BAB I PENDAHULUAN. intermediasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika fungsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat pesat setelah adanya liberalisasi keuangan dengan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di dua obyek yaitu pada BPRK SAB yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

I. PENDAHULUAN. serangkaian deregulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) telah membawa

Abstract. Rakhmat Purwanto Dra. Hj. Endang Tri Widyarti, MM

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ( Periode Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. tingkat teknologi yang umum digunakan (Ascarya, dkk 2009: 11). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin modern ini yang. dilakukan dengan adanya perantara dalam kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti negaranegara

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Bank Umum Syariah telah muncul sejak tahun 1992 yang dipelopori oleh Bank

Prosiding Manajemen ISSN:

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2013

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Pada waktu itu bank- bank sentral

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perbandingan yang mana akan berpengaruh positif. Diantaranya jurnal

STUDI KOMPARASI TINGKAT EFISIENSI ANTARA BANK ASING DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA. Riska Laila Maulidah Noor Paidi Hidayat ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL (BUK) DAN BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA

Peningkatan Efisiensi dan Daya Saing Perbankan Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. dan proses melaksanakan usahanya. Pembicaraan perbankan akan lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. islam bahkan juga di negara-negara barat. Terbukti dengan ditandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Arsitektur Perbankan Indonesia (API). untuk menghadirkan alternatif jasa

BAB I PENDAHULUAN tentang liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung perekonomian negara dimana sebagai salah satu pelaku. keseluruhan sistem keuangan (Abidin, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat. pembangunan nasional mengakibatkan perlu adanya pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu-waktu tertentu. Namun demikian, kebutuhan-kebutuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Di

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi seperti jasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara, seperti dalam hal penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

PENGEMBANGAN MODEL PARAMETRIK METODE DEA DALAM MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI BIAYA PADA PERBANKAN SYARIAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan bank maupun non bank di Indonesia telah menjadi ujung tombak perekonomian negara di mana keduanya mempunyai peranan penting sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana yang menyimpan kelebihan dananya di lembaga keuangan dengan pihak yang kekurangan dana yang meminjam dana ke lembaga keuangan. Oleh karena itu, kepercayaan terhadap lembaga keuangan menjadi sangat penting agar fungsi intermediasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika fungsi intermediasi tercapai maka penggunaan dana akan lebih optimal dan efisien yang akan berdampak pada meningkatnya aktivitas produktif dari dana yang dipinjamkan sehingga output aktifitas produksi akan meningkat dan lapangan kerja baru yang banyak bermunculan menambah taraf kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat (Muharam dan Pusvitasari, 2007). Sejarah perbankan Indonesia memperlihatkan bahwa bank konvensional jauh lebih dulu ada dibandingkan dengan bank syariah yang baru ada di tahun 1992. Dengan waktu yang lebih lama itulah bank konvensional sudah lama menguasai pasar perbankan nasioanal dengan jumlah bank yang sudah banyak. Namun seiring dengan perkembangan dunia perbankan dan adanya kebutuhan 1

2 masyarakat muslim untuk mendapatkan layanan jasa keuangan yang berdasarkan Syariat Islam yaitu prinsip bagi hasil, maka pemerintah membuat Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Ketentuan tersebut telah dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia. Perbedaan yang sangat mendasar yang membedakan lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah (Muhammad, 2005). Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Dana masyarakat berupa titipan dan investasi yang baru akan mendapatkan hasil jika diusahakan terlebih dahulu. Selain itu, penyalurannya dipinjamkan untuk usaha yang halal dan menguntungkan. Sedangkan pada aspek operasional bank konvensional, dana masyarakat yang berupa simpanan harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo (Sudarsono, 2008). Perkembangan bank kredit di kota malang semakin maju dengan banyak persaingan bank-bank yang lain, namun demikian BPR Surya Abadi bersauda sendiri tidak kalah saing dengan menerapkan pelayan yang efektif dan efisien

3 sehingga banyak nasabah yang berbondong-bondong untuk meminjam uang dengan berbagai alasan, adapun persyaratan untuk meminjam di BPR Surya Abadi bersauda lumayan tidak sulit, cukup hanya fotocopy ktp suami istri, kartu keluarga, jamsostek, kartu atm. Disisi lain BPR Bhakti Haji dengan menggunakan konsep syari ah-nya dapat memberikan dampak positif tersendiri sehingga mampu memikat hati bagi para nasabah khususnya yang lebih menyukai konsep bagi hasil tanpa adanya unsur bunga. Bank Perkreditan Rakyat SAB dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang beroperasi di Malang jumlahnya semakin banyak dengan berbagai bentuk produk dan pelayanan yang diberikan dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat. Permasalahan yang paling penting adalah bagaimana kualitas kinerja dan kesehatan dari BPR SAB dan BPR Syari ah yang ada. Kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, masyarakat pengguna jasa bank maupun Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank. Kondisi tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen resiko. Salah satu aspek penting dalam pengukuran kinerja perbankan adalah efisiensi, yang dapat ditingkatkan melalui penurunan biaya (reducing cost) dalam proses produksi ataupun dengan meningkatkan keuntungan. Tingkat efisiensi yang dicapai merupakan cermin dari kualitas kinerja yang baik.

4 Penilaian efisiensi bank menjadi sangat penting dengan kondisi seperti ini, karena efisiensi merupakan gambaran kinerja suatu bank sekaligus menjadi faktor yang harus diperhatikan bank untuk bertindak rasional dalam meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi dalam menghadapi kegiatan operasinya. Analisis mengenai efisiensi menjadi sangat penting karena penghimpunan dan peyaluran pembiayaan yang ekspansif tanpa memperhatikan faktor efisiensi akan berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang bersangkutan (Muharam dan Pusvitasari, 2007). Apalagi jika tidak hanya satu bank saja yang dianalisis efisiensinya, akan tetapi juga diperbandingkan dengan nilai efisiensi bank-bank lain. Hasil perbandingan ini sangat berguna dan bisa dijadikan acuan untuk pihakpihak terkait. Bagi pemilik bank, bisa memperbaiki kinerja banknya dengan mencontoh kinerja bank lain yang mencapai tingkat efisiensi lebih baik, sedangkan bagi masyarakat, sebagai pengguna jasa bank bisa mendapatkan pandangan untuk memilih bank mana yang akan dituju. Astiyah dan Husman (2006) menjelaskan bahwa efisiensi bank bukan hanya sebagai indikator penting dalam perbankan, tetapi juga sarana penting untuk lebih meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Perbankan yang efisien diperkirakan dapat memperlancar proses transmisi kebijakan moneter, sehingga kebijakan moneter dapat lebih efektif mencapai sasaran. Efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input (Huri dan Susilowati, 2004). Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, lembaga keuangan dihadapkan pada kondisi bagaimana

5 mendapatkan tingkat output yang optimal dengan input yang ada atau dengan cara mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Efisiensi perbankan selain diukur dengan melihat perbandingan indikator kinerja perbankan dan rasio keuangan, ada juga beberapa metode lain, yaitu pendekatan parametrik dan non parametrik. Pendekatan parametrik meliputi Stochastic Frontier Approach (SFA), Distribution Free Approach (DFA) dan Thick Frontier Approach (TFA), sedangkan non parametrik dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Menurut Hadad (2003), analisis evaluasi efisiensi pebankan tepat bila menggunakan evaluasi parametrik atau non parametrik. Hal ini dikarenakan kemampuan kedua metode tersebut yang dapat memasukkan berbagai macam input dan output ke dalam analisisnya. Selain itu perbedaan satuan variabel pun tidak menjadi masalah, dimana hal tersebut sebelumnya tidak dapat dilakukan oleh alat analisis yang lain sehingga alat analisis efisiensi parametrik dan non parametrik sifatnya lebih fleksibel dan dapat mencakup variabel yang lebih luas dibandingkan dengan alat analisis yang lain. Metode parametrik dan non parametrik memiliki beberapa perbedaan. Salah satu perbedaan yang menonjol adalah metode parametrik memasukkan random error, sedangkan non parametrik tidak memasukkan itu. Meskipun demikian, hasil yang ditunjukkan oleh kedua metode ini tidak jauh berbeda. Hal ini akan terjadi jika sampel yang dianalisis merupakan unit yang sama dan menggunakan proses produksi yang sama (Hadad, 2003).

6 Pengukuran efisiensi BPR SAB dan BPR Syari ah dalam penelitian ini akan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Metode ini memiliki kelebihan yaitu tidak membutuhkan asumsi bentuk fungsi produksi dalam membentuk frontier produksinya, oleh karena itu kesalahan dalam spesifikasi fungsi produksi dapat dieliminasi (Ascarya dan Guruh, 2008). Epstein dan Henderson (1989) dalam Hadad, Muliaman D.,dkk. (2003) juga menambahkan pendapatnya tentang keuntungan relatif penggunaan pendekatan ini lebih besar dibandingkan parametrik, yaitu pendekatan ini dapat mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi sehingga dapat membantu mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial. Karakteristik pengukuran efisiensi dengan metode DEA memiliki konsep yang berbeda dengan efisiensi pada umumnya, pertama, efisiensi yang diukur adalah bersifat teknis, bukan ekonomis, artinya bahwa analisis DEA hanya memperhitungkan nilai absolut dari satu variabel. Satuan dasar yang mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel seperti harga, berat, panjang, isi dan lainnya tidak dipertimbangkan. Oleh karenanya dimungkinkan suatu pola perhitungan kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda. Kedua, nilai efisien yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam lingkup sekumpulan Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang diperbandingkan (Nugroho, 1995 dalam Huri dan Susilowati, 2004). Penelitian sebelumnya dalam pengukuran efisiensi di industri perbankan khususnya bank umum syari ah dan bank umum konvensional memberikan hasil bahwa bank syari ah lebih efisien dibandingkan bank konvensional (Pusparini,

7 2009). Maflachatun (2010) dalam penelitianya menjelaskan bahwa bank-bank syari ah yang mengalami 100% adalah bank muamalat Indonesia serta bank niaga syari ah, sedangkan pada bank syari ah lainya mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami inefisiensi selam tahun pengamatan. Dari kondisi diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang analisis perbandingan efisiensi Bank Perkreditan Rakyat SAB dan Bank Perkreditan Syari ah di Malang dengan menggunakan metode Data Envelopment Analys (DEA). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana perbedaan efisiensi BPR SAB dengan BPR Syari ah selama periode 2009 2011 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana perbedaan efisiensi BPR SAB dengan BPR Syari ah selama periode 2009 2011 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA)?

8 1.4 Batasan penelitian Agar penelitian ini tidak terlalu melebar, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu pokok pembahasan pada penelitian ini hanya dibatasi pada masalah pengukuran efisiensi dengan menggunakan metode DEA yang mana efisiensi itu output dibagi input yang salah satunya dengan metode DEA yaitu mengukur efisiensi teknik satu input dan satu output menjadi multi input dan multi output, menggunakan kerangka nilai efisiensi relatif sebagai rasio input dengan output (Giuffrida dan Gravelle, 2001; Lewis et, al. 1999; Post dan Spronk, 1999 dalam Sutawijaya dan Lestari, 2009). 1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti a. Untuk memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk berfikir secara kritis dan sistematis dalam menghadapi permasalahan yang terjadi b. Pengaplikasikan dari ilmu yang telah di peroleh peneliti selama perkuliahan. 1.5.2 Bagi Lembaga a. Hasil ini di harapkan dapat di jadikan tambahan literatur untuk perkembangan peneliti kedepan.

9 1.5.3 Bagi Perusahaan Hasil ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk terus mempertahankan keefisiensi perusahaan agar mampu memenuhi tuntutan perkembangan saat ini