BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

memiliki potensi yang sekaligus menjadi identitas kota, salah satunya yang dirintis oleh beberapa warga setempat. Produk Cibaduyut tak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasianal. Pada saat krisis ekonomi, usaha kecil menengah mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN.

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian suatu Negara sangat ditunjang oleh berkembangnya usaha

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB 1 PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan nasional adalah

I. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh

Bagian Isi INDUSTRIALISASI DI INDONESIA

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tidak sekedar di tunjukan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi. perekonomian kearah yang lebih baik. (Mudrajad,2006:45)

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BAB 1 PENDAHULUAN. memproduksi barang dan jasa dalam jumlah yang lebih besar dan bervariasi. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik

BAB 1 PENDAHULUAN. transformasi struktur ekonomi di banyak Negara. Sebagai obat, industrialisasi. ketimpangan dan pengangguran (Kuncoro, 2007).

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

SEMINAR TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean China Free Trade Area (AC-FTA) yang terjadi saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan perekonomian nasional. Dampaknya yang terjadi Jelang tutup tahun 2009, Apindo melontarkan pernyataan mengejutkan. Asosiasi Pengusaha Indonesia itu menyatakan, pada 2010, banyak industri manufaktur tutup dan jumlah pekerja yang kehilangan pekerjaan bakal mencapai 7,5 juta. Itu berarti, angka penganggur terbuka yang saat ini sekitar 8,9 juta akan membengkak menjadi 17,8 juta orang. Untuk produk tertentu, harga barang jadi produk China lebih murah dibanding bahan baku produk Indonesia. Jika sudah demikian, untuk apalagi mempertahankan pabrik manufaktur di Indonesia.. Saat berbelanja, konsumen umumnya hanya melihat mutu dan harga. Sebagian besar konsumen Indonesia, yang memang berpenghasilan rendah, malah hanya mempertimbangkan harga. Mereka tidak terlalu sensitif terhadap kualitas, apalagi mempertanyakan produk lokal atau asing. Produk yang murah justru menolong masyarakat berdaya beli rendah. Untuk menghadapi perjanjian AC-FTA maka Pemerintah harus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri sambil terus menigkatkan mutu dari produk dalam negeri kita tersebut agar lebih berkualitas & menjadi tuan rumah di negri sendiri. Sementara itu pemerintah juga menggalakkan sektor ekonomi di bidang UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah

2 ). Sektor UMKM ini menyumbang lebih dari 50 persen pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor industri kecil dan rumah tangga telah terbukti lebih fleksibel dalam berbagai kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan, seperti krisis ekonomi. Pada saat industri besar gulung tikar, industri kecil yang berorientasi ekspor malah memperoleh keuntungan berlipat, karena industri kecil lebih banyak memakai bahan baku dari dalam negeri, sehingga tidak membebani nilai impor seperti yang selama ini dialami oleh usaha besar. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan eknomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasilhasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di Negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Oleh karena itu, industri rumahan (UMKM) Usaha Mikro Kecil Menengah harus meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang merupakan faktor pendorong. Namun dalama perkembangannya, UMKM (Usaha Mikro, Kecil Menengah) masih belum menjalankan fungsi dan peranannya secara maksimal karena menghadapi berbagai kendala seperti masalah keterbatasan modal, teknik produksi, bahan baku, pemasaran, manajemen dan teknologi. Selain itu hambatan yang dihadapi oleh UMKM adalah keterbatasan dalam mengakses informasi pasar, keterbatasan jangkauan pasar, keterbatasan jaringan kerja, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha yang strategis. Ada lima keadaan yang memungkinkan industri kecil mampu bertahan dari persaingan yang datang dari industri berskala

3 besar adalah sebagai berikut: Pertama, usaha industri kecil bergerak dalam pasar yang terpecah-pecah (fragmented market), sehingga keberadaan skala ekonomi tidak terlalu penting yang menyebabkan skala ekonomi usaha besar tidak menonjol. Kedua, usaha industri kecil menghasilkan produk-produk dengan karakteristik elastisitas pendapatan yang tinggi, sehingga apabila terjadi kenaikan pendapatan masyarakat, permintaan akan produk-produk UMKM juga meningkat. Ketiga, usaha kecil memiliki tingkat heterogenitas tinggi, khususnya heterogenitas teknologi yang bisa digunakan, sehingga dapat menghasilkan variasi produk yang beraneka ragam. Keempat, usaha industri kecil tergabung dalam suatu kluster (sentra industri), sehingga mampu memanfaatkan efisiensi kolektif, misalnya dalam hal pembelian bahan baku, pemanfaatan tanaga kerja terampil, dan pemasaran bersama. Kelima, usaha industri kecil diuntungkan oleh kondisi geografis, yang membuat produk-produk industri kecil memperoleh proteksi alami karena pasar yang dilayani tidak terjangkau oleh inovasi produk-produk industri skala besar. Perkembangan industri kecil termasuk industri rumah tangga yang bersifat informal merupakan bagian dari perkembangan industri dan ekonomi nasional secara keseluruhan. Industri kecil mempunyai peranan yang strategis dalam hal pemerataan penyebaran lokasi usaha yang mendukung pembangunan daerah, pemerataan kesempatan kerja, menunjang ekspor non migas serta melestarikan seni budaya bangsa. Dilihat dari banyaknya usaha maupun penyerapan tenaga kerja, golongan industri kecil dan rumah tangga ini mempunyai kontribusi terbesar dalam hal penyerapan tenaga kerja yang hampir sekitar 58% tenaga kerja yang ada di sektor industri (BPS, 2005).

4 Salah satu industri kecil yang sangat potensial berkembang di kota Medan adalah industri sepatu. Industri sepatu merupakan salah satu industri yang sangat potensial dan dapat memberikan pendapatan yang cukup besar bagi pemiliknya dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Salah satu sentra industri kecil sepatu di kota Medan ada di wilayah Kecamatan Medan Denai. Kecamatan Medan Denai adalah salah satu dari 21 kecamatan yang ada di kota Medan, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Denai adalah wilayah Timur Kota Medan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang., dengan penduduknya berjumlah 137.690 jiwa (2006) dengan luas wilayahnya 11,19 Km². Potensi dan Produk Unggulan dari Kecamatan ini berupa Produksi Sepatu dan Sandal. Sebagian besar pengrajin sepatu di kecamatan Medan Denai tergolong industri rumah tangga yang masih bekerja dengan cara tradisionil, untuk menempelkan kulit dengan sol sepatu dengan cara dipukul-pukul menggunakan palu. Kondisi tersebut menyebabkan merekatnya lem tidak bisa merata karena permukaan kontur sol yang tidak rata, sehingga masih dapat kerutan dan mudah lepas. Proses penempelan antara sol dengan kulit merupakan salah satu proses dalam pembuatan sepatu kulit yang ada di sentra industri rumah tangga di kecamatan Medan Denai. Penempelan tersebut memakan waktu (proses pengepres-an) 5 menit untuk setengah pasang sepatu. Selain itu hasil penempelan kulit terhadap permukaan sol tidak merata (perekatan lem antara kulit dengan sol menjadi tidak kuat dan terdapat kerutan pada kulit ). Karena kondisi produk yang demikian menjadikan produk berkualitas rendah yang konsumennya kelas menengah ke bawah. Kendala proses produksi yang disebutkan disebab-kan mahalnya mesin press impor yang selama ini sudah digunakan industri besar pabrik sepatu. Dalam aktivitas-aktivitas pemasaran diperlukan berbagai strategi unggul sehingga aktivitas dapat merubah sebuah rencana pemasaran menjadi suatu kenyataan yang berhasil. Keempat variabel pemasaran tersebut diatas, yang biasa disebut dengan bauran pemasaran menjadi daya penggerak untuk menciptakan

5 tingkat penjualan yang diharapkan sesuai volume yang direncanakan. Demikian pula dalam praktek usaha kecil, keberhasilan memasarkan produk merupakan harapan utama dari pengrajin sebagai pengusaha. Produk-produk usaha kecil yang ada memerlukan suatu pemasaran yang baik sampai kepada upaya pengendalian aktivitas pemasarannya, sehingga tujuan yang diharapkan oleh para pengusaha kecil dapat tercapai dengan tingkat keberhasilan yang memuaskan. Salah satu bagian penting dimensi bauran pemasaran dalam usaha kecil adalah kebijakan produk dan promosi. Bila pengusaha tidak memiliki kemampuan yang baik dalam menangani kedua hal tersebut akan menciptakan sebuah permasalahan besar terhadap pencapaian keberhasilan penjualan. Kendala yang dihadapi pengrajin sepatu di Kecamatan Medan Denai berkaitan dengan produk dan promosi ini adalah kualitas produk yang masih rendah, merek yang kurang terkenal keunggulannya, dan model yang kurang menarik dibandingkan dengan kerajinan sepatu dari luar pulau Sumatera seperti Pulau Jawa, serta dalam hal promosi yang masih kurang baik. Sedangkan dari sisi penjualan, volume penjualan sepatu yang dibuat pengrajin masih jauh dari yang mereka harapkan, salah satu penyebabnya karena kelemahan dalam masalah produk dan promosi. Produk merupakan elemen kunci dalam pengawasan pasar. Bagi pelanggan salah satu penilaian penawaran adalah keistimewaan dan kualitas produk. Keistimewaan produk menunjukkan ciri khas suatu produk yang dihasilkan perusahaan, sedangkan kualitas produk menunjukkan mutu yang terkandung dari produk perusahaan. Produk-produk yang tidak memiliki keistimewaan dan kualitas yang tinggi akan mudah ditinggal konsumen.dengan semakin meningkatnya persaingan, maka semakin penting peranan kebijakan

6 promosi dalam memasarkan barang yang diperdagangkan. Kegiatan promosi merupakan bagian dari pemasaran sebagai alat yang sangat penting serta turut menentukan suksesnya suatu pemasaran guna meningkatkan volume penjualan. Agar bisa sedikit meningkatkan kualitasnya, pengrajin sepatu harus mempunyai beberapa mesin contohnya mesin press (mesin penekan agar pengeleman menjadi kuat) dan mesin molen (semacam oven untuk menyempurnakan pengeleman). Untuk mesin molen beberapa pengrajin besar sudah memilikinya, namun untuk mesin press tidak banyak yang memiliki karena harganya yang terlalu mahal. Jika saja proses penempelan antara sol dengan kulit pada industri rumah tangga dilakukan dengan alat press sederhana sesuai kemampuan investasi dan biaya operasional bagi mereka yang bermodal kecil. Hasil produksinya akan menjadi lebih baik dari segi efisiensi waktu, tenaga dan kualitas penempelan lebih merata dan kuat serta penampilan lebih menarik karena tidak ada kerutan pada kulit. Dengan adanya peningkatan kualitas memberikan peluang untuk memasuki pasar domestik dan bersaing dengan produk dari China, hal tersebut membuat konsumen kelas menengah dapat menikmati sepatu yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Perancangan dan pengujian alat press sepatu dan sandal ini adalah hasil dari penelitian dengan modifikasi alat press sepatu yang ada di industri rumah tangga yang ber alamat di Jl. Bromo Ujung, lorong aman Kecamatan Medan Denai. Dan Jl. Denai, gang nira Kecamatan Medan Denai. Pada industri tersebut memiliki dua alat press, yaitu untuk press sepatu dan pres sandal. Modifikasi yang dilakukan pertama pada membuat mesin press sepatu dan mesin press sandal menjadi 1

7 mesin untuk menghemat tempat usaha dan lebih praktis. Yang pertama dengan membuat dua penekan untuk sepatu dan sandal. Dimana saat ingin mengepress sepatu atau sandal hanya harus mengganti penekan. Kedua memodifikasi bak pengepressan supaya cocok untuk kontur sepatu maupun sandal. Ketiga memodifikasi katup udara supaya udara di dalam bak udara bias ditahan dengan tekanan yang di inginkan B. Perumusan masalah Permasalahan yang dapat diangkat dalam pembahasan kali ini adalah untuk meningkatkan efisiensi waktu dan mengurangi biaya pembelian alat, maka perlu dirancang alat (mesin press) untuk proses pengepressan sol sepatu secara mekanik yang menggabungkan fungsi press sepatu, sandal dalam satu alat press dengan memanfaatkan tekanan udara dari kompsesor (system pneumatic). Secara operasional permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana rancang bangun alat press sepatu dan sandal bertekanan udara? 2. Bagaimanakah menghitung komponen komponen utama alat press sepatu dan sandal bertekanan udara? 3. Bagaimanakah hasil uji coba alat press sepatu dan sandal bertekanan udara? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan : 1. Merancang alat press sepatu dan sandal bertekanan udara. 2. Menghitung ukuran -.ukuran utama alat press sepatu bertekanan udara. 3. Melakukan uji coba alat press sepatu dan sandal bertekanan udara.

8 D. Manfaat Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan mesin press ini nantinya dapat memenuhi kriteria atau hal sebagai berikut : 1. Mempermudah proses pengerjaan pengepresan sol sepatu. 2. Mengurangi biaya produksi alat sehingga harganya terjangkau oleh UKM. 3. Meningkatkan kualitas sepatu hasil industri rumahan agar mampu bersaing di pasar domestik