terdapat pada surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

المجادلة BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang sangat empatik dalam mendorong umatnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. awalnya tidak berkompeten akan menjadi manusia yang lebih berkompeten dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan. daya manusia yang handal dan berwawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, bertanggung jawab serta produktif. Pendidikan pada dasarnya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu, kesempatan belajar bagi peserta didik (grown learning) harus

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. proses yang telah dilalui. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, seperti halnya dengan diadakan sekolah-sekolah gratis. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas dan kasta, karena di mata

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian dengan judul. Pengaruh Kompetensi Komunikasi Dosen terhadap Tingkat Pemahaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berpendidikan. Sebagaimana firman Allah Q.S al-mujadalah: 11 yang. beriman dan berilmu. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف سح وا في ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا ل ك م و إ ذ ا ق ي ل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dalam rangka melaksanakan pendidikan tersebut bangsa Indonesia melakukan usaha untuk mencapai tujuan nasional diantaranya dengan mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Adapun pentingnya pendidikan dijelaskan pada UUD No 20 tahun 2003 yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Al-Qur an pun menegaskan pentingnya ilmu atau pendidikan yang terdapat pada surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi : Artinya : Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S Az- Zumar : 9) 1

2 Dalam ayat lain Al-Qur an menegaskan : Artinya : Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat... (Q. S : Al-Mujadilah : 11) Selanjutnya diperjelas oleh sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: م ن أ ر اد الد ن ي ا ف ع ل ي ه ب ال ع ل م و م ن أ ر اد اأ خ ر ة ف ع ل ي ه ب ال ع ل م و م ن أ ر اد ه م ا ف ع ل ي ه ب ال ع ل م Artinya : "Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barang siapa yang meginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula." (HR.Bukhari dan Muslim) Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa begitu pentingnya suatu pendidikan baik dipandang dari sudut sosial maupun agama. Dalam hal ini sekolah merupakan lembaga formal yang berperan aktif dalam mewujudkan pendidikan tersebut sehingga mampu mewujudkan masyarakat bangsa yang berilmu dan berwawasan luas. Dari banyaknya ilmu pengetahuan yang terdapat dalam lembaga sekolah, salah satunya adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah pada semua jenjang pendidikan, hal itu menunjukkan bahwa matematika itu memang penting kedudukanya.

3 Diajarkannya matematika pada semua jenjang pendidikan ternyata tidak membuat prestasi siswa dalam pembelajaran matematika sesuai yang diharapkan. Hal ini dapat terlihat dari hasil tes Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme International For Student Assessment (PISA). Menurut data hasil TIMSS tahun 2003 siswa SMP Indonesia menduduki peringkat ke 34 dari 46 negara peserta dengan skor 411 berada jauh di bawah skor rata-rata internasioanal yakni 460. Pada tahun 2007 Indonesia memperoleh peringkat 35 dari 49 negara peserta dengan skor nilai 397. Adapun hasil evaluasi TIMSS tahun 2011 Indonesia ada pada posisi 5 besar dari bawah (bersama Syria, Moroko, oman, Ghana) yakni menduduki peringkat ke 36 dari 40 negara pesesrta dengan skor nilai 386 (http://www.bincangedukasi.com/tag/timss/). Berdasarkan perbandingan hasil TIMSS tersebut terlihat bahwa pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh dari sebagian besar negara di dunia. Menurut data hasil PISA pada tahun 2006, siswa Indonesia menduduki peringkat ke 52 dari 57 negara peserta dengan skor matematika 391 berada jauh di bawah skor rata-rata Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yakni 487, sedangkan peringkat pertama diduduki oleh China dengan skor 549 (OECD, 2007 : 47). Pada tahun 2009 siswa Indonesia menduduki peringkat ke 57 dari 65 negara peserta dengan skor 371 berada jauh di bawah skor rata-rata OECD yakni 471, peringkat pertama diduduki oleh China dengan skor 600 (OECD, 2010 : 8). Selanjutnya pada tahun 2012 siswa Indonesia menduduki peringkat ke 64 dari 65 negara peserta dengan skor 375 berada jauh di bawah skor rata-rata OECD yakni 494, peringkat pertama juga diduduki oleh Sanghai-China

4 dengan skor 613 (OECD, 2014 : 5). Berdasarkan data tersebut makin terlihat jelas terpuruknya prestasi siswa Indonesia di kanca internasional. Adapun dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di sekolah SMP Negeri 2 Lalan tepatnya tanggal 10 Oktober 2014 terhadap 2 siswa mengungkapkan bahwa belajar matematika itu susah, bosan dan siswa sulit mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Cara belajar yaitu guru menjelaskan dan siswa memperhatikan, mencatat, kemudian mengerjakan latihan soal. Dalam hal ini guru matematika kelas VIII SMP N 2 Lalan turut mengungkapkan tentang cara ia menyampaikan materi di kelas bahwa selama ini cara belajar menggunakan pembelajaran aktif memang jarang dilakukan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kondisi siswa di daerah sangat berbeda dengan siswa di kota. Kebanyakan siswa di daerah lebih pasif, ketimbang siswa di kota sehingga guru pun kurang bersemangat untuk menggunakan pembelajaran aktif tersebut. Adapun penyuluhan/pelatihan cara mengajar yang baik bagi guru pun tidak pernah diadakan di sekolah ini. Dari beberapa faktor itulah sehingga mengakibatkan sebagian besar cara guru menyampaikan materi pelajaran lebih didominasi dengan metode ceramah, pemberian latihan dan tugas di rumah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran bergaya ceramah kurang menaruh perhatian selama 40% dari seluruh waktu pembelajaran. Siswa dapat mengingat 70% dalam sepuluh menit pertama pembelajaran, sedangkan dalam sepuluh menit terakhir mereka hanya dapat mengingat 20% materi pembelajaran (Silberman, 2006 : 24).

5 Mendidik dengan ceramah berarti memberikan suatu informasi melalui pendengaran yang hanya bisa dicerna otak siswa 20%. Padahal informasi yang dipelajari siswa bisa saja dari membaca (10%), melihat (30%), melihat dan mendengar (50%), mengatakan (70%), mengatakan dan melakukan (90%). Hal ini sesuai dengan pendapat seorang filosof cina konfusius bahwa apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, dan apa yang saya lakukan saya paham. (Yasin, 2008 : 181). Guru adalah praktisi dalam dunia pendidikan. Guru menjadi ujung tombak dalam upaya menyukseskan program pembelajaran dan pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu, guru diharapkan secara terus menerus berupaya meningkatkan mutu proses dan hasil belajar. Upaya itu tentu tidak dapat dilaksanakan manakala guru kurang memahami realitas yang ada serta permasalahan pembelajaran yang dihadapi. Untuk itu penting yang harus dimiliki guru adalah kemampuan untuk mengenali permasalahan, baik yang berkenaan dengan materi pembelajaran, pengelolaan kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, minat dan motivasi belajar siswa, kemampuan siswa, dan yang terlebih kemampuan guru itu sendiri. Kondisi motivasi siswa di SMP Negeri 2 Lalan sementara ini belum dikatakan baik, Hal ini dibuktikan dari kutipan hasil wawancara dengan siswa yang peneliti paparkan di atas yaitu belajar matematika itu susah, bosan dan siswa sulit mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Pernyataan tersebuat menunjukkan bahwa kurang adanya motivasi belajar yang baik dalam diri siswa sehingga berakibat pada rasa malas, dan suasana bosan pada proses belajarmengajar. Kondisi motivasi siswa yang demikian terjadi dikarenakan sistem pembelajaran pada umumnya sampai saat ini masih didominasi oleh metode ceramah tanpa ada kolaborasi dengan metode lain yang mengakibatkan metode ini

6 tampak monoton sehingga tidak begitu banyak mengembangkan pembelajaran menarik yang memicu pada motivasi belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengoptimalkan suatu potensi yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik dapat memiliki motivasi belajar yang tinggi dan dapat mencapai hasil yang optimal yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran aktif. Keterampilan proses merupakan ciri utama dari belajar aktif. Berfikir, merasa, dan berbuat adalah aktifitas belajar yang menunjang aktivitas proses, salah satunya dengan menggunakan metode Index Card Math yaitu cara mencocokkan kartu indeks. Silberman dalam bukunya Active Learning menyatakan bahwa Index Card Match adalah sebuah metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun materi barupun tetap dapat diajarkan dengan metode ini dengan catatan siswa diberi topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. Dengan demikian metode Index Card Match ini diharapkan mampu menarik motivasi siswa dalam belajar sehingga siswa mampu mendapatkan hasil belajar yang optimal. Bertitik tolak dari masalah di atas, maka penulis tertarik mencoba meneliti tentang PENGARUH PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LALAN, MUSI BANYUASIN.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah perbedaan motivasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 2 Lalan Musibanyuasin antara menggunakan metode index card match dan metode konvrensional? 2. Apakah ada pengaruh penerapan metode Index Card Match terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lalan Musi Banyuasin? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 2 Lalan antara menggunakan metode index card match dan metode konvrensional. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan metode Index Card Match terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lalan Musi Banyuasin. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Siswa : Sebagai pengalaman belajar menggunakan metode Index Card Match sehingga diharapkan siswa termotivasi untuk belajar.

8 2. Guru: Sebagai alternatif pembelajaran serta memberikan kontribusi penerapan metode Index Card Match terhadap motivasi belajar siswa. 3. Peneliti : Sebagai bekal pengalaman dan pengetahuan yang akhirnya dapat dipergunakan untuk mempersiapkan diri dalam proses belajar mengajar matematika pada masa sekarang dan mendatang. 4. Bagi sekolah : Dapat memberikan informasi positif dan dapat dijadikan salah satu alternatif dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah.