PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PENGARUH MASSAGE TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIREJO KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH MENGKONSUMSI PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun

Nyahmini Ambar Sari 1, Siti Sarifah 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

PENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

PENGARUH KONSUMSI JUS NANAS TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh: MARYANTI NIM G2B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

PERBEDAA EFEKTIFITAS TEK IK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DA RELAKSASI AFAS DALAM TERHADAP TEKA A DARAH PADA PASIE HIPERTE SI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO (Effect Of Progressive Muscle Relaxation Exercise On Blood Pressure In Elderly With Hypertension In UPT PSLU District Mojopahit Mojokerto) Siti Akhati Ayunani 1, Yuliati Alie 2 1 Program Studi S1 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang 2 STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK Pembahasan: Hipertensi pada lansia dicirikan peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik yang intermiten atau menetap pengukuran tekanan darah serial 140/90 mmhg atau lebih pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Untuk menangani hipertensi diatasi dengan beberapa cara diantaranya non-farmakologi yang salah satunya yaitu melakukan relaksasi otot progresif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap perubahan tekanan darah pada lansia di UPT PSLU Mojopahit Mojokerto. Metode : Desain penelitian ini adalah pra experimental menggunakan rancangan one group pretest-postest design. Variabel Independen penelitian ini adalah relaksasi otot progresif dan Variabel Dependen penelitian ini adalah Tekanan darah pada lansia hipertensi. Populasi penelitian ini adalah semua lansia hipertensi di UPT PSLU Mojopahit Mojokerto sebanyak 32 orang. Besar sampel yang sesuai kriteria inklusi sebanyak 25 orang yang diambil menggunakan accidental sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji statistik wilcoxon sign test. Hasil : Bahwa z-hitung > z-tabel dengan demikian H₁ diterima artinya ada pengaruh dengan hasil berdasarkan penelitian menunjukkan hasil uji wilcoxon diperoleh z-hitung 2,595 > z-tabel 1,96 dengan demikian H₁ diterima Maka ada pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap perubahan tekanan darah Pembahasan : Latihan fisik khususnya latihan relaksasi otot progresif penting dilakukan untuk menurunkan hipertensi, karena dalam mengobati hipertensi tidak hanya pengobatan dengan obat-obatan saja. Diperlukan juga perubahan gaya hidup yang lebih baik salah satunya menjalankan latihan relaksasi otot progresif. Kata kunci : Lansia, Relaksasi Otot Progresif, Hipertensi ABSTRACT Introduction : Hypertensi on the elderly people is characterized by the increase of systolic and diastolic blood pressure which were the intermittent or persistent of serial blood pressure measurement 140/90 mmhg or more for people as old as 50 years who are ensuring hypertension. To handle hypertension above with several methods, namely namely non-pharmacological, one of them is doing progressive muscle relaxation. This research aimed to understand the effect of progressive muscle relaxation to changes of blood pressure on the elderly people at UPT PSLU Mojopahit in Mojokerto District. Method : This research design was a preexperimental used the plan of one-group pretest-posttest design. Independent variables of this research was progressive muscle relaxation and Dependent Variable of this research was the blood pressure on the elderly people with hypertensive. This research population was all the elderly people at UPT Panti (Nursing home) Mojopahit in Mojokerto district as many as 32 people. The number of sample was 25 people who were taken with using accidental sampling. Result : The collected data was analyzed by the statistical test of Wilcoxon sign test that z count > z table thus Hi was accepted meant that there was effect with the result based on research showed the test result of wilcoxon was obtained z count 2,595 >z table 1,96 thus H1 was accepted so that there was effect of progressive muscle relaxation to the change of blood pressure Discussion: Physical exercise is particularly important progressive muscle relaxation exercises done to reduce hypertension as in treating hypertension is not only treatment with medication alone. It is also necessary lifestyle changes better one run progressive muscle relaxation exercises. Keyword : Eldery People, Progresive Muscle Relaxation, Hypertension PENDAHULUAN Hipertensi sering disebut sebagai silent killer sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadari sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat dan bahkan dapat membawa kematian, lebih banyak

dijumpai bahwa lansia hipertensi pada usia senja. Menurut WHO batas tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 135/85 mmhg, tekanan darah lebih dari 140/90 mmhg dinyatakan sebagai hipertensi (Stocklager, 2007) Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang tahun 2011 terdapat kasus 30.172 jiwa dari data seluruh Puskesmas Jombang. Tahun 2012 menunjukkan angka kejadian hipertensi menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah lansia sebanyak 34.399 jiwa di Desa Balongbesuk Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang, sedangkan data hipertensi pada lanjut usia di Jombang tertinggi di Desa Jabon Jombang (Dinas Kesehatan Jombang, 2010) Berdasarkan data di UPT PSLU Mojopahit Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 didapatkan lansia hipertensi sejumlah 22 orang dari jumlah keseluruhan 46 0rang lansia. Sedangkan Tahun 2014 didapatkan lansia hipertensi sejumlah 32 kasus dari jumlah keseluruhan 47 orang lansia. Dan hasil study pendahuluan di Desa Plandaan Jombang pada tanggal 21 Januari 2014 dilakukan latihan relaksasi otot progresif pada 5 orang lansia dengan hipertensi, dilakukan selama 3 hari dan dari 5 orang tersebut sebelumnya tidak pernah dilakukan relaksasi otot progresif, didapat hasil bahwa 3 orang responden (60%) tidak terjadi perubahan tekanan darah atau tetap dan 2 orang responden (40%) terjadi penurunan tekanan darah. Berdasarkan penelitian terdahulu relaksasi otot progresif dilakukan pada 18 orang responden selama satu minggu menunjukkan adanya perubahan tekanan darah dengan hasil sebelum dilakukan latihan relaksasi otot progresif rata-rata tekanan darah 147,98/ 95,39 mmhg hasil sesudah diberi relaksasi otot progresif tekanan darah 143,72/ 92,5 mmhg. Hipertensi disebabkan oleh tiga faktor, yaitu genetik, lingkungan dan adaptasi struktural jantung serta pembuluh darah. Gemar makan fastfood yang kaya lemak, asin dan malas berolahraga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya hipertensi. Konsumsi garam (natrium) berlebihan diyakini sebagai penyebab hipertensi yang berasal dari lingkungan. Dalam waktu yang lama hipertensi yang tidak tertangani akan merusak pembuluh darah diseluruh tubuh, yaitu mata, jantung, ginjal dan otak. Selain pengobatan secara farmakologi, dapat juga dilakukan pengobatan secara non farmakologis diantaranya diet rendah garam/ kolesterol, menurunkan berat badan pada obesitas, olahraga secara teratur, meditasi yoga, relaksasi otot progresif (Wahit Iqbal Mubarak, 2005) Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian hipertensi yaitu semua masyarakat dan keluarga dengan riwayat hipertensi perlu di nasehati mengenai perubahan gaya hidup, seperti menurunkan kegemukan, asupan garam (total <5 g/hari), asupan lemak jenuh dan alkohol (pria <21 unit dan perempuan <14 unit per minggu), banyak makan buah dan sayuran (setidaknya 7 porsi/hari), tidak merokok, dan berolahraga secara teratur. Semua ini terbukti dapat merendahkan tekanan darah dan dapat menurunkan penggunaan obat-obatan. Selain itu bisa dilakukan dengan pelaksanaan terapi non farmakologis yaitu salah satunya bisa melakukan latihan relaksasi otot progresif dengan latihan relaksasi akan membuat individu lebih relaks dan tenang sehingga mampu menghindari adanya stres, mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia, mengurangi tingkat kecemasan, mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres dan mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan, nyeri punggung bawah dan TMJ (Temporomandibular Joint Syndrome), latihan relaksasi otot progresif ini mungkin lebih unggul dari pada latihan lain, memperlihatkan pentingnya menahan respons stres dengan mencoba meredakan ketegangan otot secara sadar (Devi Yulianti, 2003) METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain penelitian ini adalah Pra Eksperimental dengan pendekatan One-Group pra-post test design. yaitu suatu penelitian yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2011) Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia, pasien) yang

Hipertensi memenuhi kriteria yang telah ditetapkan 1. Pada penelitian ini populasi adalah semua Seluruh lansia yang mengalami hipertensi di UPT PSLU Mojopahit Kabupaten Mojokerto berjumlah 32 orang. Peneliti mengambil sebagian responden berdasar kriteria inklusi yakni 25 responden. Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan dalam penelitian. Sampling merupakan suatu proses menyeleksi dari populasi untuk dapat mewakili. Pada penelitian ini pengambilan sampel secara accidental sampling, yaitu dengan melakukan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Sugiyono, 2010) Variabel Independen penelitian ini adalah Latihan Relaksasi Otot Progresif., sedangkan Variabel Dependen penelitian ini adalah Tekanan darah pada lansia hipertensi Penelitian ini akan dilaksanakan di PSLU Mojopahit Kabupaten Mojokerto dan dilaksanakan pada tanggal 21sampai 27 April 2014 selama satu minggu. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Match Pairs Test, dengan bantuan SPSS 19. a. z-hitung > z-tabel: H1 diterima yang berarti Ada pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap perubahan tekanan darah pada lansia di UPT PSLU Mojopahit Mojokerto. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sebelum Melakukan Relaksasi Otot Progresif di UPT PSLU Mojopahit Mojokerto No. Klasifikasi Frekuensi Persentase (%) 1. Hipertensi stadium 1 13 52,0 2. Hipertensi stadium 2 11 44,0 3. Hipertensi stadium 3 1 4,0 Jumlah 25 100,0 Sumber : data primer 2014 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tekanan Darah Setelah Melakukan Relaksasi Otot Progresif di UPT PSLU Mojopahit Mojokerto No. Klasifikasi Frekuensi Persentase (%) 1. Pre hipertensi 13 20,0 2. Hipertensi stadium 1 15 60,0 3 Hipertensi stadium 2 5 20,0 Jumlah 25 100,0 Sumber : data primer 2014 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Sebelum Dan Setelah Melakukan Relaksasi Otot Progresif Di UPT PSLU Mojopahit Mojokerto 3 2,5 2 1,5 1 0,5 Seb elu m Lati han Rela ks 0 1 3 5 7 9Responden 11 13 15 17 19 21 23 25

Sumber : data primer 2014 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hipertensi Lansia Sebelum dan Setelah Melakukan Relaksasi Otot Progresif di UPT PSLU Mojopahit Mojokerto Tekanan Darah Sebelum Setelah No Klasifikasi Persentase Frekuensi Persentase (%) Frekuensi (%) Pre Hipertensi 0 0 5 20,0 2 Hipertensi Stadium 1 13 52,0 15 60,0 3 Hipertensi stadium 2 11 44,0 5 20,0 4 Hipertensi stadium 3 1 4,0 0 0 Jumlah 25 100 25 100 z hitung = 2,595 z-tabel = 1,96 α = 0,05 Berdasarkan table 1 di atas didapatkan bahwa, sebagian besar responden mengalami Hipertensi Stadium 1 yaitu sejumlah 13 orang (52%).Berdasarkan tabel 2 di atas di dapatkan adanya penurunan tekanan darah yang awalnya hipertensi stadium 1 menjadi pre hipertensi berjumlah 5 orang responden (20%). Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukan bahwa dari 25 responden, di dapatkan adanya perubahan tekanan darah dengan hasil sebelum dilakukan relaksasi otot progresif didapatkan bahwa terdapat 13 responden yang mengalami hipertensi stadium 1, 11 responden mengalami hipertensi stadium 2 dan 1 responden mengalami hipertensi stadium 3. Setelah dilakukan latihan relaksasi otot progresif terdapat perubahan tekanan darah menjadi adanya per hipertensi pada 5 responden, 15 responden hipertensi stadium 1dan 5 responden mengalami hipertensi stadium 2. Berdasarkan tabel 4 di atas, menunjukan bahwa dari 25 responden, sebelum melakukan relaksasi otot progresif tekanan darah pada lansia hipertensi yakni 52,0% dan setelah melakukan latihan relaksasi otot progresif mengalami penurunan 20,0% menjadi pre hipertensi. Berdasarkan data diatas dan menurut analisa wilcoxon paired test data bahwa z-hitung 2,595 > z-tabel 1,96 dengan demikian H₁ diterima. Maka ada pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi. PEMBAHASAN Berdasarkan data tersebut diatas, maka terdapat kesesuaian dengan teori yang menyatakan bahwa hipertensi bisa disebabkan karena berdasarkan faktor resiko yang tidak dapat dikontrol diantaranya jenis kelamin dan umur, dan faktor resiko yang dapat dikontrol yakni kebiasaan merokok (Jaime L Stocklager, 2007) Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah lansia hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Wanita setelah umur 75-90 tahun, sekitar 60% lansia hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause. Pada kenyataan yang ada dilapangan dapat disimpulkan bahwa Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, Untuk mengalami masalah hipertensi lansia tersebut bisa diatasi dengan tindakan farmakologi yaitu dengan pemberian obat-obatan dan nonfarmakologi yaitu salah satunya dengan latihan relaksasi otot progresif yang diharapkan mampu memberikan perubahan terhadap hipertensi yang dialami. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 39 Dari data yang diperoleh dari tabel 2 tentang tekanan darah pada lansia, didapatkan 15 orang (60%) mengalami hipertensi stadium 1, dan 5 orang (20%) mengalami pre hipertensi setelah melakukan latihan relaksasi otot progresif. Hal ini menunjukkan bahwa ada penurunan dari hipertensi stadium 1 menjadi pre hipertensi. Berdasarkan kenyataan tersebut, terdapat kesesuaian dengan teori yang menyatakan bahwa terapi fisik latihan

relaksasi otot progresif memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan keteganagan dengan melakukan latihan relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks. Selain itu juga dengan relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya stres, mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia, mengurangi tingkat kecemasan, mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres dan mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan (Devi Yulianti, 2003). Dengan latihan yang benar dan didukung dengan teori bahwa melakukan latihan relaksasi otot progresif 7x selama seminggu secara teratur selama 20-30 menit mampu membantu lansia pada kondisi yang lebih relaks dan tenang sehingga dapat mempengaruhi tingkat stress sehingga dapat memicu aktivitas memompa jantung berkurang dan arteri mengalami pelebaran, sehingga banyak cairan yang keluar dari sirkulasi peredaran darah. Hal tersebut akan mengurangi beban kerja jantung karena penderita hipertensi mempunyai denyut jantung yang lebih cepat untuk memompa darah akibat dari peningkatan darah. Dari hasil analisa data dengan menggunakan wilcoxon sign test diperoleh hasil perhitungan z-hitung sebesar 2,595 dan z-tabel sebesar 1,96 dengan demikian H₁ diterima, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan relaksasi otot progresif terhadap perubahan tekanan darah pada lansia di UPT PSLU Mojopahit Mojokerto. Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka terdapat kesesuaian dengan teori yang menyatakan bahwa pada dasarnya penanganan hipertensi terbagi kedalam dua kategori yaitu farmakologi dan non farmakologi. Perawat sebagai role model di masyarakat berperan besar dalam meningkatkan tingkat kesehatan baik kondisi fisik, psikologi maupun sosial. Dalam kondisi ini meningkatkan kesehatan fisik berupa latihan relaksasi otot progresif Relaksasi Otot Progresif adalah gerakan dan melemaskan otot-otot pada suatu bagian tubuh pada satu waktu memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan otot secara progresif ini dilakukan secara berturut-turut. Banyak manfaat nyata dari latihan relaksasi progresif. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari relaksasi progresif, antara lain : menurunkan ketegangan otot mengurangi tingkat kecemasan, masalah-masalah yang berhubungan dengan stress seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia (Devi Yulianti, 2003) Dari uraian diatas, latihan fisik khususnya latihan relaksasi otot progresif penting dilakukan untuk menurunkan hipertensi, karena dalam mengobati hipertensi tidak hanya pengobatan dengan obat-obatan saja. Diperlukan juga perubahan gaya hidup yang lebih baik salah satunya menjalankan latihan relaksasi otot progresif. KESIMPULAN Tekanan darah lansia sebelum dilakukan relaksasi otot progresif sebagian besar (52,0%) hipertensi stadium. Tekanan darah lansia setelah dilakukan relaksasi otot progresif (20%) responden mengalami pre hipertensi.h₁ diterima, artinya terdapat pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap perubahan tekanan darah pada lansia di UPT PSLU Mojopahit Mojokerto. SARAN Penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai wacana dan tambahan pengetahuan dalam penelitian selanjutnya.bagi responden dapat melakukan cara-cara relaksasi otot progresif sehingga bisa melaksanakan secara mandiri.bagi tempat penelitian ini hendaknya digunakan sebagai wacana dan panduan dalam pelaksanaan latihan relaksasi otot progresif untuk lansia di PSLU Mojopahit Mojokerto. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Dinas Kesehatan Jombang. 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Jombang. Tidak Dipublikasikan. Efendi dan Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Hanata dan Muhammad. Deteksi Dini & Pencegahan 7 Penyakit Penyebab Mati Muda. Yogyakarta: Media Pressindo. Hidayat, Aziz Alimul. 2011. Metote Penelitian Kebidanan Teknik analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Mashudi. 2011. Pengaruh progressive muscle relaxaation terhadap kadar glukosa darah pasien diabetes tipe 2 di Rumah sakit umum daerah raden matttaher jambi. Online [http://www.lontar.ui.ac.id/mashudi., diakses tanggal 20 Januari 2014. Yulianti, Devi. 2003. Manajenmen Stress. Jakarta: EGC. Maryam dkk, 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Mubarak, Wahit Iqbal. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta:CV. Agung Seto Murti T. 2009. Perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi essensial sebelum dan sesudah pemberian relaksasi otot progresif di RSUD Tugurejo Semarang. Online [http:// ejournal/index/ilmukeperawatan., diakses tanggal 20 Januari 2014 Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Nugroho, H.Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Ed. 2. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Ed. 2. Jakarta : Salemba Medika. Saryono. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jogjakarta : Mitra cendikia. Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Stocklager, Jaime L. 2007. Asuhan keperawatan geriatrik. Jakarta: EGC Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suharjo,J. 2008. Gaya Hidup Dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Kanisius Udjianti. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika