STUDI PADA PENGARUH FEEDWATER HEATER 7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

Analisa Termodinamika Pengaruh Penurunan Tekanan Vakum pada Kondensor Terhadap Performa Siklus PLTU Menggunakan Software Gate Cycle

Pengaruh Feedwater Heater Terhadap Efisiensi Sistem Pembangkit 410 MW dengan Pemodelan Gate Cycle

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

ANALISIS PEFORMA PLTU VERSUS VARIASI BEBAN PADA TURBIN UAP MENGGUNAKAN SOFTWARE CYCLE TEMPO. Dosen Pembimbing Dr. Ir. Budi Utomo Kukuh Widodo, ME

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REKONSTRUKSI SIKLUS KOGENERASI PT KKA MENJADI PLTU DENGAN SIMULASI. MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK GATE CYCLE Dosen Pembimbing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

T U G A S S I D A N G A K H I R

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI

ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT

PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

Studi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123

STUDI VARIASI LAJU PENDINGINAN COOLING TOWER TERHADAP SISTEM ORC (Organic Rankine Cycle) DENGAN FLUIDA KERJA R-123

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

BAB III PROSES PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG

Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA PENGARUH HIGH PRESSURE HEATER 1 INSERVICE DAN OUTSERVICE TERHADAP EFISIENSI TERMAL PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN

ANALISIS TERMODINAMIKA PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA REHEATER TERHADAP PLTU SUPERCRITICAL DENGAN PEMODELAN GATE CYCLE

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI DESAIN KONSEPTUAL SISTEM BALANCE OF PLANT (BOP) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) SKALA KECIL

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-615

OLEH : Willhansen Sindhu Kamarga

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

ANALISA ENERGI DAN EKSERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BANTEN 3 LONTAR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print)

SIMULASI COMBINED CYCLE POWER PLANT 500MW DENGAN MODE KONFIGURASI OPERASI SEBAGAI PEAK LOAD DAN BASE LOAD DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE GATECYCLE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

MODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

ANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE

Exercise 1c Menghitung efisiensi

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISA UNJUK KERJA THERMAL ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE PEMANAS TEKANAN RENDAH ( LOW PRESSURE HEATER 1) PADA PLTU UNIT 3 SEKTOR BELAWAN

DosenPembimbing Prof. Dr. Eng. Ir. Prabowo, M.Eng

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH REDESIGN MOTORIZED OPERATING VALVE (MOV) DEBRIS FILTER TERHADAP EFISIENSI PANAS CONDENSOR PLTU 1 JAWA BARAT INDRAMAYU

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

Session 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa

dan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga digunakan adalah laptop, kalkulator, buku panduan perhitungan NPHR dan

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

ANALISA BESAR PERPINDAHAN KALOR PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP INDUSTRI BIODIESEL PT. CILIANDRA PERKASA, DUMAI

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

Cara Kerja Pompa Sentrifugal Komponen Komponen Pompa Sentrifugal Klasifikasi Pompa Sentrifugal Boiler...

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: 30-97 STUDI PADA PENGARUH FEEDWATER HEATER 7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Sori Tua dan Ary Bacthiar Krishna P. Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 Indonesia e-mail: arybach@me.its.ac.id Abstrak-Kerusakan feedwater heater di sistem pembangkit listrik, pada umumnya akan berdampak pada efisiensi sistem dan kebutuhan bahan bakar dalam boiler []. Feedwater heater 7 (FWH7) atau feedwater heater terakhir sebelum fluida memasuki boiler pada PLTU Suralaya mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh feedwater heater 7 pada pembangkit listrik di Suralaya. Pembuatan pemodelan powerplant Suralaya dengan kondisi awal feedwater heater 7 off mula-mula dan penambahan komponen bypass. Pemodelan powerplant dilakukan supaya diketahui efisiensi dan biaya konsumsi bahan bakar pada kondisi bypass dengan normal satu dan bypass dengan normal dua. normal satu adalah kondisi dimana pembangkit dalam keadaan normal dengan laju aliran massa masukan pada turbin pertama sama dengan kondisi saat bypass. normal dua adalah kondisi dimana pembangkit dalam keadaan normal dengan penambahan dari laju aliran massa masukan turbin pertama saat kondisi bypass dan jumlah ekstrasi steam menuju FWH 7 saat kondisi normal satu. Pemodelan powerplant Suralaya menggunakan software GateCycle, sedangkan perhitungan manual menggunakan data heat and mass balance saat kondisi FWH 7 off. Dari penelitian ini didapatkan bahwa unjuk kerja sistem pembangkit bypass jika dibanding dengan kondisi normal yaitu efisiensi mengalami penurunan 0.78 %, kebutuhan kalor mengalami kenaikan 39,955,904 kcal/hr, kebutuhan bahan bakar mengalami kenaikan 5,874.3 kg/d, biaya kerugian 7,67.39 (US$/D). Jika dibanding kondisi normal, efisiensi mengalami penurunan 0.4 %, kebutuhan kalor mengalami penurunan 59,975,460 kcal/hr, kebutuhan bahan bakar mengalami penurunan 376,35.88 kg/d, biaya penghematan,773.38 (US$/D). Kata Kunci: PLTU, Feedwater heater, GateCycle, Kebutuhan bahan bakar. P I. PENDAHULUAN ENJELASAN dari siklus dari PLTU tersebut dapat dimulai dari boiler. Boiler berfungsi untuk menghasilkan uap fase panas lanjut untuk memutar sudu sudu turbin. Dengan berputarnya sudu sudu turbin maka akan menyebabkan poros turbin berputar sehingga generator yang merupakan seporos dengan turbin otomatis akan ikut berputar. Dari generator inilah listrik dapat dihasilkan. Adapun sisa uap pada turbin akan dikondensasikan di kondenser untuk dimanfaatkan lagi pada siklus tersebut. Setelah uap turbin terkondensasi maka air kondensat tersebut akan dipompakan menuju feedwaterheater untuk dilakukan pemanasan awal sebelum masuk kedalam boiler. Air sebelum masuk kedalam boiler akan dipanaskan terlebih dahulu di feedwater heater. Pemanasan awal air pengisi boiler ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi thermal dari siklus pembangkit secara keseluruhan. Feedwater heater adalah sejenis heat exchanger yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu closed dan open feedwater heater. Closed feedwater heater merupakan shell and tube heat exchager yang diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu LPH (Low Pressure Heater) dan HPH (High Pressure Heater). LPH dan HPH memiliki fungsi utama yang sama yaitu memanaskan air sebelum masuk boiler agar kerja boiler tidak terlalu berat sehingga tidak membutuhkan bahan bakar lebih banyak atau dengan kata lain akan meningkatkan efisiensi siklus secara keseluruhan. Yang membedakan antara LPH dengan HPH adalah ekstraksi uapnya. Ekstraksi uap pada LPH berasal dari LP (Low Pressure) turbin sedangkan pada HPH ekstraksi uapnya berasal dari HP (High Pressure) turbin dan IP (Intermediate Pressure) turbin. Sedangkan open feedwater heater atau yang disebut deaerator merupakan heat exchanger direct contact type yang berfungsi untuk memanaskan air setelah dari LPH dan memisahkan antara oksigen dengan air. Pada PLTU Suralaya terdapat tujuh buah feedwater heater yaitu tiga buah LPH, tiga buah HPH, dan sebuah deaerator. Jika kerusakan terjadi pada sebuah HPH maka akan menyebabkan turunnya efisiensi dari siklus secara keseluruhan. Dengan menurunnya efisiensi dari siklus secara keseluruhan yang disebabkan oleh kerusakan pada HPH seperti yang telah dijelaskan pada paragraf di atas, tentu saja akan membawa kerugian yang sangat besar yaitu salah satunya kebutuhan batubara saat pemanasan dalam boiler akan meningkat, yang nantinya terjadinya kenaikan biaya operasional harian dalam pembangkit. Dendi Junaidi, dkk melakukan penelitian tentang Kesetimbangan Massa dan Kalor Serta Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pada Berbagai Perubahan Beban dengan Menvariasikan Jumlah Feedwater Heater []. Pada penelitian ini, dengan mendesain suatu instalasi pembangkit listrik memerlukan parameter-parameter yang harus dipertimbangkan. Sehingga aspek ekonomis sangat memegang peranan penting didalam menentukan desain instalasi yang efisien dan menguntungkan bagi investor. Salah satu parameter yang dipertimbangkan adalah berapa jumlah feedwater heater yang harus digunakan demi tercapainya tujuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan efisiensi desain ketika feedwater heater ditambah, kenaikan yang signifikan mungkin antara satu sampai empat feedwater heater tetapi pada lima buah feedwater heater sampai tujuh buah feedwater heater akan terlihat kenaikan efisiensi sistem yang cenderung stabil. Jadi seandainya ada penambahan feedwater heater yang melebihi tujuh buah feedwater heater tidak akan memberikan kenaikan pada efisiensi desain instalasi pembangkit listrik secara signifikan. Pada tahun 0, Cahyo Adi Basuki, dkk melakukan penelitian Analisis Konsumsi Bahan Bakar pada Pembangkit

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: 30-97 Listrik Tenaga Uap dengan Menggunakan Metode Least Square [3]. Pada penelitian ini, Basuki melakukan perhitungan dengan menggunakan jenis bahan bakar HSD, MFO, LNG, dan batubara untuk beban 40 MW didapatkan hasil bahwa operasional PLTU yang beroperasi dengan menggunakan bahan bakar minyak (HSD dan MFO) mengalami kerugian. Hal ini nampak jelas dari selisih harga yang sangat besar antara biaya bahan bakar HSD dan MFO terhadap produksi energi listrik dibandingkan harga jual listrik rumah tangga. Sedangkan dengan menggunakan bahan bakar LNG atau pun batubara mengalami keuntungan. Hal ini nampak jelas dari selisih harga yang sangat besar antara biaya bahan bakar LNG dan batubara terhadap produksi energi listrik dibandingkan harga jual listrik rumah tangga. Berdasarkan pemaparan diatas jika terjadi kerusakan komponen feedwater heater dapat menurunnya efisiensi sistem powerplant sehingga menjadi suatu masalah yang penting untuk biaya operasionalnya. Dan tugas akhir ini akan membahas lebih lanjut pada pengaruh feedwater heater 7 terhadap efisiensi dan biaya kebutuhan bahan bakar dengan pemodelan GateCycle. II. URAIAN PENELITIAN Pada Tugas akhir ini tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian adalah sebagai berikut : A. Studi Literatur dan Survei Pengambilan Data Heat and Mass Balance Studi literatur ini dilakukan agar dapat menambah wawasan, pengetahuan penulis terhadap materi yang akan dibahas pada tugas akhir ini. Pada tahap studi literatur penulis melakukan kajian dan mengambil beberapa teori penunjang dari buku-buku, artikel, jurnal ilmiah, dan tugas akhir terdahulu. Diharapkan dari hasil studi literatur ini, penulis dapat menganalisa hasil dari pengujian yang dilakukan. Tahap survei pengambilan data heat and mass balance dilakukan di PLTU Suralaya pada saat kondisi feedwater heater 7 off. Data yang dibutuhkan adalah data inlet dan outlet setiap komponen yang ada seperti boiler, turbin, condenser, pompa serta feedwater heater. Simulasi yang digunakan adalah software GateCycle yang dibuat oleh GE Software Coompany. B. Heat and Mass Balance Tahap hasil perhitungan yaitu berupa kerja yang dihasilkan pada semua turbin, panas yang dibutuhkan dalam boiler, kerja netto siklus, dan efisiensi sisklus [4]-[5]. Perhitungan dilakukan untuk sebagai acuan sebuah pemodelan dalam GateCycle sudah tepat dan benar. a. Perhitungan Fraksi Massa pada Feedwater Heater y = 0 y = (h 4 h 3 ) y (h 8 h 7 ) h 5 h 8 y 3 = h 3 h + (y +y )(h 30 h 9 ) h 6 h 30 y 4 = h ( y 3 y y )h 0 (y 3 +y + y )h 3 (h 8 h 0 ) y 5 = ( y 4 y 3 y y )(h 0 h 9 ) h 9 h 3 y 6 = ( y 4 y 3 y y )(h 9 h 8 ) + y 5 (h 34 h 33 ) h 0 h 34 y 7 = ( y 6 y 5 y 4 y 3 y y )(h 5 h 4 ) h + h 5 h 6 h 4 + (y 6 + y 5 )(h 6 h 35 ) h + h 5 h 6 h 4 b. Perhitungan Daya yang Dihasilkan Steam Turbin T = (h h ) T = (h m 4 h 5 ) + ( y )(h 5 h 6 ) +( y y )(h 6 h 7 ) T3 = ( y 3 y y 7 h 8 ) + T4 ( y 4 y 3 y y 8 h 9 )+ ( y 5 y 4 y3 y y )(h 9 h 0 )+ ( y 5 y 4 y3 y y = ( y 3 y y 7 h 8 ) + y 6 )(h 0 h ) ( y 4 y 3 y y 8 h 9 )+( y 5 y 4 y3 y y )(h 9 h )+ ( y 5 y 4 y3 y y y 7 )(h h ) c. Perhitungan Daya yang Dibutuhkan Pompa p p p3 = ( y 7 y 6 y 5 y 4 y 3 y y )(h 4 h 3 ) = (y 7 + y 6 + y 5 )(h 7 h 6 ) = (h m h ) d. Perhitungan Kalor yang Dibutuhkan Boiler boiler reheat = (h h 5 ) = ( y )(h 4 h ) in = boiler + reheat e. Perhitungan Efisiensi Sistem η = ( T m + T m + T3 m + T4 m ) ( p m + p m + p3 m ) C. Pemodelan GateCycle in GateCycle adalah software yang digunakan untuk menganalisa unjuk kerja dari sebuah power plant. Gate Cycle menggunakan proses termodinamika, perpindahan dan mekanika fluida dalam menjalankan perhitungan simulasinya. Gate cycle yang digunakan dalam penelitian ini adalah versi 5.6.0.r tahun 004 [6]. Software ini dapat membuat sebuah pembangkit listrik dengan desain yang kita inginkan ataupun sesuai template yang sudah disediakan oleh Gate Cycle. Selain itu, kita juga dapat menentukan properties yang akan bekerja pada tiap komponen dalam desain pembangkit listrik tersebut. Hasil yang didapatkan dari software Gate Cycle ini antara lain efisiensi, heat rate, load yang dihasilkan, kadar polutan yang dilepas ke udara, losses yang terjadi, konsumsi bahan bakar, suhu, tekanan, kelembaban udara sekitar dan lain-lain. Selain itu juga, kita dapat langsung mendapatkan grafik yang kita inginkan hasil iterasi software Gate Cycle ini [7]-[9]. Selain itu, Gate cycle mempunyai proses yang disebut Cycle Link, dimana proses ini digunakan untuk menentukan input dan output parameter apa yang ingin diketahui dari power plant yang telah dimodelkan sebelumnya.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: 30-97 3 No Nama Komponen Tabel. Tabel data dependent Data Variabel Input Metode Boiler Kalor yang Heat Load, LHV dibutuhkan FWH -6 Accept incoming steam Drain Colling approach temperature 3 FWH 7 Drain Colling approach temperature Aktif Accept incoming steam Non Aktif Bypass steam flow = 0 4 Splitter Remider Flow (a) (b) Gambar (a) Contoh pemodelan powerplant (b) Contoh display hasil pengerjaan D. Metode Input Pemodelan GateCycle Pada tahapan input dalam pemodelan GateCycle dibedakan menjadi dua, yaitu data dependent dan data independent seperti dalam tabel sebagai berikut : Tabel. Tabel data dependent No Nama Variabel Input Komponen Data Metode HP,IP,LP,LP Tekanan Input inlet pressure (Turbine) Input,ekstrasi,Outlet Entalphi input, Input exit entalphies ekstrasi,outlet Laju aliran massa ekstrasi Boiler Entalphi keluaran Steam Outlet Entalphy 3 Pump I,II,III Tekenan Ouput Fiixed Control Valve Outlet Pressure 4 Condenser Tekanan Desired Pressure 5 System 436968 KW (kondisi FWH 7 Off) E. Variasi Pemodelan GateCycle Specify flow Pada tahapan pemilihan variasi untuk pemodelan GateCycle kondisi normal bertujuan untuk mengetahui dampak apabila feedwater heart 7 off terhadap sistem. Pemodelan yang digunakan dalam penelitian ini, dibedakan menjadi 3 kondisi seperti kondisi bypass, normal satu, normal dua. Perbedaan data yang digunakan setiap kondisi yaitu pada laju aliran massa (flowrate), berikut ini tabel variasi data pada setiap kondisi : Tabel 3. Variasi data flowrate pada kondisi bypass, normal satu, normal dua di pemodelan GateCycle No Komponen Flowrate (Kg/hr) Turbin Inlet,0,540,0,540,349,89 Ekstrasi 0 8,749 8,749 Turbin Ekstrasi 64,78 55,04 64,78 Ekstrasi 58,45 50,8 58,45 3 Turbin 3 Ekstrasi 38,805 7,657 38,805 Ekstrasi 30,99 7,58 30,99 Ekstrasi 3 34,94 30,770 34,94 Outlet 45,485 407,43 45,485 4 Turbin 4 Ekstrasi 38,805 7,657 38,805 Ekstrasi 30,99 7,58 30,99 Ekstrasi 3 30,90 5,80 30,90 Outlet 45,485 407,43 45,485 F. Pengolahan Data Simulasi Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah sehingga hasil pengujian ditunjukkan dalam cylinder chart daya, efisiensi, kalor, jumlah kebutuhan bahan bakar, biaya kebutuhan bahan bakar serta biaya akibat feedwater heater 7 off.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: 30-97 4 III. HASIL DAN ANALISA A. Perhitungan Heat and Mass Balance a. Perhitungan Fraksi Massa pada Feedwater Heater y = 0 y = 0.05085 y 3 = 0,0466 y 4 = 0.05 y 5 = 0.0489 y 6 = 0.0763 y 7 = 0.0489 b. Perhitungan Daya yang Dihasilkan Steam Turbin T T T3 T4 = 73 kcal/kg = 9.7 kcal/kg = 74.3 kcal/kg = 75.0859 kcal/kg c. Perhitungan Daya yang Dibutuhkan Pompa p p p3 = 0.0343 kcal/kg = 0,0369 kcal kg = 7 kcal/kg d. Perhitungan Kalor yang Dibutuhkan Boiler boiler reheat in = 597 kcal/kg = 04. kcal/kg = 70. kcal/kg e. Perhitungan Efisiensi Sistem η = 0.439 = 43.9% B. Perbandingan Perhitungan dan Pemodelan GateCycle Perhitungan heat and mass balance ini bertujuan untuk membandingkan pemodelan GatcCycle sudah baik dan benar untuk kondisi feedwater heater 7 off dalam table sebagai berikut : Tabel 4. Perbandingan sistem pembangkit dengan hasil pemodelan GateCycle dan heat balance pada kondisi feedwater heater 7 off No Komponen Satuan Gate cycle Heat And Mass Balance Steam turbin (HP) kw 04,068.58 03,6.63 Steam turbin (IP) kw 3,69.50 3,67.74 3 Steam turbin 3 (LP) kw 04,866.33 05,344.57 4 Steam turbin 4 (LP) kw 05,868.57 06,50.9 5 Pump kw -45.76-45.7 6 Pump kw -9.74-9.44 7 Pump 3 kw -9,98.0-9,936.4 8 Mass. Flowrate kg/hr,0,56,0,540 9 Q boiler kcal/hr 946,474,60 949,38.58 0 effisiensi % 39.70 43.90 Cycle nett. MW 436.986 436.986 C. Hasil Pemodelan GateCycle a. Beda Daya Serta Effisiensi Sistem Pembangkit di Berbagai pada Pemodelan GateCycle (a) (b) Gambar. Cylinder chart (a) daya dan (b) efisiensi fungsi semua kondisi di pemodelan GateCycle Dengan menjadikan kondisi bypass sebagai parameter acuan, maka dari cylinder chart diatas terlihat bahwa daya netto sistem pembangkit saat kondisi variasi normal satu lebih kecil dengan selisih 9.697 MW dan pada saat kondisi variasi normal dua lebih besar dengan selisih 3.09 MW. Selanjutnya effisiensi pada sistem pembangkit saat kondisi variasi normal satu lebih besar dengan selisih 0.78 % dan pada saat kondisi variasi normal dua lebih besar dengan selisih 0.4 %. Pada penjelasan cylinder chart daya diatas adanya pengaruh jumlah laju aliran massa pertama masukan turbin pertama sehingga mempengaruhi besarnya daya yang keluar pada sistem pembangkit. Sedangkan untuk penjelasan efisiensi akan lebih besar saat kondisi normal dibanding saat kondisi bypass dikarenakan FWH 7 membantu pemanasan fluida feedwater yang akan menuju boiler sehingga beban kalor yang akan diberikan akan berkurang. Pada sub bab berikutnya, akan dijelaskan serta memperlihatkan perbedaan yang masuk pada boiler dan besarnya kebutuhan bahan bakar yang digunakan berupa batubara pada boiler. b. Cylinder chart beda boiler dan Jumlah Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Pembangkit di Berbagai pada Pemodelan GateCycle Q boiler (kcal/hr) Daya (MW) Efisiensi (%) 460 448 436 44 4 400 4.0 40.6 40. 39.8 39.4 39.0 Daya Vs F () 436.986 Efisiensi Vs F () 39.70 47.89 460.095 40.47 40.0 Q boiler (kcal/hr) Vs F () 986,430,064,000,000,000 970,000,000 940,000,000 90,000,000 946,474,60 886,498,700 880,000,000 850,000,000 Gambar 3 Cylinder chart boiler pada semua kondisi di pemodelan GateCycle

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: 30-97 5 Konsumsi (Kg/D) 3,70,000 3,650,000 3,564,50.88 3,580,000 3,50,000 3,440,000 3,338,646.75 3,370,000 3,300,000 Gambar 4. Cylinder chart konsumsi bahan bakar pada semua kondisi di pemodelan GateCycle Dengan menjadikan kondisi bypass sebagai parameter acuan, maka dari cylinder chart diatas terlihat bahwa kalor yang dibutuhkan dalam boiler pada sistem pembangkit saat kondisi variasi normal satu lebih kecil dengan selisih 59,975.460 kcal/hr dan pada saat kondisi variasi normal dua lebih besar dengan selisih 39,955,904 kcal/hr. Selanjutnya jumlah kebutuhan bahan bakar pada sistem pembangkit saat kondisi variasi normal satu lebih kecil dengan selisih 5,874.3 kg/d dan pada saat kondisi variasi normal dua lebih besar dengan selisih 376,35.88 kg/d. Pada penjelasan cylinder chart Q boiler diatas adanya pengaruh jumlah laju aliran massa pertama masukan turbin pertama sehingga mempengaruhi besarnya daya yang keluar pada sistem pembangkit. Sedangkan untuk penjelasan kalor yang dibutuhkan dalam boiler akan lebih besar saat kondisi normal dibanding saat kondisi bypass dikarenakan FWH 7 membantu pemanasan fluida feedwater yang akan menuju boiler sehingga beban kalor yang akan diberikan akan berkurang. Hubungan antara kalor yang dibutuhkan boiler dengan jumlah kebutuhan bahan bakar akan sebanding lurus. Maka dengan perumusan secara termodinamika dapat disesuaikan menjadi = m bahan bakar x LHVbahan bakar. D. Biaya Akibat Feedwater Heater 7 Off Pada tahapan perhitungan ini berfungsi untuk mengetahui biaya operasional system pembangkit listrik khususnya berbahan bakar batubara []. Dapat diketahui biaya operasional yang dimodelkan dalam GateCycle pada setiap kondisi : $(7,67.39) Konsumsi (Kg/D) Vs F () 3,74,998.63 Cyclinder Chart Resiko Biaya ($/D) Vs F (Bypass) $(8,000) $(,000) $(4,000) $3,000 $0,000 Gambar 5. Cylinder chart biaya bahan bakar per hari pada semua kondisi di pemodelan GateCycle $- $,773.38 Gambar 6. Cylinder chart resiko biaya bahan bakar per hari dengan acuan pemodelan saat kondisi feedwater heater 7 off Dengan menjadikan kondisi bypass sebagai parameter acuan, maka dari cylinder chart diatas terlihat bahwa akibat FWH 7 off dengan selisih biaya yang dikeluarkan pada sistem pembangkit kondisi normal menggunakan variasi normal pertama adalah 7,67.39 (US$/D) dengan mengarah ke kiri yang artinya pemilihan variasi normal pertama akan rugi jika FWH 7 off dan akibat FWH 7 off dengan selisih biaya yang dikeluarkan pada sistem pembangkit kondisi normal menggunakan variasi normal kedua adalah,773.38 (US$/D) dengan mengarah ke kanan yang artinya pemilihan variasi normal kedua akan relatif lebih menghemat jika FWH 7 off dengan dampak daya netto akan berkurang. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari studi yang dilakukan serta pembahasan terhadap data yang didapatkan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :. Pemodelan sistem pembangkit pada Gate Cycle di setiap komponen adalah convergent.. Data hasil simulasi Gate Cycle di setiap komponen pada semua kondisi sebagai berikut : No Nama Komponen Cyclinder Chart Biaya ($/D) Vs F () $6,5.7 $60,000 $69,000 $78,000 $87,000 $96,000 Satuan $78,888. $90,66.49 Steam turbin kw 04,068.58 07,687.3 8,700.34 Steam turbin kw 3,69.50 3,739.85 36,76.56 3 Steam turbin 3 kw 04,866.33 98,309.77 08,5.4 4 Steam turbin 4 kw 05,868.57 96,0.9 06,0.6 5 Pump kw -45.76-3.40-46.66 6 Pump kw -9.74-7.9-9.74 7 Pump 3 kw -9,98.0-8,485.76-9,99.0 8 Mass. Flowrate kg/hr,0,56,0,56,349,30 3. Beberapa hasil pemodelan sistem pembangkit di Gate Cycle yang penulis buat : bypass Daya : 436,986 kw Effisiensi sistem pembangkit : 39.69 % Q boiler yang dibutuhkan : 946,474,60 kcal/kg Kebutuhan bahan bakar : 3,564,50.88 kg/d Biaya bahan bakar : 78,888. US$/D

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: 30-97 6 normal Daya : 47,89 kw Effisiensi sistem pembangkit : 40.47 % Q boiler yang dibutuhkan : 886,498,700 kcal/kg Kebutuhan bahan bakar : 3,338,646.75 kg/d Biaya bahan bakar : 6,5.7 US$/D normal Daya : 460,095 kw Effisiensi sistem pembangkit : 40.0 % Q boiler yang dibutuhkan : 986,430,064 kcal/kg Kebutuhan bahan bakar : 3,74,998.63 kg/d Biaya bahan bakar : 78,888. US$/D 4. Adanya penurunan efisiensi sistem pembangkit bypass jika kondisi normal satu yang digunakan dengan nilai 0.78 %, dan mengalami kenaikan kebutuhan kalor didalam boiler sebesar 39,955,904 kcal/hr sehingga penambahan jumlah kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan sebesar 5,874.3 kg/d dengan biaya kerugian sebesar 7,67.39 (US$/D). 5. Adanya penurunan efisiensi sistem pembangkit bypass jika kondisi normal kedua yang digunakan dengan nilai 0.4 %, namun mengalami penurunan kebutuhan kalor didalam boiler sebesar 59,975,460 kcal/hr sehingga pengurangan jumlah kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan sebesar 376,35.88 kg/d dengan pengurangan biaya sebesar,773.38 (US$/D). 6. Ekstrasi steam aliran massa pada FWH 7 yang digunakan sebesar 8749 kg/hr. Karena menggunakan acuan saat laju aliran massa masukan turbin pertama kondisi normal pertama sama dengan kondisi bypass dengan besaran 056.5 kg/hr. 7. Pembangkit saat kondisi normal kedua menjadi pilihan yang cukup baik dimana jika FWH 7 mengalami kerusakan kembali maka hanya berdampak pada menurunnya daya sebesar 3.09 MW sedangkan biaya operasional untuk kebutuhan batubara menjadi menurun. DAFTAR PUSTAKA [] Moh Muchlis dan Adhi Darma Permana. Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN tahun 003-00. ; 0. [] Dendi Junaidi, I Made Suardjaja, dan Tri Agung Rohmat. Kesetimbangan Massa dan Kalor Serta Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pada Berbagai Perubahan Beban dengan Menvariasikan Jumlah Feedwater Heater, Yogyakarta ; 0. [3] Cahyo Adi Basuki, Ir. Agung Nugroho dan Ir. Bambang Winardi. Analisis Konsumsi Bahan Bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan Menggunakan Metode Least Square, Semarang ; 0. [4] Moran MJ, Shapiro HN. Fundamentals of Engineering Thermodynamics. John Wiley & Sons Inc.; 006. [5] R K Kapooria, S Kumar, K S Kasana. An analysis of a thermal power plant working on a Rankine cycle: A theoretical investigation, Journal of Energy in Southern Africa Vol.9 No.; 008. [6] Gate Cycle Release Version 5.6 Getting Started & Installation, GE Energy, The General Electric Company ; 004. [7] Anooj G. Sheth, Alkesh M. Mavani. Determining Performance of Super Critical Power Plant with the help of GateCycleTM IOSR Journal of Engineering Vol. (4) ; 0. [8] Michael Erbes Enginomix, LLC. GateCycle & CycleLink: Software for Thermal System Design and Analysis, Florida Power & Light. ; 00. [9] Mirjana, S. Laković, Mladen M. Stojiljković, Slobodan V. Laković, Velimir P. Stefanović, And Dejan D. Mitrović. Impact Of The Cold End Operating Conditions On Energy Efficiency Of The Steam Power Plant, Thermal Science, Vol. 4. ; 00. [0] Fariz Tirasonjaya, 3 September ; 0. <URL: http://ilmubatubara.wordpress.com/ 006/09/3/kualitas-batubara/>. [] Statistic Report Indonesia Power ; 0. LAMPIRAN Harga batubara Acuan (HBA) & Harga Patokan Batubara (HPB) Bulan Juli 04 Prima Coal : 6.700 CV (kcal/kg) GAR TM (%) 0,6 TS (%, ar) 5 Ash (%, ar) 78.4 HPB Marker (US$/ton) UCAPAN TERIMA KASIH Penulis Sori Tua mengucapkan terima kasih dosen pembimbing dan pembahas yang telah memberikan kritik dan saran untuk penulisan artikel ini. Penulis Juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan baik secara moral dan finansial.