I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. satunya dipengaruhi oleh faktor kualitas pendidikan negara tersebut. Dalam

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas salah satunya dalam bidang dasar dan pengukuran listrik.

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek pokok bagi kehidupan suatu bangsa. Kondisi bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang memiliki atura-aturan tertentu. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dari waktu ke

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

pembelajaran yang seperti ini cenderung bersifat monoton dan kaku. Terkadang, aktivitas belajar mengajar juga kurang divariasikan dengan model

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif merupakan langkah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang. dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu harus dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan (Azizah, 2012:1). Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (SNP, 2009:243). Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat merespon siswa untuk terlibat aktif sehingga peserta didik perlu dipersiapkan sejak dini. Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Purwanto, 2008:16). Proses

2 pembelajaran yang baik adalah melibatkan siswa sepenuhnya. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut (Anonim, 2010:1). Dalam proses pembelajaran, nampaknya belum banyak guru yang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik. Rendahnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa terjadi karena dalam proses pembelajaran di sekolah, sebagian besar guru belum menciptakan suasana belajar yang menuntut siswa terlibat aktif. Guru secara aktif menyampaikan penjelasan materi pelajaran sementara siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru oleh karena itu, guru diharapkan dapat menyajikan pembelajaran yang penuh variasi agar menarik dan merangsang keaktifan siswa. Melalui situasi pembelajaran yang efektif ini, diharapkan tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses belajar mengajar (Setiawan, 2009 :2). Penggunaan model pembelajaran sebagai perantara untuk mencapai tujuan pembelajaran masih belum dioptimalkan. Proses pembelajaran menggunakan metode yang masih konvensional membuat siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan awal yang dimilikinya dan membuat siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran karena metode pembelajaran tersebut siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Akibatnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Kusuma, 2010:2). Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010:5) bahwa masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal

3 (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar peserta didik yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri. Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi di SMA Negeri 2 Kotaagung. Hasil wawancara dengan guru biologi kelas X pada November 2012 bahwa nilai paling rendah siswa pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan tahun pelajaran 2011-2012 adalah 68 dan hanya 40 % yang mendapat nilai 70, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 70. Kemudian berdasarkan hasil observasi kepada siswa yaitu kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas siswa sebagian besar hanya mendengar, menulis (mencatat) penjelasan guru, latihan soal yang diberikan oleh guru, dan mengobrol dengan teman. Selama proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, latihan soal dan diskusi. Metode metode ini kurang merangsang aktivitas siswa, saat proses pembelajaran dengan metode ceramah guru menjadi satu-satunya sumber informasi bagi siswa, sehingga proses pembelajaran terlihat pasif karena siswa hanya menerima informasi dari guru, latihan soal pun kurang efektif karena siswa cenderung hanya menyalin jawaban dari buku yang telah tersedia. Sedangkan pada saat diskusi, kegiatan diskusi masih didominasi oleh guru sehingga keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kurang optimal. Berdasarkan kondisi di atas, maka dibutuhkan solusi model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model

4 pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif GI. Model pembelajaran ini melibatkan siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan yang tersedia misalnya buku. Selain itu, siswa dilibatkan dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2011:42) bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi vertebrata. Selain itu, hasil penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah penelitian Priska (2012:46). Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif GI dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Berdasarkan uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Dan Pelestarian Lingkungan. (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan?

5 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif GI terhadap aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan. 2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif GI terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan. D. Manfaat Penelitian Setelah diadakan penelitian ini, diharapkan bermanfaat : 1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Bagi guru, dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

6 3. Bagi siswa, dapat memberikan suasana belajar yang berbeda, melatih siwa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi. 4. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan untuk menggunakan model pembelajaran GI, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut. 1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif GI siswa dibagi menjadi kelompok investigasi dengan anggota 5 sampai 6 orang siswa yang heterogen. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model pembelajaran GI memiliki 6 tahapan belajar, yaitu: (1) memilih topik (2) perencanaan kooperatif (3) implementasi(4) analisis dan sintesis (5) presentasi hasil akhir (6) evaluasi. 2. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri atas bekerjasama dengan teman, mempresentasikan hasil penyelidikan/diskusi kelompok, mengajukan pertanyaan, dan membuat kesimpulan. 3. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif yang diperoleh dari rata-rata nilai hasil pretest dan posttest.

7 4. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X 3 sebagai kelas kontrol, semester genap SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013. 5. Materi yang diteliti yaitu KD. 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan /pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. F. Kerangka Pikir Pelajaran Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa SMA Negeri 2 Kotaagung, nilai pelajaran biologi pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan masih rendah. Hasil belajar disebabkan oleh pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah tanpa memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada siswanya. Metode pembelajaran tersebut menyebabkan kurangnya aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan penggunaan model pembelajaran sebagai perantara untuk mencapai tujuan pembelajaran masih belum dioptimalkan oleh guru sehingga menyebabkan aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru dapat menyajikan pembelajaran yang penuh variasi agar menarik dan merangsang keaktifan siswa melalui situasi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatifnya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif GI. Model pembelajaran kooperatif GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran

8 kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran, siswa dilibatkan dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi sehingga siswa menjadi lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi tersebut. Model pembelajaran kooperatif GI melibatkan siswa dalam pemilihan topik maupun cara untuk mempelajari topik tersebut melalui penyelidikan. Siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk menginvestigasi topik yang telah dipilih dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengeksplorasi pemikiran mereka dalam menginvestigasi suatu topik. Dengan demikian aktivitas belajar siswa yang aktif akan tercipta dan hasil belajar siswa akan meningkat. Berikut adalah bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini. X Y 1 Y 2 Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Ket : X : Variabel bebas (Model pembelajaran kooperatif GI) Y 1 : Variabel terikat (Aktivitas belajar siswa) Y 2 : Variabel terikat (Hasil belajar siswa) Dari bagan diatas maka dapat dijelaskan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dimana X mempengaruhi Y 1 dan Y 2.

9 G. Hipotesis Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: 2. H 0 = Penerapan model pembelajaran kooperatif GI tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan H 1 = Penerapan model pembelajaran kooperatif GI berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kotaagung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan.