MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2011. Pemeliharaan domba dilakukan di kandang percobaan Laboratorium Ternak Ruminansia Kecil sedangkan pengukuran kualitas karkas dilakukan di Laboratorium Ternak Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak delapan ekor domba Garut jantan tipe pedaging yang berumur sebelas bulan dengan rataan bobot badan awal 16,03 ± 1,61 kg (KK 10,06%). Ternak berasal dari peternakan Indocement dan MT Farm. Ternak dikandangkan secara individu dan digemukkan selama tiga bulan. Kandang Kandang individu yang digunakan berukuran 1,5 x 0,75 m yang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum serta penampungan feses dan urin. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan untuk pemeliharaan ternak domba adalah pelet limbah tauge dan Indigofera sp. Hijauan yang digunakan untuk pembuatan pelet adalah Indigofera sp. dan limbah tauge yang masing-masing diberikan sebanyak 30%. Sedangkan konsentrat terdiri atas onggok, jagung kuning dan bungkil kelapa. Adapun peralatan yang digunakan adalah kandang, tempat minum, thermometer, timbangan, gunting pencukur bulu dan pemotong kuku. Peralatan yang digunakan pada proses pemotongan dan penguraian karkas adalah timbangan digital, pisau, talenan, jangka sorong, alat tulis, spidol marker dan planimeter. Prosedur Persiapan Bahan Pakan Limbah tauge didapatkan dari pedagang-pedagang di pasar tradisional Bogor dan Indigofera sp. didapatkan dari Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan 10
Jonggol (UP3J) yang telah dikeringkan sebelumnya. Limbah tauge yang didapatkan selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari selama satu sampai dua hari. Komposisi bahan makanan ransum hasil perhitungan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Bahan Ransum Penelitian Perlakuan Bahan Pakan Indigofera sp. Limbah Tauge ----------------------- % -------------------- Indigoferafera sp. 30 0 Limbah Touge 0 30 Onggok 29 23 Jagung 10 10 Bungkil kelapa 29 35 CaCO3 1 1 DCP NaCl Jumlah 100 100 Komposisi Kimia Bahan Kering 100 100 Protein Kasar 14,97 12,69 Serat Kasar 12,67 22,60 Lemak Kasar 5,44 5,70 Ca 0,8 0,83 P 0,84 0,10 TDN 73,82 72,22 Hijauan Indigofera sp. dan limbah tauge yang digunakan sebagai campuran ransum dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. 11
(a) (b) (c) Gambar 1. (a) Limbah Tauge Segar (b) Limbah Tauge Kering (c) Indigofera sp. Segar (d) Indigofera sp. Kering (d) Persiapan Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan adalah kandang individu yang terbuat dari besi, dimana alas kandang terbuat dari bambu yang disekat. Kandang dibersihkan terlebih dahulu dengan cara membersihkan sawang pada atap, dinding dan jendela kandang, kemudian kandang individu dibersihkan dengan cara disapu sehingga kotoran yang terdapat di dalamnya tidak ada. Bagian kolong kandang juga dibersihkan dari kotoran maupun rumput-rumput kering yang telah ada sebelumnya. Kandang yang telah bersih dilakukan desinfeksi dengan cara pengapuran. Pemeliharaan Domba Domba digemukkan selama tiga bulan dari tanggal 26 Juni 2011 sampai 18 September 2011. Domba yang datang ditimbang terlebih dahulu bobot badannya, dilakukan pencukuran bulu dan pemotongan kuku, kemudian dimandikan, setelah itu diberikan obat ektoparasit untuk menghilangkan kutu pada domba dan dibersihkan 12
dengan air selanjutnya dikeringkan. Domba yang telah dibersihkan kemudian diberikan obat cacing. Awal pemeliharaan domba tidak langsung diberikan pakan pelet, akan tetapi diberikan rumput lapang agar domba dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru, kemudian pemberian pelet diberikan secara bertahap dalam jumlah sedikit demi sedikit. Setelah domba dapat beradaptasi, pelet diberikan sebanyak 1000 gram dalam satu hari dan air minum yang diberikan secara ad libitum, dengan awal pemberian pagi hari sebanyak dua liter. Keesokan harinya dilakukan pengukuran sisa pakan dan minum. Pemotongan Ternak Domba yang akan dipotong dipuasakan terlebih dahulu selama 12 jam. Pemuasaan dilakukan untuk mengurangi jumlah digesta dalam saluran pencernaan. Sebelum dilakukan pemotongan, domba ditimbang untuk mengetahuinya bobot potongnya. Pemotongan dilakukan secara halal dengan memotong bagian leher dekat tulang rahang bawah, sehingga semua pembuluh darah, oesophagus dan trachea terpotong untuk mendapatkan pendarahan sempurna. Darah ditampung dan ditimbang sebagai darah tertampung. Ujung oesophagus diikat untuk mencegah cairan rumen mengalir keluar dan menyebabkan penyusutan lebih besar. Kepala dipisahkan dari tubuh pada sendi occipito-atlantis, kemudian ditimbang sebagai bobot kepala. Kaki depan dan kaki belakang dipisahkan pada sendi carpo-metacarpal dan sendi tarso-metatarsal. Keempat kaki tersebut ditimbang sebagai bobot kaki depan dan belakang. Kemudian dilakukan pengulitan, kulit yang dilepaskan ditimbang sebagai bobot kulit. Selanjutnya dilakukan pengeluaran organ jeroan dan ditimbang. Karkas segar ditimbang bobotnya sebagai bobot karkas segar, kemudian dibungkus dalam kantong plastik yang diikat erat, lalu disimpan dalam alat pendingin (cooler) 2 C untuk diuraikan keesokan harinya. Kepala dan kaki diuraikan menjadi bagian yang dapat dikonsumsi (edible) dan bagian yang tidak dapat dikonsumsi (inedible) termasuk tulang dan lemak. Penguraian Karkas Karkas yang telah disimpan dalam alat pendingin (cooler), dikeluarkan dan ditimbang bobotnya, kemudian dicatat sebagai bobot karkas dingin. Karkas dibelah sepanjang tulang belakangnya dari leher (Ossa vertebrae cervicalis) sampai sacral 13
(Ossa vertebrae sacralis). Masing-masing separuh karkas ditimbang sebagai bobot karkas sebelah kiri dan sebelah kanan. Bagian karkas sebelah kiri diuraikan menjadi sembilan potongan komersil yaitu paha belakang (leg), pinggang (loin), rusuk dada (rack), bahu (shoulder), leher (neck), perut dada (breast), lengan/paha depan (shank), dan lipatan paha (flank). Setelah didapatkan potongan komersil, masing-masing bagian ditimbang dan dipisahkan antara daging, tulang dan lemak. Kemudian masing-masing dari daging, tulang dan lemak ditimbang untuk mengetahui bobot masing-masing bagian tersebut. Rancangan dan Analisis Data Rancangan Penelitian mengenai komposisi potongan komersial karkas domba Garut umur sebelas bulan yang meliputi sifat-sifat karkas, komposisi jaringan otot, lemak dan tulang serta distribusinya pada potongan komersial karkas menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Searah dengan perlakuan pakan yang berbeda. Model statistik yang digunakan menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut: Y ij = µ + P i + ε ij dengan, Y ij : komposisi jaringan karkas domba garut umur sebelas bulan pada taraf jenis ransum ke-i dan ulangan ke-j µ : rataan komposisi karkas domba garut umur sebelas bulan P i ε ij : taraf jenis ransum ke i (limbah tauge dan Indigofera sp.) : pengaruh galat percobaan taraf jenis ransum ke-i pada ulangan ke-j Analisis Data Data peubah yang diamati berupa bobot potong, bobot dan persentase karkas, bobot dan persentase daging, bobot dan persentase lemak, bobot dan persentase tulang pada karkas, dan potongan komersial karkas, tebal lemak serta luas udamaru dianalisa menggunakan analisis ragam (ANOVA). 14
Peubah yang Diamati Bobot Tubuh Kosong Bobot tubuh kosong didapatkan dari perhitungan bobot potong setelah dikurangi isi saluran pencernaan. Bobot dan Persentase Karkas Bobot karkas adalah bobot tubuh ternak setelah dipotong dikurangi bobot darah, kepala, keempat kaki, kulit, isi rongga perut, isi rongga dada dan ekor (gram). Persentase karkas adalah hasil dari perhitungan bobot karkas dibagi bobot potong kemudian dikali seratus persen (%). Bobot dan Persentase Daging Karkas Bobot daging karkas adalah hasil penimbangan bagian otot-otot karkas setelah dipisahkan dari lemak, tulang dan fascia (gram). Persentase daging karkas adalah hasil dari perhitungan bobot daging dibagi karkas kemudian dikali seratus persen (%). Bobot dan Persentase Lemak Karkas Bobot lemak karkas adalah hasil penimbangan lemak karkas setelah dipisahkan dari daging dan tulang (gram). Persentase daging karkas adalah hasil dari perhitungan bobot lemak dibagi bobot karkas dikali seratus persen (%). Bobot dan Persentase Tulang Karkas Bobot tulang karkas adalah hasil penimbangan tulang-tulang karkas setelah dibersihkan dari daging, lemak dan fascia (gram). Persentase tulang karkas adalah hasil dari perhitungan bobot tulang dibagi karkas kemudian dikali seratus persen (%). Bobot dan Persentase Komposisi Fisik Karkas pada Potongan Komersial Karkas Bobot komposisi fisik karkas yaitu bobot daging, lemak dan tulang yang sudah diseksi pada masing-masing potongan komersial karkas (gram). Persentase komposisi fisik karkas (daging/lemak/tulang) potongan komersial adalah hasil dari 15
perhitungan bobot komposisi fisik karkas (daging/lemak/tulang) dibagi karkas kemudian dikali seratus persen (%). Pengukuran Tebal Lemak Pengukuran tebal lemak dilakukan pada daerah rusuk 12/13 (FT 12/13), tebal lemak diukur dengan menggunakan jangka sorong. Luas Urat Daging Mata Rusuk (Udamaru) Luas urat daging mata rusuk diukur pada irisan melintang otot longissimus dorsi diantara rusuk ke 12 dan 13 dengan cara menggambar permukaan irisan dan dihitung dengan menggunakan planimeter. Rasio Daging/Lemak dan Daging/Tulang Rasio Daging/Lemak didapat dari perhitungan bobot daging dibagi dengan bobot lemak, begitu juga dengan rasio Daging/Tulang diperoleh dari bobot daging dibagi dengan bobot tulang yang didapat. Gambar bagian-bagian potongan komersial karkas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2. Potongan Komersial Karkas Sumber: Romans dan Ziegler (1974) Keterangan: 1. Neck 4. Breast 7. Leg 2. Shoulder 5. Rack 8. Flank 3. Shank Depan 6. Loin 16