BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian Komparatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian. Penyusunan desain penelitian merupakan tahap perencanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemandirian (X) dengan motivasi bekerja pada mahasiswa (Y), maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel, yaitu variabel bebas (kemandirian ) dengan variabel terikat (motivasi bekerja pada mahasiswa ). Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (2008: 82) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu: kemandirian yang disebut sebagai variabel bebas (X) atau variabel independen dan motivasi bekerja yang disebut sebagai variabel terikat (Y) atau variabel dependen. C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 1998). 29

30 Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah : 1. Motivasi bekerja Motivasi bekerja adalah suatu keadaan yang menggerakkan, mendorong mahasiswa/remaja untuk berperilaku mengerahkan segala kemampuannya seorang diri yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan hidupnya. Adapun aspek-aspek dari motivasi bekerja adalah sebagai berikut : a. Arousal (dorongan) b. Direct behavior (mengarahkan perilaku) c. Maintaining behavior (mempertahankan perilaku) 2. Kemandirian Kemandirian merupakan kemampuan pada seseorang untuk melakukan segala sesuatu sendiri, tidak bergantung pada orang lain, mampu mengambil keputusan sendiri dan mempertanggungjawabkannya dan bertingkah laku sesuai dengan prinsipprinsip hidup yang diyakini serta dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Adapun aspek dari kemandirian adalah sebagai berikut : a. Aspek emotional autonomy, yaitu aspek kemandirian yang berkaitan dengan perubahan hubungan individu, terutama dengan orangtua. b. Aspek behavioral autonomy, yaitu kemampuan untuk membuat suatu keputusan sendiri dan menjalankan keputusan tersebut. c. Aspek value autonomy, yaitu memiliki seperangkat prinsip-prinsip tentang mana yang benar dan mana yang salah, mengenai mana yang penting dan mana yang tidak penting.

31 D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian Menurut Arikunto (2002) populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Martono (2010 ), populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau berjumlah 424 mahasiswa. 2. Sampel penelitian Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, atau sampel dapat didefinisikan sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2010). Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan tolak ukur yang dikemukakan oleh Arikunto (2002), bahwa untuk sekedar ancer -ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat diatas maka sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 15% dari jumlah populasi. Dengan demikian jumlah sampel penelitian sebanyak 48 mahasiswa. Menurut Arikunto (2002) apabila subjek kurang dari 100

32 maka lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya bila populasi besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih, pada penelitian ini jumlah sampel yaitu sebanyak 15%. Penelitian ini akan mengambil sampel dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Mahasiswa yang bekerja sambil kuliah di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. 2. Mahasiswa yang bekerja part time (misalnya bekerja sebagai guru TK, TPA dan MDA, penyiar, penjaga warnet, penjaga toko, dan lain sebagainya) 3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling. Accidental Sampling merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel. (Sugiyono, 2011). E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2003). Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan mengungkapkan fakta mengenai variable yang diteliti. Tujuan untuk mengetahui ( goal of knowing) haruslah dicapai dengan menggunkan metode atau cara-cara yang efisien dan akurat (Azwar, 2010). Data dalam penelitian ini diperoleh dengan membuat skala psikologi yang disusun

33 berdasarkan skala likert. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Alat Ukur Variabel-variabel penelitian diukur dengan menggunakan skala psikologi. Dalam proses untuk mendapatkan data yang ingin dicapai, maka penelitian ini menggunakan dua macam skala yaitu skala kemandirian dan skala motivasi bekerja. Menurut Azwar (2009 ) skala merupakan suatu alat ukur yang stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku atribut yang bersangkutan. a. Skala Kemandirian Untuk mengungkap kemandirian pada mahasiswa maka skala kemandirian disusun berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang diungkapkan oleh Steinberg (2002) yang meliputi kemandirian emosi (emotional autonomy), kemandirian tingkah laku (behavioral autonomy) dan kemandirian nilai (value autonomy). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan skala. Skala dalam penelitian ini menggunakan skala modifikasi dari Fitri Anna im (2014) berdasarkan teori Steinberg (2008). Skala tersebut kemudian diberi skor berdasarkan model skala Likert yang telah dimodifikasi dengan mengganti alternative jawaban Sangat Setuju (SS) menjadi Sangat Sesuai (SS) Penyajian skala ini terdiri dari 23 aitem yang disusun dengan model skala Likert, terdiri dari dua kelompok aitem yaitu aitem yang mengandung favorable dan

34 unfavorable. Sistem penilaian menggunakan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Skoring dilakukan dengan cara membeda-bedakan aitem menjadi dua kelompok, yaitu kelompok aitem favorable dan kelompok aitem unfavorable. Cara pemberian nilai alternative jawaban pada aitem, besarnya berkisar antara 1 sampai dengan 4 dengan susunan sebagai berikut : Tabel 3.2 Sistem Penilaian Skala Kemandirian Aitem Favorabel Aitem Unfavorabel Pernyataan Skor Pernyataan Skor Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai (STS) 4 Sangat Sesuai (SS) 1 3 Sesuai (S) 2 2 Tidak Sesuai (TS) 3 1 Sangat Tidak Sesuai (STS) 4 Skor jawaban tertinggi pada skala ditemukan pada subjek yang mempunyai sikap penerimaan positif terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala, sedangkan skor jawaban terendah pada skala ditemui pada subjek yang mempunyai penerimaan negatif terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala. Pemberian skor untuk aitem favorable, nilai jawaban Sangat Sesuai (SS) : 4, Sesuai (S) : 3, Tidak Sesuai (TS) : 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) : 1. Sedangkan untuk unfavorable, nilai jawaban Sangat Sesuai (SS) : 1, Sesuai (S) : 2, Tidak Sesuai (TS): 3, Sangat Tidak Sesuai (STS) : 4. Berikut adalah blue print skala kemandirian:

35 Tabel 3.3 Blue Print Skala Kemandirian Sebelum Uji Coba (Try Out) NO Aspek Indikator Nomor Aitem Jml F UF 1 Emotional Autonomy / Kemandirian emosi 2 Behavioral Autonomy / Kemandirian bersikap 3 Value Autonomy / Kemandirian nilai Tidak memberontak, tidak melihat orangtua sebagai penguasa, memiliki emosi diluar keluarga dan berinteraksi dengan orangtua sebagai orang biasa. Mampu membuat keputusan, mampu mempengaruhi oranglain, dan percaya diri. Melihat situasi dari intisari masalah, mengikuti prinsip umum, dan mengikuti nilai kaum muda. 1, 2 4, 5 8, 9, 10 18, 19 12, 20 22, 23 3 5 6, 7, 11, 13, 14, 15, 16, 21 13 17 5 13 10 23 b. Skala Motivasi Bekerja Untuk mengungkap tentang motivasi bekerja digunakan skala motivasi bekerja berdasarkan aspek-aspek motivasi bekerja yang dikemukakan oleh Greenberg & Baron (2003) yaitu arousal, direct behavior, dan maintaining behavior. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan skala. Skala dalam penelitian ini menggunakan skala modifikasi dari Nabsiyah ( 2006) berdasarkan teori Greenberg dan Baroon (2003). Skala tersebut

36 kemudian diberi skor berdasarkan model skala Likert yang telah dimodifikasi dengan menghilangkan alternatif jawaban netral. Penyajian skala ini terdiri dari 21 aitem yang disusun dengan model skala Likert, terdiri dari dua kelompok aitem yaitu aitem yang mengandung favorable dan unfavorable. Sistem penilaian menggunakan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skoring dilakukan dengan cara membeda-bedakan aitem menjadi dua kelompok, yaitu kelompok aitem favorable dan kelompok aitem unfavorable. Cara pemberian nilai alternative jawaban pada aitem, besarnya antara 1 sampai 4 dengan susunan sebagai berikut : Tabel 3.4 Sistem Penilaian Skala Motivasi Bekerja Aitem Favorabel Aitem Unfavorabel Pernyataan Skor Pernyataan Skor Sangat Setuju (SS) Setuju (S) TidakSetuju Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Sangat Setuju (SS) 1 3 Setuju (S) 2 2 Tidak Setuju (TS) 3 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Skor jawaban tertinggi pada skala ditemukan pada subjek yang mempunyai sikap penerimaan positif terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala, sedangkan skor jawaban terendah pada skala ditemui pada subjek yang mempunyai penerimaan negatif terhadap pernyataan-pernyataan dalam skala. Pemberian skor untuk aitem favorable, nilai jawaban Sangat Setuju (SS) : 4, Setuju (S) : 3, Tidak Setuju (TS) : 2, Sangat Tidak Setuju (STS) : 1. Sedangkan untuk

37 unfavorable, nilai jawaban Sangat Setuju (SS) : 1, Setuju (S) : 2, Tidak Setuju (TS): 3, Sangat Tidak Setuju (STS) : 4. Berikut adalah blue print skala motivasi bekerja: Tabel 3.5 Blue Print Skala Motivasi Bekerja Sebelum Uji Coba (Try Out) NO Aspek Indikator Nomor Aitem Jml F UF 1 Arousal / Dorongan memiliki keinginan dan ketertarikan untuk membawa individu dalam suatu perilaku. 2 Direct Behavior / Mengarahkan perilaku 3 Maintaining Behavior / mempertahankan perilaku melakukan perbuatan yang mengarah pada tujuan yang ingin dicapai individu. mempunyai arah dan tujuan dalam bekerja. 1, 7, 10 13, 16 5, 8 11, 14 3, 12 15, 18 4, 9 7 2, 17, 20 6, 19, 21 7 7 13 8 21 F. Uji Coba Alat Ukur Sebelum alat ukur ini digunakan dalam penelitian, maka alat ukur yang akan digunakan harus diuji cobakan terlebih dahulu dengan melakukan uji coba (try out). Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) guna mendapatkan aitem-aitem yang layak sebagai alat ukur. 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes

38 atau instrument-instrument pengukur (tes) dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2009). Untuk mengetahui apakah skala yang dibuat sesuai dengan tujuan pengukuran perlu dilakukan uji validitas, dan uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Azwar, 2009). Pendapat professional dalam mengkaji validitas isi skala penelitian ini adalah pembimbing skripsi dan narasumber. 2. Uji Daya Beda Aitem Salah satu cara yang sederhana untuk melihat apakah validitas isi telah terpenuhi adalah memeriksa apakah masing-masing butir telah sesuai dengan indikator perilaku yang akan diungkapkan. Analisis rasional ini juga dilakukan oleh pihak yang berkompeten untuk menganalisis skala tersebut. Langkah selanjutnya setelah melakukan pengujian validitas isi adalah melakukan validitas konstrak, yaitu dengan cara melakukan uji daya beda aitem. Daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total (Azwar, 2010).

39 Untuk mengetahui tingkat validitas alat ukur dianalisis dengan cara menggunakan korelasi Product Moment Pearson (dalam Azwar, 2010) dengan bantuan program SPSS 17.0 For Windows, dengan cara menghubungkan skor tiap butir dengan skor totalnya. Adapun rumus dari Product Moment Pearson adalah sebagai berikut: N. XY ( X )( Y ) r xy= 2 2 2 2 [ N. X ( X ) ][ N. Y ( Y ) ] Keterangan: r xy : Koefisien korelasi skor aitem dan total aitem N : Jumlah subjek penelitian X : Skor butir tiap aitem Y : Skor total aitem setiap subjek X 2 : Jumlah kuadrat skor setiap aitem Y 2 : Jumlah kuadrat skor total aitem : Jumlah hasil perkalian skor tiap aitem xy Menurut Azwar (2010), apabila aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari pada 0,30 dan jumlahnya melebihi aitem yang direncakan untuk dijadikan skala, maka peneliti dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi yang tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria dari 0,30 menjadi 0,25, sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai. Untuk skala kemandirian, peneliti menggunakan batasan 0,25. Berdasarkan hasil perhitungan data try out untuk skala kemandirian, maka dari 23 aitem diperoleh 16 aitem yang valid dan 7 aitem yang lainnya dinyatakan gugur. Koefisien korelasi

40 aitem totalnya berkisar 0,255 0,535. Rincian aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.6 Sebaran Aitem Skala Kemandirian yang Valid dan Gugur Setelah Uji Coba (Try Out) No Aspek Indikator Aitem Valid Aitem Gugur F UF F UF 1. Emotional Autonomy 2. Behavioral Autonomy 3. Value Autonomy Tidak memberontak, tidak melihat orangtua seagai penguasa, memiliki emosi diluar keluarga dan berinteraksi dengan orangtua sebagai orang biasa. Mampu mengambil keputusan, mampu mempengaruhi orang lain, dan percaya diri. Melihat situasi dari intisari masalah, mengikuti prinsip umum, dan mengikuti nilai kaum muda. 5 3 1,2 4 8,9 18,19 12,20 23 6,7 11,14 15,21 Jumlah Aitem untuk penelitian - 2 10 13,16 10 17 22-4 Total 8 8 5 2 16 Setelah diperoleh aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan nomor pada aitem sebelumnya. Maka dibuat blue print untuk

41 penelitian yang berisikan aitem-aitem yang valid saja. Adapun blue print untuk penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.7 Blue Print Skala Kemandirian (Penelitian) NO Aspek Indikator Nomor Aitem Jml F UF 1 Emotional Autonomy Tidak memberontak, tidak melihat orangtua seagai penguasa, memiliki emosi diluar keluarga dan berinteraksi dengan orangtua sebagai orang biasa. 2 Behavioral Autonomy Mampu mengambil keputusan, mampu mempengaruhi orang lain, dan percaya diri. 3 Value Autonomy Melihat situasi dari intisari masalah, mengikuti prinsip umum, dan mengikuti nilai kaum muda. 2 1 2 5,6 12,13 8,14 16 3,4 7,9 10,15 10 11 4 Total 8 8 16 Sementara itu untuk skala motivasi bekerja, peneliti juga menggunakan batasan 0,25. Berdasarkan hasil perhitungan data try out untuk skala motivasi bekerja, maka dari 21 aitem diperoleh 17 aitem yang valid dan 4 aitem yang gugur. Koefisien korelasi aitem totalnya berkisar antara 0,333 0,836. Rincian aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

42 Tabel 3.8 Sebaran Aitem Skala Motivasi Bekerja yang Valid dan Gugur Setelah Uji Coba (Try Out) No Aspek Indikator Aitem Valid Aitem Gugur F UF F UF 1. Arousal Memiliki keinginan dan ketertarikan untuk membawa individu dalam suatu perilaku. 2. Direct Behavior 3. Maintaining Behavior Melakukan perbuatan yang mengarah pada tujuan yang ingin dicapai individu. Mempunyai arah dan tujuan dalam bekerja. 1,7 10,13 16 5,8 11 3,12 18 Jumlah Aitem untuk penelitian 4,9 - - 7 17,20 14 2 5 6,9 21 12,15-6 Total 11 7 2 1 17 Setelah diperoleh aitem yang valid, aitem tersebut disusun kembali dengan menyesuaikan nomor pada aitem sebelumnya. Maka dibuat blue print baru untuk penelitian yang berisikan aitem-aitem yang valid saja. Adapun blue print untuk penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

43 Tabel 3.9 Blue Print Skala Motivasi Bekerja (Penelitian) NO Aspek Indikator Nomor Aitem Jml F UF 1 Arousal Memiliki keinginan dan ketertarikan untuk membawa individu dalam suatu perilaku. 2 Direct Behavior Melakukan perbuatan yang mengarah pada tujuan yang ingin dicapai individu. 3 Maintaining Behavior Mempunyai arah dan tujuan dalam bekerja. 1,3 4,5 6 8,9 10, 13,16 14,15 17 2,7 7 11,12 5 Total 10 7 17 3. Uji Reliabilitas Konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2010). Dalam perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus program SPSS 17.0 for windows. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reabilitas (r xy ) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Apabila koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1, maka semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, jika koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 0, maka semakin rendah tingkat reliabilitasnya (Azwar, 2010). 5

44 Pada penelitian ini teknik reliabilitas yang digunakan adalah teknik satu kali pengukuran atau disebut juga konsistensi internal. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap aitem skala kemandirian diperoleh α sebesar 0,788 dan aitem skala motivasi bekerja diperoleh α sebesar 0,922. Nilai reliabilitas pada kedua skala ini berada pada kategori tinggi. G. Teknik Analisis Data Untuk mengkaji hipotesa maka data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisa. Analisa data penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment yang digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel kemandirian (variabel bebas) terhadap variabel motivasi bekerja (variabel terikat). Bila skor variabel bebas diketahui maka skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya (Hartono, 2013). H. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Jadwal penelitian dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 3.10 No Tanggal Kegiatan 1 21 Mei 2014 Acc Sinopsis dan Penentuan Dosen Pembimbing 2 28 Mei 2014 s/d 06 Mei 2015 Bimbingan dan Penyusunan Proposal 3 20 Mei 2015 Seminar Proposal 4 22 Mei 2015 Pelaksanaan Penelitian 5 10 Juni 2015 Seminar Hasil 6 29 Juni 2015 Ujian Munaqasah