BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasrkan peta geologi daerah Leles-Papandayan yang dibuat oleh N.

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN 2D SEBARAN TAHANAN JENIS TERHADAP KEDALAMAN DAERAH PANASBUMI GARUT BAGIAN SELATAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETOTELLURIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lampung Selatan tepatnya secara geografis, terletak antara 5 o 5'13,535''-

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi saat ini semakin meningkat khususnya di wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar 1).

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

SURVEI GEOFISIKA TERPADU (AUDIO MAGNETOTELURIK DAN GAYA BERAT) DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI AMPALLAS KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN GEOLOGI. yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo - Australia, dan. dilihat pada Gambar 1.

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya alam dengan jumlah yang

BAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LILI-SEPPORAKI, KABU- PATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kawasan yang terbentuk akibat pertemuan tiga

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Dua Saudara, Provinsi Sulawesi Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN KOREKSI STATIK TIME DOMAIN ELEKTROMAGNETIK (TDEM) PADA DATA MAGNETOTELLURIK (MT) UNTUK PEMODELAN RESISTIVITAS LAPANGAN PANAS BUMI SS.

BAB II KERANGKA GEOLOGI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. pegunungan dengan lintasan 1 (Line 1) terdiri dari 8 titik MT yang pengukurannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 AL A LUVI A FAN A S A l l uvi v a i l fan:

SURVEI MAGNETOTELLURIK (MT) DAN TIME DOMAIN ELEKTROMAGNETIK (TDEM) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIC (AMT) DAERAH PANAS BUMI DOLOK MARAWA, KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kotaagung terletak di ujung selatan Sumatera bagian selatan. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah survei terletak pada koordinat antara

SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. I Putu Krishna Wijaya 11/324702/PTK/07739 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Magnetotelurik merupakan salah satu metode geofisika yang mengukur

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah penelitian termasuk dalam lembar Kotaagung yang terletak di ujung

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

APLIKASI METODE GEOLISTRIK DALAM SURVEY POTENSI HIDROTHERMAL (STUDI KASUS: SEKITAR SUMBER AIR PANAS KASINAN PESANGGRAHAN BATU)

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

Manifestasi Panas Bumi Gradien Geothermal Eksplorasi Panas Bumi Analisis Geologi

SURVEI MAGNETOTELURIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI LILLI-MATANGNGA KABUPATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

SURVEI MAGNETOTELURIK (MT) DAN TIME DOMAIN ELEKTRO MAGNETIC (TDEM) DAERAH PANAS BUMI MAPOS KABUPATEN MANGGARAI TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA. Oleh: Pusat Sumber Daya Geologi. Puslitbang Geotek LIPI

Lampiran 1 Lokasi, altitude, koordinat geografis dan formasi geologi titik pengambilan sampel bahan induk tuf volkan Altitude

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Survei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL

BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK

POTENSI AIRTANAH BERDASARKAN NILAI RESISTIVITAS BATUAN DI KELURAHAN CANGKORAH, KECAMATAN BATUJAJAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PANTAR, KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI MARANA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH. Oleh: Asep Sugianto 1) dan Suwahyadi 2)

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Vulkanisme. Yuli Ifana Sari

BAB III METODE PENELITIAN

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR

SURVEI MAGNETOTELURIK (MT) DAERAH PANAS BUMI SUMANI, PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HIDROGEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

BAB II GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN. Posisi C ekungan Sumatera Selatan yang merupakan lokasi penelitian

Bab IV Pemodelan dan Pembahasan

Survei Magnetotellurik (MT) dan Time Domain Electro Magnetic (TDEM) Daerah Panas Bumi Lainea, Provinsi Sulawesi Tenggara

APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH: STUDI KASUS DI KECAMATAN MASARAN, KEDAWUNG DAN SIDOHARJO, KABUPATEN SRAGEN

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6-7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Geologi Daerah Penelitian Berdasrkan peta geologi daerah Leles-Papandayan yang dibuat oleh N. Ratman dan S. Gafoer. Tahun 1998, sebagian besar berupa batuan gunung api, yaitu batuan gunung api Holosen, batuan gunung api plistosen, dan batuan gunung api plio-plistosen. Selain itu terdapat juga batuan endapan permukaan seperti alluvium. Aluvium Terdiri dari lempung, lanau, pasir halus hingga kasar, kerikil dan bongkahan batuan beku dan sedimen Endapan Rempah Lepas Gunung Api Muda Takteruraikan Terdiri dari abu gunung api hingga lapili, tuf pasiran, bongkahan andesit dan basal, breksi lahar dan rempah lepas yang diendapkan melalui daya angkut air di lereng atau kaki kerucut gunung api muda atau daerah cekungan. Lava Guntur Lava bersusunan basal labradorit. Lava ini hasil erupsi pusat dan samping gunung api Guntur muda. Kawah Guntur merupakan sebuah kawah yang masih giat, ditandai dengan masih adanya hembusan solfatara, disamping hembusan fumarola kecil yang muncul di sekitar kawah. 47

Batuan Gunung Api Muda Terdiri dari elfata dan lava aliran bersusunan andesit dan basal, terobosan/kerucut parasit dan kubah lava. Bukit-bukit mengelombang rendah; terbentuk oleh aliran rempah lepas pada bagian kaki kerucut Rempah Lepas Gunung Api Papandayan Abu gunung api, bongkahan andesit dan basl, yanmg merupakan hasil hidrotermal. Traverne (1926) menganggap bahwa rempah tersebut merupakan hasil terjadinya awan panas. Kawah di sekitar gunung api Papandayan merupakan kelompok hembusan solfatara yang masih giat, bersuhu 80 o -50 o C, kadang-kadang meningkat sampai 500 o C. 4.2 ANALISIS MODEL TAHANAN JENIS Pengukuran yang dilakukan di daerah Leles-Papandayan ini terdiri dari 10 titik pengamatan. Pengolahan data MT secara umum berupa hasil sounding yang memperlihatkan hubungan antara sinyal frekuensi dengan resistivitas semu atau nilai matematis yang diturunkan dari variasi medan magnet dan medan listrik. Distribusi tahanan jenis bawah permukaan dapat dilihat dalam bentuk pemodelan. Model 1-D berupa model berlapis horizontal, hasilnya seperti gambar 4.1: 48

Gambar 4.1 Model tahanan jenis 1D Daerah Leles-Papandayan Model 1D, yaitu model yang terdiri dari beberapa lapisan, dimana tahanan-jenis tiap lapisan homogen. Dalam hal ini parameter model 1-D adalah tahananjenis dan ketebalan tiap lapisan. Penampang tahanan jenis 1D hanya memberikan informasi kedalaman nilai tahanan jenis tiap-tiap lapisan. Untuk mengetahui lebih jelas sebaran resistivitas bawah permukaan yaitu dengan pemodelan 2D. Hasil akhir model tahanan jenis 2-D hasil inversi data magnetotellurik daerah Leles-Papandayan dengan bantuan softwere WinGLink dapat terlihat seperti pada gambar 4.2 berikut ini: 49

Gambar 4.2 Model tahanan jenis 2-D Daerah Leles-Papandayan Berdasarkan hasil pemodelan inversi 2D berdasarkan data MT, titik pengukuran yang diperkirakan merupakan daerah potensi panas bumi memiliki nilai tahanan jenis < 10 ohm.m di kedalaman dangkal, yang berfungsi sebagai lapisan penudung (caprock). Lapisan penudung suatu sistem panas bumi merupakan suatu zona konduktif (Febty Febriani, Wahyudi, dan Imam Sutanto. 2005). Hal ini dikarenakan lapisan penudung haruslah lapisan yang kedap air untuk mencegah akumulasi air panas atau uap panas yang terbentuk merembes ke permukaan dengan cepat. Di bawah lapisan penudung terdapat lapisan yang lebih resistif (> 50 ohm.m) yang berfungsi sebagai reservoir panas bumi. Sedangkan batuan paling dasar dengan harga tahanan jenis tinggi (> 1000 ohm.m) berfungsi sebagai lapisan sumber panas (heat source) dalam sistem panas bumi. 50

Pada eksplorasi daerah prospek geothermal, metode MT digunakan untuk mencari daerah bertahanan jenis rendah yang diasosiasikan dengan keberadaan lapisan batuan penutup dan pergerakan fluida panas atau reservoir panas bumi. Pendugaan tahanan jenis sounding dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang kerak bumi secara vertikal yang dinyatakan dengan adanya lapisan batuan yang dibuat berdasarkan harga tahanan jenis. Selanjutnya berdasarkan pada gambaran penampang tersebut akan dapat ditafsirkan keadaan dalam kerak bumi yang berupa kedalaman lapisan, ketebalan lapisan dan kemungkinan struktur yang muncul. Panas secara tidak langsung akan mempengaruhi harga tahanan jenis dari tiap-tiap batuan. Batuan-batuan yang jenuh air apabila terkena panas akan berubah harga tahanan jenisnya. Air yang terpanaskan akan lebih banyak melarutkan garam-garam dalam batuan dan membentuk elektrolit kuat yang merupakan penghantar arus listrik yang baik. Panas bumi juga mempunyai nilai tahanan jenis yang berubah dari batuan yang banyak mengandung air. Batuan-batuan tersebut akan mempunyai nilai tahanan jenis yang rendah. Tinggi atau rendahnya harga tahanan jenis dalam batuan, dipengaruhi oleh faktor-faktor keragaman batuan, kandungan air dalam batuan, sokongan panas dan mobilitas ion dalam penghantar listrik dalam batuan tersebut. Keempat faktor tersebut saling berkaitan sehingga satu sama lain saling mempengaruhi. Berdasarkan model 2D pada gambar 4.2 diperoleh, di bawah titik ukur GRT02-GRT04 sampai kedalaman 1500-2500 m nilai tahanan jenisnya berkisar 51

5-10 ohm.m dan semakin besar sampai 50-500 ohm.m pada kedalaman sampai > 2500 m, dan untuk kedalaman yang lebih besar harga tahanan jenis sampai 1000 ohm.m. Pada titik ukur GRT05-GRT09 harga tahanan jenis sedang (> 20 ohm.m) berada di kedalaman sampai 3000 m, dan pada kedalaman sampai > 3000 m nilai tahanan jenisnya sampai 1000 ohm.m. Di bawah titik ukur GRT10, nilai tahanan jenis 5 ohm.m pada kedalaman 1000 m. Harga tahanan jenis 50-500 ohm.m berada pada kedalaman 1000-1500 m, kemudian lapisan semakin resistif (> 1000 ohm.m) terhadap kedalaman. Dari pembahasan distribusi tahanan jenis lapisan terhadap kedalaman, serta mengacu pada elemen penyusun sistem panas bumi (hal 28), maka daerah potensi panasbumi daerah Leles-Papandayan terlihat jelas berada pada titik ukur GRT02-04 dan titik ukur GRT10. Di bawah titik ukur tersebut terdapat lapisan konduktif yaitu lapisan dengan nilai tahanan jenis 5-10 ohm.m yang berfungsi sebagai lapisan penudung. Hal ini berasosiasi dengan adanya kenampkanan panas permukaan berupa mata air panas (hot spring). Mengacu pada nilai tahanan jenis batuan pada gambar 4.3, diperkirakan lapisan ini berupa batuan sedimen yang merupakan batuan ubahan (altered rocks) akibat dari aktivitas hidrotermal. Pengaruh panas yang berasal dari magma yang lebih lanjut disebarkan oleh air tanah nampaknya memberi kontribusi yang cukup besar dalam menurunkan nilai tahanan jenis. Batuan penyusunnya berupa tuf pasiran yang banyak mengandung lempung sebagai penutup. 52

Gambar 4.3 resistivitas batuan (sumber: Setyawan, A. et al. 2005) Kemudian lapisan dengan tahanan jenis antara 50-500 ohm.m yang diperkirakan merupakan reservoir panasbumi. Lapisan ini terdiri dari batuan sedimen dan endapan batuan gunungapi. Di bawah reservoir terdapat lapisan dengan tahanan jenis sampai 1000 ohm.m yang berfungsi sebagai batuan dasar. Lapisan ini berasosiasi dengan batuan intrusi yang merupakan batuan beku andesit-basalt. 53