A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bedasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal I tentang Rekam Medis, yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Hatta, 2008). Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal itu terbukti dengan tidak pernah kosongnya rumah sakit yang ada di Indonesia. Rumah sakit merupakan satu diantara fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Hatta, 2008). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit tidak sekedar memberikan pelayanan kepada pasien, tetapi juga mencatat semua pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam rekam medis. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis menyatakan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan. Selain mencatat semua pelayanan yang diberikan, rumah sakit juga melakukan manajemen rekam medis. Manajemen pelayanan rekam medis adalah kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik sampai menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit, praktik dokter klinik, asuransi kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan menjaga rekaman. Manajemen pelayanan rekam medis memiliki sistem dan subsistem, satu diantaranya yaitu subsistem penerimaan pasien rawat inap. Menurut Budi (2011) penerimaan pasien rawat inap adalah penerimaan pasien untuk mendapatkan pelayanan lanjutan setelah mendapatkan surat pengantar dirawat dari pihak yang berwenang. Pada subsistem penerimaan pasien rawat inap terdapat kegiatan penomoran rekam medis sebagai bentuk identifikasi pasien. Menurut Budi (2011) penomoran adalah proses

pemberian nomor kepada pasien yang datang ke rumah sakit. Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas pribadi pasien yang bersangkutan. Nomor rekam medis merupakan sesuatu yang sangat penting terutama sebagai pengidentitasian yang unik. Pengidentitasian yang unik pada nomor rekam medis bermaksud setiap pasien harus memiliki nomor rekam medis yang berbeda atau tidak sama antara satu pasien dengan yang lainnya. Menurut Hatta (2008) nomor identifikasi unik adalah elemen yang paling penting untuk dicatat secara seragam. Namun, penomoran yang tidak tepat pada rekam medis pasien masih dapat ditemukan di beberapa rumah sakit di Indonesia. Sehingga dari hal tersebut muncul berbagai permasalahan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui observasi dan wawancara tanggal 27 Juli 2015 di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak, diketahui bahwa sistem penomoran rekam medis di rumah sakit ini adalah sistem penomoran unit (Unit Numbering System). Pada penerimaan pasien rawat inap, pasien selalu dibuatkan rekam medis baru bedasarkan nomor rekam medis yang telah dimiliki pasien sebelumnya untuk pasien lama. Banyak pasien yang tidak membawa kartu berobat bahkan lupa bila sudah pernah berobat sehingga petugas langsung membuatkan rekam medis dengan nomor baru. Oleh sebab itu banyak ditemukan pasien yang memiliki nomor ganda pada rekam medisnya dan satu nomor rekam medis yang digunakan untuk lebih dari satu pasien. Masalah-masalah tersebut sangat dirasakan oleh petugas pengentrian data klaim JKN. Dikarenakan hal tersebut pengajuan klaim JKN tidak dapat diproses. Setiap hari pada saat pengentrian data klaim petugas selalu menemui nomor rekam medis ganda dan satu nomor rekam medis dengan nama yang berbeda sehingga untuk dapat memproses klaim, petugas harus memeriksa ulang ke bagian pendaftaran untuk mengetahui nomor rekam medis pasien yang tepat. Penelitian Maharani (2015) menyatakan bahwa ketidaklengkapan data administrasi dan kesalahan dalam menginputkan nomor ke sistem INA-CBG s merupakan salah satu alasan klaim JKN dikembalikan oleh verifikator.

Masalah lain juga menimpa bagian petugas koding. Hal tersebut mengakibatkan data rekam medis tidak berhubungan sehingga sulit untuk mengetahui riwayat penyakit pasien ketika pasien tersebut merupakan pasien kontrol ulang. Penelitian Nurjanah (2014) menyatakan bahwa penomoran rekam medis yang tidak tepat menyebabkan ketidaksinambungan data medis seorang pasien sehingga tidak dapat dipertahankan, karena berkas rekam medis pasien yang bersangkutan bukan merupakan satu catatan tunggal tentang riwayat penyakit pasien. Dikarenakan terdapat berbagai pihak yang mengalami dampaknya, hal ini menjadi masalah bersama yang harus segera diselesaikan. Oleh sebab itu peneliti tertarik mengambil permasalah tersebut menjadi tugas akhir dengan judul Hubungan Ketepatan Penomoran Rekam Medis Pasien Rawat Inap dengan Klaim JKN di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, pada penelitian ini maka rumusan masalah: 1. Apakah ada hubungan antara ketepatan penomoran rekam medis pasien rawat inap dengan keterlambatan pengajuan klaim JKN? 2. Bagaimana faktor-faktor penyebab ketidaktepatan penomoran rekam medis pasien rawat inap? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara ketepatan penomoran rekam medis pasien rawat inap dengan keterlambatan pengajuan klaim JKN dan faktor-faktor penyebab ketidaktepatan penomoran rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan antara ketepatan penomoran rekam medis pasien rawat inap dengan keterlambatan pengajuan klaim JKN di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak. b. Mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaktepatan penomoran rekam medis pasien rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktisi a. Bagi Rumah Sakit Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan untuk bahan masukan dan pertimbangan pengambilan keputusan rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan di masa yang akan datang. b. Bagi Peneliti 1) Menjadikan tantangan untuk mengetahui masalah-masalah yang ada di rumah sakit dan cara dalam mengatasinya. 2) Mengetahui pelaksanaan pelayanan rekam medis yang ada di rumah sakit dan membandingkannya dengan teori-teori yang diperoleh di bangku perkuliahan. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Memperluas materi pembelajaran mengenai sistem penomoran rekam medis dan pengaruhnya di bidang lain. b. Bagi Peneliti Lain Sebagai referensi dalam mengembangkan penelitian yang lebih lanjut dengan materi yang bersangkutan. E. Keaslian Penelitian Bedasarkan hasil pengamatan mengenai judul-judul tugas akhir yang pernah ada, penelitian dengan judul Hubungan Ketepatan Penomoran Rekam Medis Pasien Rawat Inap dengan Klaim JKN di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun penelitian dengan tema yang serupa pernah dilakukan, antara lain: 1. Wahyuningrum (2015) dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Identifikasi Pasien Terkait Keselamatan Pasien di RS PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta Tujuan penelitian Wahyuningrum (2015) adalah mengetahui sistem identifikasi pasien, mengetahui persentase ketepatan identifikasi pasien, mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaktepatan identifikasi pasien di RS PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta. Jenis penelitiannya adalah deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif.

Persamaan antara penelitian Wahyuningrum (2015) dengan penelitian ini adalah meneliti mengenai ketidaktepatan. Perbedaannya adalah penelitian Wahyuningrum (2015) meneliti mengenai identifikasi pasien dan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan penelitian ini meneliti mengenai penomoran rekam medis pasien rawat inap dan menggunakan jenis penelitian kombinasi. 2. Nurjanah (2014) dengan judul Upaya Penyelesaian Masalah Duplikasi Nomor Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Tujuan penelitian Nurjanah (2014) adalah mengetahui persentase jumlah kasus duplikasi nomor rekam medis, faktor faktor penyebab terjadinya duplikasi nomor rekam medis dan upaya penyelesaian masalah duplikasi nomor rekam medis di RSUD Wates. Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Persamaan antara penelitian Nurjanah (2014) dengan penelitian ini adalah meneliti mengenai duplikasi nomor rekam medis. Perbedaanya adalah tujuan penelitian Nurjanah (2014) mengenai upaya penyelesaian masalah duplikasi nomor rekam medis di RSUD Wates. Sedangkan tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui hubungan ketepatan penomoran rekam medis pasien rawat inap dengan keterlambatan klaim JKN di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak. 3. Maharani (2015) dengan judul Penatalaksanaan Kelengkapan Data dalam Dokumen Persyaratan Klaim Asuransi BPJS Pasien Rawat Inap di RSU PKU Muhammadiyah Purworejo Tujuan penelitian Maharani (2015) adalah mengetahui mekanisme pelaksanaan klaim asuransi BPJS pasien rawat inap, mengetahui dokumen pendukung persyaratan pengajuan klaim asuransi BPJS pasien rawat inap, mengetahu faktor penyebab klaim dikembalikan oleh verifikator BPJS Kesehatan, serta mengetahu upaya yang dilakukan petugas rekam medis dan administrasi klaim untuk menyelesaikan ketidaklengkapan dokumen persyaratan pengajuan klaim asuransi BPJS pasien rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Purworejo. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian cross sectional.

Persamaan antara penelitian Maharani (2015) dengan penelitian ini adalah mengenai klaim JKN. Perbedaan penelitian ini adalah bahwa penelitian Maharani (2015) bertujuan mengetahui mekanisme pelaksanaan klaim asuransi BPJS pasien rawat inap, mengetahui dokumen pendukung persyaratan pengajuan klaim asuransi BPJS pasien rawat inap, mengetahu faktor penyebab klaim dikembalikan oleh verifikator BPJS Kesehatan, serta mengetahu upaya yang dilakukan petugas rekam medis dan administrasi klaim untuk menyelesaikan ketidaklengkapan dokumen persyaratan pengajuan klaim asuransi BPJS pasien rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Purworejo. Sedangkan penelitian ini ingin mengetahui hubungan ketepatan penomoran rekam medis pasien rawat inap dengan keterlambatan klaim JKN. F. GAMBARAN UMUM 1. Gambaran Umum Rumah Sakit a. Sejarah Singkat Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak merupakan instansi pemerintah yang berada dibawah koordinasi Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalbar). Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Polisi RI (Polisi RI, PNS Polisi RI, dan Keluarga) dan masyarakat umum. Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak dalam menyelenggarakan kegiatannya dibawah pembinaan Kabid Dokkes Polda Kalbar dan bertanggung jawab kepada Kapolda Kalbar. Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak di resmikan oleh Kapolda Kalimantan Barat pada tanggal 28 Mei 2002. Rumah sakit ini terletak di Jl. K.S. Tubun Pontianak Selatan. Sebelumnya pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 Karumkit Bhayangkara di jabat oleh AKBP Dr. TRI SUHARJONO dan sekaligus menjabat sebagai Kepala Biddokkes Polda Kalbar. Setelah itu jabatan Karumkit Bhayangkara mengalami beberapa kali pergantian antara lain: 1) Tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 di jabat oleh AKP. Drg. SUGIYATO.

2) Tahun 2005 sampai dengan bulan Februari 2010 di jabat oleh KOMPOL. Dr. SUGENG KRISMAWANTO, Sp.OT. 3) Dari bulan Februari tahun 2010 sampai dengan sekarang di jabat oleh AKBP drg. SUGIYATO. Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan berpedoman kepada peraturan Kapolri Nomor 2 tahun 2010 tentang pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Bhayangkara. Pada bulan Mei 2011 Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak terakreditasi penuh lima bidang pelayanan. Rumkit Bhayangkara Pontianak menjadi Satker pada tahun 2014 yang sebelumnya merupakan bagian dari Biddokkes Polda Kalbar. b. Visi dan Misi a) Visi Terwujudnya Rumah Sakit kebanggaan masyarakat Polri di Kalimantan Barat melalui pelayanan Kedokteran Kepolisian, Kesehatan Kepolisian dan kesehatan masyarakat. b) Misi a) Memberikan pelayanan Kedokteran Kepolisian dengan tanggap, handal dan obyektif. b) Memberikan pelayanan Kesehatan Kepolisian dengan tanggap, ramah, tulus dan handal kepada pasien dinas dan masyarakat sekitar guna meningkatkan derajat kesehatannya. c) Mewujudkan sumber daya manusia pembelajar, bermoral dan bermartabat. d) Selalu menyesuaikan dengan perkembangan pengetahuan, teknologi dan manajerial terkini guna mendekatkan kepada harapan pelanggan. e) Meningkatkan kepuasan pelayanan dengan meminimalisir keluhan pelanggan. c. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Polri. 2) Memberikan dukungan kesehatan bagi pelaksanaan tugas operasional Polri. d. Fasilitas Pelayanan 1) Rawat Jalan a) Poli Umum b) Poli Gigi c) Poli Spesialis Kandungan d) Poli Spesialis Bedah Tulang/Orthopedi e) Poli Spesialis Bedah Umum f) Poli Spesialis Anak g) Poli Spesialis Syaraf h) Poli Spesialis Gigi i) Poli Spesialis Penyakit Mulut j) Poli Spesialis Urologi k) Poli Spesialis Penyakit Dalam l) Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 Jam 2) Rawat Inap 3) Kompartement Dokpol 4) Fungsi Penunjang a) Apotik 24 Jam b) Laboratorium dan Medical Check Up c) Fisioterapi d) Unit Radiologi e) USG f) EKG g) Layanan Ambulance 24 Jam h) Kamar Operasi dengan Kemampuan: i. Bedah Umum ii. Kandungan iii. Orthopedi iv. Urologi v. Bedah Tulang

vi. Bedah Anak 5) Pusat Pelayanan Terpadu e. Performance Tabel 1. Performance Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak No. Indikator Pelayanan 2013 2014 1. BOR(%) 59,34 47,3 2. LOS (hari) 4,00 5,00 3. TOI (hari) 2,21 4,00 4. BTO (kali) 67,20 48,00 5. NDR ( ) 3,26 4,30 6. GDR( ) 4,17 4,30 7. Jumlah Hari 366 366 8. Jumlah Tempat Tidur 83 83 9. Jumlah Pasien Masuk 5.361 3.865 10. Jumlah Pasien Keluar 5.511 3.969 11. Meninggal <48 Jam 5 0 12. Meninggal >48 Jam 18 17 13. Lama Dirawat 22.014 17.678 14. Hari Perawatan 17.810 14.340 Sumber: Urusan Rekam Medis Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak 2. Gambaran Umum Pendaftaran Pasien Rawat Inap Pasien yang mendaftar untuk pelayanan rawat inap terlebih dahulu mendaftar sebagai pasien IGD atau rawat jalan. Namun biasanya pasien yang mendaftar lebih banyak berasal dari IGD. Pada saat itu kegiatan pelaksanaan penomoran rekam medis dilakukan. Sistem penomoran yang digunakan di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak yaitu sistem penomoran unit (unit numbering system). Sistem tersebut berarti setiap pasien diberikan satu nomor rekam medis yang akan digunakan untuk setiap kunjungan berikutnya. Keluarga pasien yang mendaftarkan pasien ke loket pendaftaran dengan mengisi data identitas pasien. Lalu petugas membuatkan rekam medis rawat jalan atau rawat darurat dan menyerahkannya ke IGD. Setelah mendapat surat keterangan rawat inap dari dokter IGD, keluarga pasien kembali ke loket pendaftaran. Lalu petugas membuatkan rekam medis rawat inap. Petugas meminta tanda tangan keluarga pasien untuk persetujuan rawat inap dan juga sebagai penanggung jawab pasien.

Kemudian keluarga pasien kembali ke IGD dengan membawa rekam medis rawat inap dan menyerahkannya ke dokter rawat inap. Setelah dari IGD pasien langsung dapat menempati ruangan. Petugas pendaftaran Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soejarwo Pontianak berjumlah lima orang dengan kualifikasi dan kondisi sebagai berikut: Tabel 2. Kualifikasi dan Kondisi Informan Utama No Identitas Jumlah (Orang) 1. Jabatan a. Honor 2 b. PHL (Pekerja Harian Lepas) 3 2. Waktu Jabatan a. Satu Tahun 2 b. Dua Tahun 2 c. Tiga Tahun 1 3. Jenis Kelamin a. Laki-laki 1 b. Perempuan 4 4. Pendidikan a. SMA 3 b. D3 Kebidanan 1 c. S1 Keperawatan 1 5. Usia a. 15-19 tahun 1 b. 20-39 tahun 3 c. 40-45 tahun 1