PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE NOMOR 2 TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2007

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 11 TAHUN 2014

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH SINGKIL NOMOR 3 TAHUN 2012

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABIPATEN SIAK NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN IZIN GANGGUAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 770 TAHUN : 2008

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TOLITOLI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PENGELOLAAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 50 TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT PELAYANAN PERIJINAN TERPADU Dl DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG. Nomor 17 Tahun 2011 TENTANG

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BOMBANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SINJAI BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BOMBANAA KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

SEKSIPEMROSESAN BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN KOTA KEDIRI

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR / MEKANISME DAN STANDAR WAKTU PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU FINTU DITERBITKAN OLEH

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR / MEKANISME DAN STANDAR WAKTU PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KONAWE, Menimbang a. bahwa untuk lebih mengoptimalkan pelayanan perizinan dan non perizinan kepada masyarakat dalam hal kesederhanaan, transparan, tepat waktu, ekonomis serta menjamin kepastian hukum, perlu adanya suatu standar/prosedur tetap mekanisme pelayanan agar lebih efektif, efisien, terpadu dan konsisten; b. bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi, dengan 1

memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usaha mikro, kecil dan menengah, perlu dilakukan penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan terpadu sesuai Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud pada huruf a dan huruf b diatas, di pandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Prosedur/Mekanisme dan Standar Waktu Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Mengingat 1. Undang-undang nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi {Lembaran Negara Rebublik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan {Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2004 tentang Perubahan Nama Kabupaten Kendari Menjadi Kabupaten Konawe (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 103); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota ( Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Nomor 10 Tahun 2007 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Konawe dalam Pembagian Urusan Pemerintahan (Lembaran Daerah Kabpaten Konawe Tahun 2007 Nomor 44); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Nomor 6 Tahun 2009 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Nomor 13 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Konawe Tahun 2009 Nomor 70); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KONAWE dan BUPATI KONAWE 4

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PROSEDUR/MEKANISME DAN STANDAR WAKTU PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Konawe; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Konawe yang terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Konawe; 4. Perangkat Daerah adalah Lembaga yang membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 5. Kantor Pelayanan Perizinan adalah Kantor Penyelenggara Pelayanan Perizinan Kabupaten Konawe; 6. Perangkat Daerah Teknis terkait adalah Badan, Dinas, Kantor yang mengelola pelayanan perizinan dan non perizinan; 7. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Konawe; 8. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah atau Peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah, atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu; 9. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha;

10. Naskah non perizinan adalah suatu dokumen atau naskah resmi yang bukan berbentuk surat izin, yang dikeluarkan oleh Pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya, yang merupakan bukti/pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu; 11. Penyederhanaan peleyanan adalah upaya penyingkatan terhadap waktu prosedur, dan kejelasan/kepastian biaya pemberian perizinan dan non perizinan; 12. Penyelenggaraan pelayanan terpadu adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ketahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat; 13. Perizinan pararel adalah penyelenggaraan perizinan yang diberikan kepada pelaku usaha yang dilakukan sekaligus mencangkup lebih dari satu jenis izin, yang diproses secara terpadu dan bersamaan; 14. Biaya Pelayanan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemohon untuk memperoleh dokumen yang besarnya telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah atau Peraturan Perundang-Undangan lainnya; 15. Pembinaan adalah upaya pengembangan, pemantapan, pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pemberian penghargaan bagi Pemerintah Daerah dan Kantor Pelayanan Perizinan yang dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri dan/atau Bupati; 16. Pengawasan Fungsional adalah penertiban atau pemeriksaan yang dilakukan oleh badan-badan pemeriksa teknis terhadap kantor Pelayanan Perizinan sesuai Peraturan Perundang-Undangan Yang berlaku; 17. Pengawasan Masyarakat adalahh control social yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kineija Kantor Pelayanan Perizinan sesuai Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku. 6

BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Tujuan penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu adalah : (1) Meningkatkan kualitas pelayanan publik; (2) Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik; Pasal 3 Sasaran penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu adalah: 1. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau; 2. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik; BAB III PENYEDERHANAAN PELAYANAN Pasal 4 (1) Bupati wajib melakukan penyederhanaan penyelenggaraan pelayan terpadu satu pintu; (2) Penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup : a. Pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh Kantor Pelayanan Perizinan; 1

b. Kepastian biaya dan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah; c. Kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan dan non Perizinan sesuai dengan urutan prosedurnya; d. Mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau lebih permohonan perizinan; e. Pembebasan biaya perizinan bagi Usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan Peraturan yang berlaku; f. Pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayan. BAB IV PERANGKAT DAERAH PENYELENGGARA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Pasal S (1} Naskah perizinan dan non perizinan yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Konawe ditanda tangani oleh Bupati; (2) Bupati dapat mendelegasikan kewenangan penandatanganan perizinan dan non perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pejabat/kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD); (3) Pendelegasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), akan diatur kemudian oleh Bupati. 8

Pasal 6 (1) Lingkup tugas Kantor Pelayanan Perizinan meliputi pemberian pelayanan atas semua bentuk pelayanan perizinan dan non perizinan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah; (2) Kantor Pelayanan Perizinan mengelola administrasi perizinan dan non perizinan yang mengaju pada prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan keamanan berkas. Pasal 7 Kantor Pelayanan Perizinan harus memiliki saranan dan prasarana yang berkaitan dengan mekanisme pelayanan, yaitu a. Loket/ruang pengajuan permohonan dan informasi; b. Tempat/ruang pemprosesan berkas; c. Tempat / ruang pembayaran; d. Tempat/ruang penyerahan dokumen; e. Tempat/ruang penanganan pengaduan. Pasal 8 Perangkat Daerah yang secara teknis terkait dengan kantor pelayanan perizinan berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan teknis dan pengawasan atas pengelolaan perizinan dan non perizinan sesuai dengan bidang tugasnya. 9

BAB V PROSES» WAKTU DAN BIAYA PENYELENGGARAAN PELAYANAN Pasal 9 (!) Pengelolaan dokumen persyaratan perizinan dan non perizinan mulai dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya dokumen dilakukan melalui kantor pelayanan perizinan secara terpadu; (2) Mekanisme tahapan pengolahan dokumen perizinan dan non perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan j Keputusan Bupati; (3) Proses penyelenggaraan pelayanan perizinan dilakukan untuk satu jenis perizinan tertentu attau perizinan pararel. Pasal 10 (1) Pemeriksaan teknis dilapangan dilakukan oleh tim keija teknis yang ada di masing-masing SKPD terkait; (2) Tim kerja teknis sebagaiman dimaksud pada ayat (1), memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dalam memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya suatu permohonan perizinan. Pasal 11 Jangka waktu penyelesaian untuk tiap jenis pelayanan perizinan dan non perizinan ditetapkan paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung mulai sejak diterimanya berkas permohonan beserta seluruh kelengkapannya atau sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. 10

Pasal 12 (1) Besaran biaya perizinan dan non perizinan dihitung sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah; (2) Dokumen persyaratan perizinan yang disediakan kantor pelayanan perizinan harus dalam satu paket biaya perizinan; (3) Paket biaya perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sudah termasuk dengan dokumen persyaratan perizinan yang akan dilegalisir oleh Kecamatan dan Kelurahan. BAB VI SUMBER DAYA MANUSIA Pasal 13 (1) Pegawai yang ditugaskan diiingkungan Kantor Pelayanan Perizinan diutamakan yang mempunyai kompetensi dibidangnya; (2) Pegawai Kantor Pelayanan Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan tunjangan khusus yang besarannya ditetapkan dengan Peraturan Bupati sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah; Pasal 14 Pemerintah Daerah berkewajiban untuk melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia pengelola pelayanan terpadu satu pintu secara berkesinambungan. 11

BAB VII KETERBUKAAN INFORMASI Pasal 15 (1) Kantor Pelayanan Perizinan harus memiliki basis data dengan menggunakan system manajemen informasi; (2) Data dari setiap perizinan dan non perizinan yang diselesaikan oleh kantor pelayanan perizinan disampaikan kepada perangkat Daerah teknis terkait setiap bulan; Pasal 16 (X) Kantor Pelayanan Perizinan wajib menyediakan dan menyebarkan informasi berkaitan dengan jenis pelayanan dan persyaratan teknis, mekanisme, penelurusan posisi dokumen pada setiap proses, biaya dan wwaktu perizinan, serta tata cara pengaduan yang dilakukan secara jelas melalui berbagai media yang muda di akses dan diketahui oleh masyarakat; (2) Peneyebarluasan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Perizinan dengan melibatkan aparat Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan, Pasal 17 Data sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 dan informasi jenis pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16, harus dapat diakses oleh masyarakat dan dunia usaha. 12

BAB VIII PENANGANAN PENGADUAN Pasal 18 Kantor Pelayanan Perizinan wajib menyediakan sarana pengaduan dengan menggunakan media yang disesuaikan dengan kondisi di Daerah. Pasal 19 Kantor Pelayanan Perizinan wajib meninddaklanjuti pengaduan masyarakat secara tepat, cepat dan memberikan jawaban serta penyelesaiannya kepada pengadu paling lama 10 (sepuluh) hari keija sejak diterimanya pengaduan. BAB IX KEPUASAN MASYARAKAT Pasal 20 Kantor Pelayanan Perizinan wajib melakukan penelitian kepuasan masyarakat secara berkala sesuai Peraturan perundang-undangan yang berlaku. 13

BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Pertama Pembinaan Pasal 21 (1) Pembinaan atas penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Menteri Dalam Negeri dan Bupati sesuai dengan kewenangan masing-masing dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan perizinan dan non perizinan; (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengembangan system, sumber daya manusia, dan jaringan keija sesuai kebutuhan daerah, yang dilaksanakan melalui : a. Koordinasi secara berkala; b. Pemberian bimbingan, supervise, konsultasi; c. Pendidikan pelatihan, pemagangan; d. Perencanaan, Penelitian Pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayan public. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 22 Pengawasan terhadap proses penyelenggaraan pelayan terpadu satu pintu dilakukan oleh aparat pengwasan interen Pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. 14

Pasal 23 (1) Pengawasan atas penyelenggaran pelayanan terpadu satu pintu dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Menteri Dalam Negeri dan Bupati sesuai dengan tingkat urusan Pemerintahan masing-masing melalui mekanisme koordiansi, Integrasi dan sinkronisasi; (2) Materi pengawasan yang duilakukan oleh Menteri Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah didasarkan pada : a. Peraturan Daerah tentang pembentukan Kantor Pelayanan Perizinan; b. Pengintegrasian program Kantor Pelayanan Perizinan dalam dokumen perencanaan pembangunan dan penyediannya anggarannya; c. Ketersedian Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan jumlah dan kualifikasi yang diperlukan; d. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung Kantor Pelayanan Perizinan; e. Kinerja Kantor Pelayanan Perizinan berpedoman pada standar pelayanan minimal (SPM) sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. (3) Pengawasan oleh Menteri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan oleh Gubernur sebagai waldl Pemerintah. BAB XI KERJA SAMA Pasal 24 Dalam rangka pengembangan Kantor Pelayanan Perizinan, Bupati dapat melakukan keijasama dengan pihak Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya masyarakat, Asosiasi usaha, 15

Lembaga-Lembaga Internasional dan pemangku kepentingan lainnya sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan. BAB XII PELAPORAN Pasal 25 Bupati menyampaikan laporan secara tertulis kepada Gubernur secara berkala setiap 3 (tiga) bulan mengenai perkembangan, penyelenggaraan pelayanan, pencapaian kinerja, kendala yang di hadapi dan pembiayaan serta tembusannya disampaikan kepada DPRD Kabupaten Konawe. BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26 (1) Bentuk dan/atau format naskah / dokumen perizinan dan non perizinan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah melalui Kantor Pelayanan Perizinan, akan diatur dan ditetapkan dengan Peraturan / Keputusan Bupati; (2) Bagan alur mekanisme dan prosedur perizinan, akan ditetapkan dengan Peraturan / Keputusan Bupati. Pasal 27 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan daerah ini, sepanjang mengenai bentuk, jenis, isi ukuran dan tata cara teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati sebagai Peraturan Pelaksanaan atas Peraturan Daerah. 16

BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan perauran daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran daerah kabupaten konawe. Ditetapkan : Unaaha Pada tanggal : & 2012 Diundangkan di : Unaaha Pada tanggal : 'T»! U 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KONAWE; H. LUKMAN ABUNAWAS H. IRAWAN LALIASA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KONAWE TAHUN 2012 NOMOR 17