BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Sama halnya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini semakin banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh profit dan

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai

(Diferentiated Marketing)

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dikenal memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Ada

BAB I PENDAHULUAN. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Tidak terkecuali usaha dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis di era globalisasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Kebutuhan konsumen yang terus. tidak berpaling ke pesaing meski terjadi perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh CIA World Factbook pada

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya untuk makan karena hanya dengan makan manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. (21/8/2012). Hal ini tidak terkecuali pada perusahaan jasa, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, persaingan di dunia bisnis juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas diberbagai tempat, tidak heran jika manusia selalu membutuhkan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. menawarkan keunggulan bersaing produknya, mengenai keunggulan bersaing

Masyarakat Ilmuwan danteknolog Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menggandrungi dan menyadari bahwa memiliki bisnis sendiri merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. commerce) ataupun akun-akun sosial media seperti Instagram. Perusahaan

I. PENDAHULUAN. mengemukakan teori hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisiologis/dasar,

Jabodetabek 35 Bandung 4 Bali 4 Sumber :Kokimasak.com

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produkproduk

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dapat membawa perubahan

1. PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia perdagangan di Indonesia sangat ketat, karena seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia saat ini termasuk juga Indonesia pada. berkembang pesat, tantangan dalam bidang industri semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Panjaitan dkk, 2010:01)

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam industri yang sama, dengan meningkatnya tingkat persaingan maka

BAB I PENDAHULUAN. dibidang makanan dan minuman cepat saji. Pertumbuhan bisnis makanan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan bertambahnya kebutuhan mastarakat akan produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. evaluatif, analitis dan selalu mempertimbangkan semua informasi atas

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perekonomian makin maju dan berkembang dengan pesat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dijaman yang berkembang pesat ini sudah banyak restaurant cepat fastfood

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin berkembang banyak dipicu oleh semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB 1 PENDAHLUAN. menjadi target market dari setiap jenis usaha yang ada.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2012). Tidak terkecuali usaha dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa jika pada suatu kota yang besar terdapat banyak pelaku-pelaku industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini kota Bandung menjadi salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung tropis atau hangat. Produk-produk minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. disetiap kategori bisnis, dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumedang merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Barat yang berkembang terbukti dengan adanya potensi - potensi wisata yang ada seperti yang disebutkan dalam situs www.indotravelers.com menyebutkan bahwa Sumedang memiliki kekayaan wisata alam dan budaya. Selain itu Sumedang akan semakin berkembang dengan ditetapkannya Sumedang sebagai kawasan kota metropolitan Bandung raya seperti yang dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumedang, bapak Subagio. Di dalam artikel berita online pikiranrakyat.com (2/12/21). Kita tentunya bersyukur dan merasa bangga karena wilayah kelima kecamatan ini menjadi bagian dari tata ruang pusat dan provinsi. Melihat potensi yang dimiliki oleh Sumedang banyak menarik minat pelaku bisnis untuk mengebangkan bisnisnya salah satu usaha yang banyak berkembang adalah bisnis kuliner seperti yang disebutkan dalam teori Abraham Mashlow bahwa manusia memiliki lima kebutuhan pokok yang salah satunya adalah kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, tempat berlindung dan kebutuhn lainnya. Hal ini juga menjadi kebutuhan warga Sumedang atau wisatawan yang berkunjung ke Sumedang mereka membutuhkan makan, minum dan tempat berlindung, ini juga yang membuat banyak pelaku bisnis yang membuat bisnis kuliner khususnya rumah makan tahu karena Sumedang sendiri dikenal degan sebutan kota tahu. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Endit Suhandi sebagai anggota dan pengurus perkumpulan pengusaha tahu Sumedang kepada penulis usaha rumah makan tahu di Sumedang yang masuk perkumpulan ada peningkatan di tahun 21 sudah ada sekitar seratus tiga belas,sudah semakin banyak itu pun masih

ada yang belum bergabung dengan perkumpulan ini. Dengan banyaknya pelaku bisnis sejenis secara otomatis akan meningkatkan persaingan dalam usaha rumah makan tahu, hal ini membuat pelaku bisnis harus melakukan langkah strategis agar dapat unggul dalam persaingan. Ketatnya persaingan mengakibatkan penurunan penjualan yang dialami oleh beberapa pengusaha tahu yang ada di Sumedang karena berbagai faktor salahsatunya persaingan dengan pengusaha tahu lain, banyaknya usaha serupa membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk membeli tahu, konsumen akan memilih tempat yang mudah dijangkau seperti yang diberitakan dalam tribunnews.com (12/12/212). Outlet tahu ojolali mengalami penurunan omzet setelah sulitnya area untuk parkirdi outlet tahu ojolali. Selan itu ada faktor lain yang menyebabkan turunnya penjualan tahu seperti yang di ungkapkan Jarkasih, seorang pengusaha tahu sari kedele di jatinangor. Di dalam metrotvnews.com (21/7/21). dibandingkan tahun lalu sekarang penjualannya sedikit menurun, sekarang peningkatannya hanya 2 sampai 3 persen. Kalau tahun lalu bisa sampai atau 6 persen, mungkin dampak dari dibukanya tol cipali. Salahsatu cara agar dapat unggul dari persaingan adalah dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk, menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Bob Sabaran (29:299), menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan. sedangkan menurut Kotler & Armstrong, (28:34), kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi perusahaan yang memiliki kualitas produk yang baik yang akan mampu tumbuh dengan pesat dan dalam jangka panjang akan mengalahkan perusahaan lain. kualitas tahu yang baik secara umum adalah tahu yang gurih, renyah, terlalu asin dan cukup tahan lama, namun dengan berbagai selera dan citarasa setiap konsumen yang berbeda, ada syarat yang harus dipenuhi agar produk bisa dikatakan berkualitas, yaitu dengan memiliki sertifikat lulus uji dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat Obatan dan Kosmetika yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.

Aspek penting lain yang harus diperhatikan selain menjaga kualitas produk adalah pentapan harga. Menurut Kotler dan Keller (211:84), kebijakan penetapan harga menentukan dalam pemasaran sebuah produk atau jasa, karena harga adalah satu satunya bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi atau perusahaan. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2:26), harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen. Jadi bisa disimpulkan bahwa harga merupakan komponen yang penting atas suatu produk karena akan berpengaruh pada keuntungan perusahaan dan harga juga bisa menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli. Agar lebih kompetitif di pasar, perusahaan dapat mempertimbangkan harga pesaing sebagai pedoman untuk menentukan harga jual produknya. Rumah Makan Tahu Jembar Manah adalah suatu usaha yang berkerak dibidang kuliner, khususnya menjual makanan khas Sumedang yaitu tahu sumedang. Tahu Jembar Manah memulai usahanya sejak bulan januari tahun 2, berlokasi di jalan samoja No.2 RT RW 8 kelurahan pasangrahan baru, Sumedang selatan. Rumah Makan Tahu Jembar Manah menawarkan tahu khas Sumedang yang gurih dan enak serta ada makanan makanan kecil lainnya yang cocok untuk disantap dengan tahu Sumedang, Rumah Makan Tahu Jembar Manah selalu dipenuhi oleh pengunjung dan puncaknya pada akhir pekan atau hari libur, terlihat antrian untuk sekedar membeli tahu sebagai oleh oleh khas Sumedang atau untuk dinikmati di Rumah Makan Tahu Jembar Manah. Untuk mempertahankan eksistensinya dan bisa unggul dari para pesaing bisnis serupa, Tahu Jembar Manah menjaga dengan baik kualitas produknya. Menurut hasil wawancara dengan pemilik Rumah Makan Tahu Jembar Manah, kualitas produk tahunya dijaga agar bisa memuaskan konsumen sehingga konsumen akan membeli kembali tahu Jembar Manah dengan begitu diharapkan bisa lebih unggul dari pesaingnya. Produk tahu dari Tahu Jembar Manah bisa dikatakan berkualitas karena memiliki sertifikat lulus uji dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat Obatan dan Kosmetika yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama

Indonesia yang menyatakan bahwa produk tahu jembar manah halal dan berkualitas dengan nomor sertifikat 61119311114. Selain menjaga kualitas produk tahunya, Tahu Jembar Manah juga melakukan penetapan harga yang cukup kompetitif bahkan cenderung lebih murah bila dibandingkan dengan beberapa pesaingnya, hal tersebut dapat dilihat dari harga jual dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Harga Jual Tahu 216 No Nama Perusahaan Harga 1 Tahu Bungkeng Rp./biji 2 Tahu Palasari Rp.6biji 3 Tahu Jembar Manah Rp./biji 4 Tahu Sindang Sari Rp./biji Tahu Citarasa Rp.6/biji Sumber: Data Tahu Jembar Manah Dari data diatas bisa dilihat bahwa Tahu Jembar Manah menetapkan harga yang kompetitif dan cenderung lebih murah dari beberpa pesaingnya. Mempertahankan kualitas produk dan menetapkan harga yang kompetitif telah dilakukan oleh Tahu Jembar Manah, namun demikian ternyata fakta yang terjadi trend penjualan Tahu Jembar Manah mengalami penurunan yang berakibat pada turunnya pendapatan Rumah Makan Tahu Jembar Manah hal ini ditunjukan dengan data pendapatan Tahu jembar Manah selama tahun 211 sampai tahun 21.

Tabel 1.2 Data Pendapatan Tahu Jembar Manah Tahun 211 21 TAHUN JUMLAH 211 1.26.. 212 1.188.. 213 1.2.. 214 1.12.. 21 1.8.. Sumber: data perusahaan tahu jembar manah Grafik 1.1 Data Pendapatan Tahu Jembar Manah Tahun 211 21 JUMLAH 1,3,, 1,2,, 1,2,, 1,1,, 1,,, 1,,, 1,,, 9,, 211 212 213 214 21 JUMLAH Dari data tesebut terlihat ada penurunan pendapatan dari tahun 211 ke tahun 212 dan pada tahun 213 terjadi kenaikan pendapata namun pada tahun 214 dan 21 Tahu Jembar Manah kembali mengalami penurunan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan Tahu Jembar Manah cenderung mengalami penururnan. Upaya upaya Rumah Makan Tahu Jembar manah menjaga kualitas produk dan menetapkan harga yang kompetitif ternyata belum mampu memuaskan konsumennya untuk meningkatkan volume penjualan. Terbukti dari pra survey yang dilakukan oleh penulis terhadap 2 orang konsumen Rumah Makan Tahu Jembar Manah secara acak dan menanyakan tanggapan mereka

mengenai kualitas produk dan penetapan harga Tahu Jembar Manah serta hal lain yang menyangkut Rumah Makan Tahu Jembar Manah, dengan menggunakan teknik non-probability sampling dengan teknik aksidental, menurut Sugyono (213:122) menyatakan bahwa teknik aksidental adalah sebagai berikut : Teknik sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan / incidental bertemu dengan peneliti dan digunakan sample, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Maka dri hasil pra survey diperoleh data sebagai berikut: No 1 2 Tabel 1.3 Pra Survey Rumah Makan Tahu Jembar Manah Sangat Pernyataan Setuju Rasa tahu jembar manah lebih enak dari produk tahu lainnya Penampilan dalam penyajian tahu menarik Kurang Setuju Tidak Setuju 1 6 8 1 3 6 3 Lokasi Jembar Manah mudah di jangkau 4 8 4 4 4 Tidak perlu menunggu lama saat memesan 13 2-6 7 8 Pelayanan di Tahu Jembar manah ramah Harga tahu yang ditetapkan Jembar Manah sesuai dengan kualitasnya Tahu jembar manah lebih terkenal daripada tahu lainnya Saat berkunjung ke Sumedang saya pasti membeli tahu di Tahu Jembar Manah 1 8 6 2 3 4 2 8 6 3 4 11 2 9 Saya akan membeli tahu di tempat yang sama 3 6 7 4 Saya akan merekomendasikan produk tahu Jembar manah 3 4 8 Sumber : Hasil pengolahan Pra Survey, Februari 216

Dilihat dari hasil pra survey yang dilakukan penulis dengan pernyataan Rasa tahu jembar manah lebih enak dari produk tahu lainnya menyatakan bahwa 8 dari 2 konsumen kurang. Artinya konsumen menganggap produk Tahu Jembar Manah bukan yang terbaik. Grafik 1. 2 Grafik Pra Survey Variabel Kualitas Produk Rasa tahu jembar manah lebih enak dari produk tahu lainnya kurang Rasa tahu jembar manah lebih enak dari produk tahu lainnya Apabila dipaparkan sesuai dengan variabel pertama menyangkut kualitas produk (X1), hal yang dianggap dengan score ke puasan paling tinggi ada pada pernyataan Penampilan dalam penyajian tahu menarik, dari 2 konsumen menyatakan. Artinya konsumen kurang tertarik dengan penyajian yang ada perbedaan dari tahu yang lainnya. Grafik 1. 3 Grafik Pra Survey Variabel Kualitas Produk 2 Penampilan dalam penyajian tahu menarik kurang Penampilan dalam penyajian tahu menarik Hasil dari pra survey dengan pernyataan Lokasi Jembar Manah mudah di jangkau menyatakan bahwa 8 dari 2 konsumen. Artinya konsumen bahwa lokasi Tahu Jembar Manah mudah dijangkau.

Grafik 1. 4 Grafik Pra Survey Variabel Lokasi Lokasi Jembar Manah mudah di jangkau kurang Lokasi Jembar Manah mudah di jangkau Hasil dari pra survey dengan pernyataan Tidak perlu menunggu lama saat memesan menyatakan bahwa 13 dari 2 konsumen. Artinya konsumen bahwa dalam memesan produk perlu menunggu lama. Grafik 1. Grafik Pra Survey Kualitas Pelayanan 1 Tidak perlu menunggu lama saat memesan kurang Tidak perlu menunggu lama saat memesan Hasil dari pra survey dengan pernyataan Pelayanan di Tahu Jembar manah ramah menyatakan bahwa 8 dari 2 konsumen kirang. Artinya menurut pelayanan di Tahu Jembar Manah masih belum ramah. Grafik 1.6 Grafik Pra Survey Kualitas Pelayanan Pelayanan di Tahu Jembar manah ramah kurang Pelayanan di Tahu Jembar manah ramah Bila dilihat dari hasil data pra survey menyangkut variabel kedua penetapan harga (X2), hal yang dianggap dengan score ke puasan paling

tinggi ada pada pernyataan Harga tahu yang ditetapkan Jembar Manah sesuai dengan kualitasnya, dari 2 konsumen menyatakan kurang. Artinya konsumen masih menganggap penetapan harga Tahu Jembar Manah sesuai kualitas. Grafik 1.7 Grafik Pra Survey Variabel Penetapan Harga 2 Harga tahu yang ditetapkan Jembar Manah lebih murah kurang Harga tahu yang ditetapkan Jembar Manah sesuai dengan kualitasnya Hasil pra survey dengan pernytaan Tahu jembar manah lebih terkenal daripada tahu lainnya menyatakan bahwa 8 dari 2 konsumen menyatakan kurang. Artinya menurut konsumen masih ada merek lain yang lebih terkenal. Grafik 1.8 Grafik Pra Survey Variabel Brand Image Tahu jembar manah lebih terkenal daripada tahu lainnya kurng Tahu jembar manah lebih terkenal daripada tahu lainnya Variabel selanjutnya adalah variabel keputusan pembelian, dengan score ke puasan paling tinggi ada pada pernyataan Saat berkunjung ke Sumedang saya pasti membeli tahu di Tahu Jembar Manah 11 dari 2 orang menyatakan bahwa mereka kurang, yang artinya konsumen pasti membeli tahu di Tahu Jembar Manah saat mereka berkunjung ke kota Sumedang dan ada kemungkinan berlaih ke pesaing.

Grafik 1.9 Grafik Pra Survey Variabel Kualitas Penetapan harga Saat berkunjung ke Sumedang saya pasti membeli tahu di Tahu Jembar Manah 1 kurang Saat berkunjung ke Sumedang saya pasti membeli tahu di Tahu Jembar Manah Hasil pra survey dengan pernytaan saya akan membeli tahu di tempat yang sama menyatakan bahwa 7 dari 2 konsumen. Artinya konsumen pasti membeli di Tahu Jembar Manah. Grafik 1. Grafik Pra Survey Variabel Keputusan Pembelian saya akan membeli tahu di tempat yang sama kurang setju saya akan membeli tahu di tempat yang sama Hasil pra survey denga pernyataan saya akan merekomendasikan produk Tahu Jembar Manah menyatakan bahwa 8 dari 2 konsumen kurang. Artinya konsumen akan merekomendasikan produk Jembar Manah pada orang lain. Grafik 1.11 Grafik Pra Survey Variabel Keputusan Pembelian saya akan merekomendasikan produk Tahu Jembar Manah kurang saya akan merekomendasik an produk Tahu Jembar Manah

Berdasarkan data yang didapat dari pra survey diatas, maka ada tiga hal yang dapat dijadikan pendukung bagi ketiga variabel dan menjadi perhatian utama. Pendukung permasalahan pertama ada pada variabel kualitas produk (X1) di dalam indkator bentuk (form), yaitu meliputi ukuran, bentuk, atau struktur fisik produk. Kotler dan Keller dialih bahasakan oleh Bob Sabran (29:8- ).Dengan pernyataan Penampilan dalam penyajian tahu menarik dari 2 konsumen menyatakan, yang artinya penampilan produk tahu jembar manah menarik. Pendukung permasalahan yang ke dua yaitu penetapan harga (X2) didalam indikator kesesuaian harga produk dengan kualitas, yaitu konsumen akan melihat terlebih dahulu harga yang tercantum pada sebuah produk, karena sebelum membeli konsumen sudah berpikir tentang sistem hemat yang tepat. Selain itu konsumen dapat berpikir tentang harga yang ditawarkan memiliki kesesuaian dengan produk yang telah dibeli. Kotler & Armstrong (212:2). Dengan pernyataan Harga tahu yang ditetapkan Jembar Manah sesuai dengan kualitasnya 11 dari 2 orang konsumen menjawab kurang yang artinya konsumen menganggap harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitasnya.. Variabel ke tiga yaitu keputusan pembelian (Y) didalam indikator perilaku pasca pembelian yaitu, suatu tindakan yang diperoleh dari serangkaian aktivitas rangsangan dan emosianal tentang suatu produk (Kotler & Keller, 27:24). Dengan pernyataan Saat berkunjung ke Sumedang saya pasti membeli tahu di Tahu Jembar Manah dari 2 konsumen menyatakan bahwa mereka kurang, artinya konsumen pasti membeli tahu di Tahu Jembar Manah dan ada potensi konsumen berlaih ke pesaing. Dari data dan pra survey diatas secara konsep dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor utama yang membuat konsumen mengambil keputusan beli yaitu, kualitas produk dan penetapan harga yang akan berpengaruh kepada volume penjualan Rumah Makan Tahu Jembar Manah. Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas produk

dan penetapan harga terhadap keputusan pembelian dengan judul penelitian PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PENETAPAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI RUMAH MAKAN TAHU JEMBAR MANAH. 1.2 Identfikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dan masalah yang diuraikan, penulis menganalisis tentang pengaruh kualitas produk dan penetapan harga terhadap keputusan pembelian di rumah makan tahu jembar manah, penulis mencoba mengidentifikasi beberapa masalah yaitu : 1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang kualitas produk, penetapan harga dan keputusan pembelian pada Rumah Makan Tahu Jembar Manah? 2. Seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian di rumah makan tahu jembar manah? 3. Seberapa besar pengaruh penetapan harga terhadap keputusan pembelian di rumah makan tahu jembar manah? 4. Seberapa besar pengaruh kualitas produk dan penetapan harga terhadap keputusan pembelian di rumah makan tahu jembar manah? 1.3 Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang kualitas produk, penetapan harga dan keputusan pembelian pada Rumah Makan Tahu Jembar Manah 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian di rumah makan tahu jembar manah. 3. Untuk mengetahui pengaruh penetapan harga terhadap keputusan pembelian di rumah makan tahu jembar manah. 4. Seberapa besar pengaruh kualitas produk dan penetapan harga terhadap keputusan pembelian di rumah makan tahu jembar manah?

1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian adalah : 1. Bagi Perusahaan Dengan hasil penelitian ini perusahaan dapat mengetahui apakah kualitas produk dan kualitas penetapan harga pada keputusan pembelian konsumen tahu jebar manah atau. 2. Bagi Peneliti peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang penulis butuhkan untuk menyusun skripsi. Serta menjadi bahan untuk menambah wawasan penulis. 3. Bagi Akademis Hasil penelitian mengenai pengaruh kualitas produk dan kualitas penetapan harga di rumah makan tahu jembar manah bisa menjadi informasi yang berharga bagi dunia akademis dan pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya di bidang manajemen pemasaran. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan Rumah Makan Tahu Jembar Manah yang berlokasi di jalan samoja No.2 RT RW 8. Kelurahan basangrahan baru, Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.