Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas IV SDN Salunggadue

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Peranan Media Gambar IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju Utara

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

Peningkatkan Kemampuan Murid Kelas II SDNNo. 2 Tambu Membaca Permulaan Melalui Metode Global

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS III SDN 18 BALAESANG TANJUNG MEMBACA NYARING MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Melalui Metode SAS Siswa Kelas 1 SDN Tondo Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN X. Pilemon Poly Maroa, Charles Kapile, dan Abdul Hamid

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas I SDN Raranggonau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN 1 Lumbi-Lumbia Melalui Metode Latihan Terbimbing

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Inpres Kantewu

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres 3 Kasimbar Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri Dengan Metode Latihan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Intensif Melalui Metode Latihan Terbimbing Di Kelas IV SDN Inpres Bentean Kabupaten Banggai Kepulauan

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa Kelas IV SDN Kolak Kecamatan Peling Tengah Kabupaten Banggai Kepulauan Dengan Penggunaan Metode Latihan

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI GALIH SRI KUSUMASTUTI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Mensung Membuat Kalimat Tanya Dalam Bahasa Indonesia Melalui Metode Latihan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 LABEAN MELALUI METODE LATIHAN

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR AKSARA JAWA MELALUI STRATEGI SCRAMBLE KELAS V SD N DUKUH 03 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGTALUN TAHUN 2013/2014

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Telepon Dengan Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SDN Tontouan Luwuk Banggai

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Surat Dinas Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas V SD Inpres 12 Bajawali

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Penerapan Experiential Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACAKAN NASKAH BERITA MENGGUNAKAN STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Media Gambar Pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Tou Kabupaten Banggai

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping)

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Paragraf Melalui Metode Latihan di Kelas IV SD Inpres 1 Kamarora Kecamatan Nokilalaki

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas III SDN Doda Kecamatan Lore Tengah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

PENERAPAN METODE FUTURISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF BERDASARKAN GAMBAR SERI

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

Transkripsi:

Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas IV SDN Salunggadue Arianti Hasan Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan membaca nyaring pada siswa kelas IV SDN Salunggadue dapat ditingkatkan melalui metode latihan. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN Salunggadue membaca nyaring melalui metode latihan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus yang sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Salunggadue berjumlah 21 orang yang terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data dikumpulkan melalui lembar aktivitas siswa dan guru (observasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan yang cukup berarti dari siklus I ke siklus II. Tes membaca nyaring menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari siklus I ke siklus II, hal ini dapat dilihat dari ketuntasan siswa dalam menguasai vokal, lafal, intonasi, dan kelancaran membaca sebuah teks. Berdasarkan analisis data membaca pratindakan diperoleh daya serap klasikal 55,36% dan ketuntasan belajar klasikal 33,33%, yang dinyatakan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Ketuntasan klasikal siklus I adalah 61,90% dan siklus II sebesar 95,24%. Sedangkan daya serap klasikal siklus I adalah 67,3% dan siklus II sebesar 83,63%. Dapat disimpulkan bahwa metode latihan yang diterapkan dalam pengumuman lisan dan teks bacaan dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas IV SDN Salunggadue. Kata Kunci: Kemampuan Siswa, Membaca Nyaring, Metode Latihan I. PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa pada siswa sekolah dasar khususnya membaca nyaring dimulai dari kemampuan siswa mengonstruksi arti, yakni terdapat interaksi antara tulisan yang dibaca siswa dengan pengalaman yang pernah diperolah. Apabila siswa sudah memiliki kemampuan ini secara baik, kelak diharapkan keterampilan berbahasanya aspek membaca lanjut akan baik pula. Pengenalan siswa terhadap tulisan sangat mutlak dimiliki oleh setiap siswa karena dari dasar inilah meraka dapat mengembangkan kemampuan berbahasanya 11

dengan baik, terutama kemampuan membaca lanjut dalam hal ini membaca teks sederhana dengan memperhatikan penggunaan vokal, lafal, intonasi, dan tanda baca. Penyajian pembelajaran membaca nyaring teks di SD haruslah benar-benar dikuasai oleh guru, karena konsep, bentuk, dan bunyi dari satuan bahasa yang terkecil dimulai dari tulisan yang dilihat oleh siswa yang kemudian diprediksinya dalam sebuah arti sehingga siswa mengetahui apa yang dibacanya. Setiap guru yang mengajarkan materi ini harus menyiapkan diri dengan baik agar hasil pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Kesiapan guru berupa pengguasaan materi, ketersediaan bahan ajar/media pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang tepat. Berdasarkan kondisi siswa kelas IV SDN Salunggadue selama tiga tahun terakhir masih sama dan belum ada peningkatan membaca nyaring, bahkan ada beberapa siswa yang belum tahu membedakan huruf. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut tidak melalui jenjang sekolah taman kanak-kanak sehingga dalam pengenalan huruf harus mulai dari dasar, sementara guru dituntut untuk mengajarkan seluruh siswa dengan rencana pembelajaran membaca nyaring dengan kemampuan yang berbeda dari siswa. Guru dituntut bekerja keras membangun pondasi dalam mengajarkan bentuk huruf sehingga siswa dapat membedakannya dan dapat membaca nyaring sesuai tujuan pembelajaran. Membaca adalah salah satu bagian keterampilan dasar dalam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa dituntut untuk dapat membaca nyaring yang diperolehnya baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Tetapi pada kenyataannya siswa SDN Salunggadue khususnya kelas IV masih banyak yang belum dapat membaca nyaring sesuai kaidah bahasa yang benar. Hal ini dikarenakan siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Untuk itu guru mengembangkan salah satu pendekatan pembelajaran yang paling tepat untuk melatih siswa membaca nyaring agar lebih terarah dalam membaca, intonasi, penggunaan kaidah bahasa yang disempurnakan, agar siswa dapat membaca dengan benar. 12

Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa kemampuan siswa khususnya siswa kelas IV SDN Salunggadue membaca nyaring masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil semester satu diperoleh nilai rata-rata siswa di bawah 65%. Berdasarkan masalah tersebut penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dan mencarikan solusi pemecahan masalah dengan menerapkan metode latihan dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas IV membaca nyaring. Alasan lain penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada membaca nyaring dalam hal ini membaca bersuara, karena penulis ingin mengetahui kembali kemampuan siswa membaca dengan menggunakan vokal yang baik, lafal yang tepat, pengguasaan intonasi dalam hal ini penggunaan tanda baca, dan kelancaraan siswa dalam membaca teks. Selanjutnya, alasan lain dipilihnya metode latihan, yakni selain belum pernah diterapkan, hanya menggunakan metode membaca bersama guru dan siswa, metode ini sangat baik untuk melatih siswa secara perorangan tampil di depan kelas membacakan teks yang diberikan dan guru mudah mengetahui siswa yang sudah mampu dan kurang mampu tingkat kemampuan membaca nyaring. Dengan demikian, peneliti mengangkat judul penelitian peningkatan kemampuan membaca nyaring melalui metode latihan pada siswa kelas IV SDN Salunggadue. Kajian Pustaka Pengertian Membaca Nyaring Farida Rahim (dalam Abdul Rani) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup: pertama, membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Kedua, membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruksikan makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca merupakan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks bergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang 13

dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. Henry Guntur Tarigan (1994: 22) berpendapat bahwa membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis (Liliana Muliastuti dan Euis Sulastri, 2009: 9 dalam www.saujana.sg). Tutik Setiowati (2007:15) menyatakan bahwa membaca Membaca nyaring adalah cara membaca dengan bersuara, yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokal maupun konsonan, nada atau lagu ucapan, penguasaan tandatanda baca, pengelompokan kata atau frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan ekspresi (www.digilib.unnes.ac.id). Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring adalah suatu kegiatan menyuarakan kalimat-kalimat dalam bacaan dengan intonasi dan lafal yang tepat serta dapat memperoleh pesan/informasi dari bacaan. Aspek terpenting dalam penilaian membaca adalah pemahaman. Oleh karena itu, alat ukur yang paling tepat digunakan berbentuk tes. Ada dua jenis tes yang dapat digunakan untuk menguji kemampuan membaca siswa sekolah dasar, yaitu tes pemahaman kalimat dan tes pemahaman wacana. (1) Tes Pemahaman Kalimat; jenis ini biasanya diberikan di kelas rendah. Bagi siswa SD kelas rendah, tes seperti ini terasa cukup sukar karena kemampuan membaca mereka masih terbatas. Oleh karena itu, dalam menyusun tes pemahaman kalimat, guru harus memilih cara yang tepat agar tidak membuat siswa frustasi karena tidak mampu mengerjakan tes. Ada dua cara yang dapat ditempuh guru dalam menyusun tes pemahaman kalimat, yaitu menyajikan gambar dan menyajikan kata atau frase untuk pilihan jawabannya. Tes pemahaman kalimat biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa memahami fungsi kosakata dan struktur dalam 14

kalimat. (2) Tes Pemahaman Wacana; tes pemahaman wacana bersifat integratif. Artinya, banyak aspek yang dapat diukur dengan menggunakan tes ini, misalnya, penguasaan kosakata, penggunaan struktur, dan pemahaman isi wacana. Tes ini dapat diberikan di kelas tinggi dan kelas rendah. Dengan sendirinya, bahan dan tingkat keterbacaan serta teknik penyajiannya harus disesuaikan tingkat kelas siswa yang akan dijadikan sasaran penilaian. Menurut Harris dan Sipay (1980), membaca nyaring mengkontribusikan seluruh perkembangan anak melalui cara yang berbeda, diantaranya (1) memberikan guru suatu cara yang cepat dan valid untuk mengevaluasi kemajuan kemampuan keterampilan membaca yang utama, khususnya penggalan kata dan kelompok kata, (2) membaca nyaring memberikan kesempatan berkomunikasi lisan bagi pembaca dan menyimak untuk menigkatkan keterampilan menyimak, (3) membaca nyaring bisa melatih siswa mendramatisasikan cerita dan memerankan pelaku yang terdapat dalam cerita, (4) membaca nyaring menyediakan suatu media, dengan bimbingan yang bijaksana dari guru, bisa menigkatkan kemampuan penyesuaian diri dengan orang lain. Kemampuan membaca pada anak berkembang dalam beberapa tahap. Menurut Cochrane efal dalam Umar perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap, yakni: (1) tahap fantasi (magical strage), (2) tahap pembentukan konsep diri (self concept strage), (3) tahap membaca gemar (brigging reading strage), (4) tahap mengenal bacaan (sake-off reader strage), dan (5) tahap membaca lancar (independent reader strage). Sehubungan dengan tahap-tahap perkembangan membaca anak di atas yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru dan orang tua adalah bagaimana menstimulasi potensi-potensi anak tersebut di atas sesuai tahap-tahap perkembangannya. Hal ini perlu dipikirkan dan dikerjakan agar potensi-potensi yang ada pada anak dapat berkembang secara optimal. Karena para ahli syaraf meyakini bahwa gejala-gejala munculnya ke arah positif, potensi-potensi tersebut akan menjadi potensi yang tersembunyi. Oleh karena itu, lingkungan (termasuk di dalamnya orang tua dan guru) sangat memegang peranan penting dalam hal ini. 15

Lingkungan harus menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat memekarkan potensi yang ada pada anak. Sinambela mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik, dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak masih kecil sebab minat membaca pada anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi sangat dipengaruhi oleh stimulasi yang diperoleh dari lingkungan anak. Keluarga merupakan lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan, menumbuhkan dan membina minat membaca anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca dalam kehidupan anak, setelah itu baru guru di sekolah, teman sebaya dan masyarakat. Menurut Mulyani berpendapat bahwa tingkat perkembangan seseorang yang paling menguntungkan untuk pengembangan minat membaca adalah pada masa peka, yaitu sekitar usia 5 sampai dengan 6 tahun. Kemudian minat membaca ini akan berkembang sampai dengan masa remaja. Menurut Ruseffendi dalam pembelajaran ada 2 macam latihan yaitu latihan hafal (driil) dan latihan praktek. Keduanya berupa latihan yang tujuannya memperoleh jawaban yang benar. Latihan hafal adalah kegiatan yang pada umumnya lisan dan hasilnya berkenaan dengan kemampuan seseorang memberikan jawaban yang cepat tentang fakta. Latihan praktek adalah latihan sejumlah kegiatan, langkah dalam suatu kegiatan untuk sampai kepada jawaban yang benar. Metode pembelajaran bahasa adalah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang 16

akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya (Darmiyati). Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan serta kemungkinan pengadaan remidi dan pengemabangan bahan ajar tersebut. Dalam hal ini, setelah guru menetapkan tujuan yang hendak dicapai, ia mulai memilih bahan ajar yang sesuai dengan bahan ajar tersebut. Sesudah itu, tingkat kemampuan, kebutuhan serta latar belakang lingkungan siswa. Kemudian, bahan ajar tersebut disusun menurut urutan tingkat kesukaran, yakni dari yang mudah berlanjut pada yang sukar. Disamping itu, guru merencanakan pula cara mengevaluasi, mengadakan remidi serta mengembangkan bahan ajar tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode latihan merupakan sesuatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan/keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Sudjana dkk, mengatakan penilaian pada umumnya digunakan untuk memperoleh keterangan suatu keterampilan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai sarana untuk menbantu siswa menguasai ketempilan secara tepat dalam perilaku yang cepat dan otomati. Subana berpendapat ia berhubungan dengan pembentukan kemahiran motorik (fisik) ataukah kemahiran yang bersifat penyusaian seperti untuk memecahkan suatu soal atau kecakapan dalam penyelesaian diri terhadap suatu situasi. Agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, guru harus memperhatikan dari pihak anak didik, yaitu mereka memiliki dorongan minat dan perhatian terhadap apa yang sedang dipelajari, pelaksanaan metode latihan harus tetap di usahakan mengembangkan minat dan meningkatkan kemampuan anak didik. Metode latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan. Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian peserta didik. Agar anak 17

didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan. Sehubungan dengan tahap-tahap metode latihan membaca teks yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru serta orang tua adalah bagaimana menstimulasi potensi-potensi anak tersebut sesuai tahap-tahap perkembangannya. Hal ini perlu dipikirkan agar kegiatan latihan yang dilakukan berulang-ulang dapat optimal. Tahap-tahap yang terdapat dalam metode latihan seperti adanya proses bantuan, adanya masalah dan adanya tujuan yaitu untuk mencapai kebahagiaan hidup. Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan tersebut di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa, bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara psikis (kejiwaan) dari seseorang pembimbing kepada individu atau beberapa individu dalam mengatasi masalah yang di hadapi agar dapat mengenal dan memahami dirinya, dapat menyesuaikan dirinya, dapat bertanggung jawab atas keputusannya dan akhirnya dapat merasakan kebahagiaan hidupnya (Winkel). II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Salunggadue Kabupaten Mamuju Utara dengan jumlah siswa 21 orang, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi atau tempat dengan pertimbangan bahwa peneliti bekerja pada sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang untuk waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi Langsung; 2) Tes; dan 3) Wawancara. Prosedur yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi tentang penggunaan uang maka diadakan evaluasi dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan berupa tes tertulis yang dilaksanakan pada awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif. Model analisis interaktif mempunyai 3 komponen yaitu: (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi data. 18

Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif selama proses pengumpulan data masih berlangsung. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan hasil dalam menggunakan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa memahami tentang penggunaan uang. Kriteria yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi adalah sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan Nurkancana (1986:39) sebagai berikut: tingkat penguasaan 90%-100% dikategorikan sangat tinggi, 80%-89% dikategorikan tinggi, 65%-79% dikategorikan sedang, 55%-64% dikategorikan rendah dan 0%-54% dikategorikan sangat rendah. Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini. Jika siswa mengerjakan soal tes mendapat nilai 65 atau lebih karena KKM yang ditentukan adalah 65 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 80-89% maka dapat dikatakan tuntas. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru, hasil analisis tes pada siklus I dan siklus II tampak terjadi peningkatan yang cukup baik pada hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media tulisan teks/bacaan yang dipadukan dengan metode latihan cukup efektif diterapkan dalam proses pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kemandirian, kreatifitas dan inovatif dalam membaca nyaring sehingga berdampak pada kemampuan belajar siswa. Pada pembelajaran yang menggunakan metode latihan, siswa dilatih untuk melakukan praktek membaca, interaksi dengan teman, member tanggapan. Respon siswa ketika guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode latihan sangat antusias. Respon siswa ketika guru meminta mengulangi membaca dan menjelaskan teks/bacaan yang diberikan, hasilnya siswa dapat melakukannya. Kemampuan menghubungkan teks/bacaan dengan materi pelajaran membuat siswa terampil untuk meningkatkan sikap motoriknya. Siswa mampu menjelaskan isi bacaan sesuai dengan materi yang telah dijelaskan guru. 19

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 diperoleh hasil dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan karena motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang sehingga siswa masih terlihat pasif dan belum berani untuk menyampaikan kesulitan-kesulitan pada kegiatan belajar mengajar. Pada pertemuan 2 diperoleh kategori cukup, dan mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Peningkatan aktivitas siswa disebabkan siswa sedikit lebih aktif dibanding pertemuan sebelumnya walaupun secara keseluruhan proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa dalam kategori baik. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Pada pertemuan 2 diperoleh persentase nilai ratarata aktivitas siswa dalam kategori sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 disebabkan karena siswa lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini terlihat pada saat siswa maju satu persatu membacakan cerita di depan kelas dengan vokal, intonasi, lafal, dan lancer membaca. Selain itu, siswa menjadi lebih paham bagaimana cara menghilangkan ketakutan dan tidak percaya diri serta dapat menyimpulkan pembelajaran sesuai dengan tujuan melalui penerapan metode latihan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 diperoleh kategori kurang dan pertemuan 2 diperoleh peningkatan dari pertemuan sebelumnya dengan kategori cukup, ini menunjukkan aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I terjadi peningkatan pada setiap pertemuan. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh kategori baik dan pertemuan 2 diperoleh nilai rata-rata aktivitas guru dengan kategori sangat baik, ini menunjukkan kenaikan aktivitas guru pada setiap pertemuan. Pada hasil analisis tes membaca siklus I, diperoleh persentase daya serap klasikal sebesar 67,3% dengan 13 siswa yang tuntas dari 21 siswa. Persentase ketuntasan klasikal 61,90%. Rendahnya persentase ketuntasan klasikal pada siklus I ini disebabkan karena motivasi siswa dalam pembelajaran masih kurang sehingga kemampuan siswa terhadap tugas yang diberikan juga belum maksimal. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dilakukan perbaikan pada siklus II dengan 20

meningkatkan motivasi dan bimbingan kepada siswa. Perlakuan ini memberikan dampak yang baik, ini terlihat dari peningkatan kemampuan belajar siswa pada siklus II dengan 20 siswa yang tuntas dari 21 siswa. Ini menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan belajar khususnya membaca nyaring pada tiap siklus. Penggunaan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada sikap, kebutuhan, rangsangan, afektif, kompetensi, psikomotor, dan penguatan yang berdampak pada kesenangan/kegemaran belajar Bahasa Indonesia. Pembelajaran ini cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa karena dapat mengubah kebiasaan siswa belajar yang hanya mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak latihan berpikir. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan analisis tes membaca pratindakan diperoleh daya serap klasikal 55,36% dan ketuntasan belajar klasikal 33,33%, yang dinyatakan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hasil analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode latihan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca nyaring kelas IV SDN Salunggadue. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa dan guru yang mengalami peningkatan yang cukup berarti dari siklus I ke siklus II, dengan metode latihan yang diterapkan oleh guru/peneliti. Ketuntasan klasikal siklus I adalah 61,90% dan siklus II sebesar 95,24%. Sedangkan daya serap klasikal siklus I adalah 67,3% dan siklus II sebesar 83,63%. Saran Sesuai hasil yang diperoleh selama melaksanakan penelitian, maka peneliti menyarankan sebagai berikut; agar siswa dapat membaca dengan baik, hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berlatih secara terus-menerus agar kemampuan berbahasa lisan dapat terpenuhi. Kepada pengajar khususnya Guru Sekolah Dasar; hendaknya mempertimbangkan pembelajaran dengan menerapkan penggunaan media pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan motivasi 21

belajar dan kemampuan siswa membaca nyaring pada pelajaran khususnya Bahasa Indonesia. Melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam kelas serta mampu mengembangkan penyusunan tugas agar siswa tidak merasa bosan dengan penerapan metode latihan. Proses pembelajaran bahasa Indonesia harus menggunakan metode yang dapat didengar langsung karena ketidak jelasan bahasa yang diucapkan dapat menghasilkan arti yang tidak jelas pula. DAFTAR PUSTAKA Abied, (2009). Motivasi dan Prestasi Belajar. [online], Tersedia:http://www.Google.co.id. [10 November 2013] Ardiani. (2009). Media Pembelajaran. (online), Tersedia:http:www.Google.co.id. [14 Maret 2014] Gagaramusu Yusdin, dkk, (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKIP UNTAD. Palu : Untad Prees. Mulyati Yeti, dkk, (2007). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Rani Abdul, (2010). (Artikel Pendidikan) Metode latihan. [online], Tersedia:http://www.Google.co.id. [10 November 2013]. Ruseffendi, (2009). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa. Sardiman, (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada: Jakarta. Tarigan, Djago, (1990). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Winarto, (1982). Pengertian Metode Deskriptif. Jakarta: Gramedia. 22