HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD PROF.DR.W.Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD PROF.DR.W.Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2015"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK SELAMA KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD PROF.DR.W.Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2015 ABSTRAK Elisabeth E. Patty, A. A. Heru Tjahyono, Kresnawati Wahyu Setiono Infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu yang kejadiannya meningkat cukup signifikan, lebih dari kejadian perdarahan dan hipertensi. Salah satu yang turut berperan dalam peningkatan angka kejadian infeksi pada ibu hamil adalah ketuban pecah dini (KPD). KPD dapat disebabkan oleh banyak penyebab, diantaranya adalah paparan asap rokok lewat pengaruhnya yang dapat menyebabkan kelainan struktur dan disfungsi selaput ketuban. Di sisi lain, jumlah perokok di Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yang dapat menyebabkan semakin banyak masyarakat terpapar asap rokok dan mendapat dampak negatif dari paparan tersebut. Salah satunya adalah KPD sehingga dapat berefek pada meningkatnya kematian ibu karena infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paparan asap rokok selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil preterm ataupun aterm yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dipilih menggunakan judgemental/ purposive sampling, yaitu sebanyak 47 sampel. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, lembar kuesioner, dan data rekam medik sampel penelitian. Hasil uji Fisher diperoleh p value (0,278) > 0,05. Tidak terdapat hubungan antara paparan asap rokok selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan rancangan penelitian yang lebih baik seperti case control dengan jumlah sampel yang lebih besar dan menggunakan teknik pengambilan sampel yang lebih kuat. Kata Kunci : ketuban pecah dini, paparan asap rokok Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, terdapat wanita meninggal terkait masalah kehamilan, persalinan, dan nifas, atau dengan kata lain terdapat 800 wanita yang meninggal setiap harinya. Sekitar 99% dari seluruh kematian ini terjadi di negara berkembang. (1) Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 melaporkan terjadi peningkatan signifikan AKI di Indonesia yaitu dari 228 (SDKI 2007) menjadi 359 (SDKI 2012) per kelahiran hidup. (2) Data AKI di Nusa Tenggara Timur (NTT) menurut Laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota se-provinsi NTT tahun 2013 cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yang mana AKI tahun 2013 sebesar 186 per kelahiran hidup atau sejumlah 176 kematian. Meskipun demikian, angka ini masih cukup jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu AKI 102 per kelahiran hidup. (3) Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014 melaporkan, penyebab kematian ibu adalah perdarahan (30,3%), hipertensi (27,1%), infeksi (7,3%), dan penyebab tidak langsung ataupun penyakit lain yang diderita ibu (40,8%). Menurut data ini, angka kejadian infeksi meningkat cukup signifikan yaitu sebesar 1,7% dari tahun sebelumnya, berbeda dengan perdarahan dan hipertensi yang hanya meningkat 0,2%. (2) Universitas 208 Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 208

2 Salah satu yang turut berperan dalam peningkatan angka kejadian infeksi pada ibu hamil adalah ketuban pecah dini (KPD). KPD adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. (4) KPD menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan rongga rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. Makin lama periode laten (waktu antara pecahnya ketuban sampai terjadi kontraksi), maka makin besar kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematur, serta risiko kematian bagi ibu dan bayi. (5) Menurut WHO jumlah kasus KPD di dunia pada tahun 2013 sebanyak 50-60%, sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia jumlah kasus di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 35%. (6) Data jumlah kasus KPD di NTT belum ada, namun survei awal di RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang didapatkan jumlah kasus KPD selama tahun 2013 dan 2014 sebanyak 347 kasus. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan jumlah kasus perdarahan post partum yaitu sebanyak 243 kasus dan preeklamsia yaitu sebanyak 309 kasus. (7) Penyebab KPD antara lain serviks inkompeten, overdistensi uterus (polihidramnion dan gemelli), kelainan letak janin (letak lintang dan sungsang), cephalopelvic disproportion (CPD), rendahnya kadar ion tembaga (Cu) dalam darah, rendahnya kadar asam askorbat (vitamin C) dalam darah, kelainan genetik, dan pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban, seperti infeksi vagina dan serviks, trauma (jatuh, melakukan koitus pada akhir kehamilan dan melakukan aktifitas fisik yang berat), dan merokok ataupun terpapar asap rokok. (8) Paparan asap rokok selain tinggi karbon monoksida (CO), juga dapat menyebabkan rendahnya kadar ion tembaga dan asam askorbat dalam darah, sehingga dapat menyebabkan kelainan struktur dan disfungsi selaput ketuban. (9) Data perokok menurut WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2012 sekitar 21% dari seluruh penduduk dunia yang berumur 15 tahun ke atas adalah perokok. (1) Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas yang merokok mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu dari 34,7% pada tahun 2010 menjadi 36,3% (61,4 juta orang) pada tahun 2013, dengan rerata jumlah batang rokok yang dihisap yaitu sekitar 12 batang. (10) Data Global Adult Tobacco Survey (GATS) - Indonesian Report 2011 melaporkan 85,4% masyarakat terpapar asap rokok di tempat makan umum, 78,4% terpapar asap rokok rokok di rumah, 70% terpapar asap rokok rokok di transportasi umum, dan 51% terpapar asap rokok rokok di tempat kerja. (11) Jumlah penduduk usia 10 tahun yang merokok di NTT menurut Riskesdas 2013 yaitu 19,7% adalah perokok setiap hari dan 6,2% adalah perokok kadang kadang. (10) Jumlah ini memang relatif lebih rendah dibandingkan dengan provinsi provinsi lain di Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan bahwa angka ini akan terus meningkat, sehingga semakin banyak masyarakat terpapar asap rokok dan mendapat dampak negatif dari paparan tersebut, yang salah satunya adalah KPD sehingga dapat berefek pada meningkatnya AKI dan AKB karena infeksi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eka Oktalili tahun 2013 di Surakarta menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai bahaya asap rokok terhadap janinnya, masih tergolong dalam kategori cukup. (12) Penelitian lain oleh Anne Rufaridah tahun 2011 di Surakarta tentang pengaruh perokok pasif terhadap plasenta, berat badan lahir, dan APGAR score bayi baru lahir, menunjukkan bahwa ibu hamil perokok pasif memiliki plasenta yang tidak normal, baik dalam hal berat, ketebalan maupun diameter plasenta. (13) Selain itu penelitian oleh Muntoha, Suhartono, dan Universitas Nusa Cendana 209

3 Nur Endah tahun 2013 di Semarang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paparan asap rokok dan KPD. (14) Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Sitepu, Marpaung, dan Putri tahun 2014 di Medan tentang perbandingan ketebalan selaput ketuban pada kasus KPD dan non KPD, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat merokok dengan ketebalan selaput ketuban pada kasus-kasus KPD. (15) Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Gottlieb Sidabutar tahun 2008 di Medan tentang pola pertumbuhan bakteri dan uji kepekaan antibiotik dari isolat usap vagina pada kasus KPD dan non KPD, juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat merokok dengan KPD. (16) KPD merupakan kasus rujukan, yang mana jika ibu hamil dengan KPD datang ke puskesmas, maka pihak puskesmas akan merujuk terutama ke RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang, sehingga jumlah kunjungan ibu hamil dengan KPD di rumah sakit ini cenderung lebih banyak dibandingkan rumah sakit lainnya. Penelitian deskriptif tentang gambaran karakteristik ibu hamil dengan KPD telah dilakukan oleh Deasy Elisabeth Triviany tahun 2012 di lokasi penelitian RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang mengalami KPD adalah ibu dengan usia tahun, paritas 1, dan tingkat pendidikan SMA. Penelitian tentang hubungan antara paparan asap rokok selama kehamilan dengan kejadian KPD di lokasi penelitian RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang belum pernah dilakukan. penelitian ini dilaksanakan di Kamar bersalin RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang, dari bulan November 2015 sampai bulan Januari Populasi terjangkau adalah seluruh ibu hamil preterm ataupun aterm yang dirawat di Kamar Bersalin RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang dari bulan November 2015 sampai bulan Januari Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil preterm ataupun aterm yang memenuhi kriteria penelitian yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah judgemental/ purposive sampling. Besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus analitik korelatif. Sampel minimal yang dibutuhkan adalah 47 sampel. Kriteria inklusi : bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani formulir persetujuan mengikuti penelitian, ibu hamil preterm ataupun aterm di Kamar Bersalin RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang, dan tidak merokok. Kriteria eksklusi : terdiagnosa mengalami serviks inkompeten, polihidramnion, gemelli, kelainan letak janin (letak lintang dan sungsang), CPD, infeksi vagina dan serviks (vaginitis dan cervicitis), dan memiliki riwayat trauma (jatuh) yang menimbulkan terdapatnya cairan bening yang tiba tiba mengalir dari dalam vagina sesaat sebelum masuk kamar bersalin. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan sejak 12 November 2015 sampai 20 Januari 2016 di 3 ruangan, yaitu Kamar Bersalin, Ruang Flamboyan, dan Ruang Sasando RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang. Ruang Flamboyan dan Ruang Sasando merupakan ruang perawatan bagi pasien obstetri dan ginekologi. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional. Desain penelitian dengan pendekatan cross sectional, dan Universitas 210 Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 210

4 Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Penelitian No. Karakteristik Sampel Jumlah Sampel (n) Persentase (%) 1. Usia (tahun) <20 3 6, ,3 > ,3 2. Usia Kehamilan (minggu) < , ,7 >42 2 4,3 3. Paritas < , ,4 >5 1 2,1 4. Intensitas Paparan Asap Rokok Tidak Pernah 7 14,9 Tidak Setiap Hari 17 36,2 Setiap Hari 23 48,9 5. Durasi Paparan Asap Rokok Tidak Pernah 7 14,9 <15 (menit/hari) 28 59,6 15 (menit/hari) 12 25,5 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas sampel penelitian adalah ibu dengan usia tahun, yaitu sebanyak 34 orang (72,3%), usia kehamilan minggu, yaitu sebanyak 37 orang (78,7%), paritas <2, yaitu sebanyak 35 orang (74,5%), ibu yang setiap harinya terpapar asap rokok selama kehamilan, yaitu sebanyak 23 orang (48,9%), dan memiliki durasi paparan asap rokok selama kehamilan <15 menit/hari, yaitu sebanyak 28 orang (59,6%). Minoritas sampel penelitian adalah ibu dengan usia <20 tahun, yaitu sebanyak 3 orang (6,4%) yang terdiri dari 3 orang ibu yang berusia 17 tahun, usia kehamilan >42 minggu yaitu sebanyak 2 orang (4,3%) terdiri dari usia kehamilan 43 minggu dan 44 minggu, paritas >5 yaitu sebanyak 1 orang (2,1%) terdiri dari ibu dengan paritas 6, dan ibu yang tidak pernah terpapar asap rokok selama kehamilan yaitu sebanyak 7 orang (14,9%). Universitas Nusa Cendana 211

5 Tabel 4.2 Tabulasi Silang Antara Karakteristik Sampel Dengan Kejadian KPD No. Karakteristik Sampel Ketuban Pecah Dini Tidak KPD KPD n % n % 1. Usia (tahun) < ,7 1 33, , ,7 > ,0 5 50,0 2. Usia Kehamilan (minggu) < ,5 5 62, , ,5 > ,0 1 50,0 3. Paritas < , , ,7 3 27,3 > Intensitas Paparan Asap Rokok Tidak Pernah 3 42,9 4 57,1 Tidak Setiap Hari 9 52,9 8 47,1 Setiap Hari 7 30, ,6 5. Durasi Paparan Asap Rokok Tidak Pernah 3 42,9 4 57,1 <15 (menit/hari) 11 39, ,7 15 (menit/hari) 5 41,7 7 58,3 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ditinjau dari usia ibu, mayoritas sampel penelitian yaitu 22 dari 34 ibu (64,7%) usia tahun mengalami KPD, sementara pada kelompok usia lainnya terdapat 1 dari 3 ibu (33,3%) usia <20 tahun mengalami KPD, tepatnya ibu yang berusia 17 tahun, dan 5 dari 10 ibu (50,0%) usia >35 tahun mengalami KPD. Ditinjau dari usia kehamilan, mayoritas sampel penelitian yaitu 22 dari 37 ibu (59,5%) dengan usia kehamilan minggu mengalami KPD, sementara pada kelompok lainnya terdapat 5 dari 8 ibu (62,5%) dengan usia kehamilan <37 minggu mengalami KPD dan 1 dari 2 ibu (50%) dengan usia kehamilan >42 minggu mengalami KPD, tepatnya ibu dengan usia kehamilan 43 minggu. Ditinjau dari paritas, mayoritas sampel penelitian yaitu 25 dari 35 ibu (71,4%) dengan paritas <2 mengalami KPD, sementara pada kelompok lainnya terdapat 3 dari 11 ibu (27,3%) dengan paritas 2-5 mengalami KPD, tepatnya 2 ibu dengan paritas 2 dan 1 ibu dengan paritas 5, serta tidak ada ibu dengan paritas >5 yang mengalami KPD. Ditinjau dari intensitas paparan asap rokok, mayoritas sampel penelitian yaitu 16 dari 23 ibu (69,6%) yang terpapar setiap hari mengalami KPD, sementara pada kelompok lainnya terdapat 8 dari 17 ibu (47,1%) yang tidak terpapar setiap hari mengalami KPD dan 4 dari 7 ibu (57,1%) 212 Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 212

6 yang tidak pernah terpapar mengalami KPD. Ditinjau dari durasi paparan asap rokok, dapat diketahui bahwa 4 dari 7 sampel (57,1%) yang tidak pernah terpapar asap rokok selama kehamilan mengalami KPD, 17 dari 28 sampel (60,7%) yang terpapar asap rokok selama kehamilan <15menit/hari mengalami KPD, dan 7 dari 12 sampel (58,3%) yang terpapar asap rokok selama kehamilan 15menit/hari mengalami KPD. ANALISIS UNIVARIAT Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Variabel Paparan Asap Rokok Paparan Asap Rokok Jumlah Sampel (n) Persentase (%) Tidak 38 80,9 Berisiko Berisiko 9 19,1 Total ,0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 47 sampel penelitian, 9 orang (19,1%) tergolong berisiko, sedangkan mayoritas sampel penelitian yaitu 38 orang (80,9%) tergolong tidak berisiko. Tergolong berisiko yaitu sampel yang terpapar asap rokok setiap hari selama kehamilan dengan durasi 15 menit/hari. Tergolong tidak berisiko antara lain sampel yang terpapar setiap hari namun <15 menit/hari, ataupun sampel yang terpapar tidak setiap hari, baik dengan durasi paparan 15 menit/hari, maupun dengan durasi paparan <15 menit/hari. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Variabel KPD Ketuban Pecah Dini Jumlah Sampel (n) Persentase (%) Tidak KPD 19 40,4 KPD 28 59,6 Total ,0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 47 sampel penelitian, 19 orang (40,4%) tidak mengalami KPD, sedangkan 28 orang (59,6%) mengalami KPD Hasil Analisis Variabel Paparan Asap Rokok Dengan Variabel KPD Tabel 4.5 Tabulasi Silang Antara Variabel Paparan Asap Rokok Dengan Variabel KPD Paparan Asap Rokok Tidak Berisiko Ketuban Pecah Dini Tidak KPD KPD Total Uji Statistik n % n % n % p value r value 17 44, , ,278 * - Berisiko 2 22,2 7 77, Total 19 40, , *Uji Fisher Universitas Nusa Cendana 213

7 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 21 dari 38 sampel (55,3%) yang tergolong tidak berisiko dalam variabel paparan asap rokok, mengalami KPD, sedangkan 7 dari 9 sampel (77,8%) yang tergolong berisiko dalam variabel paparan asap rokok, mengalami KPD. Hal ini menunjukkan bahwa, baik tergolong berisiko ataupun tidak dalam variabel paparan asap rokok, seseorang tetap mempunyai kemungkinan mengalami KPD dikarenakan adanya faktor risiko lain yang mungkin turut berperan dalam menyebabkan KPD. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi lambda, namun uji ini harus berdasarkan hasil dari uji Chi square, karena jenis tabel pada penelitian ini adalah tabel 2x2. Hasil uji Chi square menunjukkan terdapat 25% dari jumlah sel dengan nilai ekspektasi yang kurang dari 5, atau dapat dikatakan syarat uji Chi square tidak terpenuhi, sehingga digunakan uji alternatifnya yaitu uji Fisher. Berdasarkan hasil uji Fisher diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,278. Oleh karena p value (0,278) > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara paparan asap rokok selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini. Berdasarkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara kedua variabel yang diteliti, maka uji statistik selanjutnya yaitu uji korelasi lambda untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara kedua variabel tersebut, tidak dapat dilakukan. PEMBAHASAN Ditinjau dari usia ibu, mayoritas sampel penelitian yang mengalami KPD adalah ibu dengan usia tahun. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Kevin Wahyudy Prasetyo tahun 2013 di Surakarta yang menunjukkan bahwa kehamilan pada usia remaja (<20 tahun) merupakan faktor risiko terjadinya KPD. (32) Dapat dilihat dari terdapat 66,7% ibu usia <20 tahun yang tidak mengalami KPD. Ditinjau dari usia kehamilan, mayoritas sampel penelitian yang mengalami KPD adalah ibu dengan usia kehamilan minggu. Ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sebagian besar kejadian KPD terjadi pada kehamilan aterm sedangkan kehamilan preterm tidak terlalu banyak. (8) Ditinjau dari paritas, mayoritas sampel penelitian yang mengalami KPD adalah ibu dengan paritas <2. Ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sebagian besar kejadian KPD terjadi pada ibu multipara dan grandemultipara. (8) Ditinjau dari intensitas paparan, mayoritas sampel penelitian yang mengalami KPD adalah ibu yang setiap harinya terpapar asap rokok selama kehamilan. Ini menunjukkan bahwa ibu yang terpapar setiap hari lebih berisiko untuk mengalami KPD. Selain itu menunjukkan bahwa kesadaran akan bahaya asap rokok baik oleh ibu hamil maupun orang yang merokok di sekitarnya masih rendah. Ditinjau dari durasi paparan, baik tidak pernah maupun pernah terpapar asap rokok dalam durasi berapapun, seseorang tetap mempunyai kemungkinan mengalami KPD, dikarenakan adanya faktor risiko lain yang mungkin turut berperan dalam menyebabkan KPD. Pada penelitian ini terbukti tidak didapatkan hubungan antara paparan asap rokok selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitepu, Marpaung, dan Putri tahun 2014 di Medan tentang perbandingan ketebalan selaput ketuban pada kasus KPD dan non KPD, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat merokok dengan ketebalan selaput ketuban pada kasus-kasus KPD, dimana p value = 0,694. (15) Ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gottlieb Sidabutar tahun 2008 di Medan tentang Universitas 214 Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 214

8 pola pertumbuhan bakteri dan uji kepekaan antibiotik dari isolat usap vagina pada kasus KPD dan non KPD, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat merokok dengan KPD, dimana p value = 1,00. (16) Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muntoha, Suhartono, dan Nur Endah tahun 2013 di Semarang yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paparan asap rokok dan KPD, dimana p value = 0,00 dan OR = 23,188. (14) Ini juga bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Icha Dithyana tahun 2013 di Surakarta yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paparan asap rokok dan KPD, dimana p value = 0,02 dan OR = 3,5. (9) Hasil penelitian yang menunjukkan tidak terdapat hubungan antara paparan asap rokok selama kehamilan dengan kejadian ketuban pecah dini di RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang tahun 2015, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain karena pengukuran variabel paparan asap rokok hanya menggunakan lembar kuesioner yang diisi berdasarkan hasil wawancara dan tanpa melakukan pengukuran kadar tembaga dan kadar asam askorbat dalam darah sampel penelitian. Selain itu, cara peneliti mengontrol berbagai faktor lain penyebab KPD hanya dengan menggunakan lembar observasi yang diisi sesuai diagnosa dalam rekam medik pasien dan tanpa melakukan pemeriksaan tambahan lainnya, guna menjamin keakuratan peneliti dalam mengontrol. Hasil yang tidak berhubungan juga dapat disebabkan karena jumlah sampel yang berisiko dalam variabel paparan asap rokok yang terlalu kecil, sehingga dapat mempengaruhi hasil uji statistik. KESIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan antara variabel paparan asap rokok selama kehamilan dengan variabel ketuban pecah dini, dimana p value (0,278) > 0, Mayoritas sampel penelitian yang mengalami KPD adalah ibu dengan usia tahun. 3. Mayoritas sampel penelitian yang mengalami KPD adalah ibu dengan usia kehamilan minggu. 4. Mayoritas sampel penelitian yang mengalami KPD adalah ibu dengan paritas <2. 5. Mayoritas sampel penelitian yang mengalami KPD adalah ibu yang setiap harinya terpapar asap rokok selama kehamilan. Tidak pernah maupun pernah terpapar asap rokok dalam durasi berapapun, seseorang tetap mempunyai kemungkinan mengalami KPD. SARAN 1. Bagi peneliti selanjutnya, jika menggunakan judul penelitian yang sama, maka peneliti diharapkan untuk mengambil sampel yang terpapar asap rokok setiap hari dan melakukan pengukuran terhadap variabel paparan asap rokok dengan lebih akurat, misalnya dengan mengukur kadar tembaga dan kadar asam askorbat dalam darah sampel penelitian, serta mengontrol dengan lebih akurat faktor lain penyebab KPD seperti faktor serviks inkompeten dan faktor infeksi vagina dan serviks (vaginitis dan cervicitis), misalnya dengan melakukan pemeriksaan tambahan. Peneliti juga diharapkan menggunakan rancangan penelitian yang lebih baik seperti case control dengan jumlah sampel yang lebih besar dan Universitas Nusa Cendana 215

9 menggunakan teknik pengambilan sampel yang lebih kuat. 2. Bagi petugas medis, diharapkan agar melakukan penelusuran lebih lanjut tentang penyebab KPD pada setiap pasien. Apabila penyebab KPD tersebut diduga karena infeksi vagina dan serviks (vaginitis dan cervicitis), maka petugas medis dapat menyarankan ibu tersebut untuk melakukan screening untuk penyakit tersebut pada kehamilan selanjutnya saat kunjungan antenatal yang pertama di puskesmas, sehingga kejadian KPD dapat dicegah. 3. Bagi masyarakat, meskipun dari uji statistik didapatkan hasil yang tidak berhubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian ketuban pecah dini, bukan berarti paparan asap rokok tidak berbahaya bagi kesehatan, sehingga masyarakat khususnya ibu hamil harus tetap menghindari paparan asap rokok. Bagi perokok aktif diharapkan untuk tidak merokok di tempat tempat umum, sehingga masyarakat dapat terhindar dari paparan asap rokok. 4. Bagi pemerintah, diharapkan agar lebih banyak menyediakan kawasan tanpa rokok. DAFTAR PUSTAKA 1. World Health Organization [Internet] [cited 2015 Jan 1]. Available from: eets/fs348/en/ 2. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun Jakarta; Halla K. Profil Dinas Kesehatan Provinsi NTT Tahun Kupang; Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Ed. IV. Abdul Bari Saifuddin, editor. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; p. 5. Yulaikhah L. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yudha EK, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; p. 6. Fatikah S. Studi Kasus pada Ibu dengan Ketuban Pecah Dini di Ruang Kamar Bersalin RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. 2015; Rekam Medis RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang. Kupang; Manuaba A, Manuaba B. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Ester M, Karyuni PE, editors. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; p. 9. Dithyana I. Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini. Universitas Sebelas Maret. 2013; Trihono. Riset Kesehatan Dasar Jakarta; Suryamin. Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesian Report. Jakarta; Oktalili E. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Asap Rokok Pada Janinnya di Rumah Bersalin Kusmahati Pungkuk, Jetis Jaten Karanganyar. 2013; Rufaridah A. Pengaruh Perokok Pasif Terhadap Plasenta, Berat Badan Lahir, Apgar Score Bayi Baru Lahir Pada Ibu Hamil di Kabupaten Padang Pariaman Tahun Universitas Andalas; Muntoha, Suhartono, Nur Endah W. 216 Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 216

10 Hubungan antara Riwayat Paparan Asap Rokok dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2013;12(1): Sitepu M, Marpaung J, Putri R. Perbandingan Ketebalan Selaput Ketuban Ketuban Pecah Dini dan Hamil Normal di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Sumatera Utara. Program Pendidikan Dokter Spesialis Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara; Sidabutar G. Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada KPD Dan Non KPD. Universitas Sumatera Utara; Kolimon S. Perencanaan Strategi RSUD Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang. Kupang; Informasi Rumah Sakit dan Dokter di RSUD Prof DR W. Z. Johannes Kupang [Internet]. [cited 2015 Jan 1]. Available from: sakit.findthebest.co.id/l/1205/rsu- Prof-Dr-W.Z.Johannes 19. Prasetyo KW. Kehamilan pada Usia Remaja Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Ketuban Pecah Dini. 2013;1 6. Universitas Nusa Cendana 217

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indikator kesejahteraan suatu bangsa menurut World Health Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian saat persalinan. Pada tahun 2006 WHO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan suatu negara adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit seorang perempuan meninggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) bahwa setiap tahunnya wanita yang melahirkan meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang. Sebagian besar kematian ibu terjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Lina Oktavia STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney, 2007). Persalinan prematur

Lebih terperinci

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health Organisation (WHO) angka kematian dan kesakitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu indikator terpenting untuk menilai keberhasilan kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi dapat tercermin dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011) FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011) Dhina Novi Ariana 1, Sayono 2, Erna Kusumawati 3 1. Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di Indonesia masih sangat tinggi, menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Observasional karena peneliti hanya mengamati variabel dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) pada tujuan yang kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu (AKI) membuat Indonesia menempati urutan ketiga tertinggi di Asia setelah Timor Leste dan Bangladesh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian saat melahirkan menjadi faktor utama mortalitas perempuan pada puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi derajat kesehatan di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai dan telah disepakati secara nasional sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) maupun masih rendahnya jumlah ibu yang melakukan persalinan di fasilitasi kesehatan disebabkan kendala biaya sehingga diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses perubahan fisiologis pada daur kehidupan wanita yang lazim terjadi pada setiap wanita. Sebagian wanita, terutama yang memiliki kondisi kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, tingginya angka kematian, terutama kematian ibu menunjukan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ( maternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA PENELITIAN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA Sutarmi*, Mardiana Zakir** WHO memperkirakan resiko klematian akibat kehamilan dan persalinandi usia 15 sampai 19 tahun 2 kali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO (World Health Organization) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS Devita Elsanti 1, Happy Dwi Aprilina 2 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Stella Pasiowan 1, Anita Lontaan 2, Maria Rantung 3 1. RSJ.Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN Tutik Iswanti Universitas Muhammadiyah Tangerang Email : tutik8375@gmail.com ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) masih Tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia lebih dari 20 juta setiap tahunnya dilahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di negara berkembang kejadian BBLR 16,5%, 2 kali lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013 HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013 Erlinawati 1, Nurdal Putri 2 ¹Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia ² Alumni Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia. Hal tersebut merupakan tanggung

Lebih terperinci

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI RSUD. INDRAMAYU DI RUANG POLI KEBIDANAN PERIODE JANUARI 2016 Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas,

Lebih terperinci

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : , HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum VINA EKA WULANDARI G2A 009 193

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

Lebih terperinci

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH NURLAILA RAMADHAN 1 1 Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abtract

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Elvi Nola Gerungan 1, Meildy Pascoal 2, Anita Lontaan 3 1. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan diatas 37 minggu, sedangkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Laela Yusriana 1610104358 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu mulai

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

ISSN No Media Bina Ilmiah 29 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 29 HUBUNGAN INFEKSI DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA PASIEN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BERSALIN RSUP NTB TAHUN 2013 Oleh : Sudarmi 1, Hj Siti Aisyah 2 Abstrak:

Lebih terperinci

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN BERAT BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI BPM Hj.YATMIKA,S.S.T.,M.Kes. KOTA CIREBON PERIODE JANUARI-DESEMBER TAHUN 2014 Cicih Arianengsih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran prematur adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. 1 Kelahiran prematur merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian maternal di Indonesia menempati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) berdasarkan SDKI 2007 mencapai 228 per 100.000 KH, tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 359 per 100.000 KH. 1 Sedangkan jumlah kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BBLR penting diperhatikan karena sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi tersebut selanjutnya. BBLR akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Amerika serikat (AS), kematian ibu pada kelahiran caesar jarang terjadi. Bahkan, banyak data menunjukkan bukti pada resiko mortalitas. Dalam tinjauan pada hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2007-2008 Afriyani Kurniawati Putri¹, Ismarwati², Warsiti³ Intisari: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) pada lebih dari satu dasawarsa mengalami penurunan sangat lambat dan cenderung stagnan di beberapa negara sedang berkembang, oleh karena jumlah

Lebih terperinci

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat bahwa angka kematian ibu (AKI) di dunia sangat tinggi, terdapat 830 wanita yang meninggal setiap harinya.

Lebih terperinci

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang 1) Elli Yafit Viviawati 2) Luvi Dian Afriyani 3) Yunita Galih Yudanari 1) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa depan suatu bangsa dipengaruhi oleh kesejahteraan ibu dan anak, kesejahteraan ibu dan anak dipengaruhi oleh proses kehamilan, persalinan, postpartum (nifas), BBL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya tanda tanda persalinan, yang ditandai dengan pembukaan serviks 3 cm pada primipara atau 5 cm pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 Laurensia Yunita 1, Faizah Wardhina 2, Husnun Fadillah 3 1 AKBID Sari

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT KABUPATEN LAMPUNG UTARA Yeyen Putriana* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Pada persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia. Salah satu program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat, dimana angka kematian bayi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita di negara berkembang berisiko meninggal sekitar 23 kali lebih tinggi dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu momen istimewa yang dinanti oleh pasangan suami istri. Kehamilan merupakan serangkaian proses alamiah yang dialami seorang wanita yaitu mulai

Lebih terperinci

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR Rini Nari Pasandang 1, Ernawati 2, Sri Wahyuni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016 Jurnal Kesehatan Akbid Wira Buana Volume NO, September 7 ISSN:54-5387 HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 6 Erma Mariam Akademi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal tergolong

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggutunggu setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 Iyam Manueke 1, Martha D. Korompis 2, Puradin Nurfitria

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN Yuni Retnowati 1, Nurul Muslimah 2 1. FakultasIlmuKesehatan, Universitas Borneo Tarakan Email : retnowati.yuni@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jumlah Paritas dengan Kematian Ibu di Kabupaten Bandung Tahun 2014

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jumlah Paritas dengan Kematian Ibu di Kabupaten Bandung Tahun 2014 Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 460-657X Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jumlah Paritas dengan Kematian Ibu di Kabupaten Bandung Tahun 014 1 Farid Zein, Budiman, 3 Fajar Awalia Yulianto 1,,3 Pedidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan. Setiap tahun diperkirakan 585.000 wanita

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginelkologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator utama yang menggambarkan kesejahteraan suatu negara. AKI dipengaruhi faktor-faktor seperti terbatasnya pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di seluruh dunia, perempuan meninggal. setiap hari sebagai akibat kehamilan, persalinan, maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di seluruh dunia, perempuan meninggal. setiap hari sebagai akibat kehamilan, persalinan, maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di seluruh dunia, 500.000 perempuan meninggal setiap hari sebagai akibat kehamilan, persalinan, maupun abortus. Hal tersebut membuat angka kematian ibu (AKI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian anak merupakan salah satu indikator untuk kesehatan anak dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals (MDGs) berakhir pada tahun 2015,

Lebih terperinci

Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas

Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas Analisis Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Bahteramas 1 Heny Hastuti, 2 I Putu Sudayasa, 3 Juminten Saimin 1 Program Pendidikan Dokter FK UHO 2 Bagian IKM-IKK Fakultas Kedokteran UHO

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016 HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG ABSTRAK TAHUN 2016 Lismiati Akademi Kebidanan Wira Buana herry.sakha@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan mengukur variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan mengukur variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan sifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan mengukur variabel pada satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) didefenisikan WHO (2011, hal. 1) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir rendah (BBLR) adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kebidanan dan Kandungan. A.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu tertinggi dibandingkan negara-negara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014 Ayu Wulansari 1, Tonasih 2, Eka Ratnasari 3 ABSTRAK Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG Dian Hanifah Prodi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang Jalan R. Panji Suroso No. 6 Malang Telp. 0341-488 762

Lebih terperinci

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA PERIODE BULAN JANUARI MARET TAHUN 2015 AI KURNIASARI MA 0712001 ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Sutaryono 2), Sri Lestari 3) STIKES Muhammadiyah Klaten ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA Ni Wayan Raina Purwahati 1, Eko Mardiyaningsih 2, Wulansari 3 1,2,3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Desi Maritaning Astuti 1610104430 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA Pamingki Ritno A.R*, Yuniastini **, Titi Astuti ** * Alumni D4 Kebidanan Stikes Aisyah Pringsewu ** Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Lebih terperinci