FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PADA WANITA PUS DENGAN KEIKUTSERTAAN KB SUNTIK DI DESA DUREN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PEMAKAIAN AKDR PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DROP OUT AKSEPTOR KB DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICES

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDATA BAJI

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERENCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi di Puskesmas Padang Pasir Padang

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS

GUSTI AYU RATNA ADI SARI

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU DROP OUT KB DI DESA CARINGIN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

UNIVERSITAS SILIWANGI FAKULTAS ILMU KESEHATAN PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI, NOVEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN jiwa dengan kenaikan 1,49% per tahun. 1 Upaya pemerintah untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNA KB IUD DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI FAUZIA HATTA PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor yang Memengaruhi Unmet Need Keluarga Berencana

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

TESIS. Oleh ELVIPSON SINAGA /IKM

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil

Universitas Muhammadiyah Semarang.

FAKTOR PASANGAN YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR. (Studi di Kelurahan Cipari Kota Tasikmalaya)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA TONJONG KECAMATAN TONJONG KABUPATEN BREBES

Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

Kata Kunci: Akseptor KB suntik 1 bulan, Akseptor KB suntik 3 bulan, pemenuhan kebutuhan seksual.

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KONTRASEPSI METODE OPERATIF PRIA ( MOP ) DI KLINIK PKBI KOTA SEMARANG TAHUN 2010

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

PERSEPSI AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTIK SWASTA DWI KUSUMA DESA POJOK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

ABSTRAK PROFIL AKSEPTOR KB WANITA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 2 / No. 1 / Januari 2007

HUBUNGAN FAKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAAN DENGAN KEIKUTSERTAAN KB IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA. Sri Wulandari

Unnes Journal of Public Health

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

1. Rinda Ika Maiharti 2. Kuspriyanto. S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN Andari Nurul Huda 1), Laksmono Widagdo 2), Bagoes Widjanarko 3) Bagian Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email: andarinurulhuda@gmail.com Abstract :: The high birth rate in Indonesia at this time is one of a big problems and need the special attention in its handling to control the birth rate. One form of special attention of government in handling high birth rate that is by implementing development and family planning comprehensively. Total fertility rate in woman of fertile age 15-49 years old according to the Indonesian Demographic and Health Survey in 2012 is 2,6. Total population in South Tangerang City at 2013 as many as 1.443.403 people and includes 4 largest population in Banten. The percentage of use contraception in women fertile age is 80,56%, while for the attainment of target family planning in Jombang Health Centers South Tangerang is 99%. The purpose of this research is to analyze factors associated with the behavior of contraceptive use in women fertile age. This research uses quantitative research with cross sectional approach. The population in this research are woman fertile age who use contraceptives a number of 8512 and 95 samples were taken using incidental sampling method. Analysis of data using Chi Square test with a significance level of 0,05. The results showed that the factors associated with the behavior of the use of contraceptives is knowledge (p-value: 0,019), attitude (pvalue: 0,034), the support of husband (p-value: 0,000), the role of heath personnel (p- value: 0,009). People should be more active in seeking information about contraceptives and encourage the closest people to participate in family planning programs. Keywords: Contraceptives, Woman fertile age 461

PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Berbeda dengan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas dan cenderung jumlahnya semakin berkurang, sumber daya manusia jumlahnya terus meningkat. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah, dan hal ini diperkuat dengan data dari Badan Pusat Statistik bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 194.754.808 jiwa, tahun 2011 adalah 206.264.595 jiwa dan tahun 2012 mencapai 237.641.326 jiwa. 1 Tingginya angka kelahiran di Indonesia saat ini merupakan salah satu masalah yang besar dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya untuk pengendalian angka kelahiran tersebut. Salah satu bentuk perhatian khusus pemerintah dalam menanggulangi angka kelahiran yang tinggi tersebut yaitu dengan melaksanakan pembangunan dan keluarga berencana secara komprehensif. Gerakan Keluarga Berencana harus dilakukan bersama dengan pembangunan ekonomi, karena jika tidak diiringi dengan langkah tersebut maka di khawatirkan hasil pembangunan di Indonesia tidak memiliki hasil yang maksimal. Dalam hal ini, Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. 2 Angka kelahiran total pada Wanita Usia Subur yang berusia 15-49 tahun menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 adalah sebesar 2,6. 3 Menurut data pemerintah Provinsi Banten, pada bulan Juni 2013 jumlah penduduk di Provinsi Banten sebesar 10.863.653 jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada bulan Juni 2013 sendiri sebanyak 1.443.403 jiwa. 4 Jika jarak kelahiran pendek maka akan mempengaruhi status kesehatan dan gizi baik pada bayi yang baru lahir maupun bayi yang masih dalam masa menyusui, sehingga hal tersebut dapat mendorong semakin tingginya angka kematian anak kurang dari dua tahun. 5 Peningkatan serta perluasan pelayanan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha Pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang tinggi karena kehamilan yang dialami oleh wanita. Di samping itu untuk menurunkan jumlah kelahiran,pemerintah mencanangkan suatu gerakan Keluarga Berencana Nasional dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh 462

rakyat Indonesia. Program ini memperkenalkan kepada masyarakat berbagai jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan mengatur jumlah anak yang diinginkan sehingga diharapkan nantinya jumlah kelahiran dari tahun ke tahun dapat dikendalikan melalui program ini. 6 Dengan demikian peneliti ingin menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi pada wanita usia subur di Puskesmas Jombang-Kota Tangerang Selatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif karena jumlah populasi yang cukup banyak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan cross sectional karena subjek penelitian hanya di observasi satu kali. Populasi pada penelitian ini ada Wanita Usia Subur yang menggunakan alat kontrasepsi di Puskemas Jombang- Tangerang Selatan yang berjumlah 8.512 orang..sampel penelitian ini diambil dengan cara Sampling Insidental. Sampel dipilih berdasarkan kebetulan/insidental yang bertemu dengan peneliti di tempat penelitian dan dapat digunakan sebagai sampel penelitian yang berjumlah sebanyak 95 orang. Alat penelitian yang digunakan adalah berupa kuesioner yang ditanyakan kepada responden untuk dilihat kesimpulannya di akhir penelitian setelah pengolahan data kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah chi square untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Jombang Kota Tangerang Selatan. Puskesmas Jombang memiliki 2 kelurahan binaan yaitu Kelurahan Jombang dan Kelurahan Serua Indah. penduduk di Wilayah Puskesmas Jombang sebanyak 62.149 orang. Tabel 1 menunjukkan sebagian besar responden termasuk pada kategori umur resiko rendah dalam rentang umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 59 responden (62,1%) lebih banyak dibandingkan dengan kategori umur resiko tinggi dalam rentang umur lebih dari 35 tahun sebanyak 36 responden (37,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur termuda responden adalah 20 tahun, sedangkan umur tertua responden adalah 49 tahun, dengan rata-rata umur responden adalah 34, nilai tengah umur responden adalah 32, umur responden paling banyak ditemukan pada umur 30. 463

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa responden yang menempuh pendidikan tinggi sebanyak 58 responden (61,1%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang menempuh pendidikan dasar yaitu sebanyak 37 responden (38,9%). Rata-rata tingkat pendidikan responden adalah SMA. Responden banyak ditemukan dengan tingkat pendidikan SMA. Pendidikan terendah responden adalah SD, dan pendidikan tertinggi responden adalah Perguruan tinggi. Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 73 responden (76,8%) masuk ke dalam kategori tidak bekerja yang menggunakan alat kontrasepsi lebih banyak dibandingkan dengan responden yang bekerja sebanyak 22 responden (23,2%) yang menggunakan alat kontrasepsi. Tabel 1 Distibusi Frekuensi Umur Responden No. Umur F % 1. Resiko tinggi ( >35 tahun) 36 37,9 2. Resiko rendah 59 62,1 ( 20-35 tahun) Total 95 100 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden No. Tingkat Pendidikan F % 1. Dasar (SD-SMP) 37 38,9 2. Tinggi (SMA-Perguruan 58 61,1 tinggi) Total 95 100 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden No. Pekerjaan F % 1. Tidak bekerja 73 76,8 2. Bekerja 22 23,2 Total 95 100 Tabel 4 Hubungan umur responden dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi Umur Resiko 17 47,2 19 52,8 36 100 tinggi Resiko 20 33,9 39 66,1 59 100 rendah P : 0,282 464

Tabel 5 Hubungan antara pengetahuan ibu mengenai keluarga berencana dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi Pengetahuan 22 53,7 19 46,3 41 100 15 27,8 39 72,2 54 100 P : 0,019 Tabel 6 Hubungan sikap ibu terhadap keluarga berencana dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi Sikap Tidak 16 57,1 12 42,9 28 100 mendukung Mendukung 21 31,3 46 68,7 67 100 P : 0,034 Tabel 7 Hubungan antara kelengkapan sarana prasarana terkait keluarga berencana dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi Kelengkapan sarana prasarana Tidak lengkap 8 29,6 19 70,4 27 100 Lengkap 29 42,6 39 57,4 68 100 P : 0,347 Tabel 8 Hubungan antara dukungan suami yang dirasakan ibu dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi Dukungan suami Tidak mendukung 21 87,5 3 12,5 24 100 Mendukung 16 22,5 55 77,5 71 100 P : 0,000 Tabel 9 Hubungan peran tenaga kesehatan dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi Peran tenaga kesehatan 23 54,8 19 45,2 42 100 14 26,4 39 73,6 53 100 P : 0,009 Dari hasil uji chi square tabel 4 didapatkan nilai p sebesar 0,282 yang artinya tidak ada hubungan antara umur 465 dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi. responden yang memiliki perilaku kurang dalam penggunaan alat

kontrasepsi banyak ditemukan pada kelompok umur resiko tinggi sebesar 47,2%, dibandingkan dengan kelompok umur resiko rendah yaitu sebesar 33,9%. Umur yang terbaik bagi wanita untuk hamil antara 20 35 tahun karena pada masa ini alat alat reproduksi sudah siap dan cukup matang untuk mengandung janin dan melahirkan anak. Sedangkan wanita yang berada pada umur >35 tahun, penggunaan alat kontrasepsi sangat diperlukan untuk mencegah kehamilan karena mencegah kehamilan pada resiko tinggi. 7 Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Musdalifah (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur dengan pemakaian kotrasepsi hormonal. Dari hasil uji chi square tabel 5 didapatkan nilai p sebesar 0,019 ada hubungan antara pengetahuan responden dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi. Perilaku kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi banyak ditemukan pada kelompok pengetahuan mengenai keluarga berencana yang kurang sebesar 53,7%, dibandingkan dengan kelompok pengetahuan mengenai keluarga berencana yang baik yaitu sebesar 27,8%. Seseorang yang berperilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng atau bertahan lama, namun sebaliknya bila perilaku itu tidak didasari pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama atau bersifat hanya sementara. 8 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Novayanti (2014) yang didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan IUD pada WUS. Dari hasil uji chi square tabel 6 didapatkan nilai p sebesar 0,034 ada hubungan antara sikap responden dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi. perilaku kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi banyak ditemukan pada kelompok sikap ibu terhadap keluarga berencana yang tidak mendukung sebesar 57,1%, dibandingkan dengan kelompok sikap ibu terhadap keluarga berencana yang mendukung yaitu sebesar 31,3%. Sikap terhadap program Keluarga Berencana merupakan dasar utama bagi timbulnya kesediaan untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam kegiatan program Keluarga Berencana. 9 Penelitian yang dilakukan Yulizawati (2012) menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap wanita usia subur dengan penggunaan AKDR. Hasil chi square tabel 7 didapatkan nilai p sebesar 0,347 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara kelengkapan sarana prasarana dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi. Dapat diketahui bahwa responden yang memiliki perilaku kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi banyak ditemukan pada 466

kelompok sarana prasarana yang lengkap (42,6%) dibandingkan dengan kelompok yang memiliki sarana prasarana tidak lengkap yaitu sebesar 29,6%. Keberhasilan pelayanan Keluarga Berencana ditentukan oleh kondisi tempat pelayanan seperti sarana prasarana. 10 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mardiansyah (2014) bahwa tidak ada hubungan ketersediaan pelayanan alat kontrasepsi dengan penggunaan alat kontrasepsi. Hasil chi square tabel 8 didapatkan nilai p sebesar 0,000 yang menunjukkan ada hubungan antara dukungan suami yang dirasakan ibu dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi. Dapat diketahui bahwa responden yang memiliki perilaku kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi banyak ditemukan pada kelompok suami yang tidak mendukung sebesar 87,5%, dibandingkan dengan kelompok suami yang mendukung yaitu sebesar 22,5%. Dukungan suami sangat dibutuhkan dalam menjalankan program Keluarga Berencana, keputusan suami dalam mengizinkan istri merupakan pedoman utama untuk menggunakan alat kontrasepsi. Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidaknya wanita usia subur untuk menggunakan alat kontrasepsi. 11 Penelitian sejalan dengan penelitian Musdalifah (2013) bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemakaian kontrasepsi hormonal. Hasil chi square tabel 9 didapatkan nilai p sebesar 0,009 bahwa ada hubungan antara peran tenaga kesehatan dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi. Dapat diketahui bahwa responden yang memiliki perilaku kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi banyak ditemukan pada kelompok peran tenaga kesehatan yang masih kurang sebesar 54,8%, dibandingkan dengan kelompok peran tenaga kesehatan yang sudah baik yaitu sebesar 26,4%. Petugas kesehatan merupakan pihak yang mengambil peran dalam tahap akhir pemakaian alat kontrasepsi calon akseptor Keluarga Berencana. 12 Penelitian Musdalifah (2013) menyatakan adanya hubungan antara pemberian informasi petugas KB dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal KESIMPULAN Variabel yang berhubungan pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu mengenai keluarga berencana, sikap ibu terhadap keluarga berencana, dukungan suami yang dirasakan ibu,dan peran tenaga kesehatan. Masyarakat diharapkan lebih aktif dalam mencari informasi tentang alat kontrasepsi yang disediakan oleh pemerintah dan dapat mendorong orang terdekatnya yang belum menggunakan alat 467

kontrasepsi agar dapat ikut berpartisipasi dalam program keluarga berencana KB di Puskesmas Bungoro Kabupaten Pangkep. 2014 DAFTAR PUSTAKA 1. Pratiwi E. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Melalui Korelasi Input Penunjang Tenaga Kerja dalam Menghadapi MEA 2015. 2013 2. Hapsari R. Hubungan Jenis Keluarga Berencana (KB) Suntik dengan Gangguan Menstruarsi pada Akseptor KB Suntik di Bidan Praktek Swasta (BPS) Suhartini Karanganyar Kebumen. 2012 3. Badan Pusat Statistik BKKBN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2012 4. Biro Pemerintahan Pusat Banten. Data Penduduk Kabupaten/Kota Se Provinsi Banten. 2013 5. Effendi Y. Gizi dan Keluarga Berencana. Bogor : GMSK. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 1987 6. Siahaan S. Analisis Pelayanan KB Mandiri Wanita Usia Subur Berdasarkan Status Ekonomi. 2013 7. Rauf SKD. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Suntik pada Akseptor 8. Bernadus JD. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat dalam Rahim (AKDR) bagi Akseptor KB di Puskesmas Jailolo. 2013 9. Kurniawan A. Hubungan Tingkat Pengetahuan Sikap dan Dukungan Suami tentang KB dengan Keikutsertaan KB oleh Pasangan Usia Subur (PUS) di RW III Kelurahan Korong Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012. 2012 10. Musu AB. Faktor-Faktor yang Berhubungan pada Akseptor KB di Puskesmas Ciomas Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Tahun 2012. 2012 11. Astuti E. Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat. 2014 12. Musdalifah. Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Hormonal Pasutri di Wilayah Kerja Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang 2013. 2013 468

469