BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh mempunyai nama latin Camellia sinensis. Teh merupakan salah satu minuman yang paling populer di dunia setelah air mineral. Bagi sebagian penduduk Indonesia, teh bukanlah minuman asing karena teh telah menjadi bagian menjadi budaya. Teh banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki cita rasa yang unik dan khas. (Soraya, 2007) Seiring berkembangnya ilmu pangan, manfaat teh semakin banyak diketahui oleh banyak orang yang kemudian menyebabkan meningkatnya angka konsumsi teh per tahun. Indonesia sendiri merupakan penghasil teh kelima di dunia. Namun beda dengan negara lain yang mengalami peningkatan konsumsi teh, konsumsi teh di indonesia masih rendah yakni 0,2 kg/kapita/tahun. Rendahnya konsumsi teh di Indonesia diduga dikarenakan belum banyaknya masyarakat yang mengetahui khasiat teh bagi kesehatan (Astawan et al,2008). Berdasarkan proses pengolahannya teh dibagi menjadi 3 jenis yaitu teh hijau, teh hitam dan teh oolong. 75% teh di dunia diolah men jadi teh hitam dan menjadi teh yang paling digemari di Amerika, Eropa, dan Indonesia kemudian 23% diolah menjadi teh hijau sedangkan 2% lainnya diolah menjadi teh oolong (Soraya, 2007). Kadar antioksidan dalam teh hitam tidak kalah tinggi dengan antioksidan teh hijau, dimana ekstrak teh hitam juga menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat sama dengan teh hijau. Hal ini dikarenakan adanya zat aktif berupa theaflavin dan therubigin dalam teh hitam (Syah, 2006) 1
2 Alkohol merupakan salah satu zat yang dapat mengakibatkan penumpukan radikal bebas dan menyebabkan inflamasi. Reaksi antara etanol dengan H2O2 dan radikal reaktif spesies yang lain akan menghasilkan radikal hidroksietil yang merupakan oksidan kuat (Hernawati,2011). Ada 2 jenis alkohol yang beredar di Indonesia yaitu buatan pabrik dan tradisional. Nama yang populer alkohol di Indonesia untuk konsumsi adalah miras, kamput, topi miring, raja jemblung, cap tikus, balo, moke, dan lain sebagainya. Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 71/M-IND/PER/7/2012 tentang Pengendalian dan Pengawasan Industri Minuman Beralkohol di Indonesia, minuman alkohol terbagi menajdi 3 golongan, yaitu golongan A, minuman beralkohol dengan kadar etanol sampai 5%. Golongan B, minuman beralkohol dengan kadar etanol 5 20 %. Dan golongan C, minuman beralkohol dengan kadar etanol 20 55 %. Konsumsi alkohol pada negara maju mengalami penurunan sedangkan bagi negara berkembang termasuk Indonesia konsumsi alkohol mengalami peningkatan (WHO, 2011). Di Indonesia konsumsi minuman beralkohol bahkan telah menjadi tradisi di berbagai daerah. Hal ini tentu menyebabkan sulitnya merubah pola hidup masyarakat akan konsumsi alkohol. (Jannah et al, 2015) Menurut data Depkes RI 2007 dalam riset kesehatan dasar 2007 prevalensi penduduk umur 15 tahun ke atas yang paling banyak mengkonsumsi alkohol dalam 1 tahun terakhir adalah laki-laki dan jenis alkohol yang paling banyak di konsumsi adalah alkohol tradisional sebanyak 43,1%. Sedangkan menurut data WHO (2011), konsumsi minuman beralkohol di seluruh dunia per kapita pada tahun 2005 adalah
3 6,13 liter alkohol murni yang dikonsumsi oleh setiap orang yang berusia 15 tahun atau lebih. Sebagian besar konsumsi alkohol rata-rata 28,6% atau 1,76 liter per orang merupakan alkohol buatan sendiri dan diproduksi secara ilegal atau, dengan kata lain, alkohol tidak tercatat. Konsumsi buatan sendiri atau diproduksi secara ilegal alkohol dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kerusakan tubuh karena ketidakmurnian yang tidak diketahui dan berpotensi berbahaya atau kontaminan dalam minuman ini Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh termasuk ginjal. Alkohol dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit dalam darah, hipofosfatemia, hipokalsemia, ataupun hipomagnesia oleh karena adanya peningkatan eksresi fosfat, kalsium atau magnesium dalam urin (Putra, 2012). Pada penelitian yang dilakukan di Galicia, Spanyol pada pertengahan tahun 2004, dimana dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa konsumsi tinggi alkohol meningkatkan resiko chronic kidney disease (CKD) sebanyak 24% (Otero et al, 2005). Pada tahun 2009 terdapat penelitian kohort di Australia dimana penelitian tersebut meneliti tentang bagaimana keterkaitan konsumsi alkohol dan onset dari penyakit kronis ginjal (CKD) dalam 5 tahun. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa konsumsi alkohol 30g/hari berkaitan dengan peningkatan resiko albuminuria dalam 5 tahun. (White et al, 2009) Belum adanya penelitan untuk menilai pengaruh pemberian teh hitam (Camellia sinensis) terhadap perbaikan sel tubulus ginjal akibat paparan etanol kronis mendorong penulis untuk meneliti hal tersebut. Sehingga melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar ilmiah penggunaan teh hitam sebagai
4 minuman kesehatan yang dapat memperbaiki kerusakan dari organ tubuh, serta menjadi bahan informasi untuk penelitian selanjutnya. 1.2 Masalah penelitian Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah pemberian infusa teh hitam berefek terhadap perubahan gambaran histopatologi ginjal tikus putih yang diberi etanol 20% kronis sehingga dapat menyerupai normal? 2. Apakah terdapat perbedaan gambaran histopatologi pada tikus putih yang diberi etanol 20% kronis pada dosis infusa teh hitam yang berbeda? 1.3 Tujuan penelitian Tujuan Umum : Untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa teh hitam terhadap perubahan gambaran histopatologi pada ginjal tikus putih yang telah diinduksi ethanol. Tujuan khusus : a. Mengetahui efek dari pemberian infusa teh hitam terhadap perubahan gambaran histopatologi ginjal tikus putih yang diberi oleh etanol 20% kronis. b. Mengetahui bahwa terdapat perbedaan gambaran histopatologi pada tikus putih yang diberi etanol 20% kronis pada dosis infusa teh hitam yang berbeda. 1.4 Manfaat penelitian Melalui karya tulis ilmiah ini penulis mendapat beberapa manfaat penelitian yaitu:
5 1.4.1 Manfaat proses penelitian a. Afektif Dapat membangun sikap menghargai kepada semua pihak yang terlibat dalam proses melakukan penelitian ini serta menghargai hewan coba dan memperlakukannya sesuai etika biomedis. a. Kognitif Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai khasiat teh hitam serta efek samping dari konsumsi ethanol secara kronis. b. Psikomotor 1. Menambah kemampuan dalam melakukan proses komunikasi dengan masyarakat dan pihak terkait. 2. Menambah keterampilan dalam melakukan penelitian ilmiah. 3. Menambah kemampuan menganalisis dan mengekspresikan ilmu pengetahuan baik dari sumber ilmiah dan masukan dari dosen pembimbing ke dalam karya tulis. 1.4.2 Manfaat hasil penelitian Dapat dijadikan referensi dalam dunia kedokteran bahwa antioksidan pada teh hitam mampu mengurangi kerusakan yang terjadi pada ginjal akibat paparan alkohol. Sebagai sumber informasi kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih memperhatikan peredaran dan konsumsi alkohol yang ada di masyarakat. Melalui hasil penelitian ini diharapkan pada perkembangannya teh hitam dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif obat pada kerusakan jaringan akibat alkohol
6 khususnya pada ginjal. Dan diharapkan melalui penelitian ini dapat menjadi sumbangan informasi dalam peningkatan obat-obatan herbal di Indonesia. 1.5 Keaslian penelitian Beberapa penelitian mengenai teh hitam dan alkohol (etanol) Tabel 1.1 Beberapa penelitian tentang teh hitam dan alkohol Nama Judul Variabel yang Hasil diteliti dan Desain Penelitian Dewi, Ayu Gambaran Variabel: Pada perlakuan alkohol 20% Kasmita et Mikroskopis Kerusakan ginjal tikus putih (Rattus sp.) al, Ginjal Tikus Mikroskopis jantan dewasa mengalami Bali(2013) Putih (Rattus ginjal kerusakan yaitu akumulasi sel sp.) Jantan Desain: radang bersifat Dewasa Setelah Eksperimental multifokal,pendarahan, Pemberian laboratorik vakuolisasi lumen tubulus, Etanol Kronis dengan post test akumulasi sel debris dalam only control lumen tubulus, dan group design karyomegali Jean, Pengaruh Variabel: Tidak ada perbandingan Rischa, Pemberian Teh Gambaran dengan kelompok kontrol Semarang Hitam histopatologi positif maupun negatif (2010) (Camellia ginjal sehingga efek protektif teh sinensis) Desain: hitam tidak dapat dipastikan. Terhadap Eksperimental Tetapi dari perlakuan yang Gambaran laboratorik ada pemberian sari seduh teh Histopatologi dengan post test hitam selama 30 hari hingga Ginjal Mencit only control dosis 101 mg/cc/hari Balb/C group design menunjukkan penurunan jumlah kerusakan ginjal. Hanriko et Efek Protektif Variabel Madu memiliki efek protektif al, Madu terhadap Bebas: Madu terhadap kerusakan tubulus Lampung Ginjal Tikus Variabel proksimal tikus putih yang di (2012) Putih yang terikat: Ginjal induksi etanol dan Diinduksi tikus putih peningkatan dosis madu Etanol Desain : meningkatkan efek protektif Eksperimental madu terhadap kerusakan laboratorik tubulus ginjal tikus. dengan post test only control group design
7 1.6 Perbedaan Penelitian Perbedaan penelitan dengan penelitian yang pertama adalah mengenai variabel dimana pada penelitian yang pertama hanya mengandung 1 variabel dan tidak ada intervensi yang diberikan. Pada penelitan yang akan dilakukan penulis terdapat intervensi berupa infusa teh hitam untuk menurunkan kerusakan yang terjadi akibat teh hitam. Pada penelitan yang pertama melakukan adanya peningkatan dosis terhadap alkohol yang digunakan sedangkan untuk penelitan yang akan dilakukan penulis, alkohol yang digunakan adalah alkohol 20% dan tidak bertingkat. Sedangkan untuk dosis bertingkat dilakukan pada intervensi yang akan dilakukan. Terdapat perbedaan jumlah perlakukan pada penelitian yang pertama dimana terdapat 3 kelompok perlakuan sedangkan penelitian yang dilakukan penulis terdapat 6 kelompok perlakuan. Perbedaan pada penelitian yang kedua adalah zat toksik yang digunakan. Pada penelitan yang akan dilakukan penulis, zat toksik yang digunakan untuk memperlihatkan kerusakan ginjal adalah alkohol. Pada penelitian yang kedua tidak adanya kelompok kontrol sedangkan pada penelitan yang dilakukan terdapat dua kelompok perlakuan kontrol. Terdapat perbedaan dengan penelitan yang ketiga dimana terdapat perbedaan intervensi, pada penelitan tersebut menyebutkan bahwa intervensi yang dilakukan adalah madu sedangkan menggunakan teh hitam sebagai intervensi.