BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (DBL) Indonesia, setelah berakhirnya babak Championship Series di Jogjakarta.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. muda. Berdasarkan laporan yang dirilis NBL Indonesia, untuk tahun ini NBL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PEMAIN BASKET DI UMS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertandingan serta banyak atlet yang mengikuti sejumlah pertandingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. National Basket League (NBL) terjadi peningkatan jumlah penonton sebanyak 30% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN BERORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA ANGGOTA UNIT BOLA BASKET UMS NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak zaman dulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan olahraga beregu yang terdiri atas satu tim yang beranggotakan lima

BAB I PENDAHULUAN. permainan bola basket three on three, dan slam dunk kontes.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di Indonesia cukup menarik banyak perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wawan Candy, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

2016 HUBUNGAN KONSENTRASI DENGAN HASIL KETEPATAN SERVIS ATAS PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan. futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang populer di masyarakat. Permainan. masyarakat dari berbagai tingkat usia, anak-anak, remaja dan dewasa baik

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan baik oleh anak-anak maupun orang tua. Tiap orang mempunyai tujuan

1. PENDAHULUAN. jawab atas dirinya sendiri terutama saat berhubungan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-19. Dr james Nismith, seorang guru pendidikan olahraga di YMCA

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persepakbolaan nasional khususnya Sumatera Utara, banyak anakanak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan model

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

BAB I PENDAHULUAN. atlet dari tingkat pelajar sampai mahasiswa. Turnamen-turnamen dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motivasi dan prestasi yang membentuk suatu kesatuan makna dan. berprestasi adalah usaha seseorang dalam menguasai tugasnya,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik-teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. dengan pencapaian prestasi optimal yang hendak dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

BAB I PENDAHULUAN.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. DETEKSI BASKET LINTAS (DBL) INDONESIA DALAM LIGA NATIONAL BASKETBALL LEAGUE (NBL) INDONESIA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Olahraga bola basket tahun 2015 ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat, yaitu dengan banyaknya perkumpulan dan pertandingan serta banyaknya jumlah penonton dalam suatu pertandingan baik orang tua maupun muda. Berdasarkan laporan yang dirilis NBL Indonesia, untuk tahun ini NBL menyedot total 151.369 penonton, atau tumbuh sekitar 50 persen dari musim sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia, setelah berakhirnya babak Championship Series di Jogjakarta. Pada musim perdana NBL Indonesia 2011-2012, total penonton tercatat 103.414 orang, hal ini memberikan gambaran bahwa permainan bola basket sangat populer dan digemari oleh masyarakat banyak. Bola basket adalah salah satu cabang olahraga beregu di tanah air yang mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini disebabkan, jenis olahraga ini bukan hanya sebagai olahraga prestasi tetapi juga sebagai olahraga pendidikan ataupun sebagai olahraga rekreasi. Cabang olahraga bola basket mempunyai perkembangan yang cukup pesat, apalagi dengan semakin gencarnya tayangan pertandingan-pertandingan menarik dari Liga Bola Basket Nasional (NBL Indonesia) oleh televisi dan ditambah beberapa iklan promosi yang dilatar belakangi oleh pemain ini sehingga timbul kesan bahwa tiada hari tanpa bermain bola basket.

2 Pada periode 2010 sampai 2012 UKM Bola Basket UMS berhasil meraih juara dalam beberapa turnamen antar universitas yang diadakan di Surakarta, seperti IPR (Invitasi Piala Rektor) UMS pada tahun 2010 tim putra juara 1 dan tim putri juara 3, IPR pada tahun 2011tim putra mendapatkan juara 1 dan tim putri gagal mendapatkan juara, dan IPR pada tahun 2012 pun tim putra berhasil meraih juara pertama dan tim putri mendapatkan juara ke 2, pada tahun 2013 tim putra mendapatkan juara pertama tetapi kejuaran putri tidak dilaksanakan karena minimnya peserta. Namun dalam turnamen di luar kota Surakarta UBB UMS hanya menurunkan tim putranya sedangkan untuk tim putri tidak mengikuti kejuaraan, seperti pada tahun 2010 dalam turnamen LIBAMA (liga basket mahasiswa). Kemudian pada tahun 2011 pada turnamen LA Campus League, walaupun menjadi juara ke 3 buat tim putra dan tim putri yang gagal mendapatkan juara, dan pada tahun 2012 tim putri mendapatkan juara 3 dan tim putra gagal mendapatkan juara. Setiap akan bertanding tim UMS sudah melakukan latihan keras dengan melakukan TC (training center) selama 1-2 bulan sebelum pertandingan. Namun hasil yang diberikan belum bisa membawa tim UMS untuk menjadi juara pertama disetiap pertandingan terutama pada tim putri yang sering gagal untuk mendapatkan juara, hal ini yang menyebabkan peneliti untuk mengadakan penelitian mengapa tim basket UBB UMS belum bisa meraih prestasi disetiap pertandingan. Karena dengan persiapan yang cukup lama dan latihan yang sering dilakukan seharusnya bisa mendapatkan juara. Hal ini juga didukung oleh hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 15 November 2014 di gor UMS, bahwa sebagian pemain bola basket

3 kurang menunjukkan adanya motivasi yang tinggi. Hal tersebut terlihat dalam sesi latihan pada hari selasa dan kamis di Gor UMS pukul 4 sore sampai selesai. Seperti dalam beberapa latihan beberapa pemain tampak tidak hadir, kurang bertanggung jawab dalam latihan seperti kehadiran yang tidak tepat waktu, kurang bisa menerima masukan dalam program latihan, kurang bisa mengambil resiko dalam proses latihan, kurang adanya semangat untuk mengambil suatu tantangan jika diberikan strategi dalam latihan dan ragu-ragu untuk mencoba pola strategi baru yang diberikan oleh pelatih. Tidak hanya hal tersebut telihat saat pemberian pelatihan yang membedakan antara wanita dan prianya. Dalam hal ini banyak kemungkinan yang menyebabkan tim UMS kurang maksimal dalam bertanding dan kurang bisa untuk memotivasi dirinya saat sebelum bertanding dan sesudahnya, karena bila mengalami ketidak seimbangan akan merusak suatu system dalam pertandingan dan juga skema strategi yang diberikan pelatih, sama halnya olahraga lain bola basket membutuhkan kerjasama dalam tim dan dalam mencapai suatu kemenangan membutuhkan program latihan, kerja keras dan motivasi dalam diri individu serta dengan dorongan program latihan yang baik dan sesuai apa yang diberikan oleh pelatih, dilihat dari segi motivasi menurut (Chaplin, 2002) motivasi berprestasi adalah kecenderungan seseorang untuk mencapai kesuksesan atau memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki, keterlibatan diri individu terhadap suatu tugas, harapan untuk menjadi berhasil dalam suatu tugas yang diberikan, serta dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sulit secara cepat dan tepat.

4 Alderman Gunarsa (2008) menyebutkan bahwa dalam bidang olahraga, tidak ada atlet yang dapat menang atau menunjukkan prestasi optimal tanpa motivasi. Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk meraih sukses dengan mengarahkan dan memilih tingkah laku yang terkendali sesuai kondisi, dan kecenderungan mempertahankannya sampai tujuan tercapai (Kamflesh dalam Gunarsa, 2008). Munculnya motivasi berprestasi yang tinggi, atlet akan menjalankan program latihan yang diberikan dengan sungguh-sungguh dan disiplin tinggi. Atlet juga memiliki rasa percaya diri terlihat dari keyakinan untuk memenangkan pertandingan. Ini terkait dengan upaya mempertahankan kendali emosi, konsentrasi dan membuat keputusan yang tepat, mampu untuk membagi konsentrasi beberapa keadaan sekaligus. Dengan adanya kematangan dalam persiapan, mereka lebih memiliki harapan untuk sukses. Selain itu atlet juga mampu mengatasi tekanan yang dihadapi, baik saat latihan maupun pertandingan, serta mampu mengendalikan diri saat gagal (Satiadarma, 2000). Untuk menciptakan motivasi berprestasi, perlunya mengetahui tentang bagaimana mengubah emosi negative menjadi sesuatu yang positif, bahwa kegagalan atau kesulitan yang datang merupakan kesempatan agar bisa berkembang, paradigma seperti ini dapat mengubah cara pandang para pemain bola basket dalam menilai kesulitan, kesedihan, dan kegagalan dari sudut pandang yang berbeda. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Bananno & Mayne (2001) emosi positif mampu meningkatkan motivasi berprestasi, pemecahan masalah dan meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan, sehingga diharapkan

5 mampu menekan segala tekanan emosi berdasarkan stimulus yang membentuknya. Regulasi emosi tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Kesadaran atau proses kognitif membantu individu mengatur emosi-emosi atau perasaanperasaan, dan menjaga emosi tersebut agar tidak berlebihan, misalnya setelah atau sedang mengalami stres (Garnefski, Kraaj & Spinhoven, 2001). Oleh sebab itu dibutuhkan emosi yang stabil pada setiap tim basket supaya tetap tenang dan konsisten dalam mengikuti suatu pertandingan, hal ini sangatlah berpengaruh sehingga mengetahui pada setiap tim basket apakah ada yang mengalami tekanan seperti stress, dan panik sebelum bertanding. Dampak yang ditimbulkan dari regulasi emosi yang buruk pada atlet sebelum menghadapi pertandingan adalah atlet tidak dapat menunjukkan penampilan sesuai yang diharapkan, karena kurang adanya motivasi yang tinggi untuk memenangkan pertandingan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengajukan penelitian tentang bagaimana Hubungan Antara Regulasi emosi Dengan Motivasi Berprestasi Pemain Basket di UMS. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara regulasi emosi dengan motivasi berprestasi atlet bola basket UBB UMS. 2. Motivasi berprestasi atlet bola basket UBB UMS. 3. Regulasi emosi pada atlet bola basket UBB UMS. 4. Peran regulasi emosi terhadap motivasi berprestasi atlet basket UBB UMS.

6 C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan keilmuan dalam bidang psikologi pada khususnya bidang psikologi olahraga. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pemain, bisa mengetahui keterkaitan regulasi emosi dengan motivasi berprestasi sehingga dapat menjadikan emosinya secara positif dan baik agar motivasi berprestasinya juga meningkat. b. Bagi pelatih, diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan dalam kebijakan yang mengarah pada peningkatan dan motivasi berprestasi atlet bola basket.