I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta harus tetap fokus pada tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

profesional, bersih dan berwibawa.

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian dilandasi ruh yang merupakan nilai (value) dan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

Rencana Strategis (RENSTRA)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Total Penerimaan Pajak dan Rasio Pajak Tahun Anggaran Total Penerimaan Pajak

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan sistem pemerintahan yang sebelumnya sistem sentralisasi

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Ibukota Negara dan Ibukota Propinsi. Sebagai Ibukota Propinsi Jakarta

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI

BAB I PENDAHULUAN. suatu prosedur yang berbelit-belit, dari meja satu ke meja lainnya, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB V PENUTUP. sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. Pembukaan UUD 1945, perwujudannya berupa pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. yang ideal untuk memberikan pelayanan publik secara baik dan maksimal.

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah hidup sendiri, akan tetapi

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global yang penuh tantangan. Semakin banyaknya tantangan baik secara nasional maupun internasional mendorong pemerintah kota dengan kewenangan otonominya dituntut untuk dapat lebih profesional dan tanggap dalam menghadapi setiap tantangan perubahan. Antisipasi terhadap perubahan hendaknya dilakukan oleh semua pihak melalui pembenahan-pembenahan di semua sektor secara simultan yang berkesinambungan dan terintegrasi satu sama lain. Sehubungan dengan hal tersebut maka tuntutan layanan masyarakat khususnya di daerah akan semakin meningkat tajam baik dalam kuantitas maupun kualitas pelayanan kepada masyarakat (Wideru, 2004). Sebagaimana diketahui, masyarakat saat ini selalu menuntut adanya transparansi atas kinerja pemerintah serta berbagai kebijakan yang dilakukan. Sebagai upaya untuk menjawab tuntutan masyarakat tersebut, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pertanggungjawaban Instansi Pemerintah yang didasarkan pada ukuran efisien, efektif dan ekonomis. Menurut Sudiyatna (2006), peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu komitmen pemerintah Indonesia yang harus dicapai untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Penyelenggaraan pembangunan akan

tercapai dengan peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar yang langsung dirasakan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut organisasi-organisasi yang ada memerlukan pegawai berkualitas yaitu pegawai yang mau dan dapat bekerja keras, kreatif, inovatif, profesional serta mempunyai moralitas tinggi sehingga mampu bersaing untuk meraih peluang di masa depan. Berdasarkan data dari hasil penelitian Abdurahman (2001), aparatur pemerintah merupakan unsur dominan dalam birokrasi pemerintah belum dapat memenuhi tuntutan pemerintahan negara yang baik, bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta bertanggung jawab. Banyaknya keluhan yang disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah merupakan indikasi belum terlaksananya fungsi manajemen pemerintah khususnya di bidang kepegawaian secara benar. Dengan kondisi saat ini, banyak keluhan mengenai pelayanan birokrasi yang tidak memuaskan karena prosedur pelayanan yang berbelit-belit sehingga menimbulkan citra yang negatif dalam masyarakat mengenai kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dari Laporan Rencana Strategis (Renstra) Kota Sukabumi mengenai kepegawaian untuk tahun 2004-2008 diketahui bahwa saat ini kualitas pelayanan administrasi yang dilakukan pegawai Pemerintah Kota Sukabumi belum optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya pegawai yang profesional, tidak terdapatnya sistem pola karir yang bisa dijadikan pedoman, rendahnya disiplin kerja pegawai, kurangnya evaluasi terhadap pelaksanaan pembinaan pegawai, penerapan sanksi yang tidak proporsional dan konsisten, lemahnya koordinasi antar bidang serta penempatan pegawai yang kurang sesuai.

Berdasarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1974 sebagaimana diubah dan disempurnakan dengan Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian PNS menganut sistem merit dan karir yang mengacu pada prinsip kepegawaian modern, namun dalam pelaksanaan banyak kelemahan-kelemahan. Untuk itu perlu penyatuan visi dan strategi dalam membina sumber daya manusia di jajaran aparatur negara yang meliputi perencanaan yang mengacu pada prinsipprinsip manajemen modern dari rekrutmen sampai dengan pensiun. Di masa datang semua instansi pemerintah dituntut lebih profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mendapatkan pegawai seperti yang diharapkan, maka dalam perencanaan sumber daya manusia untuk mengisi lowongan jabatan yang ada harus mengacu pada perencanaan sumber daya manusia yang mantap. Pemerintah Kota Sukabumi sebagai sebuah instansi pemerintah perlu melakukan perencanaan sumber daya manusia yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan kinerja pegawai sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan secara optimal. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal merupakan instansi bagian dari Pemerintah Kota Sukabumi yang sedang dalam penyusunan dan penyempurnaan organisasi dan unit-unitnya perlu juga melakukan perencanaan sumber daya manusia agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja organisasi guna mencapai tujuan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kelancaran dan kemampuan dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi.

Dalam melakukan perencanaan sumber daya manusia, penting memperkirakan jumlah kebutuhan pegawai untuk setiap jabatan yang ada dalam organisasi. Mengestimasi kekurangan dan kelebihan karyawan di masa depan seharusnya menggunakan model kuantitatif dalam proses pengolahannya. Teknik perkiraan kebutuhan pegawai pada penelitian ini dengan menggunakan analisis beban kerja di mana dalam analisis beban kerja diperlukan analisis pekerjaan. Menurut Maitland (1993) bahwa analisis pekerjaan dapat diputuskan melalui proses mengumpulkan dan mempelajari informasi yang berkaitan dengan semua aspek dari suatu jabatan. Dengan informasi tersebut dimungkinkan untuk mengambil keputusan yang tepat bagi kepentingan masa depan pekerjaan tersebut serta sekaligus dapat diputuskan tipe orang seperti apa yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan berhasil. Analisis pekerjaan yang sempurna dan menyeluruh mencakup tujuan, posisi, tugas utama, kondisi kerja dan kinerja yang diharapkan.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, nampak bahwa dalam rangka menghadapi perubahan lingkungan yang cepat baik di dalam maupun di luar negeri sebagai dampak globalisasi serta di masa mendatang instansi-instansi pemerintah dituntut untuk lebih efektif dan efisien serta profesional dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Agar dapat bersaing di pasaran global maka aparatur negara harus bekerja keras untuk meningkatkan profesionalitas dalam melaksanakan tugasnya karena pada kenyataannya sebesar lima puluh lima persen kinerja pegawai pemerintah buruk dan tidak disiplin (Kompas, 3 Januari 2007). Menurut Keban (2004), faktor dominan sebagian besar aparatur negara tidak efektif dan belum memberikan kontribusi yang optimal khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat karena kebijakan perencanaan pegawai di lingkungan instansi pemerintah tidak berdasarkan perencanaan sumber daya manusia tetapi lebih didasarkan pada faktor kepentingan politik dan kekuasaan. Selain itu, dalam Laporan Analisis Beban Kerja yang dibuat Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 2003 dinyatakan bahwa rendahnya kinerja aparatur negara salah satunya disebabkan penerapan aturan kepegawaian yang belum konsisten dan kebanyakan penempatan pegawai belum menjadi penempatan dalam jabatan sehingga tidak berdasarkan tuntutan kompetensi. Akibatnya, pengadaan pegawai belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan organisasi dan pegawai tidak berkembang menjadi profesional sehingga dapat mengaburkan kompetensi.

Pembenahan aparatur pemerintah sebagai salah satu unsur dalam birokrasi pemerintah saat ini semakin menjadi perhatian. Kebutuhan akan terciptanya aparatur yang efisien semakin dirasakan sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai hasil dari pembangunan. Kecenderungan umum akibat perubahan tersebut melahirkan tuntutan mengenai perlunya pegawai yang lebih profesional, terampil, terbuka, berwawasan ke depan dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. Untuk itu, diperlukan adanya penyesuaian terhadap pengembangan pegawai dan profil kebutuhan pegawai di masa mendatang yang mampu memenuhi tuntutan perubahan-perubahan tersebut. Begitu pula dengan yang terjadi pada Pemerintah Kota Sukabumi, dengan adanya perubahan-perubahan, menuntut Pemerintah Kota Sukabumi untuk membuat rencana pengembangan, penyusunan dan penyempurnaan organisasi pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal. Dalam pengembangan, penyusunan dan penyempurnaan organisasi diperlukan perencanaan kebutuhan SDM. Saat ini pada Pemerintah Kota Sukabumi perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) dirasa belum optimal dilihat dari sisi kuantitas dan kualitas untuk bisa mencapai visi dan misi. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara analisis pekerjaan dengan kondisi kerja pada Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal? 2. Apakah ada hubungan analisis pekerjaan dengan kinerja pegawai? 3. Apakah ada hubungan kondisi kerja dengan kinerja pegawai? 4. Apakah ada hubungan antara beban kerja dengan analisis pekerjaan?

5. Apakah ada hubungan antara beban kerja dengan kondisi kerja? 6. Apakah ada hubungan beban kerja dengan kinerja pegawai? 7. Bagaimana keadaan jumlah dan karakteristik SDM untuk setiap bagian unit kerja di Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal? 8. Bagaimana profil kebutuhan SDM Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal di masa yang akan datang terkait dengan prinsip-prinsip perencanaan sumber daya manusia?

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah: 1. Menganalisis hubungan antara analisis pekerjaan dengan kondisi kerja pegawai Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal. 2. Menganalisis hubungan analisis pekerjaan pegawai dengan kinerja pegawai. 3. Menganalisis hubungan kondisi kerja pegawai dengan kinerja pegawai. 4. Menganalisis hubungan beban kerja dengan analisis pekerjaan pegawai Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal. 5. Menganalisis hubungan beban kerja dengan kondisi kerja pegawai. 6. Menganalisis hubungan beban kerja dengan kinerja pegawai Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal. 7. Mengevaluasi keadaan jumlah dan karakteristik SDM untuk setiap bagian unit kerja di Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal saat ini. 8. Merumuskan rekomendasi mengenai perencanaan kebutuhan SDM secara tepat pada Dinas Perindagkop dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Sukabumi.

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB