BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

periode pengamatan. Simpang bersinyal Jokteng Kulon Yogyakarta merupakan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. pengamatan langsung dilapangan dengan maksud untuk mengetahui :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dijabarkan dalam sebuah bagan diagram alir seperti gambar 3.1. Gambar 3.1. Diagram alir pelaksanaan studi

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB III METODA PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Ya Survei Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dimulainya penelitian terlebih dahulu dibuat tahapan-tahapan dalam

BAB III METODE PENELITIAN PEMILIHAN LOKASI PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dijabarkan dalam sebuah bagan alir seperti gambar 3.1.

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

BAB III METODE PENELITIAN

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB III METODOLOGI III-1

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI SURVEI. Sebelum pelaksanaan survai dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan survai

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

penelitian yang mengacu pada buku-buku, pendapat dan teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Survai Pendahuluan (Observasi) Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

BAB III METODE Tahapan Studi Adapun diagram alur (flowchart) dari studi ini sebagai berikut.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI III-1

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA DAN KOORDINASI SINYAL JALAN DIPONEGORO SURABAYA

BAB IV METODOLOGI. Mulai. Studi Literatur. Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah yang harus

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan pengerjaan Tugas Akhir secara ringkas dapat dilihat dalam bentuk flow chart 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil studi di kawasan sekitar Jalan Sardjito. Lokasi ini dipengaruhi oleh:

dan crossing dengan Ramp TOL Waru Juanda, sehingga terdapat persimpangan seperti pada Gambar 1.2.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI GEOMETRIK DAN PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT POLDA PONTIANAK

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

Tahap persiapan yang dilakukan adalah menganalisis kondisi kinerja simpang eksisting.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rencana pelaksanaan tugas akhir Analisa Simpang Bersinyal di Jl.Cideng dimulai

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengamatan Daerah Studi. Tinjauan Pustaka

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

Mulai. Studi pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Survei pendahuluan. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data Rekapitulasi data

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

KINERJA BEBERAPA RUAS JALAN DI KOTA PALEMBANG. Pujiono T. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

pengalaman, perubahan, kejadian atau kenyataan yang cukup mantap sehingga

BAB V ANALISIS DATA. Gambar 5. 1 Kondisi Geometrik Simpang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah untuk mempermudah pelaksanaan dalam melakukan pekerjaan guna

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. terpencil yang merupakan sentral produksi pertanian. Usaha penataan ruang kota dan daerah ditujukan sebagai wadah dari fungsi

DAFTAR ISI. i ii iii iv v. vii. x xii xiv xv xviii xix vii

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Kerangka Umum Pendekatan. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Bagan Alir

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian deskriptif (Narbuko dan Achmadi, 2008) adalah jenis penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang sekarang berdasarkan data-data. Sehingga penelitian ini juga menyediakan data, menganalisis data, dan menginterpresentasi hasil penelitian. Dalam penggunaan metode deskriptif ini sangat diperlukan adanya perencanaan agar uraian dari data-data yang diperoleh benar-benar mencakup seluruh persoalan dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan atau perumusan persoalan yang tepat akan menunjukan informasi mengenai apa saja yang sebenarnya diperlukan dan dapat dilakukan. Biasanya data deskriptif digunakan sebagai dasar yang langsung untuk membuat keputusan-keputusan. 1.2 CARA PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING) Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel merupakan data yang diperlukan dalam proses analisis lalu lintas dan dapat mewakili sebagian kondisi lalu lintas yang ada, walaupum sampel tersebut tidak dapat sepenuhnya memberikan keadaan lalu lintas di lapangan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan teknik purposive. Menurut Sugiyono (2011), sampling purposive adalah teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Pengambilan sampel ini berupa penghitungan arus kendaraan per lengan selama jam puncak oleh petugas survei. Oleh karena itu, peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil dengan pertimbangan tertentu tetapi sesuai dengan tujuan penelitian. 52

53 Peneliti akan melakukan pengambilan sampel pada pagi, siang dan sore hari. Hal ini dikarenakan pada waktu-waktu tersebut diperkirakan banyak aktifitas yang berlangsung pada simpang yang diteliti. 1.3 CARA PENGUMPULAN DATA Proses ini dilakukan untuk menginventarisasi data penelitian, agar data yang diperoleh dapat dikelompokkan dalam jenis-jenisnya. Pengelompokan data dapat dibagi menjadi 2, data primer dan data sekunder. Dalam mencari data, dibutuhkan waktu yang tepat dengan mempertimbangkan keadaan di lapangan. Dari segi cuaca maupun efektifitas dalam pengambilan data. 1. Data Primer Data primer adalah data utama yang didapatkan dengan cara observasi atau pengamatan langsung di lokasi yang meliputi. a. Volume Lalu Lintas Volume atau arus lalu lintas yang melewati setiap lengan simpang, dalam hal ini dilakukan pencatatan kendaraan berdasarkan jenis dan arah pergerakan. b. Kecepatan Kecepatan kendaraan saat memasuki lengan simpang dan kecepatan kendaraan pada ruas jalan. c. Geometri Simpang Pengukuran geometri simpang dilakukan untuk mengetahui dimensi simpang seperti berikut ini. 1) Lebar perkerasan jalan berupa lebar pendekat, lebar masuk, lebar keluar. 2) Lebar jalur (belok kiri, lurus, dan belok kanan). 3) Median (bila ada). 4) Jarak antar simpang. Pengukuran dilakukan pada saat dini hari. Hal ini diperlukan keadaan yang kosong agar pengukuran berjalan lancar.

54 d. Sinyal Lalu Lintas 1) Lama waktu menyala tiap-tiap sinyal (hijau, amber, merah, all red) pada masing-masing pendekat. 2) Fase sinyal. e. Waktu Tempuh Waktu tempuh yang diperlukan kendaraan berdasarkan rute tertentu. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan dari beberapa penelitian tentang ruas jalan yang distudi sebelumnya. Data-data sekunder tersebut berupa data geometrik jalan dan jarak antar simpang sebagai pembanding dengan hasil survei lapangan dan data jumlah penduduk kota. Data sekunder tersebut digunakan untuk mendukung kinerja dari data primer. 4.3.1 Peralatan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk menunjang pelaksanaan penelitian di lapangan sebagai berikut. 1. Alat tulis. 2. Formulir penelitian, digunakan untuk pencatatan arus lalu lintas. 3. Pita ukur, digunakan untuk mengukur geometri jalan. 4. Handy Tally Counter, digunakan untuk menghitung jumlah kendaraan. 5. Arloji, digunakan untuk mengetahui kapan dimulai dan mengakhiri penelitian. 6. Handy Talkie, digunakan untuk koordinasi petugas survei antar simpang. 7. Seperangkat alat komputer, digunakan untuk menganalisis data. 4.3.2 Persiapan dan Pelaksanaan Survei Lapangan Beberapa hal yang perlu dipersiapkan saat melakukan survei lapangan meliputi : 1. Survei Awal dan Persiapan

55 Survei yang dilakukan untuk mengenali lokasi penelitian khususnya kepada petugas survei serta penjelasan teknis penelitian seperti pembagian tugas pencatatan dan cara pengisian formulir. 2. Persiapan alat-alat penelitian. Dalam pelaksanaan survei lapangan, berikut adalah data-data yang diambil oleh peneliti: 1. Survei Volume Lalu Lintas Survei volume lalu lintas dilakukan oleh petugas survei yang menghitung secara manual menggunakan alat Handy Tally Counter dengan durasi selama tiga jam, baik pagi, siang maupun sore hari. Pada pagi hari survei dilakukan mulai pukul 06.00-09.00 WIB, siang hari pada pukul 11.00-14.00 WIB sedangkan untuk sore hari survei dilakukan mulai pukul 15.00-18.00 WIB. Petugas survei di tempatkan pada masing-masing lengan simpang untuk menghitung volume kendaraan. Klasifikasi tipe kendaraan harus disesuaikan dengan metode perhitungan yang dikelompokkan dalam klasifikasi berikut ini. a. Kendaraan Ringan (Light Vehicle/LV) Kendaraan ringan adalah semua jenis kendaraan bermotor beroda empat, yang mana didalamnya : 1) Mobil penumpang, yaitu kendaraan bermotor beroda empat yang digunakan untuk mengangkut penumpang dengan maksimum 10 orang termasuk pengemudi, misalnya sedan, station wagon, jeep, combi, opelet, minibus. 2) Kendaraan beroda empat yang digunakan untuk mengangkut barang dengan berat total (kendaraan + barang) kurang dari 2,5 ton, misalnya pick-up dan mikro truck. 3) Angkutan umum penumpang atau angkutan perkotaan. b. Kendaraan Berat (Heavy Vehicle/HV) Kendaraan yang dimaksud dalam kelompok kendaraan ini adalah:

56 1) Bus kecil, semua kendaraan yang digunakan untuk angkutan penumpang dengan jumlah tempat duduk 20 buah termasuk pengemudi. 2) Bus besar, semua kendaraan yang digunakan untuk angkutan penumpang dengan jumlah tempat duduk sebanyak 40 atau lebih termasuk pengemudi. 3) Truk, semua kendaraan angkutan bermotor beroda empat atau lebih dengan berat total lebih dari 2,5 ton. Termasuk disini adalah truk 2-as, truk 3-as, truk tanki, semi trailer dan trailer. c. Sepeda Motor (Motor Cycle/MC) Kendaraan bermotor beroda dua dengan jumlah penumpang maksimum 2 orang termasuk pengemudi. Termasuk disini adalah sepeda motor, sepeda kumbang dan sebagainya. 2. Kecepatan Survei kecepatan dilakukan oleh petugas survei pada jarak 20 meter dari panjang antrian tiap-tiap lengan simpang dan pada setengah ruas jalan. Survei kecepatan kendaraan di dekat lengan simpang untuk mengetahui perlambatan kendaraan ketika memasuki simpang. Survei kecepatan pada ruas jalan untuk mengetahui kecepatan kendaraan ketika berjalan di ruas jalan. Jumlah sampel yang diambil yaitu Motor Cycle 50 sampel, Light Vehicle 10 sampel dan Heavy Vehicle 5 sampel. Pengambilan sampel kecepatan dilakukan setelah diketahui jam puncak dan selama jam puncak berlangsung. Posisi pengamatan oleh petugas survei dapat dilihat dari Gambar 4.1 Gambar 4.3 berikut ini.

57 Gambar 4.1 Posisi Pengamatan pada Simpang I Gambar 4.2 Posisi Pengamatan pada Simpang II

58 Gambar 4.3 Posisi Pengamatan pada Simpang III 3. Geometri Simpang Hal yang perlu diketahui dan diukur dari geometri simpang, diantaranya dimensi setiap lengan simpang, lebar pendekat, lebar masuk, lebar keluar, lebar jalur (belok kiri, lurus, dan belok kanan). Pengukuran geometri simpang ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu pita ukur dan dilaksanakan pada malam hari agar dapat diperoleh hasil pengukuran yang maksimal. Selain melakukan pengukuran, dilakukan juga pengamatan visual dan pencatatan jumlah lajur dan arah, kode pendekat berdasarkan arah pada tiap simpang dan menentukan ada tidaknya median. 4. Waktu Sinyal Lalu Lintas Pengamatan waktu sinyal lalu lintas dilakukan dengan mencatat lama waktu menyala tiap-tiap sinyal pada masing-masing pendekat tiap simpang.

59 5. Waktu Tempuh Survei waktu tempuh dilakukan oleh petugas survei berdasarkan rute Simpang I menuju ke Simpang II, Simpang II ke Simpang III sehingga didapatkan waktu tempuh Simpang I ke Simpang III (total waktu tempuh arah Barat ke Timur) dan rute Simpang III ke Simpang II, Simpang II ke Simpang I sehingga didapatkan waktu tempuh Simpang III ke Simpang I (total waktu tempuh arah Timur ke Barat). Masingmasing rute perjalanan diambil 12 sampel waktu tempuh kendaraan pertama dan kendaraan terakhir dalam suatu platoon. 4.3.3 Waktu Pelaksanaan Pengamatan Pengamatan arus lalu lintas dilaksanakan saat jam sibuk, yaitu saat terbentuk antrian kendaraan yang panjang pada simpang. Berikut ini adalah waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan pengamatan : 1. Pagi, pukul 06.00-09.00 WIB. 2. Siang, pukul 11.00-14.00 WIB. 3. Sore, pukul 15.00-18.00 WIB. Pengamatan dilakukan pada hari Senin, Rabu dan Sabtu selama 9 jam setiap harinya yang dibagi menjadi beberapa interval waktu, yaitu setiap 30 menit yang digunkan untuk menentukan jam puncak pada saat melaksanakan pengamatan. 5. ANALISIS DATA Analisis secara keseluruhan menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan software VISSIM. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan dianalisis berdasarkan simulasi perangkat lunak VISSIM untuk mengetahui kinerja dari ketiga simpang. Setelah mengetahui kinerja ketiga simpang selanjutnya ketiga simpang tersebut dikoordinasikan. Hasil dan kesimpulan akan ditampilkan dalam bentuk visualisasi simulasi lalu lintas. Berikut adalah langkah-langkah urutan analisis data.

60 Langkah 1. Langkah 2. Langkah 3. Langkah 4. Langkah 5. Langkah 6. Langkah 7. Langkah 8. Data primer yang didapat melalui survei lapangan kemudian dianalisis menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel. Input data sekunder yaitu peta lokasi ke dalam perangkat lunak VISSIM. Peta lokasi berfungsi sebagai background dan gambaran kondisi di lapangan. Input data primer yaitu jumlah kendaraan dan komposisi kendaraan ke dalam perangkat lunak VISSIM. Memilih perilaku mengemudi yang dapat mewakili kondisi di lapangan. Membuat pemodelan jaringan jalan dan mengatur pemilihan rute. Pemilihan rute dimulai dari titik awal hingga titik tujuan. Membuat pemodelan sinyal lalu lintas kemudian masukkan fase sinyal. Setelah dilakukan input data untuk pemodelan maka kinerja simpang dengan parameter panjang antrian, tundaan dan Level of Services dapat diketahui. Melakukan kalibrasi dan validasi data. Kalibrasi adalah proses dimana komponen model simulasi disesuaikan kembali sehingga model simulasi secara akurat mewakili atau mendekati dengan yang diamati. Sedangkan validasi adalah perbandingan parameter ukuran efektifitas yang diperoleh dari lapangan terhadap hasil simulasi dengan menggunakan VISSIM. Metode yang digunakan untuk validasi adalah membandingkan volume lalu lintas model dengan volume lalu lintas lapangan. Parameter ukuran efektifitas yang diperoleh dari lapangan yaitu volume lalu lintas dibandingkan dengan volume lalu lintas simulasi dan panjang antrian di lapangan dibandingkan dengan panjang antrian hasil simulasi VISSIM. Validasi tidak memenuhi persyaratan apabila perbandingan data di lapangan dan di simulasi mengalami simpangan melebihi 15% seperti yang direkomendasikan oleh Collins (2009). Kalibrasi

61 dilakukan apabila ternyata hasil validasi tidak memenuhi persyaratan. Langkah 9. Melakukan analisis kinerja simpang berdasarkan parameter ukuran efektifitas yaitu tundaan, panjang antrian dan Level of Services. Langkah 10. Memulai tahapan koordinasi sinyal antar simpang yaitu dengan merencanakan waktu siklus baru. Untuk mendapatkan cycle time baru, akan dilakukan beberapa perencanaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik kinerja simpang yang didasarkan pada cycle time yang berbeda-beda. Kinerja terbaik akan dipilih, untuk selanjutnya cycle time terpilih digunakan dalam mengkoordinasikan simpang. Perencanaan waktu siklus baru adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan waktu siklus Simpang I, kemudian ke simpang lainnya direncanakan dengan waktu siklus dari Simpang I. 2. Perencanaan waktu siklus Simpang II, kemudian kedua simpang lainnya direncanakan dengan waktu siklus dari Simpang II. 3. Perencanaan waktu siklus Simpang III, kemudian kedua simpang lainnya direncanakan dengan waktu siklus dari Simpang III. 4. Dari waktu siklus masing-masing simpang, diambil rata-rata dari ketiganya dan waktu siklus rata-rata tersebut direncanakan pada semua simpang. Langkah 11. Melakukan pengkoordinasian sinyal antar simpang. Data yang perlu diketahui sebelum mengkoordinasikan sinyal semua simpang adalah waktu tempuh dari simpang hulu menuju simpang hilir dan waktu sinyal perencanaan. Waktu tempuh didapatkan dari pembagian jarak ruas jalan dengan kecepatan rencana yang telah ditentukan. Waktu tempuh ini digunakan untuk membentuk lintasan aliran iring-iringan (platoon) kendaraan. Adapun urutan tahap pengkoordinasian sinyal antar simpang ini adalah:

62 1. Menyiapkan diagram ruang dan waktu untuk pengkoordinasian. Sumbu x untuk waktu dan sumbu y untuk jarak antar simpang. 2. Membentuk lintasan dari hulu ke hilir dengan kemiringan berdasar waktu tempuh kendaraan. 3. Membentuk lintasan dari hulu ke hilir dengan kemiringan berdasar waktu tempuh kendaraan. 4. Menyesuaikan waktu hijau pada lintasan platoon yang telah dibuat dengan cara menggeser secara horizontal sampai waktu hijau berada pada lintasan yang tepat. 5. Penyesuaian berlaku sama untuk semua simpang. Langkah 12. Hasil dan kesimpulan berupa simulasi pemodelan setelah dilakukan koordinasi sinyal dan final parameter ukuran efektifitas kinerja simpang setelah dilakukan koordinasi sinyal antar simpang.

63 4.5 BAGAN ALIR METODE PENELITIAN Gambaran lebih jelas berupa bagan alir (flow chart) proses pengerjaan tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini. Mulai Observasi Pengumpulan Data Primer dan Sekunder Data Primer : 1. Volume Lalu Lintas 2. Kecepatan 3. Geometri Simpang 4. Waktu Siklus 5. Waktu Tempuh Data Sekunder : 1. Peta Lokasi Penelitian Pemodelan Kinerja Simpang (VISSIM 6.0) Output Analisis : 1. Tundaan 2. Kecepatan Rata-rata 3. Waktu Tempuh 4. Level of Services CEK Kalibrasi dan Validasi Model Simulasi TIDAK Volume Survei = Volume Model? A YA Gambar 4.4 Bagan Alir Metode Penelitian

64 A Analisis Kinerja Simpang Berdasarkan Level of Services yaitu Tundaan, Waktu Tempuh dan Kecepatan Rata-rata Pengkoordinasian Simpang Bersinyal Hasil dan Kesimpulan : 1. Simulasi Setelah Kordinasi Simpang Bersinyal 2. Level of Services Setelah Koordinasi Simpang Bersinyal Selesai Gambar 4.4 Bagan Alir Metode Penelitian (lanjutan)