BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis SWOT terhadap pelayanan pasien rawat jalan di RSUD Kota

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB I 1 PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

ANALISIS SWOT TENTANG STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUNJUNGAN PASIEN DI KLINIK BUNDA

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan penunjang medis, pelayanan perawatan, baik rawat jalan, rawat inap. diselenggarakan oleh pemerintah, dan atau masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Uneversitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri industri yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan

BAB I. PENDAHULUAN. A. ULatar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. maka diharapkan dapat tercapai suatu derajat kehidupan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. kinerja produk atau hasil yang pasien rasakan dengan harapannya. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun. atas pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah bagian yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menunjang aktifitas yang semakin kompleks. Kondisi tersebut memicu

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi masyarakat. Menurut Kepmenkes No 128/Menkes/SK/II/2004, puskesmas

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

3.2. Analisis Perubahan RSB Astanaanyar Menjadi RS Khusus Ibu dan Anak Astanaanyar

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan yang. 2000). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini serta peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, karena

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan, kegiatan promosi sangat erat hubungannya dengan tingkat keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat. Tidak berbeda dengan perusahaan-perusahaan lain, klinik juga memerlukan adanya strategi promosi untuk menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat dalam rangka usaha untuk meningkatkan jumlah pasien. Apalagi klinik yang belum lama berdiri, strategi promosi sangat penting adanya untuk menghadapi persaingan di antara rumah sakit dan klinik yang lebih dahulu muncul. Kegiatan promosi usaha kesehatan, seperti rumah sakit dan klinik dirasa tidak etis karena dianggap mengkomersilkan orang sakit dan juga dianggap memanfaatkan ketidaktahuan pasien akibat keawamannya (consumer ignorance). Promosi usaha kesehatan bukan sesuatu yang tabu untuk dilakukan pada organisasi pelayanan kesehatan karena pada dasarnya pemasaran usaha kesehatan mengarah pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasien dan bukan mengarah komersialisasi pelayanan kesehatan dan pemanfaatan consumer ignorance semata. Rumah sakit dan klinik sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan harus mempunyai keunggulan kompetitif. Rumah sakit dan klinik harus mempunyai daya saing dalam hal mutu pelayanan kesehatan yang diberikan. Konsumen yang semakin pandai dan terdidik menyebabkan keinginan dan 1

2 harapannya terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat. Pemenuhan harapan konsumen menjadi prioritas utama dalam jasa pelayanan kesehatan. Pemenuhan harapan pasien merupakan kunci kepuasan, yaitu apabila kinerja mutu layanan jasa rumah sakit dan klinik sesuai dengan harapan, maka pasien akan puas (Sunarto, 2004). Keunggulan pelayanan rumah sakit dan klinik tergantung pada keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh rumah sakit dan klinik tersebut. Pelayanan secara spesifik harus memperlihatkan kebutuhan dan keinginan pasien karena yang dirasakan dan dinikmati langsung oleh pasien akan segera mendapat penilaian sesuai atau tidak sesuai dengan harapan dan penilaian pelanggan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pasien (Kotler, 2009). Pasien selalu berusaha memenuhi kebutuhan akan pelayanan dengan memilih rumah sakit/klinik yang mempunyai kualitas pelayanan yang baik. Pasien beranggapan bahwa rumah sakit/klinik yang mempunyai jasa pelayanan yang baiklah yang mampu memberikan kepuasan sekaligus sebagai upaya mewujudkan loyalitas pada pasien. Terwujudnya loyalitas didasarkan dari kepuasan yang dirasakan. Pasien yang puas akan terdorong untuk melakukan penggunaan ulang jasa pelayanan kesehatan rumah sakit/kinik yang pada akhirnya akan membuat pasien menjadi loyal. Pasien yang loyal akan memungkinkan terwujudnya hubungan jangka panjang dengan rumah sakit/klinik. Hubungan antara pasien sebagai konsumen

3 dan rumah sakit/klinik sebagai penyedia layanan kesehatan akan memberikan banyak keuntungan bagi rumah sakit/klinik. Oleh karena itu, setiap rumah sakit/klinik harus dapat membuat suatu strategi pemasaran yang tepat dan dapat membuat suatu perencanaan untuk dapat bersaing dimasa sekarang dan akan datang. Strategi tersebut diperlukan untuk dapat meningkatkan daya saing diantara perusahaan yang sejenis. Usaha tersebut tidak mudah dikarenakan rumah sakit/klinik harus memiliki strategi bersaing yang tepat dalam usahanya mencapai keunggulan kompetitif. Situasi perkembangan zaman yang selalu berubah-ubah dapat menjadikan peluang peningkatan usaha atau bahkan menjadi ancaman bagi rumah sakit/klinik. Salah satu upaya untuk mengetahui strategi yang tepat bagi rumah sakit/klinik adalah dengan analisis SWOT. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Imran Aslan, et.al (2014) dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa matriks TOWS dapat digunakan untuk menyebarkan strategi yang dikembangkan dalam rangka untuk menjadi sukses di lingkungan global di masa depan. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi rumah sakit/klinik. Secara umum, penentuan strategi yang tepat bagi rumah sakit/klinik dimulai dengan mengenali opportunity (peluang) dan treats (ancaman) yang terkandung dalam lingkungan eksternal serta memahami strength (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) pada aspek internal perusahaan. Dengan demikian, perusahaan

4 mampu bersaing dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Rangkuti, 2013). Penerapan strategi pemasaran yang tepat mempunyai peran penting dalam mewujudkan loyalitas pasien terhadap pelayanan jasa rumah sakit/klinik. Bentuk pelayanan jasa berbeda dengan produk fisik, dimana pelayanan jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, didengar atau diraba sebelum dibeli. Kotler (2009) menyebutkan untuk mengurangi ketidakpastian konsumen akan mencari bukti kualitas dengan mengambil kesimpulan dari tempat, orang, peralatan, bahan komunikasi, symbol dan harga. Hal ini menuntut rumah sakit dan klinik untuk dapat mempresentasikan kualitas jasa melalui bukti dan jaminan atas layanan jasa kesehatan yang diberikan. Kotler (2009) menyebutkan konsumen jasa biasanya sangat bergantung pada harga, proses dan petunjuk fisik untuk menilai kualitas jasa. Konsumen akan sangat setia pada penyedia jasa yang dapat memuaskan mereka. Pada tahap selanjutnya, konsumen yang puas akan menjadi loyal dengan melakukan penggunaan ulang atas pelayanan jasa yang diberikan. Tidak terkecuali dalam hal ini adalah konsumen dari Klinik Bunda yang terletak di Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Klinik Bunda merupakan salah satu klinik utama ibu dan anak yang menjadi tujuan utama bagi masyarakat Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali dan sekitarnya. Di wilayah Simo selain Klinik Bunda, terdapat juga rumah sakit dan klinik lain yang menawarkan layanan jasa kesehatan yang variatif. Artinya, Klinik Bunda mempunyai pesaing dalam memberikan pelayanan

5 kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Klinik Bunda berdiri sejak Januari tahun 2012 dan terus berkembang sampai sekarang. Perkembangannya semakin pesat ditandai dengan bertambahnya sarana dan prasarana seperti penambahan jumlah kamar/tempat tidur, fasilitas penunjang medis serta jumlah karyawannya. Klinik Bunda saat ini memiliki total 15 (lima belas) tempat tidur rawat inap yang terdiri dari 7 (tujuh) tempat tidur kelas 1, 5 (lima) tempat tidur kelas 2 dan 3 (tiga) tempat tidur kelas 3. Klinik Bunda juga memiliki ruang IGD, ruang bersalin/vk, ruang Perinatologi, ruang rekam medis, Poliklinik spesialis kebidanan dan penyakit kandungan (Obgyn), Poliklinik Anak, Poliklinik Umum, laboratorium, ruang tindakan operasi, instalasi farmasi, instalasi gizi dan laundry. Sebagai pendukung layanan kesehatan klinik Bunda memiliki 1 orang dokter spesialis kandungan, 1 orang dokter spesialis anak, 3 orang dokter umum, dengan dibantu 10 orang bidan, 3 orang perawat, 3 orang staf administrasi, 1 orang staf keuangan, 2 orang staf farmasi, 1 orang staf rekam medik, 1 orang tenaga teknik dan umum, 3 orang tenaga kebersihan, 2 orang tenaga gizi dan 2 orang staf keamanan. Hal ini dilakukan manajemen Klinik Bunda sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Selain itu, manajemen Klinik Bunda juga menerapkan strategi pemasaran melalui penawaran paket persalinan dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Beberapa langkah pemasaran tersebut dilakukan sebagai upaya untuk tetap dapat bersaing dengan rumah sakit dan klinik lain di wilayah Simo khususnya

6 dan wilayah Boyolali pada umumnya dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan pasien rawat inap maupun rawat jalan di klinik Bunda. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan manajemen klinik Bunda, kelas yang paling banyak disediakan dan diminati adalah kelas 1 dengan tingkat hunian lebih dari 90% sehingga penambahan tempat tidur baru cenderung disediakan untuk kelas 1. Klinik Bunda lebih menekankan pada LOS atau Length of Stay, yaitu jangka waktu pasien dirawat di klinik rata-rata 2 hari. Hal ini dinilai lebih efektif karena pasien mendapat perawatan dan pemeriksaan pada hari ke nol sampai pada hari ke dua, setelah itu pasien hanya menunggu masa pemulihan atau proses penyembuhan saja. Masa perawatan persalinan di klinik Bunda lebih cepat sehingga biaya perawatan yang dikeluarkan oleh pasien menjadi tidak terlalu banyak. Informasi yang didapatkan dari manajemen klinik Bunda bahwa target pemasaran sesungguhnya adalah dari semua kalangan masyarakat. Sementara itu, konsep klinik Bunda dirancang berbeda tidak seperti klinik-klinik lain pada umumnya yang ada di Boyolali. Klinik Bunda dibuat dengan konsep bernuansa hunian dengan taman agar para pengunjung merasa nyaman ketika memasuki area klinik Bunda. Apabila memasuki klinik Bunda, maka pengunjung akan mencium aroma pengharum ruangan dan bukan aroma obat-obatan. Klinik Bunda memang sengaja dirancang untuk membuang aroma obat-obatan dan menggantinya dengan aroma pengharum ruangan, karena pada umumnya pasien akan tersugesti apabila memasuki rumah sakit atau klinik akan mencium aroma obat dan hal tersebut yang membuat pasien atau pengunjung merasa

7 tidak nyaman. Tata ruang di klinik bunda memaksimalkan sirkulasi cahaya dan sirkulasi udara merata ke seluruh ruangan, sehingga apabila pengunjung memasuki area klinik Bunda tidak akan merasa pengap. Beberapa usaha yang telah dilakukan oleh klinik Bunda sebagai bentuk pemasaran, misalnya dengan bekerjasama dengan partner bidan desa serta bidan Puskesmas tidak terkecuali komunitas Posyandu yang ada di wilayah Simo dan sekitarnya. Selain itu, tim dokter serta tim medis klinik Bunda secara berkala juga melakukan kegiatan penyuluhan serta seminar yang diikuti oleh masyarakat Simo dan sekitarnya. Sebagai ucapan terima kasih kepada pasien maupun pihak-pihak lain yang telah bekerjasama dengan klinik Bunda juga memberikan bingkisan sebagai tanda terima kasih. Armada ambulance klinik Bunda juga siap siaga selama 24 jam penuh untuk antar jemput bagi pasien yang membutuhkan. Upaya meningkatkan kualitas SDM juga dilakukan untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan dalam menunjang pelayanan pasien di klinik Bunda, seperti pendidikan perinatologi serta kursus Obstetry dan Ginekologi bagi tenaga perawat dan bidan. Berbagai usaha yang telah dilakukan klinik Bunda di atas, bertujuan untuk meningkatkan awareness masyarakat, terlebih lagi untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan hunian pasien di klinik Bunda. Pasien yang datang dan menikmati layanan yang diberikan klinik Bunda diharapkan dapat merasa puas sehingga kemudian bisa menimbulkan loyalitas dari pasien. Dalam upaya untuk memenangkan persaingan, klinik Bunda harus selalu mencari solusi yang inovatif agar dapat memenuhi kebutuhan pasien

8 yang selalu berubah-ubah. Kekuatan yang dimiliki klinik Bunda, yaitu dokter ahli kandungan dan spesialis anak wanita serta fasilitas yang dimiliki klinik Bunda tergolong sangat baik, ditunjang dengan pelayanan satu pintu (one stop service) serta biaya perawatan yang relatif murah. Kelemahan dari klinik Bunda, yaitu belum bisa melayani pasien BPJS, promosi yang belum maksimal serta program pemasaran yang belum terinci. Peluang klinik Bunda adalah satu-satunya klinik utama ibu dan anak di wilayah Boyolali serta lokasi yang cukup jauh dari kota Boyolali justru membuat klinik Bunda banyak dikunjungi pasien dari wilayah luar kota. Banyak berdirinya pabrik baru dengan jumlah karyawan ribuan orang juga menjadi peluang bagi klinik Bunda. Ancaman klinik Bunda terutama berasal dari RSUD Simo, RSU Asy-Syifa, klinik pratama PKU yang berlokasi di wilayah yang sama dengan klinik Bunda dan sudah melayani pasien BPJS. Berdasarkan beberapa alasan di atas, membuat penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakah strategi pemasaran yang dilakukan oleh manajemen klinik Bunda untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasiennya. Selain itu, juga berusaha untuk menganalisis apa saja yang menjadi kendala klinik Bunda dalam memperoleh pasien dan bagaimana cara untuk mengatasi kendala tersebut. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

9 1. Kekuatan dan kelemahan apa yang dimiliki oleh Klinik Bunda untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien? 2. Peluang dan ancaman apa yang dihadapi oleh Klinik Bunda untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien? 3. Bagaimanakah strategi pemasaran Klinik Bunda berdasarkan posisi Matrik Internal dan Eksternal? C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas dan pasti, karena tujuan akan menjadi pedoman dalam mengadakan penelitian. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Klinik Bunda untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien. 2. Untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Klinik Bunda untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien. 3. Untuk mengetahui strategi pemasaran Klinik Bunda berdasarkan posisi Matrik Internal dan Eksternal. D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi perkembangan ilmu manajemen pemasaran itu sendiri maupun dalam prakteknya. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

10 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang strategi pemasaran bagi rumah sakit dan klinik. b. Memperkaya referensi dan literatur dalam kepustakaan yang dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Untuk mengembangkan gagasan, membentuk pola pikir ilmiah serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh. b. Sebagai bahan masukan dan saran dalam meningkatkan pelayanan terhadap pasien.