1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini bisa dikatakan setiap saat selalu mengalami perubahan. Cara pembelajaran yang dahulu bersumber hanya dari guru atau pamong sebagai subjek (Teacher centre), dan peserta didik sebagai objek sekarang dianggap sudah tidak cocok, bukan jamannya lagi sehingga harus diperbaharui. Karena cara pembelajaran yang seperti itu dipandang tidak menjadikan peserta didik berkembang cara berpikirnya. Peserta didik hanya menjadi tong sampah yang biasanya hanya menerima informasi. Pada dasarnya manusia, juga peserta didik harus diberi kesempatan untuk mengutarakan isi hati, gagasan, keinginan, kemauan dan sebagainya. Oleh karena itu, pembelajaran yang ideal menurut penemuan terbaru, harus mengajak peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Peserta didik tidak hanya menjadi objek sasaran, tidak hanya menerima informasi, tetapi peserta didik perlu diberi kesempatan-kesempatan tertentu untuk menjadi subjek, tugas guru hanya memberikan bimbingan atau sebagai fasilitator saja. Pembelajaran juga harus berpusat pada peserta didik (Student Centre). Pada proses pembelajaran, pada hakikatnya kita tidak menghadapi atau mengelola benda mati, tetapi yang kita hadapi adalah peserta didik, manusia yang memiliki kemauan, keinginan, harapan, bisa timbul rasa senang, susah dan sebagainya. Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan penemuan terbaru, guru dituntut untuk melakukan perbaikan pembelajaran baik pada metode yang digunakan, penguasaan materi yang disajikan harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik, karakteristik peserta didik, dan sebagainya. Sehingga hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat mencapai standar Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Selain itu juga agar tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dapat tercapai.sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran, guru memberikan evaluasi pembelajaran. Tujuan pemberian evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sudah dibahas. 1
2 Pada studi awal Pembelajaran Matematika Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segi tiga,trapesium,belah ketupat,jajar genjang dan layang-layang kelas V SD Negeri Kambangan 01 Kecamatan Blado tahun pelajaran 2011/2012 hasilnya sangat mengecewakan. Ketika guru menjelaskan materi tersebut, siswa merasa bosan dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa hanya diam saja tidak mau berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Bahkan ketika disuruh merangkum, siswa bermain dan hanya mencoret-coret buku catatan dengan membuat gambar kartun tsubasa. Guru sudah berusaha mengingatkan siswa agar jangan gaduh.namun itu tidak berpengaruh sedikitpun. Sehingga ketika guru memberikan evaluasi, hasil belajar siswa rendah. Ini dapat dilihat dari jumlah siswa kelas V 25 orang, yang mendapatskormencapai standar Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya 9 orang, dan selebihnya sebanyak 16 orang memperoleh hasil belajar di bawah ketuntasan. Kenyataan tersebut membuktikan jika kegiatan pembelajaran mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segi tiga,trapesium,belah ketupat,jajar genjang dan layang-layang bermasalah. Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah berdasarkanskorkompleksitas, daya dukung, dan intaks siswa untuk mata pelajaran Matematika Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segi tiga,trapesium,belah ketupat,jajar genjang dan layang-layang yaitu 62. Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila siswa memperoleh hasil belajar mencapai standar Kreteria Ketuntasan Minimum 62. Pembelajaran dikatakan tuntas apabilaskoryang diperoleh peserta didik satu kelas mencapai ketuntasan klasikal sebesar 75% atau lebih. Setelah guru mengingat kembali kegiatan pembelajaran yang sudah guru lakukan yaitu dengan membaca narasi yang guru tuangkan dalam catatan, guru dapat menganalisis penyebab siswa kurang menyukai dan bersungguh-susngguh dalam mengikuti kegiatan belajar Matematika Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segi tiga,trapesium,belah ketupat,jajar genjang dan layang-layang. Berdasarkan catatan dan masukan dari teman sejawat, penyebabnya yaitu guru hanya menggunakan metode ceramah ketika menjelaskan materi, guru tidak melibatkan siswa dalam menemukan informasi-informasi yang berkaitan dengan materi, guru tidak memberikan sebaran pertanyaan yang merata.
3 Pemilihan strategi dalam pembelajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. Dalam hal ini guru memiliki keahlian dalam menentukan strategi/metode yang relevan baik dengan karakteristik materi maupun dengan tingkat kemampuan siswa. Oleh karena itu, berdasarkan saran, nasehat, dan diskusi dengan teman sejawat, guru ingin melakukan tindakan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pelajaran Matematika Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segi tiga,trapesium,belah ketupat,jajar genjang dan layang-layang dengan menggunakan metode kooeperatif tipe jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat tepat sekali untuk mengajarkan materi tersebut, karena metode kooperatif tipe jigsaw menekankan pada kerja sama sehingga dengan metode tersebut, siswa akan lebih bersemangat mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat. 1.2 Permasalahan Penelitian Dari analisis latar belakang masalah maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran masih berpusat pada guru. 2. Guru masih sering menggunakan metode konvensional yakni ceramah. 3. Guru belum memahami pendekatan pembelajaran yang tepat. 4. Guru belum menggunakan alat peraga yang menarik. 5. Guru kurang memotivasi siswa dalam belajar. 6. Siswa bersikap pasif dalam pembelajaran. 7. Guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. 8. Hasil belajar siswa rendah. Terkait belum optimalnya hasil belajar matematika siswa di kelas V, maka penulis berupaya untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara kolabaorasi sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
4 1.3 Cara Pemecahan Masalah Dari permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun datar segi tiga,trapesium,belah ketupat,jajar genjang dan layang-layang, proses pembelajaran belum efektif karena hasil belajar siswa rendah. Untuk itu penulis akan memfokuskan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 1.4 Perumusan Masalah Dari seluruh bahasan yang telah diuraikan di atas maka peneliti menentukan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Kambangan 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang semester 2 tahun 2011/2012. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar Matematika.dapat diupayakan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa kelas V semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 SD Negeri Kambangan 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang. 1.5.2. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan dunia pendidikan. Manfaat yang diperoleh antara lain : 1.5.2.1. Manfaat teoritis Memberikan pijakan dalam menghadapi masalah rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika. 1.5.2.2. Manfaat praktis 1. Bagi Guru dapat meningkatkan profesionalisme, sehingga mampu mengembangkan proses pembelajaran di sekolah dengan baik demi kemajuan pendidikan.
5 2. Bagi Siswa untuk meningkatkan hasil belajar sehingga mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi,berkaitan dengan pelajaran yang ada di sekolah. 3. Bagi sekolah dapat membantu mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar siswa yang pada giliranya dapat menumbuhkan rasa senang terhadap prestasi belajar anak-anaknya di sekolah.