BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

BAB I PENDAHULUAN. waktu dan tempat, salah satunya adalah kematian janin sewaktu masih

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan mengukur variabel

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder berupa rekam

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan penelitian cross sectional yaitu rancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

setiap tahun satu tiap 4 menit. Pendahuluan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum merupakan kunci bagi kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survey demografi dan kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini,

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UNDATA PALU TAHUN 2014 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan rancangan cross sectional untuk mempelajari dinamika. pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu.

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

Latviya Rahmani Husein Putri 1, Supriyatiningsih 2. Yogyakarta ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang akan diuji adalah berat badan berlebih dan penyembuhan luka

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Salmarini, et. al., Faktor-faktor yang...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD PROF.DR.W.Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2015

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang telah dirancang (Sugiyono, 2009). Sedangkan rancangan penelitian ini

Hubungan antara Ketuban Pecah Dini dengan Asfiksia Neonatorum

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode observasional analitik komparatif kategorik tidak berpasangan dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2016 di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, yaitu mengambil seluruh sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam periode yang telah ditentukan, yaitu dari Juni 2014-Juni 2016. Berdasarkan observasi, jumlah ibu hamil yang melahirkan pada periode Juni 2014-Juni 2016 sebanyak 816. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan digunakan sebagai responden sebanyak 503 pasien. Kemudian dari 503 pasien dikelompokkan dalam 2 kelompok, 254 pasien primigravida dan 249 multigravida. 2. Analisis Univariat Karakteristik responden penelitian meliputi usia ibu dan usia kandungan, yang ditampilkan pada tabel berikut. 40

41 Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian (Primigravida) Variabel Frekwensi Persentase (%) Total Usia ibu <20 tahun 6 2,4 254 20-35 tahun 232 91,3 >35 tahun 16 6,3 Usia Kehamilan < 37 Minggu 22 8,7 254 37-42 Minggu 231 90,9 > 42 Minggu 1 0,4 Dari tabel 4.1. menunjukkan bahwa pada sampel primigravida didominasi oleh kelompok usia produktif yaitu 20-35 tahun sebanyak 232 pasien atau 91,3%. Sedangkan untuk distribusi sampel berdasarkan usia kehamilan didominasi oleh kelompok aterm, yaitu 37-42 minggu sebanyak 231 pasien atau 90,9%. Tabel 4.2. Karakteristik Responden Penelitian (Multigravida) Variabel Frekwensi Persentase (%) Total Usia ibu <20 tahun 1 0,4 249 20-35 tahun 167 67,1 >35 tahun 81 32,5 Usia Kehamilan < 37 Minggu 25 10,0 249 37-42 Minggu 223 89,6 > 42 Minggu 1 0,4 Dari tabel 4.2. menunjukkan bahwa pada sampel multigravida didominasi oleh kelompok usia produktif yaitu 20-35 tahun sebanyak 167

42 pasien atau 67,1%. Sedangkan untuk distribusi sampel berdasarkan usia kehamilan didominasi oleh kelompok aterm, yaitu 37-42 minggu sebanyak 223 pasien atau 89,6%. 3. Analisis Bivariat Sebelum dilakukan pengolahan, data tersebut dianalisa dengan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah persebaran variabelnya normal atau tidak. Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas (Primigravida) Variabel Nilai p Ketuban Pecah Dini 0,000 Intra Uterine Fetal Death 0,000 Persebaran data dikatakan normal apabila nilai p > 0,05. Dari tabel 4.3. didapatkan hasil analisa yang menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki nilai p < 0,05. Sehingga persebaran data pada penelitian ini tidak normal Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas (Multigravida) Variabel Nilai p Ketuban Pecah Dini 0,000 Intra Uterine Fetal Death 0,000 Persebaran data dikatakan normal apabila nilai p > 0,05. Dari tabel 4.4. didapatkan hasil analisa yang menunjukkan bahwa kedua variabel

43 memiliki nilai p < 0,05. Sehingga persebaran data pada penelitian ini tidak normal. Tabel 4.5. Hasil uji Chi Square (Primigravida) KPD IUFD Non IUFD Total F % F % f % KPD 5 2,0 60 23,6 65 25,6 Non KPD 6 2,4 183 72,0 189 74,4 Total 11 4,3 243 95,7 254 100 R P - 0,155 Pada tabel 4.5. didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,155. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara ketuban pecah dini dengan angka kejadian Intra Uterine Fetal Death pada primigravida tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara dua variabel yang diuji karena nilai p = 0,155 (p > 0,05). Tabel 4.6. Hasil uji Chi Square (Multigravida) KPD IUFD Non IUFD Total F % F % F % KPD 5 2,0 46 18,5 51 20,5 Non KPD 5 2,0 193 77,5 198 79,5 Total 10 4,0 239 96,0 249 100 R P 0,150 0,033 Pada tabel 4.6. didapatkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,033 dan keeratan hubungan (R) sebesar. 0,150 Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara ketuban pecah dini dengan angka kejadian Intra Uterine Fetal Death pada multigravida terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara dua variabel yang diuji karena nilai p = 0,033 (p > 0,05)

44 dan keeratan hubungannya adalah sangat lemah karena didapatkan R = 0,150. B. Pembahasan 1. Analisis Univariat Dari tabel 4.1. diketahui bahwa responden penelitian yang didapat adalah ibu dengan usia kurang dari 20 tahun sejumlah 6 orang (2,4%), ibu dengan usia 20 sampai 35 tahun sejumlah 232 (91,3%) dan ibu dengan usia lebih dari 35 tahun sejumlah 16 orang (16,3%). Kemudian dari distribusi berdasarkan usia kandungan saat dilakukannya persalinan normal yang kurang dari 37 minggu sejumlah 22 orang (8,7%), ibu dengan usia kehamilan 37 sampai 42 minggu sejumlah 231 orang (90,9%) dan ibu dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu sejumlah 1 orang (0,4%). Sedangkan pada tabel 4.2. diketahui bahwa responden penelitian yang didapat adalah ibu dengan usia kurang dari 20 tahun sejumlah 1 orang (0,4%), ibu dengan usia 20 sampai 35 tahun sejumlah 167 (67,1%) dan ibu dengan usia lebih dari 35 tahun sejumlah 81 orang (32,5%). Kemudian dari distribusi berdasarkan usia kandungan saat dilakukannya persalinan normal yang kurang dari 37 minggu sejumlah 25 orang (10,0%), ibu dengan usia kehamilan 37 sampai 42 minggu sejumlah 223 orang (89,6%) dan ibu dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu sejumlah 1 orang (0,4%).

45 2. Analisis Bivariat Berdasarkan hasil uji Chi Square didapatkan bahwa pada penelitian ini kelompok primigravida tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara ketuban pecah dini dengan angka kejadian Intra Uterine Fetal Death, sedangkan pada kelompok multigravida terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara ketuban pecah dini dengan angka kejadian Intra Uterine Fetal Death. Hal tersebut memberikan arti bahwa gravida berpengaruh dalam hubungan antara ketuban pecah dini dengan Intra Uterine Fetal Death. Hasil penelitian pada kelompok primigravida ini didukung penelitian selanjutnya dimana Intra Uterine Fetal Death merupakan kematian janin yang terjadi tanpa sebab yang jelas, yang mengakibatkan kehamilan tidak sempurna (Mattingly et.al., 2014). Sumber lain juga menyatakan bahwa, penyebab IUFD sendiri multifaktorial pada beberapa kasus yang telah teridentifikasi dengan jelas, dapat dibedakan berdasarkan penyebab dari faktor janin, maternal dan patologi dari plasenta (Cunningham, et al., 2006). Lama terjadinya ketuban pecah dini juga dicurigai menjadi salah satu faktor terjadinya IUFD, di mana makin lama periode laten, makin besar kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas dan selanjutnya meningkatkan kejadian kesakitan dan kematian ibu serta kematian janin dalam rahim (Oxorn et. al., 2003). Namun hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan di

46 India di mana IUFD lebih sering dialami oleh seorang primigravida (Choudhary A., et al., 2014) Sedangkan hasil pada kelompok multigravida, didukung dengan penelitian oleh Zuhana tahun 2013 yang berjudul Hubungan Umur, Paritas dan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Dengan Kejadian Intra Uterine Fefal Death (IUFD) di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 yang hasilnya menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara ketuban pecah dini dengan kejadian IUFD yaitu dengan menunjukkan nilai p = 0,002 (p<0,05) (Zuhana, et. al., 2013). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Mahyuni pada tahun 2015 yang hasilnya lebih tinggi paritas maka resiko untuk terjadinya kematian perinatal juga lebih tinggi dibandingan dengan wanita yang sedang hamil untuk pertama kalinya (Mahyuni, et. al., 2015). Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, hanya sekitar 2% dari masing-masing kelompok yang mengalami ketuban pecah dini disertai Intra Uterine Fetal Death, sedangkan sisanya sampel didominasi oleh ibu bersalin tidak mengalami ketuban pecah dini maupun Intra Uterine Fetal Death yang mencapai angka lebih dari 70%. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara teratur, kebiasaan hidup sehat (konsumsi makanan sehat, minum cukup dan olahraga teratur), membersihkan daerah kemaluan secara benar (dari depan ke belakang) terutama setelah buang air kecil dan besar, memeriksakan diri ke dokter ketika ada yang tidak normal di daerah

47 kemaluan (keputihan berbau), menghentikan intensitas berhubungan ketika ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini. Selain itu, hasil dari penelitian yang tidak berhubungan ini juga bisa terjadi karena faktor sosio-ekonomi, salah satunya pola pekerjaan. Pola pekerjaan ibu hamil berpengaruh terhadap kebutuhan energi. Kerja fisik pada saat hamil yang terlalu berat dan dengan lama kerja melebihi tiga jam perhari dapat berakibat kelelahan. Kelelahan dalam bekerja menyebabkan lemahnya korion amnion sehingga timbul ketuban pecah dini. Pekerjaan merupakan suatu yang penting dalam kehidupan, namun pada masa kehamilan pekerjaan yang berat dan dapat membahayakan kehamilannya hendaklah dihindari untuk menjaga keselamatan ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2010). C. Kesulitan Penelitian 1. Keterbatasan data sekunder yang menyebabkan sampel lain yang benarbenar dapat menggambarkan pengaruh faktor risiko tidak diteliti karena catatan mediknya tidak lengkap. 2. Data mengenai sampel yang diteliti diperoleh dengan mengandalkan data sekunder dimana catatan medik yang ada kurang akurat menggambarkan pajanan faktor risiko terhadap pasien sehingga menimbulkan bias informasi.