SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupa fisik, mental dan atau spiritual (Kemp, 2009). Selain kegiatan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

PENGARUH ELECTRO CONFULSIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

Naskah Publikasi SKRIPSI. Disusun oleh : LELY ERNAWATI 0302R00019

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, adalah orang yang berada di bawah usia 18 tahun.

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

Transkripsi:

HUBUNGAN HOSPITALISASI BERULANG DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRASEKOLAH YANG MENDERITA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT DI RUANG MELATI 2 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Oleh : EKAN FAOZI J210 060 038 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan masalah utama penyakit di dunia. Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu sebab kerusakan itu ialah mutasi gen. Negara yang insidennya tinggi, diatas 250 per 100.000 penduduk terdapat di Eropa Utara, Amerika Utara, termasuk USA dan Kanada. Negara yang insidennya sedang 200-250 per 100.000 penduduk, terdapat di Eropa Selatan, Asia Barat dan Tengah. Negara yang insidennya kecil di bawah 200 per 100.000 penduduk terdapat di Asia Timur, Asia Tenggara dan Afrika. Insiden leukemia di negara barat adalah 13/100.000 penduduk/tahun, leukemia merupakan 2,8% dari seluruh kasus kanker. Di Indonesia insiden kanker ialah 180 per 100.000 penduduk. Jenis kanker terbanyak pada anak-anak adalah leukemia sebesar 49,88%. Insiden yang diagnosanya atas pemeriksaan patologi di Jawa Tengah ialah 100 per 100.000 penduduk yang menderita leukemia limfositik akut (Sukardja, 2004). Leukemia limfositik akut atau biasa di sebut ALL adalah bentuk leukemia yang paling lazim dijumpai pada anak, insiden tertinggi terdapat pada usia 3-7 tahun, dan menurun pada usia 10 tahun (hoffbrand, 2005). Jika anak positip menderita ALL anak harus dilakukan terapi pemeliharaan yang cukup panjang (2-3 tahun), mungkin pula diperlukan satu jangka waktu yang 1

2 pendek atau suatu periode dengan kemoterapi yang intensif. Sehingga anak harus mengalami hospitalisasi berulang (Jones, 2003). Perawatan di rumah sakit atau hospitalisasi adalah saat masuknya seorang penderita ke dalam suatu rumah sakit (Dorlan, 2004). Jika anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status kesehatan maupun lingkungan dalam kebiasaan sehari-hari dan anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian yang bersifat menekan. Sakit dan hospitalisasi menimbulkan krisis pada kehidupan anak. Dirumah sakit anak harus menghadapi lingkungan yang asing, pemberi asuhan yang tidak di kenal dan gangguan terhadap gaya hidup mereka. Sering kali mereka harus mengalami prosedur yang mengalami nyeri, kehilangan kemandirian dan berbagai hal yang tidak diketahui. Interpretasi mereka terhadap kejadian, respon mereka terhadap pengalaman dan signifikansi yang mereka tempatkan pada pengalaman ini secara langsung berhubungan dengan tingkat perkembangan (Wong, 2003). Reaksi terhadap penyakit pada anak prasekolah yaitu anak usia prasekolah merasa fenomena nyata yang tidak berhubungan sebagai hubungan penyakit, cara berfikir magis menyebabkan anak usia prasekolah memandang penyakit sebagai suatu hukuman. Selain itu, anak usia prasekolah takut terhadap mutilasi (Muscari, 2005). Pengalaman anak saat menjalani perawatan di rumah sakit yang membuat anak sangat sulit menerima atau menghadapi, yang dilihat dari

3 perkembangan psikososialnya adalah jauh dari teman-teman bermain maupun sekolah akan memunculkan perasaan kesepian, kebosanan dan pikiran bahwa mereka mungkin akan kehilangan teman atau status dalam kelompok sosial (Smith, 2007). Penyakit kronis mempunyai pengaruh yang mudah menyebar terhadap kehidupan anak sehari-hari, interaksi berulang dengan perawatan medis, rawat inap dirumah sakit, ketergantungan lebih besar dengan orang tua dan penyedia perawatan kesehatan memberikan pengalaman yang berbeda dan dapat menciptakan rasa berbeda, karena tidak mampu melakukan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh anak lainya. Sehingga hal itu menciptakan stres tambahan dan tuntutan pada keluarga serta anak, akibatnya anak-anak berpenyakit kronis memiliki masalah-masalah psikologis (anak merasa terisolasi), perilaku (gangguan tingkah laku, perilaku pasif-agresif), gangguan pada perasaan (depresi, kecemasan) atau pada penampilan (problem-problem belajar) dua kali lipat dari pada masalah yang ditemukan pada anak sehat, selanjutnya rawat inap berulang kali di rumah sakit, dapat juga menggangu hubungan perkembangan normal hubungan saling percaya dengan keluarga (Arvin, 2002). Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis otomatis, sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor secara stimulan (Zein dkk, 2005), yaitu: faktor heredeter, faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang merugikan, kematangan fungsi-funsi organis dan fungsi-fungsi psikis, aktifitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan,

4 kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta membangun diri sendiri. Data yang di dapatkan dari dokumentasi pasien yang di rawat di ruang Melati 2 RSUD Moewardi Surakarta, pasien rawat inap tahun 2008 di temukan 12 kasus anak penderita leukemia limfositik akut. Sedangkan pada tahun 2009 tercatat ada 15 kasus penderita leukemia limfositik akut yang di rawat di rumah sakit. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pasien anak usia prasekolah yang menderita leukemia limfositik akut di ruang Melati 2 RSUD Moewardi Surakarta pada bualan september 2009 ditemukan 7 pasien mengalami regresi, pasien terlihat berdiam diri, menolak untuk kerjasama, ketakutan kecurigaan yang sangat tinggi dengan orang lain. Hasil dari wawancara kepada orang tua anak penderita leukemia limfositik akut. Orang tua membatasi semua aktifitas anak terutama kegiatan bermain dengan temantemannya, karena orang tua khawatir akan keadaan anaknya. Dari gambaran diatas terlihat anak usia prasekolah penderita leukemia limfositik akut tidak hanya mendapatkan perawatan yang panjang sehingga menimbulkan reaksi hospitalisasi yang kurang baik namun juga adanya pembatasan gerak aktifitas seperti tidak dapat bermain dengan teman sebaya, memunculkan perasaan kesepian kebosanan dan pikiran bahwa mereka akan kehilangan teman atau status dalam kelompok sosial akan mempengarui psikososialnya. Sehingga berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik ingin mengetahui adakah

5 hubungan hospitalisasi berulang dengan perkembangan psikososial anak usia prasekolah penderita leukeimia limfositik akut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Adakah Hubungan Hospitalisasi Berulang Dengan Perkembangan Psikososial Anak Prasekolah Yang Menderita Leukemia Limfositik Akut Di Ruang Melati 2 RSUD DR Moewardi Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan hospitalisasi berulang dengan perkembangan psikososial anak prasekolah yang menderita leukemia limfosistik akut di ruang Melati 2 RSUD DR Moewardi Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran hospitalisasi berulang anak usia prasekolah yang menderita leukemia limfositik akut. b. Mengetahui gambaran perkembangan psikososial anak usia prasekolah yang menderita leukemia limfositik akut. c. Mengetahui hubungan hospitalisasi berulang terhadap perkembangan psikososial anak usia prasekolah yang menderita leukemia limfositik akut.

6 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perawat Sebagai informasi dan masukan dalam peningkatan dan pedoman untuk melaksanakan tindakan keperawatan. 2. Bagi Institusi pendidikan Diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan dan keilmuan tentang hubungan hospitalisasi berulang dengan perkembangan psikososial anak usiaprasekolah penderita leukemia limfositik akut. 3. Bagi institusi rumah sakit Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan dalam pemberian asuhan keperawatan, diharapkan perawat tetap memperhatikan perkembangan psikososial anak sesuai taraf perkembangan. 4. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman nyata bagi peneliti untuk mempraktekkan ilmu keperawatan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan akademik serta dapat menambah wawasan mengenai hubungan antara hospitalisasi berulang dengan perkembangan psikososial anak usia prasekolah yang menderita leukemia limfositik akut.

7 E. Keaslian Penelitian Penelitian yang pernah dilakukan antara lain: 1. Rondhianto (2004) dengan judul Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Perpisahan Akibat Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Prasekolah Di Bangsal Anak RSU Muhammadiyah, Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah metode penelitian non eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan rancangan cross sectional, alat pengumpul data mengunakan kuesioner. Hasil yang di dapat adalah sebagian dukungan besar keluarga yang diberikan dalam kategori tinggi, sedangkan kecemasan perpisahan yang dialami anak usia pra sekolah sebagian besar dalam kategori sedang. Semakin tinggi dukungan keluarga maka tingkat kecemasan perpisahan anak usia pra sekolah yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit akan semakin turun. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel terikatnya adalah tingkat perkembangan psikososial anak usia pra sekolah yang menderita leukemia limfositik akut, tempat penelitian di RSUD Dr Moewardi Surakarta. 2. Zukhiriani (2005) dengan judul Gambaran Respon Hospitalisasi Pada Pasien Anak Remaja Di Ruang Perawatan RS DR. Sardjito Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan tertutup. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variable

8 penelitiannya, namun masih berkisar mengenai pengaruh hospitalisasi. Kemudian perbedaan sampel dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah yang menderita leukemia limfositik akut di ruang Melati 2 RSUD Dr Moewardi Surakarta. 3. Widi Astuti (2008) dengan judul Hubungan Riwayat Hospitalisasi Dengan Penerimaan Anak Usia Prasekolah Saat Di Rawat Inap di RSUD Dr Kanujosa Djatiwibowo Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental berifat kuantitatif dengan pendekatan rancangan cross sectional. Perbedaan dengan penelelitian ini adalah variable terikatnya, dalam penelitian ini adalah perkembangan psikososial anak usia pra sekolah yang menderita leukemia limfositik akut di ruang Melati 2 RSUD DR Moewardi Surakarta.