BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Malaysia meliputi pra penempatan, penempatan dan purna penempatan telah

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Komponen Kebutuhan Hidup Layak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB III METODE PENELITIAN

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 180/ 291 /KEP/421

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

CD Data Himpunan Peraturan Perburuhan / Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor Tahun Tentang Undang-Undang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN MARITIME LABOUR CONVENTION, 2006 (KONVENSI KETENAGAKERJAAN MARITIM, 2006)

dalam penulisan ini khususnya properti.

BAB I. Hakim sebagai salah satu penegak hukum bertugas memutus perkara yang. diajukan ke Pengadilan. Dalam menjatuhkan pidana hakim berpedoman pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap anak, terutama yang

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of all Forms of

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai tanggung jawab. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melanjutkan kehidupan yang baik pula.

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG EKPLOISTASI PEKERJA ANAK. A. Pengaturan Eksploitasi Pekerja Anak dalam Peraturan Perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berpendidikan menengah ke atas dengan penghasilan tinggi sekalipun sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (2) mengatur bahwa,

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Oleh karena itu negara wajib

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan. Meskipun pengaturan tentang kejahatan di Indonesia sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN. kajian tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kasus bullying (tindak kekerasan) di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi bagi setiap orang, oleh karena itu bagi suatu Negara dan

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II RUANG LINGKUP INSTANSI

PENERAPAN PRINSIP THE BEST INTEREST OF THE CHILD PADA KEHIDUPAN ANAK YANG TERPAKSA BEKERJA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan yang buruk, yang akan membimbing, dan mengarahkan. jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang belum tercukupi kebutuhan hidupnya. Hambatan-hambatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 92 TAHUN 2009 TENTANG DATABASE PENCATATAN DAN PELAPORAN PENANGGANAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara kodrati yang bersifat universal. 1 Oleh karena itu, hak asasi

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN

BUKU AJAR (BAHAN AJAR) PERLINDUNGAN HAK ANAK. Oleh : I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH, MH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

METODE PENELITIAN. pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. yang dianggap sesuai dengan penelitian yuridis normatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB III. Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

III. METODE PENELITIAN. normatif. Pendekatan yuridis normatif dilakukan untuk memahami persoalan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut belum mempunyai kemampuan untuk melengkapi serta. kepentingan pribadi mereka masing-masing.

III. METODE PENELITIAN. penelitian atau yang lebih dikenal dengan istilah metode penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan wanita juga dituntut untuk mendapat tempat yang sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengeruk perbendaharaannya, sekaligus sarana utama untuk menjamin

III. METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mempelejari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan yang akan dibahas, maka pendekatan masalah dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK.BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan. berbagai macam permasalahan. Kehidupan bermasyarakat akhirnya

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan masalah guna memberikan petunjuk pada permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang berfokus pada norma hukum positif. Penelitian ini meneliti hukum positif berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Perlindungan Hukum Dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai data utama yang terdiri dari bahan hukum primer yaitu peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai hukum positif, bahan hukum sekunder yaitu berupa pendapat dari para ahli hukum yang diperoleh dari berbagai literatur hukum, dan bahan hukum tersier yaitu berupa kamus-kamus. Penelitian ini menggunakan proses berpikir deduksi dari norma hukum positif, yaitu bertolak dari proposisi-proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui / diakui hingga berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus. B. Pendekatan Pendekatan Hukum yang digunakan adalah pendekatan perundangundangan (Statue Aprroach), dan pendekatan politik hukum. Dalam pendekatan perundang-undangan (Statue Aprroach) yaitu pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi (Mahmud 2007, 96). Pendekatan politik hukum membahas perubahan hukum yang berlaku (ius constitutum) untuk menjadi hukum yang

dikehendaki (ius constituendum) guna menyelaraskan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Lapisan teori hukumnya dilakukan eksplanasi hukum, yaitu menjelaskan tentang kelemahan / kekurangan aturan hukum positif yang ada dengan cara mengkritisi aturan hukum positif tersebut dengan melakukan analisis terhadap konsep hukum, norma hukum, sistem hukum, dan sumber hukum yang terkait dengan Perlindungan Hukum Dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia menurut hukum positif Indonesia. C. Bahan Hukum Data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. 1) Bahan hukum primer Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari perundangundangan, catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim,(mahmud 2007: 141) dan dalam penelitian ini bahan hukum primer yang digunakan yaitu Norma hukum positif berupa peraturan perundang-undangan, antara lain : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2)

2. Undang-undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, tambahan Lembaran negara republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133. 5. Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 58. 6. Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. 7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :PER-18/MEN/IX/2007 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : PER-20/MEN/X/2007 Tentang Asuransi Tenaga Kerja Indonesia 9. Konvensi ILO Nomor 29 tentang Kerja Paksa (Forced Labour), diratifikasi dengan Stbl.Nomor 26,1933. 10. Konvensi ILO Nomor 98 tentang Berlakunya Dasar-dasar Dari hak untuk Berorganisasi dan Untuk Berunding Bersama (The Application of the Principles of the Right to Organize and to Bargain Collectevely), diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1956. 11. Konvensi ILO Nomor 100 tentang Pengupahan Yang Sama Bagi Pekerja Laki-Laki dan Wanita Untuk Pekerjaan Yang Sama Nilaiya (Equal Remuneration for Men and Women Workers for Work of Equal Value), diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 80 Tahun 1957. 12. Konvensi ILO Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi (Freedom of Association and Protection of the Rights to Organis) diratifikasi dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 1998.

13. Konvensi ILO Nomor 105 tentang Penghapusan Kerja Paksa (The Abolition of Forced Labour), diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1999. 14. Konvensi ILO Nomor 138 tentang Usia Minimum Untuk Diperbolehkan Bekerja (Minimum Age for Admission to Employment ), diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999. 15. Konvensi ILO Nomor 111 tentang Diskriminasi Dalam Pekerjaan dan Jabatan (Discrimination in Respect of Employment and Occupation), diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1999. 16. Konvensi ILO Nomor 182 tentang Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (The Prohibition and Immediate Action for the Worst Forms of Child Labour), diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000. 17. Konvensi ILO NO. 88 tentang Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja ) diratifikasi dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2002 2. Bahan hukum sekunder :

Bahan hukum sekunder yang digunakan terdiri dari pendapat-pendapat para ahli hukum yang diperoleh dari berbagai literatur hukum, seperti bukubuku hukum, makalah hukum, jurnal hukum, tulisan-tulisan yang dimuat di website-website internet, dan sebagainya. 3. Bahan hukum tersier : a. Kamus Hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. b. Narasumber, yaitu: 1. Staf Kedutaan Besar Malaysia yaitu Labour Atache 2. Staf BNP2TKI 3. Staf Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi bagian Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri 4. Staf BP3TKI 5. PPTKIS di Jogja D. Analisis Hukum a. Bahan Hukum Primer Proses analisis bahan hukum primer disistematisasi secara vertikal dan horisontal dengan prinsip penalaran secara eksklusi yaitu setiap sistem hukum didefenisikan oleh sejumlah peraturan perundang-undangan untuk mengetahui hubungan antara Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dalam Bab VI tentang Penempatan Tenaga Kerja Pasal 31,

Pasal 32 ayat (1), Pasal 32 ayat (2), Pasal 33, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, beserta penjelasannya, baik secara vertikal maupun horizontal tidak ada pertentangan antara undang-undang tersebut. Analisis hukum merupakan suatu open system yang berarti bahwa aturan hukum dan keputusan harus dipikirkan dalam suatu hubungan dan juga bahwa norma hukum bertumpu atas asas hukum dan dibalik asas hukum dapat disitematisaikan gejala-gejala lainnya. Berdasarkan penalaran eksklusi setiap sistem hukum diidentifikasikan oleh sejumlah peraturan perundangundangan (Hadjon, 1994:6). Sebagaimana diuraikan diatas tidak terdapat pertentangan (gap) baik secara verikal maupun horizontal. Langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan norma hukum yang dapat dipakai sebagai dasar hukum dengan dilakukan interpretasi gramatikal yaitu mengartikan suatu term hukum atau suatu bagian kalimat menurut bahasa sehari-hari atau bahasa hukum, interpretasi sistematis yang mengartikan suatu ketentuan hukum bertitik tolak dari sistem aturan yang akan diteliti dan interpretasi teleology dimana setiap interpretasi pada dasarnya adalah teleologi yang mempunyai tujuan tertentu dan syarat nilai. b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder yang diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel yang didapat dari media cetak maupun internet, dan jurnal-jurnal hukum akan dideskripsikan sehingga diperoleh pengertian atau pemahaman serta diperoleh persamaan atau perbedaan pendapat tentang perlindungan hukum dalam penempatan TKI di Malaysia. Evaluasi eksplanasi hukum yang dilakukan terhadap perlindungan hukum TKI di Malaysia dilakukan dengan pendekatan perundang-undangan (statue aprroach) dan politik hukum. Penarikan kesimpulan sebagai langkah terakhir digunakan metode berpikir deduktif, yaitu proses penarikan kesimpulan dengan dimulai dari proposisi umum yang sudah diketahui/diakui kebenarannya kemudian berakhir pada satu kesimpulan/pengetahuan baru yang bersifat khusus. Proposisi umumnya adalah segala peraturan hukum terkait yang mengatur mengenai perlindungan hukum dalam penempatan TKI. Kesimpulan/pengetahuan baru yang bersifat khususnya adalah bagaimana sebaiknya peraturan mengenai perlindungan hukum dalam penempatan TKI di Malaysia