BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Industri pariwisata juga merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu alasan Indonesia pernah menjadi tempat penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan perannya sebagai pembuat keputusan dalam aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal Indonesia. Menurut Sari dan Kaluge (2013) Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Wahyudi dan Hartini, 2006). Perusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan Salvatore dalam. Kusumajaya, Dewa Kadek Oka (2011:19). Nilai perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkembangan era globalisasi saat ini, kondisi perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. laba tesebut di tahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULAN. Krisis global yang sedang melanda dunia sekarang ini khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bertujuan untuk mensejahterakan pemegang saham, dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2002). pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Linda, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya dunia usaha, semakin banyak pula perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. obligasi untuk mendapatkan dana yang dapat digunakan untuk bebrbagai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh

BABl PENDAHULUAN. Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham. Investor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai macam sektor yang bersaing sangat ketat. Pada dasarnya setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berusaha meningkatkan nilai dari perusahaan. Peningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian perusahaan ini melibatkan peranan manajer keuangan, dimana. mengambil keputusan merupakan kegiatan para manajer.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat harga saham maka nilai perusahan akan meningkat pula. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai keuntungan maksimal, ingin memakmurkan pemilik atau pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasinya dan mengembangkan usahanya. Pendanaan ini bisa. jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kegiatanya menjual atau memberi jasa kepada pihak lain atau masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. pula pemiliknya. Untuk itu nilai perusahaaan bagi investor dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional adalah sektor konstruksi. Sektor ini, berkontribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini sangatlah pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia yang dikelola oleh Bursa Efek Indonesia semakin ramai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh perusahaan karena kondisi keuangan akan berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang buruk, maka perusahaan tersebut akan memiliki nilai buruk di mata

BAB I PENDAHULUAN. Nilai perusahaan mencerminkan pandangan investor terhadap suatu tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. perusahaan secara optimal. Dengan demikian perusahaan memiliki daya saing

BAB I PENDAHULUAN. memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham, kemudian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modalnya kepada perusahaan tersebut. Nilai perusahaan memberikan gambaran

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Begitu pula dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen. penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan industri manufaktur food and beverages

BAB I PENDAHULUAN. ialah untuk memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham, mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi naik. Semakin tinggi harga saham samakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dibandingkan dengan nilai saham ( Book Value ) selama satu

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. terbaik dan yang paling unggul. Perusahaan publik selalu dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah merupakan suatu negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan seperti penetapan strategi, ide-ide baru, kepercayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Industri pariwisata juga merupakan sektor yang prospektif hal ini ditandai dengan kenaikan realisasi investasi relatif cukup besar. Kenaikan ini didukung dengan rencana pemerintah untuk merevisi Perpres 39 tahun 2014 mengenai bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka untuk penanaman modal (www.bkpm.go.id.). Industri pariwisata khususnya pada sektor hotel dan restoran merupakan salah satu sektor yang dipromosikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terutama kepada investor asing. Hal ini dikarenakan sektor pariwisata merupakan sektor penyumbang devisa terbesar bagi suatu Negara, sehingga dapat dengan mudah untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan juga sebagai jembatan penghubung antara sektor yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat dengan mudah menciptakan multiplier effect karena, dengan adanya pariwisata, sektor-sektor lain pun secara tidak langsung akan ikut hidup (Artanti, 2015). Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan, sektor pariwisata termasuk sektor yang prospektif hal ini ditandai dengan adanya kenaikan realisasi investasi yang mencapai 48,9% atau senilai Rp49,6 triliun, sementara untuk bidang usaha hotel dan restoran tercatat kenaikannya mencapai 69,9% dari posisi Rp7,3 triliun pada 2014 menjadi Rp12,1 triliun pada 2015 (Apriyani, 2016). Hal tersebut 1

2 didasari atas banyaknya potensi wisata alam Indonesia sehingga tak heran jika sektor pariwisata menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia karena melihat dari panorama alam, budaya serta sejarah yang ada di berbagai tempat wisata di Indonesia. Ditambah lagi dengan dibentuknya daerah Kawasan Ekonomi Khusus yaitu dengan menciptakan 10 Destinasi Bali baru, diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia karena dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung akan semakin meningkatkan pendapatan bagi investor itu sendiri, serta bagi Negara Indonesia yaitu melalui pembayaran pajak yang telah dibayarkan dari pengeluaran wisatawan asing (Utomo, 2016). Berikut grafik perkembangan realisasi Penanaman Modal Asing yang masuk ke Indonesia dari tahun 2010-2015. Sumber: BKPM Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Realisasi PMA 2010-2015 Berdasarkan gambar 1.1 diatas, diketahui perkembangan realisasi Penanaman Modal Asing yang masuk ke Indonesia terjadi peningkatan setiap

3 triwulannya dari tahun 2010-2015. Adanya tren naik untuk jumlah dana investasi yang masuk ke Indonesia dari tahun ke tahun, menunjukan meningkatnya rasa kepercayaan asing untuk berinvestasi di Indonesia. Sedangkan untuk Realisasi Penanaman Modal Asing berdasarkan sektor dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Realisasi Investasi Penanaman Modal Luar Negeri Menurut Sektor Ekonomi (miliar rupiah) tahun 2011-2015 Sektor Ekonomik Investasi 2011 2012 2013 2014 2015 Pertanian, Perburuan, Kehutanan, dan Perikanan : Pertanian 1.243,6 1.621,7 1.616,6 2.237,5 2.147,1 Kehutanan 10,3 26,9 28,8 53,3 19,0 Perikanan 10,0 29,0 10,0 35,3 53,1 Pertambangan dan Penggalian 3.612,9 4.255,4 4.816,4 4.665,1 4.017,2 Perindustrian /Manufacturing 6.789,5 11.770,0 15.858,8 13.019,3 11.763,1 Listrik, Gas dan Air 1.864,9 1.514,6 2.221,8 1.248,8 3.028,9 Konstruksi/Construction 353,7 239,6 526,8 1.383,6 954,5 Perdagangan Besar dan Eceran, Restoran, dan Hotel : Perdagangan 826,0 483,6 606,5 866,8 625,1 Restoran dan Hotel 242,2 768,2 462,5 513,1 650,2 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 3.798,9 2.808,2 1.449,9 3.000,8 3.289,9 Real Estate dan Jasa Perusahaan 198,7 401,8 677,7 1.168,4 2.433,6 Jasa Masyarakat, Sosial, dan Perorangan 517,3 645,8 341,7 337,5 294,3 Jumlah 19.474,5 24.564,7 28.617,5 28.529,6 29.275,9 Sumber : Badan Pusat Statistik Dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan nilai investasi modal asing yang masuk ke Indonesia dari tahun 2011 hingga 2015 cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya, dimana jumlah kenaikan terbesar terjadi

4 pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp5.090,2 miliar dan mengalami sedikit penurunan sebesar Rp89,7 miliar ditahun 2014. Pada sektor ekonomik Restoran dan Hotel jumlah dana investasi luar negeri yang masuk ke Indonesia mengalami tren naik dari tahun 2011. Hal ini sangat sejalan dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan asing yang masuk ke Indonesia setiap tahunnya (www.indonesia-investments.com). Keadaan tersebut, menunjukan bahwa pemerintah melalui Kementerian Pariwisata benar benar melakukan perbaikan dalam industri sektor pariwisata dan sektor pendukungnya, sehingga rasa percaya asing untuk berinvestasi di Indonesia juga ikut meningkat ditambah dengan perekonomian yang sehat setiap tahun serta stabilitas politik yang terjadi di Indonesia menjadi salah satu alasan untuk berinvestasi di Indonesia (Utomo, 2016). Meningkatnya jumlah investasi yang masuk ke Indonesia pada sektor ekonomik Restoran dan Hotel diharapkan manpu meningkatkan harga saham perusahaan pada sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran sehingga nilai perusahaan semakin meningkat, karena semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan (Hermuningsih dalam Suffah, 2016). Perusahaan yang berorientasi pada perolehan keuntungan, umumnya akan lebih memfokuskan pada kegiatan untuk meningkatkan nilai perusahaan hingga mencapai maksimum maka dari itu, perusahaan harus diorganisir dan dijalankan dengan baik (Mardiyanto, 2009). Nilai perusahaan merupakan harga jual perusahaan yang dianggap layak oleh calon investor sehingga ia mampu membayarnya, jika suatu saat nanti perusaahaan akan dijual. Bagi perusahaan

5 yang menjual sebagian sahamnya ke masyarakat (go public), indikator nilai perusahaan adalah besarnya harga saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (Fuad dkk 2006). Price Book Value (PBV) merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku dari perusahaan, dimana jumlah modal yang diinvestasikan ditunjukan dengan kemampuan perusahaan menciptakan nilai yang relatif. Tingginya PBV mencerminkan tingginya harga saham jika dibandingkan dengan nilai buku perlembar saham. Meningkatnya harga saham akan mempengaruhi nilai perusahaan secara maksimum sehingga memberikan kemakmuran bagi pemegang saham dengan kata lain, ketika harga saham tinggi maka kemakmuran pemegang sahamnya semakin tinggi. Enterprise Value (EV) atau Firm Value (nilai perusahaan) adalah suatu indikator bagi pasar dalam memberikan penilaian secara keseluruhan terhadap perusahaan (Salvatore, 2011). Rata-rata nilai perusahaan pada sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran dari tahun 2011 2015 dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2 Rata-rata Nilai PBV Perusahaan Sektor Pariwisata, Hotel, dan Restoran Tahun 2011-2015 Tahun Rata-rata nilai PBV 2011 2.20 2012 2.52 2013 2.20 2014 1.95 2015 2.43 Sumber: Bursa Efek Indonesia

6 Berdasarkan Tabel 1.2, rata-rata nilai perusahaan pada sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2014, dimana terjadi penurunan terbesar pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,32. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan jumlah dana investasi yang masuk ke Indonesia yang menyebabkan perkembangan industri pariwisata di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan Economic Impact Report tahun 2014 yang dikeluarkan WTTC menunjukkan bahwa tahun 2013 di Indonesia terjadi pertumbuhan pengunjung internasional sebanyak 15,1% dan pertumbuhan ekonomi 7,2% dalam pariwisata domestik (Mahmudah, 2014). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan salah satunya dari faktor internal, diantaranya : likuiditas, profitabilitas, dan struktur modal. Menurut Michalski dalam Putra (2016) manajemen likuiditas harus mampu memberi kontribusi untuk realisasi penciptaan nilai perusahaan. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki (Hery, 2015). Kelangsungan hidup perusahaan juga dapat diukur melalui likuiditasnya, karena likuiditas memainkan peran penting dalam kesuksesan perusahaan sehingga likuiditas menjadi perhatian serius pada perusahaan. Perusahaan yang memiliki likuiditas baik maka akan dianggap memiliki kinerja yang baik oleh investor sehingga dapat meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (Putra, 2016).

7 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rompas (2013) mengenai likuiditas terhadap nilai perusahaan menyebutkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Wulandari (2013) menyebutkan bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Analisa dalam Putra (2016) menyatakan, nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan perusahaan. Menurut Riyanto (2011) profitabilitas merupakan kemampuan dari suatu perusahaan dalam memperoleh laba melalui keseluruhan kemampuan dan sumber yang ada seperti penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Naccur dan Goaied (dalam Putra, 2016) menyatakan profitabilitas adalah salah satu faktor yang menciptakan nilai masa depan untuk menarik investor baru. Tujuan utama perusahaan menurut Brigham dan Houston (2009) adalah untuk memaksimalkan kekayaan bagi pemegang sahamnya atau kepada pemilik perusahaan (stakeholder). Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, salah satu cara yang digunakan yaitu dengan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Tingginya profitabilitas menunjukan efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan, setelah memperoleh keuntungan perusahaan harus membuat keputusan untuk mempertahankan keuntungan atau membagikan labanya (Oladipupo dalam Putra, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2012) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, namun dalam penelitiannya Romadhoni (2015) menyebutkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

8 Baik buruknya struktur modal dapat berdampak secara langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Bagi perusahaan yang mempunyai struktur modal yang kurang baik dan mempunyai jumlah hutang yang cukup besar akan memberikan beban berat kepada perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2011). Teori struktur modal menyebutkan bahwa ketika struktur modal berada diatas dari target optimal dan jumlah hutang perusahaan mengalami pengingkatan maka hal ini akan menyebabkan nilai perusahaan menurun. Dalam Trade off Theory (diasumsikan titik target dari struktur modal yang belum optimal) nilai perusahaan akan meningkat ketika rasio utang pada stuktur modal ditingkatkan. Perusahaan akan meningkatkan hutang sampai dengan tingkat utang tertentu, hingga menyebabkan suatu perusahaan kredibilitasnya menurun. Penurunan kredibilitas perusahaan tersebut terjadi karena adanya pengurangan pajak dari penambahan biaya hutang atau biaya kesulitan keuangan (Prastuti, 2016). Struktur modal merupakan kunci kinerja perusahaan dan perbaikan produktivitas. Untuk mengoptimalkan nilai perusahaan dijelaskan dalam teori struktur modal yaitu financial policy (kebijakan pendanaan perusahaan) yang digunakan untuk menentukan bauran antara hutang dan ekuitas. Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2013) menyebutkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan berdasarkan hasil penelitian Moniaga (2013) menyebutkan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah terdapat pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015? 2. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahan pada perusahaan sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran yang terdaftar di BEI tahun 2011 2015? 3. Apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran yang terdaftar di BEI tahun 2011 2015? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab latar belakang dan rumusan masalah diatas, yaitu: a. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran yang terdaftar di BEI. b. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahan pada perusahaan sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran yang terdaftar di BEI.

10 c. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran yang terdaftar di BEI. 2. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya menganai nilai persahaan. Adapun kegunaan penelitian ini yaitu: a. Bagi para pemimpin perusahaan agar dapat mempersiapkan dan mengambil keputusan yang tepat supaya tercapai nilai perusahan yang maksimal. b. Bagi para investor dan calon investor dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan perimbangan untuk mengambil keputusan dalam berinvesati pada perusahaan sub sektor pariwisata, hotel, dan restoran. c. Bagi akademisi sebagai salah satu landasan teori untuk meyusun penelitian berikutnya mengenai nilai perusahaan.