BAB I PENDAHULUAN. menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang diusahakan untuk mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki 4 (empat) kompetensi, yakni kompetensi membaca, menulis, menyimak, dan

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kurikulum 2013 yang diberlakukan oleh pemerintah juga

Oleh Dwi Budi Mulyono

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (2005: 3)

BAB I PENDAHULUAN. adalah bahasa. Melalui bahasa, individu dapat menyampaikan ide kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan atau lebih tepatnya hampir mustahil dilaksanakan. Akibatnya guru

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

Indonesia telah dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks. Di dalam pembelajaran tersebut, siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pembelajaran sastra memiliki empat manfaat bagi para siswa, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN. VIII SMP Negeri 17 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi, dapat menunjang pola pikir manusia. Pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat oprasional di kelas(suprijono,2012:45-46) banyak sekolah-sekolah saling berlomba dan mempunyai kesempatan untuk

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kemampuan berbahasa ini berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Berbagai usaha dilakukan untuk membina dan mengembangkan bahasa agar benar-benar memenuhi fungsinya. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca erat hubungan dalam hal untuk menerima informasi. Berbicara dan menulis erat hubungan dalam hal menghasilkan atau mengekspresikan makna. Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak atau membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis Dengan penguasaan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Asumsinya, pengungkapan tersebut merupakan peresapan, pemahaman, dan tanggapan siswa terhadap berbagai hal yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, segala informasi, ilmu pengetahuan, dan berbagai kecakapan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran tidak akan sekedar menjadi hafalan yang mudah dilupakan sesaat setelah siswa menjalani tes. 1

2 Karena pentingnya keterampilan menulis, pengembangan pembelajaran menulis perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan. Kegiatan pengembangan pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi paragraf. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mareka. Namun semua kegiatan di atas tidaklah semudah yang kita bayangkan, dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada menulis berita. Peneliti menemukan masalah pada saat mewawancarai guru bidang studi bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Rantau Selatan, berkaitan dengan menulis berita siswa. Ternyata siswa kurang mampu dalam menulis berita. Siswa kurang mampu menyampaikan pokok-pokok berita dalam bentuk teks berita, hal ini dipengaruhi waktu yang digunakan dalam menulis berita relatif singkat, sehingga hasil yang diperoleh dalam menulis berita tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kata lain hasil menulis berita yang dicapai siswa rendah. Masih banyak siswa yang belum mampu menulis berita dengan baik. Salah satu faktor penyebabnya adalah bahwa pembelajaran mengenai menulis berita pada siswa kelas VIII merupakan pembelajaran menulis berita yang pertama kali ditingkat SMP. Oleh karena itu, siswa mengaku mengalami kewalahan dalam menulis berita tersebut. Selain penyebab yang dikemukakan di atas, hal yang menjadi faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis berita adalah kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru untuk merangsang minat dan

3 perhatian siswa dalam menulis berita sehingga siswa kurang tertarik dan merasa bosan. Padahal seperti diketahui, pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan modal bagi seorang guru untuk dapat meningkatkan gairah siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru masih sering mengajar dengan metode tradisional, yaitu guru masih menggunakan metode ekspositori dalam mengajar serta kurangnya motivasi dan cara guru untuk meningkatkan kreatifitas siswa. Oleh karena, itu siswa tidak dapat menyalurkan bakat dan keterampilannya dalam menulis berita dengan baik. Barnabas mengatakan bahwa rendahnya kemampuan siswa menulis berita bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama mereka kurang tertarik karena motivasi belajar yang kurang. Kedua pembelajaran keterampilan menulis belum dipandang sebagai sebuah masa depan. Ketiga, kurangnya inovasi guru dalam meningkatkan motivasi dan bimbingan terhadap kemampuan menulis siswa. Serta keempat, metode pembelajaran menulis dianggap monoton dan membosankan. Kenyataan ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Dewi Yunita dengan judul Efektivitas Penggunaan Teknik Berpikir Berpasangan Berempat dalam Pembelajaran Menulis Berita Pada siswa kelas X SMA Kesatria Mandiri Medan Tahun Pembelajaran 2007/2008. Dalam penelitian tersebut terlihat bahwa kemampuan siswa menulis berita masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yaitu 63,47. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis berita perlu diadakan peningkatan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Wina Wulandari dengan judul Pengaruh Teknik Field Visit Terhadap Kemampuan Menulis Berita oleh Siswa Kelas VIII SMP Swasta Budi Agung Medan Marelan Tahun Pembelajaran 2010/2011. Dalam penelitian tersebut juga terlihat bahwa kemampuan siswa menulis berita masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yaitu 72,69. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis berita perlu diadakan peningkatan lagi.

4 Pada umumnya, menulis berita dilakukan dengan metode pembelajaran tradisional. Metode ini masih popular digunakan sampai sekarang. Masih banyak guru menggunakan metode ekspositori untuk menyampaikan materi. Siswa dalam pembelajaran ini dipandang belum mengetahui apa-apa dan hanya menerima bahan-bahan ilmu pengetahuan atau siswa sebagai penerima informasi pasif serta belajar secara individual, sehingga metode ini kurang mampu untuk menulis berita. Oleh karena, itu siswa merasa jenuh dan tidak dapat menyalurkan bakat dan kemampuannya dalam menulis berita dengan baik. Situasi tersebut menuntut guru memerlukan suatu metode pembelajaran yang mampu menarik dan merangsang minat siswa guna meningkatkan kemampuan menulis berita. Metode penugasan bisa dijadikan pilihan sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini didukung oleh Jurnal Efektivitas Penggunaan Metode Resitasi dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII Mts Futuhiyyah Palebon Semarang Tahun Ajaran 2012/2013 yang ditulis oleh Fajariah Nur Hikmawati. Pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan tes. Teknik analisis data dilakukan dengan normalitas, homogenitas, dan uji t. Setelah itu dilakukan analisis dengan uji t. Dari hasil perhitungan t hitung = 9,13 > t tabel = 1,68 dengan taraf signifikasi 5%. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) diterima, maka menunjukkan penggunaan metode resitasi efektif dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII MTs Futuhiyyah Palebon Semarang tahun ajaran 2012/2013. Sehubungan dengan hal di atas, peneliti mengangkat judul penelitian yaitu Pengaruh Metode Penugasan Terhadap Kemampuan Menulis Berita oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Rantau Selatan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

5 Metode penugasan adalah kegiatan yang diberikan oleh guru untuk lebih mempermudah siswa dalam hal menulis berita. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang diberikan guru dapat berupa masalah yang harus dipecahkan dan prosedurnya tidak diberitahukan kepada siswa. Metode penugasan ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggungjawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan adanya metode penugasan, maka siswa dituntut akan lebih aktif, kreatif, inovatif dalam menuliskan berita yang dikonsep dalam bentuk resume yang dikembangkan dengan menggunakan bahasa sendiri. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Siswa kurang berminat dalam menulis berita. 2. Kemampuan menulis berita siswa masih rendah 3. Metode pengajaran guru dalam mengajarkan menulis berita selama ini kurang efektif dengan menggunakan metode ekspositori

6 C. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan serta memfokuskan penelitian yang akan dilaksanakan agar tidak meluasnya yang akan diteliti maka diperlukan adanya batasan masalah. Penelitian hanya dibatasi pada Pengaruh metode penugasan terhadap kemampuan menulis berita. Berita yang menjadi kajian dalam penelitian ini hanya berita yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal siswa. D. Rumusan Masalah Setelah membatasi masalah penelitian, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah merumuskan masalah yang akan diteliti. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rantau Selatan dalam menulis berita dengan metode ekspositori? 2. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rantau Selatan dalam menulis berita dengan metode penugasan? 3. Apakah metode penugasan berpengaruh terhadap kemampuan menulis berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rantau Selatan?

7 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rantau Selatan tahun pembelajaran 2013/2014 dalam menulis berita dengan metode ekspositori 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rantau Selatan tahun pembelajaran 2013/2014 dalam menulis berita dengan metode penugasan 3. Untuk mengetahui pengaruh metode penugasan terhadap kemampuan menulis berita kelas VIII SMP Negeri 2 Rantau Selatan tahun pembelajaran 2013/2014 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai gambaran dan bahan informasi bagi sekolah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis berita 2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis berita dengan metode penugasan 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru kelak akan mengajarkan bidang studi bahasa Indonesia 4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yag berminat mengadakan penelitian lanjut terhadap materi yang sama

8 5. Sebagai sumbangsih untuk kemajuan bagi dunia pendidikan bahasa dan sastra Indonesia