BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

2016 GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TALAGA BODAS PADA ERA JKN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan.

BAB IV GAMBARAN UMUM

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dewasa ini sasaran utama ialah lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang No.25 tahun 2009

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Menurut UU No. 36

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

2016 ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT RUJUKAN BPJS KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Miskin (JPKMM) atau lebih dikenal dengan program Askeskin ( ) yang kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengembangan sistem sosial di masyarakat (WHO, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh jasa pelayanan kesehatan diantaranya adalah rumah sakit. Rumah. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Perpres, 2009).

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Pada era JKN

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN. Pembukaan Majenas II SPN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-undang nomor 40 tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. (1) Penyelengaraan pelayanan kesehatan di era JKN meliputi semua fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). FKTP berupa Puskesmas atau yang setara, seperti dokter, praktek dokter gigi, klinik pratama atau yang setara dan rumah sakit kelas D pratama atau yang setara, yang harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komprehensif. (2) Fasilitas Kesehatan (faskes) yang dicakup sebelum era JKN seperti Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) menggunakan Puskesmas dan jaringannya, Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja (Jamsostek) menggunakan praktek dokter swasta, Asuransi Kesehatan (Askes) bagi PNS menggunakan Puskesmas dan dokter praktek swasta, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarga dan Program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) hanya menggunakan Pemberi Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah. (1)

Peserta BPJS Kesehatan berdasarkan Undang-undang terbagi dua yaitu peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan bukan Penerima Bantuan Iuran (bukan PBI). Peserta BPJS yang tergolong PBI adalah masyarakat yang tergolong fakir miskin atau keluarga miskin dan tidak mampu, sedangkan Peserta bukan PBI merupakan peserta yang terdiri atas pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya dan bukan pekerja dan anggota keluarganya. Peserta bukan PBI yang tergolong pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja membayar iuran jaminan kesehatan sebesar Rp.30.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III, Rp.51.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II, dan Rp.80.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I. (3) Puskesmas dalam sistem JKN/ BPJS memiliki peran yang besar kepada peserta BPJS kesehatan. Apabila pelayanan Puskesmas yang diberikan baik maka akan semakin banyak peserta BPJS yang memanfaatkan pelayanan kesehatan, namun apabila pelayanan Puskesmas yang diberikan kurang baik maka dapat terjadi sebaliknya. (4) Permasalahan klasik yang sering timbul di Puskesmas adalah berupa ketersediaan tenaga kesehatan yang kurang, kelengkapan obat yang belum memadai, ditambah pula dengan sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap pasien. Terkadang hubungan antara petugas kesehatan dengan pasien belum tercipta secara baik menimbulkan rendahnya tingkat kepercayaan terhadap layanan yang diberikan. Hal tersebut banyak mempengaruhi minat masyarakat khususnya peserta BPJS kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan di Puskesmas. (5) Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang harus memiliki

persyaratan pokok yaitu, tersedia dan berkesinambungan, mudah dicapai, mudah dijangkau, dapat diterima dan wajar, serta bermutu (Azwar, 1996). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan jumlah Puskesmas di Indonesia sampai dengan Desember 2015 sebanyak 9.754 unit, terdiri dari 3.396 unit Puskesmas rawat inap dan 6.358 unit Puskesmas non rawat inap. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki Puskesmas sebanyak 264 unit, dengan rincian jumlah Puskesmas perawatan sebanyak 91 dan jumlah Puskesmas non perawatan 173. (6) Jumlah peserta BPJS secara nasional yang terdata hingga 13 Januari 2017 adalah sebanyak 172.620.269 jiwa. (7) Kota Padang adalah salah satu wilayah kerja BPJS Kesehatan yang memiliki jumlah peserta BPJS dan Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) terbanyak di Sumatera Barat yaitu 694.956 jiwa yang terdaftar di 99 PPK. PPK tersebut terdiri atas 22 Puskesmas ( 6 puskesmas rawatan dan 16 Puskesmas non rawatan), 22 Dokter keluarga, 54 Klinik swasta dan 1 Balai Pengobatan. Data BPJS Kota Padang hingga 14 November 2016 menunjukkan jumlah peserta bukan penerima bantuan iuran (bukan PBI) di Kota Padang sebanyak 388.435 jiwa dengan rincian yang memilih Puskesmas sebanyak 134.002 jiwa, dan yang memilih Klinik swasta/dokter keluarga sebanyak 254.433 jiwa. (3) Puskesmas Andalas merupakan salah satu Puskesmas yang menjadi provider BPJS yang terletak di Kecamatan Padang Timur dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 sebanyak 82.571 jiwa yang tersebar pada sepuluh kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Andalas. (8) Jumlah peserta bukan PBI yang dilayani merupakan jumlah peserta terbanyak yaitu sebanyak 57.622 jiwa, namun

pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta bukan PBI masih menunjukkan persentase yang kurang karena masyarakat cenderung memilih klinik swasta/dokter keluarga dibandingkan Puskesmas. Hal ini dapat dilihat dari data BPJS Kota Padang, peserta yang memilih Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Andalas sebanyak 10.273 jiwa (17,8%), sedangkan yang memilih klinik swasta/dokter keluarga sebanyak 47.349 jiwa (82,2%). (9) Angka kunjungan juga merupakan salah satu indikator untuk melihat pemanfaatan Puskesmas. Berikut adalah angka kunjungan pasien bukan PBI di Puskesmas Andalas pada enam bulan terakhir yaitu bulan Juli hingga Desember pada tahun 2016. Tabel 1.1 Kunjungan Pasien Bukan PBI Bulan Kunjungan Juli 2021 Agustus 1603 September 1446 Oktober 1366 November 1573 Desember 1327 Laporan Bulanan Puskesmas Andalas Tahun 2016 (10) Berdasarkan laporan bulanan Puskesmas Andalas diperoleh data bahwa angka kunjungan pasien bukan PBI selalu mengalami penurunan setiap bulannya, meskipun terdapat peningkatan pada bulan November, namun secara keseluruhan mengalami penurunan. Permasalahan kunjungan pasien ke Puskesmas dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya ketersediaan tenaga kesehatan yang kurang, kelengkapan obat yang belum memadai, ditambah pula dengan sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Hariadi tahun 2016 tentang Analisis Pelayanan Rujukan Peserta BPJS Kesehatan di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang diperoleh bahwa ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan

belum mencukupi, sehingga dalam pelaksanaan kegiatannya kurang maksimal. (11) Penelitian yang dilakukan oleh Elviza Izzati tahun 2015 tentang Analisis Pelaksanaan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman diperoleh bahwa tenaga rekam medis masih kurang, sebagian tenaga rekam medis belum mendapatkan pelatihan, serta sarana dan prasaran belum memadai sehingga pelaksanaan kegiatan kurang maksimal. Data yang di peroleh dari BPJS Kesehatan Kota Padang terdapat perbedaan yang signifikan antara peserta yang memilih Puskesmas dan Klinik swasta/dokter keluarga. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang Analisis Pemilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) oleh Peserta BPJS di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pemilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) oleh peserta BPJS di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2017? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui alasan pemilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) oleh peserta BPJS di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya informasi mendalam terkait ketersediaan tenaga kesehatan terhadap pemilihan FKTP oleh peserta BPJS bukan PBI di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2017. 2. Diketahuinya informasi mendalam terkait ketersediaan fasilitas kesehatan kesehatan terhadap pemilihan FKTP oleh peserta BPJS bukan PBI di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2017. 3. Diketahuinya informasi mendalam terkait akses ke fasilitas kesehatan terhadap pemilihan FKTP oleh peserta BPJS bukan PBI di wilayah kerja Puskesmas Anadalas tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis masalah dan menambah wawasan penulis serta pengaplikasian ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dan fakultas kesehatan masyarakat. 3. Bagi BPJS Kesehatan Sebagai bahan masukan, pertimbangan dan informasi bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam meningkatkan pelayanan khususnya di wilayah kerja Kota Padang.

4. Bagi PPK I Sebagai bahan masukan, pertimbangan dan informasi dalam meningkatkan pelayanan khususnya PPK I di wilayah kerja Puskesmas Andalas. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai pemilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) oleh peserta BPJS di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2017 dilihat dari ketersediaan tenaga kesehatan, ketersediaan fasilitas kesehatan dan akses ke fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Penelitian ini dilakukan FGD pada peserta BPJS tergolong bukan Penerima Bantuan Iuran (bukan PBI).