BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

dokumen-dokumen yang mirip
KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

STILISASI POSISI DUDUK CROSSED LEG

BAB IV TINJAUAN KARYA. Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk. Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer.

Kerajinan Batik Tulis

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

ALFABET SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA BATIK

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KRIYA TEKSTIL

SENI KERAJINAN BATIK. Oleh : Ismadi Pendidikan Seni Kerajinan Jur. Pend. Seni Rupa FBS UNY

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN

SENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK. Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

BAB II. KONSEP PENCIPTAAN. kaki yang lainnya ( Dimana

Form Daftar Har. No. Nama Barang Harga (Rp) Kompor. Wajan. 12 Wajan khusus batik Wajan batik biasa Canting

ZAT WARNA BEJANA/INDHANTHREN UNTUK PEWARNAAN BATIK

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

MODEL ATOM NIELS HENRIK DAVID BOHR DALAM PENCIPTAAN BUSANA PESTA MALAM

Bangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN

PENGEMBANGAN MOTIF GURDHA DALAM KEBAYA MODIFIKASI

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

TANAMAN KEDELAI SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN MOTIF BATIK UNTUK KAIN PANJANG

IMPLEMENTASI EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK CAP YANG MELAKUKAN PROSES PENCELUPAN PADDING

VISUALISASI KALIGRAFI ARAB DALAM KARYA SENI BATIK TULIS SEBAGAI HIASAN DINDING PENCIPTAAN. Riza Fauzi ah NIM

NASKAH APA KABAR JOGJA

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

TRANSFORMASI BENTUK DAUN MONSTERA SEBAGAI MOTIF BATIK DALAM BUSANA KASUAL

RUMPUT LAUT DALAM BUSANA READY TO WEAR

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

III. METODE PENCIPTAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. diperlukan analisis pada permasalahan tersebut ; analisa yang pertama diperoleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seni lukis batik berawal dari seni batik yang sudah tua usianya. Seni batik

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

IKAN CUPANG SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN BATIK KAIN PANJANG

BAB IV VISUALISASI. sesuai dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Pengembangan visual desain batik

HO-2 PROSES PEMBUATAN BATIK

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. dalam pengembangan motif Batik Bakaran. Ada beberapa permasalahan dan

Kajian Batik Tulis Riau

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

PROSES PEMBELAJARAN BATIK TUTUP CELUP PADA SISWA KELAS XI JURUSAN DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA TEKSTIL DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA PENGKAJIAN

SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2010 ISSN :

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BATIK SERAGAM PESERTA DIDIK SMA N 1 JETIS BANTUL YOGYAKARTA

BASIC TECHNOLOGY EDUCATION (PTD)

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora stylosa sebagai Pewarna Batik dalam Skala Pilot Plan

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan yang ada, beberapa permasalahan yang perlu

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

KAJIAN TEKNIK PRODUKSI BATIK DI PERUSAHAAN BATIK DANAR HADI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN DESAIN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

TANAMAN INDIGOFERA TINCTORIA SEBAGAI INSPIRASI PERANCANGAN BATIK TULIS UNTUK PAKAIAN EKSKLUSIF WANITA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

MOTIF PENYU HIJAU DALAM BUSANA KASUAL PENCIPTAAN. Wiwit Mulyani NIM PROGRAM STUDI D3 BATIK DAN FASHION JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA

Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII

BAB IV TINJAUAN KARYA. berarti telah ada penghargaan terhadap hasil kreatifitas.

NO HARI PERTEMUAN WAKTU PELAJARAN MATERI CATATAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK. i KATA PENGANTAR. ii UCAPAN TERIMA KASIH. iii DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR

BAJAK LAUT SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN BUSANA KASUAL PENCIPTAAN. Oleh: Gitty Febrianti NIM

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) SEBAGAI BAHAN AJAR MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 2 BATU

BAB III METODE PELAKSANAAN. Menengah (UKM teratai) Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur Kota

BAB III PERANCANGAN PROSES

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang)

LAMPIRAN. Perangkat Pembelajaran. RPP Jobsheet Silabus

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB II METODE PERANCANGAN

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

KOMBINASI PADMA DAN KAWUNG SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN BATIK TULIS KAIN PANJANG PENCIPTAAN. Suryanti NIM

PERAYAAN TRADISIONAL TABOT BENGKULU SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN BATIK LUKIS PENCIPTAAN. Lopika Derfengsi NIM

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

pelatihan ibu-ibu di Desa Sidomukti. - Batik Sidomukti struktur organisasi terdiri dari. 1. Ketua : Sri Wahyuni 2. Pendamping : Agus Sunarto

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENCIPTAAN BATIK MEDAN

Transkripsi:

BAB. III PROSES PENCIPTAAN A. Data Acuan Penulis menjadikan pengalaman pribadi dalam menciptakan karya seni kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan pembuatan motif untuk mengembangkan bentuk visual posisi duduk dari pengalaman penulis ialah berupa gambar gambar posisi duduk crossed leg seorang wanita dari berbagai sisi. Gambar 8 Posisi duduk crossed leg dengan satu tangan sedikit mengayun. (www.entertainmentwise.com, 2015 ) 20

Gambar 9 Posisi duduk crossed leg dengan satu tangan tetap diatas paha dan tangan satunya mengarah keluar tubuh wanita. (www.starsimages.com, 2015) Gambar 10. Posisi duduk crossed leg dengan kedua tangan terkait pada lutut. (foto: safeii,2015) 21

Gambar 11 Karya Komersil Sukarman Sidji Batik (@Sidjibatik Pinterest.com) Gambar 12 Karya idealis Sukarman Sidji Batik (@sidjibatik twitter.com) 22

Gambar 13 Sukarman Seniman Tekstil (www.gbgindonesia.com) Gambar 14 Karya Komersil Sukarman Sidji Batik (karmanwithbatik.wordpress) B. Analisis Penciptaan karya Tugas Akhir ini penulis memvisualisasikan posisi duduk crossed leg dari pengalaman pribadi penulis sebagai ide penciptaan karya seni kriya tekstil berupa kain batik kontemporer. Posisi duduk crossed leg adalah posisi duduk diatas kursi dengan menyilangkan kaki yang bisa dilakukan pada 23

posisi kaki kanan diatas kaki kiri maupun sebaliknya. Pada pemindahan visual asli kedalam bentuk motif penulis membuat bentuk seorang wanita sedang dalam posisi duduk crossed leg tanpa kursi dari berbagai sudut pandang (tampak samping kanan dan samping kiri, tampak depan). Pembuatan motif diambil dari garis pinggir tubuh wanita yang dengan mudah akan mendapat kesan kewanitaannya karena menggunakan garis yang lentur seperti sulur sulur dimana kelenturan tersebut sudah melambangkan karakteristik wanita. Selain bentuk visual dari posisi duduk crossed leg, penulis juga memberi gambaran psikologis pada pengalaman pribadi kedalam visual motif dan hal tersebut juga mempengaruhi background pada kain panjang dari masing masing karya. Pada bagian latar kain akan menggunakan warna warna yang cerah untuk menunjukkan keindahan beragam warna pada sebuah pengalaman berharga penulis dengan pengikat warna hitam sebagai simbol sebuah kekuatan atau keberanian yang menggambarkan sisi psikologis penulis dalam melakukan sebuah pekerjaan. Karya Tugas Akhir ini sekilas menyerupai karya seorang seniman tekstil Sukarman. Beliau memiliki sebuah usaha batik tulis kontemporer dengan karakter yang khas dengan warna warni pelangi dengan mengutamakan keerasian, harmoni, dan keseimbangan. Menurut Dr. A. A. M. Djelantik kombinasi warna yang menurut coraknya cocok atau harmonis, seperti halnya dengan dua warna yang komplementer, belum tentu menghasilkan komposisi yang seimbang. Hal ini disebabkan karena masing masing warna mempunyai kekuatan- asal tersendiri. Kekuatan asal ini adalah terlepas dari sifat kuat atau cerahdari warna 24

bersangkutan. Cerahnya ini ditentukan oleh taraf kejenuhan zat (bahan) warna dalam larutan yang dipakai. Sifat kekuatan-asal memang terletak pada corak atau jenis dari warna itu sendiri. Yang disebut kekuatan-asal itu lebih nampak dari kombinasi dua warna pada kombinasi dua warna atau lebih, dimana jenis warna yang lebih kuat dari asalnya akan mendominasi (lebih menyolok dari) warna yang kekuatan-asalnya kurang. Seolah olah dalam semua kombinasi warna terjadi kompetisi (pertarungan kekuatan-asal) antara warna warni yang kita pakai. (Dr. A. A. M. Djelantik, 2004). Namun terlihat jelas perbedaan yang dimiliki dari karya penulis dengan karya Sukarman, terletak pada pemilihan motif. Sukarman cenderung menggunakan motif batik konvensional untuk karya komersilnya. Sedangkan karya idealisnya Karman hanya mengambil bentuk-bentuk dari visual sebuah benda. Pada karya penulis, penullis menggunakan motif baru yang diangkat dari sebuah situasi dan bentuk visual bahasa tubuh sehingga menjadi motif yang sangat idealis dan bermakna tinggi. Secara teknik sukarman pada satu kain bisa melalui e kali proses pewarnaan dan pencantingan, sedangkan karya penulis maksimal melalui tiga kali proses. 25

C. Rancangan Karya Gambar 15 Sketsa Alternatif 1 Gambar 16 Sketsa Alternatif 2 Gambar 17 Sketsa Alternatif 3 26

Sketsa Terpilih Gambar 18 Sketsa Terpilih.Gambar 19 Detail motif. Keterangan Dosen Pembimbing Paraf Bahan : Kain Primisima Teknik : Batik Tulis kombinasi Dra. Djandjang Purwo Sedjati, M.Hum Pembimbing I Isbandono Haryanto, S.Sn., M.A Pembimbing II 27

Gambar 20. Rancangan Karya 1 Keterangan Judul Bahan Warna Teknik Ukuran : The Negosiator : kain primisima : napthol : batik tulis kombinasi : 250 cm x 115 cm Skala : 1: 5 Tahun : 2015 28

Gambar 21 Sketsa Terpilih Gambar 22 Detail motif Keterangan Dosen Pembimbing Paraf Bahan : Kain Primisima Teknik : Batik Tulis kombinasi Dra. Djandjang Purwo Sedjati, M.Hum Pembimbing I Isbandono Haryanto, S.Sn., M.A Pembimbing II 29

Gambar 23 Rancangan Karya 2 Keterangan Judul Bahan Warna Teknik Ukuran : The Body Language : kain primisima : napthol : batik tulis kombinasi : 250 cm x 115 cm Skala : 1: 5 Tahun : 2015 30

Gambar 24 Sketsa terpilih Gambar 25 Detail motif. Keterangan Dosen Pembimbing Paraf Bahan : Kain Primisima Teknik : Batik Tulis kombinasi Dra. Djandjang Purwo Sedjati, M.Hum Pembimbing I Isbandono Haryanto, S.Sn., M.A Pembimbing II 31

Gambar 26 Rancangan Karya 3 Keterangan Judul Bahan Warna Teknik Ukuran : Presentation Act : kain primisima : napthol : batik tulis kombinasi : 250 cm x 115 cm Skala : 1: 5 Tahun : 2015 32

Gambar 28 Sketsa terpilih Gambar 28 Detail motif. Keterangan Dosen Pembimbing Paraf Bahan : Kain Primisima Teknik : Batik Tulis kombinasi Dra. Djandjang Purwo Sedjati, M.Hum Pembimbing I Isbandono Haryanto, S.Sn., M.A Pembimbing II 33

Gambar 29 Rancangan Karya 4 Keterangan Judul Bahan Warna Teknik Ukuran : The Controller : kain primisima : napthol : batik tulis kombinasi : 250 cm x 115 cm Skala : 1: 5 Tahun : 2015 34

Gambar 30 Sketsa terpilih Gambar 31 Detail motif. Keterangan Dosen Pembimbing Paraf Bahan : Kain Primisima Teknik : Batik Tulis kombinasi Dra. Djandjang Purwo Sedjati, M.Hum Pembimbing I Isbandono Haryanto, S.Sn., M.A Pembimbing II 35

Gambar 32 Rancangan Karya 5 Keterangan Judul Bahan Warna Teknik Ukuran : A Good Listener : kain primisima : napthol : batik tulis kombinasi : 250 cm x 115 cm Skala : 1: 5 Tahun : 2015 36

Gambar 33 Sketsa terpilih Gambar 34 Detail motif. Keterangan Dosen Pembimbing Paraf Bahan : Kain Primisima Teknik : Batik Tulis kombinasi Dra. Djandjang Purwo Sedjati, M.Hum Pembimbing I Isbandono Haryanto, S.Sn., M.A Pembimbing II 37

Gambar 35 Rancangan Karya 6 Keterangan Judul Bahan Warna Teknik Ukuran : Time To Get The Deal : kain primisima : napthol : batik tulis kombinasi : 250 cm x 115 cm Skala : 1: 5 Tahun : 2015 38

D. Proses Perwujudan 1. Bahan dan Alat Berikut ini adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan karya tugas akhir : a. Kain Primisima. Pemilihan kain agar warna dapat menyerap dengan sempurna. Gambar 37 Kain Prima (Foto : Nurul, 2015) 39

b. Lilin Malam. Digunakan sebagai penutup motif agar tidak terkena warna. Gambar 38 Lilin Malam (Foto : Nurul, 2015) c. Minyak Tanah. Sebagai bahan bakar kompor minyak tanah untuk memanaskan lilin malam. Gambar 39 Minyak Tanah (Foto : Nurul, 2015) 40

d. Zat Pewarna Napthol Sebagai pewarna terakhir yaitu warna hitam untuk mengikat warna warni pada kain batik. Gambar 40 Napthol (Foto : Nurul, 2015) e. Turkies Red Oil (TRO). Bahan untuk membasahi kain sebelum diwarna dengan tujuan membuka pori pori pada kain. Gambar 41 Turkies Red Oil (TRO) (Foto : Nurul, 2015) 41

f. Kostik. Bahan seperti kristal yang berfungsi sebagai campuran dalam larutan napthol yang dicampur dengan air panas. Gambar 42 Kostik (Foto : Nurul, 2015) g. Zat Pewarna Indigosol Bahan pewarna sintetis yang membutuhkan sinar matahari untuk membuat warna yang cerah. Gambar 43 Indigosol (Foto : Nurul, 2015) 42

h. Nitrit Bahan yang bentuknya seperti gula pasir halus sebagai pengunci pada pewarnaan indigosol yang dicampur dengan HCL. Gambar 44 Nitrit (Foto : Nurul, 2015) i. HCL Bahan berupa cairan seperti air keras yang digunakan untuk campuran bahan pengunci pada pewarnaan indigosol, dicampur dengan nitrit. Gambar 45 HCL (Foto : Nurul, 2015) 43

j. Soda Abu Bubuk berwana putih ini digunakan untuk campuran air yang mendidih pada saat melorod atau melepas malam pada kain. Gambar 46 Soda Abu (Foto : Nurul, 2015) 44

Berikut merupakan alat yang digunakan : a. Pensil dan Penggaris. Pembuatan pola menggunakan pensil HB dan Pembuatan motif menggunakan alat bantu penggaris untuk bagian bagian yang membutuhkan ketepatan posisi. Gambar 47 Pensil dan penggaris (Foto : Nurul, 2015) b. Kompor Minyak Tanah Khusus untuk Membatik dan Wajan. Digunakan untuk memanaskan malam dalam wajan agar mencair. Gambar 48 Kompor minyak tanah dan Wajan. (Foto : Nurul, 2015) 45

c. Canting. Digunakan untuk menggambar atau menutup motif pada kain agar tidak terkena warna pada saat proses pewarnaan berlangsung. Gambar 49 Canting (Foto : Nurul, 2015) d. Kuas. Membuat efek kuasan yang ekspresif pada dasar kain sebagai background. Gambar 50 Kuas (Foto : Nurul, 2015) 46

e. Mangkuk plastik. Sebagai tempat warna yang sudah dicairkan atau sudah siap pakai. Gambar 51 Mangkuk plastik (Foto : Nurul, 2015) f. Ember Digunakan untuk menyelupkan kain pada air dengan campuran HCL Gambar 52 Ember (Foto : Nurul, 2015) 47

g. Tungku dan tong bekas. Sebagai alat untuk melepaskan malam dari kain, atau pelorodan. Gambar 53 Tungku dan Tong Bekas. (Foto : Nurul, 2015) 2. Teknik Pengerjaan Berikut adalah teknik pengerjaan kain batik pada Tugas Akhir penulis : a. Pemotongan kain sesuai kebutuhan yaitu masing masing 2,5 meter. b. Pemindahan motif pada kain yang sudah dipotong dengan cara mengeblat dari motif yang sudah diprint sesuai ukuran yang dibutuhkan. 48

Gambar 54 Proses memindahkan pola ke kain putih. (foto: Bilal, 2015) c. Pencantingan yaitu menutup motif pada kain menggunakan malam. Gambar 55 Menutup motif dengan lilin malam. (foto : Bilal, 2015) 49

d. Pewarnaan pertama menggunakan kuas. Gambar 56 Pewarnaan pertama dengan kuas. (foto: Bilal, 2015) e. Setelah kering kain ditutup kuasan malam pada bagian selain motif. Gambar 57 Menambahkan motif selain motif inti setelah kain mengalami pewarnaan pertama. (foto : Bilal, 2015) 50

f. Kemudian diberi warna kedua dengan kuas. g. Kembali kain dikuas dengan malam pada bagian warna yang ingin ditutup. h. Kain yang sudah dikuas dan dicelupkan pada pengikat warna dicelupkan kewarna hitam kemudian ditiriskan. i. Pelorodan dilakukan setelah kain kering untuk melepas malam pada kain. Gambar 58 Pelorodan kain. Foto: Bilal, 2015) j. Bagian akhir setelah kain dijemur kemudian kain disetrika dan dijahit pada pinggiran kain. Sekaligus pada 2 bagian kain diberi kain tambahan untuk kebutuhan display. 51

E. Kalkulasi biaya pembuatan karya Tabel 1 Kalkulasi Beaya Karya 1. The Negosiator No Nama Barang Volume 1 250cm Harga Satuan (Rp) Harga (Rp) 1 Print pola lembar x 42.000 42.000 115cm 2 Kain prima 2,5 meter 23.000 57.500 3 Lilin malam 2 kg 30.000 60.000 4 5 Pewarna napthol (biru & hitam) Pewarna indigosol (merah, kuning, biru) @40 gr 800/gr 64.000 @30 gr 900/gr 81.000 6 kostik 1/8 ons 5.000/ons 625 7 TRO 1/5 ons 5.000/ons 1.000 8 HCL 1/5 botol 100cc 6.000/botol 3.000 9 Nitrit 1/8 ons 3.000/ons 375 10 Soda Abu 1/2 kg 15.000/kg 7.500 11 Minyak tanah 2 Liter 14.000/liter 28.000 Total Beaya 345.000 52

Tabel 2 Kalkulasi Beaya Karya 2. The Body Language No Nama Barang Volume 1 250cm Harga Satuan (Rp) Harga (Rp) 1 Print pola lembar x 42.000 42.000 115cm 2 Kain prima 2,5 meter 23.000 57.500 3 Lilin malam 2 kg 30.000 60.000 4 5 Pewarna napthol (biru & hitam) Pewarna indigosol (merah, kuning, biru) @40 gr 800/gr 64.000 @30 gr 900/gr 81.000 6 kostik 1/8 ons 5.000/ons 625 7 TRO 1/5 ons 5.000/ons 1.000 8 HCL 1/5 botol 100cc 6.000/botol 3.000 9 Nitrit 1/8 ons 3.000/ons 375 10 Soda Abu 1/2 kg 15.000/kg 7.500 11 Minyak tanah 2 Liter 14.000/liter 28.000 Total Beaya 345.000 53

Tabel 3 Kalkulasi Beaya Karya 3. Presentation Act No Nama Barang Volume 1 250cm Harga Satuan (Rp) Harga (Rp) 1 Print pola lembar x 42.000 42.000 115cm 2 Kain prima 2,5 meter 23.000 57.500 3 Lilin malam 2 kg 30.000 60.000 4 5 Pewarna napthol (biru & hitam) Pewarna indigosol (merah, kuning, biru) @40 gr 800/gr 64.000 @30 gr 900/gr 81.000 6 kostik 1/8 ons 5.000/ons 625 7 TRO 1/5 ons 5.000/ons 1.000 8 HCL 1/5 botol 100cc 6.000/botol 3.000 9 Nitrit 1/8 ons 3.000/ons 375 10 Soda Abu 1/2 kg 15.000/kg 7.500 11 Minyak tanah 2 Liter 14.000/liter 28.000 Total Beaya 345.000 54

Tabel 4 Kalkulasi Beaya Karya 4. The Controller No Nama Barang Volume 1 250cm Harga Satuan (Rp) Harga (Rp) 1 Print pola lembar x 42.000 42.000 115cm 2 Kain prima 2,5 meter 23.000 57.500 3 Lilin malam 2 kg 30.000 60.000 4 5 Pewarna napthol (biru & hitam) Pewarna indigosol (merah, kuning, biru) @40 gr 800/gr 64.000 @30 gr 900/gr 81.000 6 kostik 1/8 ons 5.000/ons 625 7 TRO 1/5 ons 5.000/ons 1.000 8 HCL 1/5 botol 100cc 6.000/botol 3.000 9 Nitrit 1/8 ons 3.000/ons 375 10 Soda Abu 1/2 kg 15.000/kg 7.500 11 Minyak tanah 2 Liter 14.000/liter 28.000 Total Beaya 345.000 55

Tabel 5 Kalkulasi Beaya Karya 5. A Good Listener No Nama Barang Volume 1 250cm Harga Satuan (Rp) Harga (Rp) 1 Print pola lembar x 42.000 42.000 115cm 2 Kain prima 2,5 meter 23.000 57.500 3 Lilin malam 2 kg 30.000 60.000 4 5 Pewarna napthol (biru & hitam) Pewarna indigosol (merah, kuning, biru) @40 gr 800/gr 64.000 @30 gr 900/gr 81.000 6 kostik 1/8 ons 5.000/ons 625 7 TRO 1/5 ons 5.000/ons 1.000 8 HCL 1/5 botol 100cc 6.000/botol 3.000 9 Nitrit 1/8 ons 3.000/ons 375 10 Soda Abu 1/2 kg 15.000/kg 7.500 11 Minyak tanah 2 Liter 14.000/liter 28.000 Total Beaya 345.000 56

Tabel 6 Kalkulasi Beaya Karya 6. Time To Get A Deal No Nama Barang Volume 1 250cm Harga Satuan (Rp) Harga (Rp) 1 Print pola lembar x 42.000 42.000 115cm 2 Kain prima 2,5 meter 23.000 57.500 3 Lilin malam 2 kg 30.000 60.000 4 5 Pewarna napthol (biru & hitam) Pewarna indigosol (merah, kuning, biru) @40 gr 800/gr 64.000 @30 gr 900/gr 81.000 6 kostik 1/8 ons 5.000/ons 625 7 TRO 1/5 ons 5.000/ons 1.000 8 HCL 1/5 botol 100cc 6.000/botol 3.000 9 Nitrit 1/8 ons 3.000/ons 375 10 Soda Abu 1/2 kg 15.000/kg 7.500 11 Minyak tanah 2 Liter 14.000/liter 28.000 Total Beaya 345.000 57

Tabel 7 Kalkulasi Beaya Keseluruhan No Judul Karya Beaya 1 The Negosiator 345.000 2 The Body Language 345.000 3 Presentation Act 345.000 4 The Controller 345.000 5 A Good Listener 345.000 6 Time To Get A Deal 345.000 Total Keseluruhan Beaya 2.070.000 58