HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014 RIANI Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRAK Timbulnya masalah kesehatan reproduksi wanita pada umumnya disebabkan karena wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan serta bagaimana cara merawat agar organ reproduksi tetap sehat. Masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami wanita adalah keputihan. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita didunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup. Keputihan didefenisikan sebagai keluarnya cairan vagina. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014. Desain penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah proposional stratified random sampling yaitu menggambil siswi secara berstrata kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014 yaitu sebanyak 205 orang. Analisa data yang di gunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa kebersihan vulva siswi SMA Negeri 2 Bangkinang pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden ( 82,9%), sedangkan yang mengalami keputihan yang tidak normal yaitu sebanyak 120 responden (58,5%). Berdasarkan uji statistic chi_square yaitu 0,039% (p <0,05), hal ini menunjukkan adanya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang. Disarankan bagi siswi kelas X dan XI untuk lebih hati-hati dan konsisten dalam menjaga kebersihan vulva dan lebih sering mencari informasi tentang efek kurangnya menjaga kebersihan vulva. Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 62
PENDAHULUAN Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh merupakan hal yang wajib dilakukan akan tetapi masih terdapat wanita yang kurang memperhatikan kebersihan alat reproduksinya. Umumnya terdapat beberapa keluhan dan penyakit yang mengganggu aktivitas keseharian dari wanita salah satunya adalah keputihan, terkadang wanita yang terserang keputihan mengalami reaksi kejiwaan, ketakutan dan juga kecemasan yang berlebih. Keadaan ini membuat wanita merasa kurang percaya diri sehingga menarik diri dari pergaulan sehingga keadaan seperti ini membahayakan dirinya sendiri (Rozanah,2003). Khusus Pada masa remaja wanita, mereka harus mengetahui tentang keputihan dan penyebabnya secara dini, karena menurut badan kesehatan dunia (WHO,2008) pada masa peralihan anak-anak ke masa dewasa terdapat perubahanperubahan fisiologis wanita khususnya, daerah organ reproduksi dan dapat menjadi masalah pada remaja jika tidak mengetahui permasalahan seputar organ reproduksinya dan hal tersebut merupakan pengalaman yang baru bagi remaja wanita. Menurut depkes (2008) kejadian keputihan banyak disebabkan karena olek bakteri kandidosis vulvovagenitis pada daerah Jakarta dan ini juga dikarenakan banyak perempuan yang tidak mengetahui membersihkan daerah vaginnya. Vulva hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ kewanitaan bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah infeksi (Ayu, 2010). Ada beberapa penyakit yang di sebabkan infeksi pada organ reproduksi wanita adalah berupa trikomoniasis, vaginosis bakterial, kandidiasis, vulvovaginitis, gonore, klamida, dan sifilis (Syafni G). Menjaga kebersihan alat kelamin luar pada perempuan sangat penting dalam upaya mencegah timbulnya keputihan dan untuk deteksi dini kanker serviks dan terjadinya infertil. Kulit daerah kelamin dan sekitarnya harus diusahakan agar tetap bersih dan kering, karena kulit yang lembab/ basah dapat menimbulkan iritasi dan memudahkan tumbuhnya jamur dan kuman penyakit. Kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006). Keputihan atau fluor albus adalah cairan yang keluar dari alat genital wanita yang tidak berupa darah (Sophia, 2003). Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Tidak banyak wanita yang tahu apa itu keputihan dan terkadang menganggap mudah persoalan keputihan ini. Keputihan ini bisa berakibat sangat fatal bila lambat ditangani. Keputihan yang terjadi dalam waktu lama bisa Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 63
mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar kandungan. Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim, yang bisa berujung pada kematian (Sugi, 2009). Kurangnya pengetahuan tentang perawatan kebersihan genitalia dapat menyebabkan banyak terjadinya fluor albus. Timbulnya penyakit reproduksi wanita umumnya di sebabkan karena wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan serta bagaimana dan apa yang harus dilakukan agar organ reproduksinya tetap sehat. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya masalah pada kesehatan reproduksi dan salah satu gangguan yang sering dialami adalah keputihan. Keputihan yang lama walau gejala dengan biasa-biasa saja, lama kelamaan dapat merusak selaput darah. Sebagian besar cairan itu mengandung kuman-kuman penyakit. Kuman penyakit dapat merusak selaput dara hampir habis sehingga pada saat berhubungan badan yang pertama tidak mengeluarkan darah. Serangan fluor albus ini umumnya dialami para wanita usia reproduktif. Data pada situs organisasi kanker di dunia menyebutkan 75% dari seluruh wanita di dunia pasti akan mengalami keputihan. Terjadinya kasus kanker leher rahim 90% di tandai dengan keputihan, wanita mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup, 45% wanita akan mengalami keputihan dua kali atau lebih (Pribakti B, 2004), sedangkan wanita Eropa mengalami keputihan 25% dan sedangkan wanita indonesia yang mengalami keputihan berjumlah 75% (Octavianti, 2006). Berdasarkan penelitian Donatila angka kejadian keputihan di SMA Negeri 4 Semarang sangat tinggi, (96,9%) responden yang mengalami keputihan. dan melakukan kebersihan vulva yang buruk sebanyak (82,8%). Untuk data jumlah remaja putri di Kabupaten Kampar yang mengalami keputihan belum pernah ada. Maka peneliti berasumsi untuk memulai penelitian didua SMA Negeri yang tergolong SMA yang terfavorit di Kabupaten Kampar yaitu Bangkinang. untuk memperoleh data remaja yang mengalami keputihan terlebih dahulu peneliti melakukan perbandingan jumlah siswi di dua SMA tersebut, Data di peroleh dari dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar. Jumlah siswi di SMA Negeri 1 Bangkinang berjumlah 568 orang siswi, yang mana kelas X berjumlah 191 orang siswi, kelas XI berjumlah 191 orang siswi, dan kelas XII berjumlah 186 orang siswi. SMA Negeri 2 Bangkinang berjumlah 655 orang siswi,yang mana kelas X berjumlah 214 orang siswi, kelas XI berjumlah 208 orang siswi, dan kelas XII berjumlah 233 orang siswi. Dari data tersebut jumlah siswi SMA Negeri 2 Bangkinang merupakan jumlah remaja putri yang terbanyak. Sehingga peneliti Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 64
melakukan survey awal dengan membagikan Quesioner kepada 40 orang siswi yang berisikan pertanyaan tentang kebersihan vulva dengan kejadian keputihan. Di peroleh jawaban dari Quesioner tersebut yaitu : 22 orang siswi mengalami keputihan (55%), dan 16 orang siswi jarang mengalami keputihan (40%), 2 orang siswi juga pernah mengalami keputihan di iringi dengan rasa gatal di daerah vagina (6%), Peneliti melihat dari hasil penyebaran kusioner tentang kebersihan vulva siswi belum melakukan cara membersihkan vulva dengan baik dan siswi juga masih banyak yang melakukan cara kebersihan vulva yang kurang tepat, dan menggunakan pembersih vagina yang berlebihan. Selain dari hasil kusioner peneliti juga melakukan wawancara beberapa orang siswi tentang mencuci genitalia, siswi suka menggunakan air yang tergenang di ember saat mencuci alat reproduksinya. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang kabupaten kampar tahun 2014. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian Analitik dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Bangkinang Kabupaten Kampar pada tanggal 21 s/d 26 Mei 2014 Populasi dan Sampel Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI sebanyak 422 siswi di SMA Negeri 2 Bangkinang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi SMA kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Bangkinang. Analisa Bivariat Analisa ini bertujuan untuk melihat derajat atau kekuatan hubungan antara variabel independent dan variabel dependent dengan menggunakan uji kemaknaan statistik dengan uji Chi Square (Hidayat, 2007): X 2 = Keterangan : X 2 = chi Kuadrat fo = frekuensi yang diamati fe = frekuensi yang diharapkan Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara berdasarkan perbandingan chi-square dan tabel: Jika chi-square hitung > dari chisquare tabel maka Ho ditolak. Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 65
Berdasarkan Probabilitas :Jika Probabilitas (p) α (0,05) Ho ditolak HASIL PENELITIAN Karakteristik responden Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari umur dan kelas, secara spesifik dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 :Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Umur Frekuensi Persentasi 15-16 128 62,44% 17-18 77 37,56% Total 205 100% Seperti yang di sajikan pada tabel 4.1 diatas dapat terlihat bahwa sebagian besar responden berada pada rentang umur 15-16 tahun sebanyak 128 orang (62,44%). Analisa Univariat Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil distribusi frekuensi berdasarkan masalah kebersihan vulva, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Adapun hasilnya diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masalah Kebersihan Vulva Pada Siswi SMA Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014. No 1 2 Total Kebersihan frekuensi Presentasi vulva Bersih 35 17,1% Tidak bersih 170 82.9% 205 100% pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 205 responden, melakukan kebersihan vulva masih berada pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden (82,9%). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil distribusi frekuensi berdasarkan kejadian keputihan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Adapun hasil nya yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kejadian Keputihan Pada Siswi SMA Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014 No 1 2 Total Keputihan frekuensi Presentasi Normal 85 41,5% Tidak normal 120 58,5% 205 100% Seperti yang di sajikan pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa lebih dariseparoh responden mengalami keputihan yang tidak normal yaitu 120 orang (58,5%) dan lebih dari separoh responden mengalami keputihan yang normal sebanyak 85 orang (41,5%). Analisi bivariat Analisa Bivariat adalah analisa untuk melihat hubungan antara variabel independent dan variabel dependent. Uji yang dilakukan adalah Uji Chi-square dengan ketentuan p value < 0,05 maka Ho ditolak artinya kedua variabel secara statistic menunjukkan hubungan yang bermakna, apabila p value > dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya kedua variabel tersebut tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 66
Tabel 4.4 : Hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014 N o Kebers ihan vulva Kejadian Keputihan Tidak Jumlah Normal normal N % N % N % 1 Bersih 20 9,8% 15 7,3% 35 17,1 % 2 Tidak 65 31,7 10 51,2 17 82,9 bersih % 5 % 0 % Jumla h 85 41,5 % 12 0 58,5 % 20 5 100 Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji statistik chi square Seperti yang disajikan pada tabel 4.4 bahwa dari 170 (82,9%) responden yang lebih dominan masalah kebersihan vulva responden dalam kategori tidak bersih, sebagian responden mengalami keputihan yang tidak normal 105 responden (51,2%) dan 65 responden (41,5%) responden mengalami keputihan yang normal. Untuk melihat ada tidaknya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014 dilakukan uji statistic diperoleh nilai P value= 0,039 jadi nilai (P value < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014. PEMBAHASAN Masalah Kebersihan Vulva Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa lebih dari separoh responden, melakukan kebersihan vulva masih berada pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden (82,9%). Menurut analisa peneliti berasumsi bahwa kurangnya menjaga kebersihan vulva dapat menyebabkan terjadinya X² hit un g 4,2 75 P Va lue keputihan. Banyak responden yang tidak melakukan cara vulva hygiene dengan baik, sebagian besar responden 0,0 melakukan kebersihan vulva yang tidak 39 tepat. Sebagaimana yang telah peneliti temukan di lapangan bahwa masih banyak responden yang salah dalam melakukan kebersihan daerah kewanitaannya, responden juga masih banyak yang menggunakan sabun mandi sebagai sabun pembilas vagina dan juga masih banyak responden yang menggunakan air yang tergenang di ember saat membilas daerah kewanitaan nya, bahkan sebagian responden juga banyak mencuci daerah kewanitaan dari arah belakang kedepan. Hal ini di karenakan kurangnya informasi yang di dapatkan siswi tentang bagaimana seharusnya menjaga organ reproduksi dengan baik dan sehat. Sebagian responden juga tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa kurangnya informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi merupakan penyebab yang paling berperan terhadap terjadinya berbagai masalah kesehatan reproduksi terutama pada kelompok usia muda. Hal yang paling membahayakan ialah apabila informasi yang didapatkan tidak benar Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 67
dimana hal ini menyebabkan munculnya masalah kesehatan reproduksi seperti masalah keputihan pada remaja puteri (Mohammad, 1998). Timbulnya penyakit reproduksi wanita pada umumnya di sebabkan karena wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan sebagaimana perlu yang harus dilakukan agar organ reproduksi tetap sehat. Oleh sebab itu mendapatkan informasi yang memadai mengenai kesehatan reproduksi khususnya keputihan agar mereka tahu bagaimana seharusnya melalukan kebersihan vulva dengan baik dan apakah berprilaku sehat atau tidak (Depkes, 2002). A. Hubungan Masalah Kebersihan Vulva Dengan Keputihan Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa hasi uji statistik menggunakan uji chisquare pada tingkat derajat kemaknaan 95% sehingga diperoleh nilai signifikan p=0,039 yang berarti lebih kecil dari nilai = 0,05, dengan demikian dapat diinterpensikan bahwa ada hubungan bermakna masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang. Menurut asumsi peneliti, kurangnya prilaku terhadap menjaga kebersihan vulva dapat menyebabkan terjadinya keputihan, begitu pula sebaliknya semakin bagus prilaku seseorang terhadap melakukan kebersihan vulva, semakin rendah untuk terjadinya penyakit kewanitaan khususnya masalah keputihan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan donatila tahun 2011 yang berjudul Hubungan antara menjaga kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan pada SMA Negeri 4 Semarang diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara menjaga kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan (p value <0,05). Berdasarkan teori yang ada apabila memiliki pengetahuan yang baik maka akan berprilaku yang baik juga dalam menjaga kebersihan agar tidak terjadinya keputihan (Alimul, 2006). Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Semakin baik perilaku tentang vulva hygiene, maka peluang terjadinya kejadian keputihan akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin buruk perilaku tentang vulva hygiene, maka semakin tinggi peluang terjadinya kejadian keputihan (Fania, 2012). A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan uji statistic chi_square yaitu 0,039% (p <0,05), menunjukkan adanya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMAN 2 Bangkinang Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 68
DAFTAR PUSTAKA Alatas, alwi (2005). Untuk 13 +, Remaja juga bisa bahagia, sukses dan mandiri. Jakarta: pena Andira, D (2009). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita, Yogjakarta : A Plus Books Anolis, Andhita Caya (2011). 17 Penyakit Wanita yang Paling Mematikan. Yogjakarta : Buana Pustaka Anonim (2009). Tumbuh Kembang Remaja. http:///.www.bkkbn.co.id Azwar (2003). Psikologis.http :///psikologianak.co.id Budiarto, E. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Burhana, Fania (2012). Buku Pintar Miss V Cara Cerdas Merawat Organ Intim Wanita. Yogyakarta : Araksa Cakmoki (2007). Keputihan : Ih Risih, http:///.www.scribd.com Diakses 7 april 2013 Dinkes R.I (2008). Profil Data Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id Djuanda, Adhi (2010). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI Donatila (2011). Hubungan Antara Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna dengan Kejadian Keputihan siswi SMA Negeri 4 semarang, Universitas Diponegoro Tahun 2011 Hoesdono, S (2010) Apa Itu Keputihan (flour albus).http:///.www.ajihoesodo.com Diakses 7 Indah (2009). Tanda-Tanda Keputihan. www.///http.com Diakses tanggal 04 Indrati (2004). Tanda-Tanda Keputihan. www:///http.com Diakses 04 Manuaba (2004). Asuhan Keperawatan Penyakit Keputihan. www:///http.com Diakses tanggal 04 Meutina (2008).Masalah Keputihan pada Wanita. www:http.com Diakses 04 Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika Octaviyanti, Dwiana (2006). Dapartemen Obteri dan Ginekologi FKUI / RSCN, Jakarta : http :///www.com Diakses tanggal 04 april 2013 Pribakti, B (2012). Tips dan Cara Merawat Organ intim, jakarta : Araska Purwanto (2005). Tanda-Tanda Keputihan. www:http.com Diakse 14 Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 69
Setiadi (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha ilmu Shadine, M (2009). Penyakit Wanita. Jakarta : Keen book Sugiono.(2008). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif.Bandung : Alfa Beta Syafni G, Waspadai Penyakit Reproduksi Anda. Bandung : Reka Cipta Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 70