BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Juliana, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 MANFAAT HASIL KURSUS TATA RIAS WAJAH PENGANTIN MODEREN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENATA RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MANFAAT HASIL BELAJAR PERAWATAN KULIT WAJAH SEBAGAI KESIAPAN MENJADI BEAUTY OPERATOR PRATAMA

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PENCAPAN SEBAGAI KESIAPAN UJI KOMPETENSI PENCAPAN SABLON

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kaum wanita. Salah satu faktor pendukung berkembangnya. Dengan semakin berkembangnya dunia mode rambut yang sangat maju

2016 MANFAAT HASIL PELATIHAN TOTOK WAJAH MERIDIAN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI BEAUTY THERAPIST

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN SOLO PUTRI SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang disusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nova Kristiana,2014

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Ilmu Pengetahuan; Teknologi; dan Seni (IPTEKS), sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

TATA KECANTIKAN RAMBUT JILID 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen penunjang suksesnya program. negeri yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indri Ayu Lestari, 2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK GENERAL CLEANING PUBLIC AREA SECTION DI EDOTEL SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang serasi dan jika kemudian setiap wanita, yang ingin tampil menarik,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TATA KECANTIKAN SMALB TUNARUNGU

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. setiap saat fashion berubah-ubah baik dari model, bahan maupun motif/coraknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. bahkan rambut yang turut serta memiliki peran dalam menjaga penampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nur Akmalia, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 KONTRIBUSI HASIL BELAJAR BUSANA PESTA TERHADAP KESIAPAN UJI KOMPETENSI PEMBUATAN BUSANA PESTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

Program Studi Teknologi dan Bisnis Garmen konsentrasi Fesyen Desain merupakan salah satu Program Studi Diploma IV. Program Studi ini merupakan

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TATA KECANTIKAN SMALB TUNAGRAHITA

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

Indasari Purba, 2014 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang berkembang sangat cepat menuntut ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas tinggi dalam bidang kecantikan. Kebutuhan manusia akan perawatan kecantikan semakin meningkat, kebutuhan ini tidak hanya sebatas perawatan kecantikan tetapi berkaitan erat dengan life style karena itu bidang kecantikan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kebutuhan akan perawatan kecantikan berkembang sejalan dengan trend yang sifatnya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan tetapi juga untuk memenuhi kepuasaan psikologis seseorang berkaitan dengan life style yang menuntut para pelaku usaha untuk lebih inovatif dan kreatif dalam hal kecantikan yang meliputi kecantikan kulit dan kecantikan rambut. Kecantikan rambut salah satunya adalah pelurusan rambut (rebounding). Pelurusan rambut (rebounding) merupakan perawatan kecantikan rambut yang menunjang penampilan seseorang yang berkaitan erat dengan gaya hidup yang dapat memberikan rasa percaya diri. Kebutuhan seseorang dalam melakukan pelurusan rambut (rebounding) pada saat ini diperlukan untuk mengubah bentuk fisik rambut seseorang agar tampil lebih menarik dan cantik, sehingga peranan beauty operator pratama sangat dibutuhkan untuk melakukan pelurusan rambut (rebounding). Menjadi seseorang beauty operator pratama dituntut memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan pelurusan rambut (rebounding) yang dilandasi oleh sikap teliti, tekun, dan kreatif dalam melakukan usaha secara mandiri, disertai keberanian menaggung resiko berdasarkan perhitungan dan perencanaan. Oleh karena itu seorang beauty operator pratama dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas berkaitan dengan bidang kecantikan.

2 SMK Negeri 2 Baleendah merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah kejuruan yang memiliki tujuan sebagaimana tercantum dalam kurikulum SMK Negeri 2 Baleendah bahwa: Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang produktif, mampu bekerja mandiri, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian pilihannya, berjiwa wirausaha, berwawasan global dan berdaya saing, membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun menjadi jenjang pendidikan yang lebih tinggi (www.google.tujuan negeri 2 baleendah). SMK Negeri 2 Baleendah memiliki tiga program keahlian, salah satunya adalah Program Keahlian Tata Kecantikan yang membina dua bidang keahlian yaitu Bidang Keahlian Tata Kecantikan Kulit dan Bidang Keahlian Tata Kecantikan Rambut. Struktur kurikulum SMK Program Keahlian Tata Kecantikan Rambut terdapat tiga kelompok program mata diklat untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri dan asosiasi profesi, salah satunya adalah program produktif, yaitu kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta diklat agar memiliki Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Kompetensi pelurusan rambut (rebounding) merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik pada program produktif untuk dapat menguasai kompetensi lain yang dipelajari pada semester berikutnya. Tujuan pelurusan rambut adalah mengubah wujud rambut yang pada awalnya keriting menjadi lurus dengan diberi obat pelurus rambut sehingga diperoleh rambut lurus yang diinginkan. Kompetensi pelurusan rambut (rebounding) diajarkan kepada peserta didik semester 1 kelas XII dalam bentuk teori dan praktek. Indikator pembelajaran pelurusan rambut (rebounding) meliputi: konsep dasar pelurusan rambut (rebounding), diagnosis rambut, alat, lenan dan kosmetik pelurusan rambut (rebounding), keselamatan kerja pelurusan rambut (rebounding), sanitasi dan higienitasi pelurusan rambut (rebounding), teknik pelurusan rambut (rebounding), dan perawatan pasca pelurusan rambut (rebounding). Materi praktek mencakup cara melakukan diagnosis rambut dan pelurusan rambut (rebounding).

3 Tujuan yang diharapkan dari standar kompetensi pelurusan rambut (rebounding) yaitu peserta didik memiliki kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pelurusan rambut (rebounding). Proses kegiatan pembelajaran pelurusan rambut (rebounding) diharapkan dapat memberikan dampak positif dan memiliki nilai tambah serta memberikan perubahan pada tingkah laku peserta didik yang disebut hasil belajar, seperti yang dikemukan Nana Sudjana (2011:22),bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) merupakan kemampuan peserta didik dalam menguasai konsep dasar pelurusan rambut (rebounding), diagnosis rambut, alat, lenan dan kosmetik pelurusan rambut (rebounding), keselamatan kerja pelurusan rambut (rebounding), sanitasi dan higienitasi pelurusan rambut (rebounding), teknik pelurusan rambut (rebounding), dan perawatan pasca pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. Hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) ditinjau dari standar kompetensi pelurusan rambut (rebounding) diharapkan dapat memberikan manfaat untuk siap mengaplikasikan dan mengembangkan pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimiliki peserta diklat sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. Kesiapan peserta didik dapat diukur dari kemampuan yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran yang mampu memberikan respon terhadap suatu situasi, sesuai dengan yang diungkapkan Slameto (2003:113) bahwa: Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Beauty operator pratama menurut Dikmenjur tahun 2005 yaitu: Beauty operator pratama adalah seorang tenaga kerja tingkat dasar yang bertugas untuk melayani dan melakukan perawatan dalam bidang kecantikan. Seseorang yang memiliki kesiapan sebagai seorang beauty operator pratama harus memiliki kemampuan penguasaan, pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam melakukan tata kecantikan rambut mulai dari proses persiapan hingga proses pelaksanaan. Kesiapan sebagai beauty operator pratama adalah keseluruhan kondisi peserta didik program keahlian tata kecantikan rambut untuk mempersiapkan diri

4 menjadi tenaga kerja tingkat dasar yang mampu bertugas untuk melayani dan melakukan perawatan dalam bidang kecantikan bermanfaat untuk di praktekan di salon kecantikan. Uraian di atas menjadi dasar pemikiran penulis untuk melakukan penelitian mengenai manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) terhadap kesiapan menjadi beauty operator pratama pada peserta didik kelas XII SMKN 2 Baleendah. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Pelurusan rambut (rebounding) merupakan salah satu standar kompetensi pada bidang keahlian tata kecantikan rambut di SMK Negeri 2 Baleendah, yang dapat membekali peserta didik agar terampil dalam pelurusan rambut (rebounding). Ruang lingkup pelurusan rambut (rebounding) mencakup materi teori dan praktek, mulai dari konsep dasar pelurusan rambut (rebounding) sampai pada teknik pelurusan rambut (rebounding) dan perawatan pasca pelurusan rambut (rebounding). Hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) meliputi penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan ditinjau dari indikator pelurusan rambut agar dapat dimanfaatkan sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. Identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) yang mencakup penguasaan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, daya reaksi, daya penerimaan, berdasarkan indikator yang mencakup konsep dasar pelurusan rambut (rebounding), diagnosis rambut, alat, lenan dan kosmetik pelurusan rambut (rebounding), keselamatan kerja pelurusan rambut (rebounding), sanitasi dan higienitasi pelurusan rambut (rebounding), teknik pelurusan rambut (rebounding), dan perawatan pasca pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. 2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

5 3. Pelurusan rambut (rebounding) adalah suatu teknik meluruskan rambut (rebounding) dari bentuk keriting menjadi lurus, setelah menggunakan kosmetik pelurus rambut, rambut dicuci dan dikeringkan dengan hair dyer kemudian dicatok dengan menggunakan alat catok. 4. Kesiapan merupakan suatu kondisi dimana individu telah berhasil dengan kemampuan, kemauan dan usaha untuk melatih diri tentang ketrampilan tertentu, sehingga bersedia untuk melakukan aktivitasnya. Kesiapan kerja tersebut ditunjang oleh pendidikan dan latihan yang mengarah pada profesionalisme kerja yang terencana. Kesiapan seseorang sangat berpengaruh dalam membentuk kepercayaan diri seseorang untuk melakukan pekerjaan baik secara fisik maupun mental. 5. Beauty operator pratama adalah seorang tenaga kerja tingkat dasar yang bertugas untuk melayani dan melakukan perawatan dalam bidang kecantikan. Beauty operator pratama merupakan jenis pekerjaan dengan kompetensi yang tertuang dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) tata kecantikan rambut pada jenjang SMK. Rumusan masalah menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007:271) adalah Rumusan masalah merupakan upaya untuk mengelompokkan, mengurutkan, sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan bidang-bidang ilmu dan atau profesi peneliti, maka dapat dirumuskan pokok masalah dari penelitian ini adalah bagaimana manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama? C. Tujuan Penelitian Penentuan tujuan dalam penelitian adalah bagian yang penting dalam suatu penelitian, supaya penelitian tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. Secara spesifik tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh data:

6 1. Manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) ditinjau dari Indikator konsep dasar pelurusan rambut (rebounding), mencakup kemampuan memahami pengertian pelurusan rambut (rebounding) dan macam-macam jenis pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. 2. Manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) ditinjau dari indikator diagnosis rambut, mencakup kemampuan mendiagnosis jenis-jenis rambut, tekstur rambut, bentuk fisik rambut keriting, densitas rambut, elastisitas rambut, porusitas rambut, kondisi rambut, dan kepekaan kulit kepala sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. 3. Manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) ditinjau dari indikator pengetahuan alat, lenan, dan kosmetik pelurusan rambut (rebounding) mencakup kemampuan mengoperasikan dan menggunakan jenis-jenis alat, lenan, dan kosmetik yang digunakan untuk pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. 4. Manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) ditinjau dari indikator keselamatan kerja pelurusan rambut (rebounding), mencakup kemampuan melakukan keselamatan kerja pada saat pelaksanaan pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. 5. Manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) ditinjau dari indikator sanitasi dan higienitasi pelurusan rambut (rebounding), mencakup kemampuan melakukan sanitasi dan higienitasi alat, lenan, area kerja, dan diri sendiri sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. 6. Manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) ditinjau dari indikator teknik pelurusan rambut (rebounding), mencakup kemampuan melakukan macam-macam teknik pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama. 7. Manfaat hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) ditinjau dari indikator perawatan pasca pelurusan rambut (rebounding), mencakup kemampuan melakukan perawatan setelah pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama.

7 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik dalam rangka teoritis maupun dalam rangka praktis, yaitu : 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan di bidang tata kecantikan rambut khususnya pelurusan rambut (rebounding). 2. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk siap bekerja sebagai beauty operator pratama di salon kecantikan. E. Struktur Organisasi Skripsi ini terbagi menjadi lima bab. Bab I berisi uraian tentang pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II berisi kajian pustaka tentang hasil belajar pelurusan rambut (rebounding) sebagai kesiapan menjadi beauty operator pratama dan pertanyaan penelitian. Bab III berisi uraian mengenai metode penelitian yang terdiri atas lokasi, sampel dan populasi penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV berisi pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, dan pembahasan hasil temuan penelitian. Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran ditujukan kepada pengguna hasil penelitian dan penelitian selanjutnya.