BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kriteria sebanyak 77 orang. Sampel diuji menggunakan tes Saphiro-Wilk dan. Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. prestasi belajar pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. 2 dekade terakhir ini. Perdebatan semakin meningkat pada abad ini tentang

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refratif mata

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

PERBANDINGAN KADAR VITAMIN D DARAH PENDERITA MIOPIA DAN NON MIOPIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. panjang, sehingga fokus akan terletak di depan retina (Saw et al., 1996). Miopia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. hampir 25% populasi atau sekitar 55 juta jiwa (Anma, 2014). Hasil Riset

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu mata. Ruang pandang penglihatan yang lebih luas, visus mata yang

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN MIOPIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata tanpa akomodasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diatasi (American Academy of Ophthalmology, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bayangan benda yang jauh jatuh di depan retina (Schmid, 2015). Menurut survei

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 18% kebutaan di dunia disebabkan oleh kelainan refraksi. Di Asia,

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. Miopia dapat terjadi karena ukuran aksis bola mata relatif panjang dan disebut

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kejadian Miopia pada Anak di SDN Cemara Dua Surakarta telah dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan meningkatnya tuntutan. akademis menyebabkan peningkatan frekuensi melihat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terletak pada satu titik yang tajam (Ilyas, 2006), kelainan refraksi merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. titik yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam bentuk miopia, hipermetropia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gagasan untuk pemecahan masalah juga sangat penting terhadap proses. Menurut Wahid Umar (2012) menelaah kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah

BAB III PENYAJIAN DATA. mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh data-data yang berkaitan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Hubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sahara Miranda* Elman Boy**

ABSTRAK. Kata Kunci: Gangguan Pendengaran, Audiometri

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

Pengaruh Pemberian Kacamata Koreksi pada Penderita Miopia terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 34 Surabaya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian pengaruh konten media berbasis audio-visual merupakan suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah 1 dan akan stabil

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia. Melalui mata

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN KOMBINASI TGT-STAD DAN GI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi,

BAB 1 PENDAHULUAN. (American Academy of Pediatrics, 2008). Penyebab demam pada pasien

BAB I PENDAHULUAN. penderita kebutaan dari 285 juta penderita gangguan penglihatan di dunia. Sepertiga

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. paparan masing masing subjek kasus dan kontrol. Penelitian ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan.kualitas sumber. daya manusia (SDM) memainkan peran penting dalam pembangunan

I. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Adapun yang dijadikan subjek penelitian tindakan kelas ini

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini adalah kasus dan kontrol, 13

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi.

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Subjek penelitian ini adalah siswa SD kelas 3, 4, 5 dan 6 yang bersedia menjadi subjek penelitian. Subjek penelitian diambil dari SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta. Dari penelitian didapatkan total subjek sebanyak 87 orang. Sebanyak 10 orang tidak memenuhi kriteria inklusi, sehingga didapatkan subjek yang memenuhi kriteria sebanyak 77 orang. Sampel diuji menggunakan tes Saphiro-Wilk dan didapatkan sampel berdistribusi normal, sehingga tes menggunakan uji T tidak berpasangan. Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian Miopia (±SD) Emetrop (±SD) Jenis Kelamin Laki-laki 9 (±4.00) 22 (±4.00) Perempuan 28 (±5.72) 18 (±5.72) Usia <10 18 (±5.76) 10 (±5.76) >10 19 (±4.33) 30 (±4.33) Kelainan Refraksi Emetrop - 40 (±4.66) Miopia ringan (S< -3.00) 37 (±5.65) - Miopia sedang (S -3.00 - - - - 6.00) Miopia berat (S> -6.00 - - 24

25 Pada Tabel 1 menjelaskan karakteristik subjek penelitian. Jumlah siswa perempuan lebih banyak dibanding dengan jumlah siswa laki-laki, jumlah siswa berusia diatas 10 tahun lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang kurang dari umur 10 tahun. Semua anak yang miopia tergolong dalam miopia ringan. Tabel 2. Perbandingan nilai rapor pada kelompok dengan miopia dan emetrop N (%) Nilai rapor (±SD) P Emetrop 40 (51.95) 86.47 (±4.66) 0.147 Miopia 37 (48.05) 84.74 (±5.65) Total 77 Tabel 2 menjelaskan rata-rata nilai rapor dari kedua kelompok, kelompok emetrop mempunyai rata-rata sebesar 86.47, sedangkan kelompok miopia mempunyai rata-rata nilai sebesar 84.74, dari hasil uji tes T tidak berpasangan didapatkan P>0.05 sehingga hasil dianggap tidak bermakna. Tabel 3. Perbandingan nilai rapor pada kelompok miopia terkoreksi dan miopia tidak terkoreksi N (%) Nilai rapor (±SD) P Miopia terkoreksi 25 (67.5) 85.46 (±5.90) 0.266 Miopia tidak terkoreksi 12 (32.5) 83.23 (±4.98) Total 37

26 Tabel 3 menjelaskan rata-rata nilai dari anak miopia terkoreksi dengan yang tidak terkoreksi, pada kelompok anak miopia terkoreksi mempunyai rata-rata nilai 85.46, dan pada kelompok anak miopia tidak terkoreksi didapatkan rata-rata nilai 83.23. Dari hasil uji T tidak berpasangan didapatkan P>0.05 sehingga hasil dianggap tidak bermakna. B. Pembahasan Berdasarkan penelitian dari 87 subjek penelitian, 10 subjek tidak memenuhi kriteria inklusi sehingga didapatkan total 77 subjek penelitian untuk kelompok miopia dengan jumlah subjek 37 anak (48.05%) dan kelompok tanpa miopia dengan jumlah subjek 40 anak (51.95%). Pada kelompok miopia didapatkan rata-rata nilai sebesar 84.74, dan pada kelompok tanpa miopia didapatkan rata-rata nilai sebesar 86.47. Pada kelompok anak miopia yang terkoreksi didapatkan jumlah sebesar 25 anak (67.5%) dengan rata-rata nilai 85.46, sedangkan pada kelompok anak miopia tidak terkoreksi yang berjumlah 12 anak (32.5%) didapatkan rata-rata nilai 83.23. Persebaran miopia pada sampel didominasi oleh miopia ringan (dibawah -3.0D) dengan 100% sampel berada pada miopia ringan, dengan 37 anak berada pada -1.0D yang menunjukkan bahwa data sampel yang ada homogen dan berada pada minus rendah. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada asosiasi antara miopia dengan prestasi akademik, hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saw et al (2007) yang membahas tentang asosiasi antara performa sekolah dengan

27 miopia pada anak di singapur yang menunjukkan bahwa performa di sekolah bisa menjadi tolak ukur untuk kemampuan dan ketekunan. Nilai rapor sekolah sebagai tolak ukur untuk kecerdasan berasosiasi positif terhadap miopia dengan odd ratio sekitar 2.5, anak dengan nilai rata-rata pada kuartil tertinggi cenderung 2.5 kali lebih myopic dibandingkan dengan nilai rata-rata anak pada kuartil terendah, setelah menyelaraskan umur, jenis kelamin, ras, sekolah, orang tua yang miopia, tes IQ, dan jumlah membaca per minggu. Performa di sekolah bisa saja menunjukkan waktu yang dihabiskan anak untuk membaca dan menulis, sedangkan tingginya miopia berhubungan dengan jumlah buku yang dibaca per minggu, dari penelitian tersebut didapat bahwa anak yang banyak membaca mempunyai nilai bahasa yang lebih tinggi, ini menunjukkan bahwa tingginya nilai bahasa bisa saja diakibatkan jumlah anak membaca. Pada penelitian ini, tidak dilakukan perhitungan dari jumlah buku yang dibaca anak selama satu minggu. Penelitian yang dilakukan oleh Mutti et al (2002) yang membahas tentang asosiasi antara miopia anak dengan miopia pada orang tua anak, membaca dekat dan prestasi sekolah menunjukkan bahwa anak dengan miopia biasanya mempunyai orang tua yang juga menderita miopia, lebih sering membaca buku, belajar, dan lebih jarang bermain olah raga dibandingkan anak tanpa miopia. Studi menunjukkan herediter dan aktifitas yang melibatkan konsentrasi mata mempunyai asosiasi yang signifikan terhadap miopia, dengan herediter mempunyai asosiasi yang lebih kuat dibandingkan aktifitas yang melibatkan konsentrasi mata. Tingginya prevalensi miopia di Asia biasanya disebabkan karena edukasi, asosiasi yang paling kuat diantara miopia dan aktifitas yang melibatkan konsentrasi mata adalah untuk belajar dan membaca untuk

28 kesenangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa aktifitas dekat mata yang paling berhubungan dengan miopia berhubungan dengan edukasi di negara Asia, salah satu yang paling kuat diantaranya adalah belajar dan membaca. penelitian ini tidak melakukan penghitungan jumlah buku yang dibaca anak per minggu. Literature review oleh Czepita et al (2008), yang bertujuan untuk mendiskusikan hubungan antara IQ dengan miopia memberikan kesimpulan bahwa anak dengan miopia bisa saja memiliki IQ yang lebih tinggi, hubungan ini paling mungkin terjadi karena genetik dan faktor lingkungan seperti jumlah membaca dan belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Mirshahi et al (2014) yang bertujuan untuk menganalisis asosiasi antara miopia dan tingginya edukasi pada orang dewasa menunjukkan bahwa orang dengan edukasi yang tinggi biasanya mempunyai kelainan refraksi mata berupa miopia, semakin tinggi edukasi juga diasosiasikan dengan lebih banyaknya waktu yang dipakai untuk mengerjakan aktifitas yang melibatkan konsentrasi mata dan kurangnya aktifitas di luar. Meningkatnya prevalensi miopia pada daerah Asia Tenggara juga diperkirakan karena meningkatnya aktifitas edukasi di sana. Peneliti mencapai kesimpulan bahwa hubungan miopia dengan prestasi akademik bisa saja berhubungan secara tidak langsung yaitu karena anak miopia bisa saja dikarenakan banyaknya waktu yang dipakai anak untuk belajar atau untuk membaca buku, dari aktifitas tersebut maka muncullah kejadian miopia, dari banyaknya anak belajar maka prestasi di kelas pun meningkat. Hasil dari penelitian ini tidak berhubungan bisa saja dikarenakan peneliti tidak meneliti tentang jumlah buku

29 yang dibaca anak per minggu dan jumlah waktu yang dipakai anak untuk belajar tiap harinya.