdasarkan hasil wawancara dengan responden saat penelitian, bahwa terdapat beberapa kelebihan model pendidikan kesehatan yang dilakukan secara individu dengan media Flip Chart pada penelitian ini, diantaranya; a) dapat merangsang responden untuk lebih aktif berdiskusi tentang pengalaman pemberian ASI yang telah dilakukan, b) lebih praktis untuk diletakkan di tempat-tempat yang diinginkan, c) responden dapat membaca dan mempraktikkan materi setiap hari secara berulang. KESIMPULAN Berdasarkan gambaran data tersebut di atas menunjukkan bahwa : 1. Tingkat perilaku pekerja wanita di Puskesmas Sidotopo Wetan sebagian besar kurang sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media flip chart. 2. Tingkat perilaku pekerja wanita di Puskesmas Sidotopo Wetan sebagian besar Baik dan Cukup sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media flip chart. 3. Kesimpulan yang di dapat adalah nilai 0,000 < (α =0.05), artinya Ho di tolak atau terdapat atau terdapat perbedaan bermakna perilaku pemberian ASI sebelum perlakuan dan setelah perlakuan, yang berarti ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan dengan media Flip Chart terhadap peningkatan perilaku pemberian ASI. REFERENSI Azwar Syaifuddin. 2003. Sikap Manusia Dan Teori Pengukurannya. Edisi 2. cetakan VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Astuti, Sri. 2008. Kesehatan Masyarakat. http://www.depkes.co.id tanggal 4 April 2010 Astutik, Reni Yuli. 2014. Payudara dan Laktasi. Salemba Medika. Jakarta. Danuatmaja, Bonny. 2003. 40 Hari Pasca Persalinan. Jakarta: Puspa Swara. Desi Pratiwi, Mulyani. 2013. Penerapan Media Papan Balik (Flipchart) Pada Pembelajaran Tematikuntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. http://ejournal.unesa.ac.id. ILO. 2013. Tren ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia 2013: Memperkuat peran pekerjaan layak dalam kesetaraan pertumbuhan/kantor Perburuhan Internasional, Jakarta-ILO. Kompas. 2013. Jangan takut berhenti bekerja. http://female

kompas.com/read/2013/05/06/1016 4817/jangan.takut.berhenti.bekerja. Diakses 2 April 2014. Nasrul Effendy. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Notoatmodjo S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan I. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi. Tesis dan Instrumen Penelitian Perawatan. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika. Purwanto, Heri. 1998. Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta: EGC Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI, 2011, Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Pekerja Wanita. http://kebijakankesehatanindonesia. net/sites/default/files/file/kia/mei2/r egulasi_terkait/kebijakan depkes ttg pemberian asi.pdf. di akses 11 April 2014 Rizki Natalia W., 2013, ASI Panduan Ibu Menyusui, Yogyakarta : Nuha Medika Saefudin, Udin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Soetjiningsih. 2001. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC. Yasir. 2010. Metode dan alat Bantu Pendidikan Kesehatan. http://httpyasirblogspotcom. tanggal 14 April 2015