HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN Nuriyanti¹, Riani²

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN CARA PENCEGAHAN FLOUR ALBUS

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA WANITA PERIMENOPAUSE DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. terutama kesehatan reproduksi (Wulandari, 2012). 2003). Remaja dalam menghadapi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENITALIA SAAT MENSTRUASI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang

UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN GENETALIA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH KEJADIAN FLOUR ALBUS DI SMA DALAM MUHAMMADIYAH KALIREJO LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

Kata kunci: kontrasepsi hormonal, pengetahuan perawatan organ reproduksi, keputihan. Cairan tersebut bervariasi dalam PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

Dinamika Kesehatan, Vol. 2 No. 2 Desember 2016 Herawati, et. al., Hubungan Pekerjaan & Vulva...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

TINDAKAN PERSONAL HYGINE (VULVA HYGINE) SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH X SURABAYA. Supatmi 1), Asta Adyani 2)

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi : Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi Asia dan tertinggi ke-3 di

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGI PADA SISWI KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN PADA IBU IBU DI DUSUN MULEKAN II TIRTOSARI KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERSEDIAAN SUMBER ATAU FASILITAS DENGAN

Transkripsi:

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014 RIANI Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRAK Timbulnya masalah kesehatan reproduksi wanita pada umumnya disebabkan karena wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan serta bagaimana cara merawat agar organ reproduksi tetap sehat. Masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami wanita adalah keputihan. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita didunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup. Keputihan didefenisikan sebagai keluarnya cairan vagina. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014. Desain penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah proposional stratified random sampling yaitu menggambil siswi secara berstrata kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014 yaitu sebanyak 205 orang. Analisa data yang di gunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa kebersihan vulva siswi SMA Negeri 2 Bangkinang pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden ( 82,9%), sedangkan yang mengalami keputihan yang tidak normal yaitu sebanyak 120 responden (58,5%). Berdasarkan uji statistic chi_square yaitu 0,039% (p <0,05), hal ini menunjukkan adanya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang. Disarankan bagi siswi kelas X dan XI untuk lebih hati-hati dan konsisten dalam menjaga kebersihan vulva dan lebih sering mencari informasi tentang efek kurangnya menjaga kebersihan vulva. Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 62

PENDAHULUAN Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh merupakan hal yang wajib dilakukan akan tetapi masih terdapat wanita yang kurang memperhatikan kebersihan alat reproduksinya. Umumnya terdapat beberapa keluhan dan penyakit yang mengganggu aktivitas keseharian dari wanita salah satunya adalah keputihan, terkadang wanita yang terserang keputihan mengalami reaksi kejiwaan, ketakutan dan juga kecemasan yang berlebih. Keadaan ini membuat wanita merasa kurang percaya diri sehingga menarik diri dari pergaulan sehingga keadaan seperti ini membahayakan dirinya sendiri (Rozanah,2003). Khusus Pada masa remaja wanita, mereka harus mengetahui tentang keputihan dan penyebabnya secara dini, karena menurut badan kesehatan dunia (WHO,2008) pada masa peralihan anak-anak ke masa dewasa terdapat perubahanperubahan fisiologis wanita khususnya, daerah organ reproduksi dan dapat menjadi masalah pada remaja jika tidak mengetahui permasalahan seputar organ reproduksinya dan hal tersebut merupakan pengalaman yang baru bagi remaja wanita. Menurut depkes (2008) kejadian keputihan banyak disebabkan karena olek bakteri kandidosis vulvovagenitis pada daerah Jakarta dan ini juga dikarenakan banyak perempuan yang tidak mengetahui membersihkan daerah vaginnya. Vulva hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ kewanitaan bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah infeksi (Ayu, 2010). Ada beberapa penyakit yang di sebabkan infeksi pada organ reproduksi wanita adalah berupa trikomoniasis, vaginosis bakterial, kandidiasis, vulvovaginitis, gonore, klamida, dan sifilis (Syafni G). Menjaga kebersihan alat kelamin luar pada perempuan sangat penting dalam upaya mencegah timbulnya keputihan dan untuk deteksi dini kanker serviks dan terjadinya infertil. Kulit daerah kelamin dan sekitarnya harus diusahakan agar tetap bersih dan kering, karena kulit yang lembab/ basah dapat menimbulkan iritasi dan memudahkan tumbuhnya jamur dan kuman penyakit. Kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Keputihan atau fluor albus adalah cairan yang keluar dari alat genital wanita yang tidak berupa darah (Sophia, 2003). Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Tidak banyak wanita yang tahu apa itu keputihan dan terkadang menganggap mudah persoalan keputihan ini. Keputihan ini bisa berakibat sangat fatal bila lambat ditangani. Keputihan yang terjadi dalam waktu lama bisa Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 63

mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar kandungan. Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim, yang bisa berujung pada kematian (Sugi, 2009). Kurangnya pengetahuan tentang perawatan kebersihan genitalia dapat menyebabkan banyak terjadinya fluor albus. Timbulnya penyakit reproduksi wanita umumnya di sebabkan karena wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan serta bagaimana dan apa yang harus dilakukan agar organ reproduksinya tetap sehat. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya masalah pada kesehatan reproduksi dan salah satu gangguan yang sering dialami adalah keputihan. Keputihan yang lama walau gejala dengan biasa-biasa saja, lama kelamaan dapat merusak selaput darah. Sebagian besar cairan itu mengandung kuman-kuman penyakit. Kuman penyakit dapat merusak selaput dara hampir habis sehingga pada saat berhubungan badan yang pertama tidak mengeluarkan darah. Serangan fluor albus ini umumnya dialami para wanita usia reproduktif. Data pada situs organisasi kanker di dunia menyebutkan 75% dari seluruh wanita di dunia pasti akan mengalami keputihan. Terjadinya kasus kanker leher rahim 90% di tandai dengan keputihan, wanita mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup, 45% wanita akan mengalami keputihan dua kali atau lebih (Pribakti B, 2004), sedangkan wanita Eropa mengalami keputihan 25% dan sedangkan wanita indonesia yang mengalami keputihan berjumlah 75% (Octavianti, 2006). Berdasarkan penelitian Donatila angka kejadian keputihan di SMA Negeri 4 Semarang sangat tinggi, (96,9%) responden yang mengalami keputihan. dan melakukan kebersihan vulva yang buruk sebanyak (82,8%). Untuk data jumlah remaja putri di Kabupaten Kampar yang mengalami keputihan belum pernah ada. Maka peneliti berasumsi untuk memulai penelitian didua SMA Negeri yang tergolong SMA yang terfavorit di Kabupaten Kampar yaitu Bangkinang. untuk memperoleh data remaja yang mengalami keputihan terlebih dahulu peneliti melakukan perbandingan jumlah siswi di dua SMA tersebut, Data di peroleh dari dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar. Jumlah siswi di SMA Negeri 1 Bangkinang berjumlah 568 orang siswi, yang mana kelas X berjumlah 191 orang siswi, kelas XI berjumlah 191 orang siswi, dan kelas XII berjumlah 186 orang siswi. SMA Negeri 2 Bangkinang berjumlah 655 orang siswi,yang mana kelas X berjumlah 214 orang siswi, kelas XI berjumlah 208 orang siswi, dan kelas XII berjumlah 233 orang siswi. Dari data tersebut jumlah siswi SMA Negeri 2 Bangkinang merupakan jumlah remaja putri yang terbanyak. Sehingga peneliti Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 64

melakukan survey awal dengan membagikan Quesioner kepada 40 orang siswi yang berisikan pertanyaan tentang kebersihan vulva dengan kejadian keputihan. Di peroleh jawaban dari Quesioner tersebut yaitu : 22 orang siswi mengalami keputihan (55%), dan 16 orang siswi jarang mengalami keputihan (40%), 2 orang siswi juga pernah mengalami keputihan di iringi dengan rasa gatal di daerah vagina (6%), Peneliti melihat dari hasil penyebaran kusioner tentang kebersihan vulva siswi belum melakukan cara membersihkan vulva dengan baik dan siswi juga masih banyak yang melakukan cara kebersihan vulva yang kurang tepat, dan menggunakan pembersih vagina yang berlebihan. Selain dari hasil kusioner peneliti juga melakukan wawancara beberapa orang siswi tentang mencuci genitalia, siswi suka menggunakan air yang tergenang di ember saat mencuci alat reproduksinya. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang kabupaten kampar tahun 2014. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian Analitik dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Bangkinang Kabupaten Kampar pada tanggal 21 s/d 26 Mei 2014 Populasi dan Sampel Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI sebanyak 422 siswi di SMA Negeri 2 Bangkinang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi SMA kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Bangkinang. Analisa Bivariat Analisa ini bertujuan untuk melihat derajat atau kekuatan hubungan antara variabel independent dan variabel dependent dengan menggunakan uji kemaknaan statistik dengan uji Chi Square (Hidayat, 2007): X 2 = Keterangan : X 2 = chi Kuadrat fo = frekuensi yang diamati fe = frekuensi yang diharapkan Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara berdasarkan perbandingan chi-square dan tabel: Jika chi-square hitung > dari chisquare tabel maka Ho ditolak. Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 65

Berdasarkan Probabilitas :Jika Probabilitas (p) α (0,05) Ho ditolak HASIL PENELITIAN Karakteristik responden Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari umur dan kelas, secara spesifik dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 :Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Umur Frekuensi Persentasi 15-16 128 62,44% 17-18 77 37,56% Total 205 100% Seperti yang di sajikan pada tabel 4.1 diatas dapat terlihat bahwa sebagian besar responden berada pada rentang umur 15-16 tahun sebanyak 128 orang (62,44%). Analisa Univariat Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil distribusi frekuensi berdasarkan masalah kebersihan vulva, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Adapun hasilnya diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masalah Kebersihan Vulva Pada Siswi SMA Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014. No 1 2 Total Kebersihan frekuensi Presentasi vulva Bersih 35 17,1% Tidak bersih 170 82.9% 205 100% pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 205 responden, melakukan kebersihan vulva masih berada pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden (82,9%). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil distribusi frekuensi berdasarkan kejadian keputihan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Adapun hasil nya yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kejadian Keputihan Pada Siswi SMA Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014 No 1 2 Total Keputihan frekuensi Presentasi Normal 85 41,5% Tidak normal 120 58,5% 205 100% Seperti yang di sajikan pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa lebih dariseparoh responden mengalami keputihan yang tidak normal yaitu 120 orang (58,5%) dan lebih dari separoh responden mengalami keputihan yang normal sebanyak 85 orang (41,5%). Analisi bivariat Analisa Bivariat adalah analisa untuk melihat hubungan antara variabel independent dan variabel dependent. Uji yang dilakukan adalah Uji Chi-square dengan ketentuan p value < 0,05 maka Ho ditolak artinya kedua variabel secara statistic menunjukkan hubungan yang bermakna, apabila p value > dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya kedua variabel tersebut tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 66

Tabel 4.4 : Hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014 N o Kebers ihan vulva Kejadian Keputihan Tidak Jumlah Normal normal N % N % N % 1 Bersih 20 9,8% 15 7,3% 35 17,1 % 2 Tidak 65 31,7 10 51,2 17 82,9 bersih % 5 % 0 % Jumla h 85 41,5 % 12 0 58,5 % 20 5 100 Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji statistik chi square Seperti yang disajikan pada tabel 4.4 bahwa dari 170 (82,9%) responden yang lebih dominan masalah kebersihan vulva responden dalam kategori tidak bersih, sebagian responden mengalami keputihan yang tidak normal 105 responden (51,2%) dan 65 responden (41,5%) responden mengalami keputihan yang normal. Untuk melihat ada tidaknya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014 dilakukan uji statistic diperoleh nilai P value= 0,039 jadi nilai (P value < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014. PEMBAHASAN Masalah Kebersihan Vulva Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa lebih dari separoh responden, melakukan kebersihan vulva masih berada pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden (82,9%). Menurut analisa peneliti berasumsi bahwa kurangnya menjaga kebersihan vulva dapat menyebabkan terjadinya X² hit un g 4,2 75 P Va lue keputihan. Banyak responden yang tidak melakukan cara vulva hygiene dengan baik, sebagian besar responden 0,0 melakukan kebersihan vulva yang tidak 39 tepat. Sebagaimana yang telah peneliti temukan di lapangan bahwa masih banyak responden yang salah dalam melakukan kebersihan daerah kewanitaannya, responden juga masih banyak yang menggunakan sabun mandi sebagai sabun pembilas vagina dan juga masih banyak responden yang menggunakan air yang tergenang di ember saat membilas daerah kewanitaan nya, bahkan sebagian responden juga banyak mencuci daerah kewanitaan dari arah belakang kedepan. Hal ini di karenakan kurangnya informasi yang di dapatkan siswi tentang bagaimana seharusnya menjaga organ reproduksi dengan baik dan sehat. Sebagian responden juga tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa kurangnya informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi merupakan penyebab yang paling berperan terhadap terjadinya berbagai masalah kesehatan reproduksi terutama pada kelompok usia muda. Hal yang paling membahayakan ialah apabila informasi yang didapatkan tidak benar Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 67

dimana hal ini menyebabkan munculnya masalah kesehatan reproduksi seperti masalah keputihan pada remaja puteri (Mohammad, 1998). Timbulnya penyakit reproduksi wanita pada umumnya di sebabkan karena wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan sebagaimana perlu yang harus dilakukan agar organ reproduksi tetap sehat. Oleh sebab itu mendapatkan informasi yang memadai mengenai kesehatan reproduksi khususnya keputihan agar mereka tahu bagaimana seharusnya melalukan kebersihan vulva dengan baik dan apakah berprilaku sehat atau tidak (Depkes, 2002). A. Hubungan Masalah Kebersihan Vulva Dengan Keputihan Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa hasi uji statistik menggunakan uji chisquare pada tingkat derajat kemaknaan 95% sehingga diperoleh nilai signifikan p=0,039 yang berarti lebih kecil dari nilai = 0,05, dengan demikian dapat diinterpensikan bahwa ada hubungan bermakna masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang. Menurut asumsi peneliti, kurangnya prilaku terhadap menjaga kebersihan vulva dapat menyebabkan terjadinya keputihan, begitu pula sebaliknya semakin bagus prilaku seseorang terhadap melakukan kebersihan vulva, semakin rendah untuk terjadinya penyakit kewanitaan khususnya masalah keputihan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan donatila tahun 2011 yang berjudul Hubungan antara menjaga kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan pada SMA Negeri 4 Semarang diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara menjaga kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan (p value <0,05). Berdasarkan teori yang ada apabila memiliki pengetahuan yang baik maka akan berprilaku yang baik juga dalam menjaga kebersihan agar tidak terjadinya keputihan (Alimul, 2006). Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Semakin baik perilaku tentang vulva hygiene, maka peluang terjadinya kejadian keputihan akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin buruk perilaku tentang vulva hygiene, maka semakin tinggi peluang terjadinya kejadian keputihan (Fania, 2012). A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan uji statistic chi_square yaitu 0,039% (p <0,05), menunjukkan adanya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMAN 2 Bangkinang Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 68

DAFTAR PUSTAKA Alatas, alwi (2005). Untuk 13 +, Remaja juga bisa bahagia, sukses dan mandiri. Jakarta: pena Andira, D (2009). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita, Yogjakarta : A Plus Books Anolis, Andhita Caya (2011). 17 Penyakit Wanita yang Paling Mematikan. Yogjakarta : Buana Pustaka Anonim (2009). Tumbuh Kembang Remaja. http:///.www.bkkbn.co.id Azwar (2003). Psikologis.http :///psikologianak.co.id Budiarto, E. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Burhana, Fania (2012). Buku Pintar Miss V Cara Cerdas Merawat Organ Intim Wanita. Yogyakarta : Araksa Cakmoki (2007). Keputihan : Ih Risih, http:///.www.scribd.com Diakses 7 april 2013 Dinkes R.I (2008). Profil Data Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id Djuanda, Adhi (2010). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI Donatila (2011). Hubungan Antara Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna dengan Kejadian Keputihan siswi SMA Negeri 4 semarang, Universitas Diponegoro Tahun 2011 Hoesdono, S (2010) Apa Itu Keputihan (flour albus).http:///.www.ajihoesodo.com Diakses 7 Indah (2009). Tanda-Tanda Keputihan. www.///http.com Diakses tanggal 04 Indrati (2004). Tanda-Tanda Keputihan. www:///http.com Diakses 04 Manuaba (2004). Asuhan Keperawatan Penyakit Keputihan. www:///http.com Diakses tanggal 04 Meutina (2008).Masalah Keputihan pada Wanita. www:http.com Diakses 04 Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika Octaviyanti, Dwiana (2006). Dapartemen Obteri dan Ginekologi FKUI / RSCN, Jakarta : http :///www.com Diakses tanggal 04 april 2013 Pribakti, B (2012). Tips dan Cara Merawat Organ intim, jakarta : Araska Purwanto (2005). Tanda-Tanda Keputihan. www:http.com Diakse 14 Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 69

Setiadi (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha ilmu Shadine, M (2009). Penyakit Wanita. Jakarta : Keen book Sugiono.(2008). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif.Bandung : Alfa Beta Syafni G, Waspadai Penyakit Reproduksi Anda. Bandung : Reka Cipta Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 70