Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) yang Diperlakukan dengan Pupuk Organik dan Biourin di Lahan Kering

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Interaksi antara Jenis Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi

BAB V HASIL PENELITIAN. terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995-

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Volume 10 Nomor 2 September 2013

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Pengaruh Dosis dan Cara Pemberian Pupuk.I Putu Wisardja 130

RESPONS BAWANG MERAH TERHADAP PEMUPUKAN ORGANIK DI LAHAN KERING (Respond of Onion to Organic Fertilizer in Dry Land)

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

III. BAHAN DAN METODE

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Jurnal Cendekia Vol 13 No 2 Mei 2015 ISSN RESPON MACAM VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS PUPUK PETROGANIK

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

Pengaruh Model Penyimpanan Benih dan Jumlah Biji Per Lubang Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays, L.)

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin

KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

PENGARUH PEMANFAATAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG PADA KONDISI KEKURANGAN AIR

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

PENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT Setaria splendida Stapf

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

III. METODE PENELITIAN

Aplikasi Sludge Bio Digester Kotoran Sapi Sebagai Pupuk Organik Terhadap Hasil Produksi Tanaman Jagung Di Lahan Kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

Transkripsi:

AGROTROP, 3(1): 63-72 (2013) ISSN: 2088-155X Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) yang Diperlakukan dengan Pupuk Organik dan Biourin di Lahan Kering I MADE SUKADANA 1), NI LUH KARTINI 2), DAN I.G.A.A. AMBARAWATI 2) 1) Mahasiswa Program Magister, Program Studi Pertanian Lahan Kering, Program Pascasarjana, Universitas Udayana. 2) Staf Pengajar Program Magister, Program Studi Pertanian Lahan Kering, Program Pascasarjana, Universitas Udayana Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali 80232 E-mail : sukadana_bali@yahoo.co.id ABSTRACTS Growth, Yield, and Production Analysis of Maize (Zea mays L.) Treated by Organic Fertilizer and Cow Biourine in Dry Land Maize productivity in Bali is still low at around 3.4 ton/ha. Low soil fertility is one of the factors contributable to the low productivity of maize. Soil condition at the research field has low level of fertility with low levels of nitrogen and C-organic. This research aims at finding out the impact of organic fertilizers and cow biourine to the growth and yield of maize in dry land and to analyze it gross margin. Experiment was designed with randomized block design (RBD) with two factors and four replications. The dosage of the first factor namely without organic fertilizer, cow organic fertilizer 15 tonnes/ha and worm casting fertilizer 15 tonnes/ha, whereas dosage of cow biourine namely 0 liter, 1.000 liters, 2.000 liters and 3.000 liters/ha respectively for the second factor. The research results show that there is highly significant interaction (p<0.01) between organic fertilizers and cow biourine to the number of leaves aged at 21, 35, 49 and 63 dap, trunk diameter, dry matter weight/plant, number of cobs/plant, and harvest index, however it shows significant interaction (p<0.05) to leave area index (LAI) at age 35 dap and soil ph at harvest. The combination of worm casting fertilizer of 15 tonnes/ha with cow biourine 2.000 liters/ha resulted in the highest dry weight of seed/ha to 4,09 tonnes/ha, an increase of 69,71% compared to no fertilizer. The relationship between organic fertilizer and cow biourine to the dry matter yield follows a quadratic pattern, hence 15 tonnes/ ha worm casting fertilizer and 2000 liters/ha of cow biourine resulted in optimum yield from this research. Result from the gross margin analysis shows that revenue received at Rp 8.7935 million based on the price of dry shelled corn at Rp 2.150/kg does not cover the high variable cost at Rp 26.664,500. Keywords: organic fertilizer, cow biourine, maize, dry land, gross margin C Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia PENDAHULUAN Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat diminati oleh masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/ tahun, 42% diantaranya merupakan kebutuhan masyarakat di benua Amerika (Sugiarto, 2008). Di beberapa daerah di Indonesia jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama, juga sebagai bahan pakan ternak dan industri (Yusuf, 2009). Produktivitas jagung di tingkat nasional dewasa ini mencapai 3,4 ton/ha (Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan, 2003). Produksi jagung di Bali selama tahun 2009 mencapai 92.998 ton pipilan kering atau meningkat 63

AGROTROP, VOL. 3, NO. 1 (2013) 15.379 ton (19,81%) dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini karena kenaikan produksi yang cukup tinggi pada musim tanam I (Januari-April) yakni 33,64%, sedangkan tingkat produktivitas jagung juga meningkat 0,31 kuintal/ ha atau 1,09% (BPS Provinsi Bali, 2010). Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri diarahkan pada pemanfaatan lahan marginal (Aria dan Chozin, 2009). Menurut Yusuf (2009) lahan penanaman jagung di Indonesia 80% di lahan kering dan 20% di lahan sawah irigasi. Lahan kering berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif mengingat sebarannya sangat luas di Indonesia. Menurut Minardi (2009) Indonesia memiliki lahan kering sekitar 148 juta ha (78%) dan lahan basah seluas 40,29 juta ha (22%) dari 188,20 juta total luas dataran. Luas pulau Bali 5.632,86 km 2, dan 2.181,19 km 2 (38,73%) diantaranya merupakan lahan kering yang sebagian besar terletak di bagian Timur dan Utara (Anonimus, 2001 dalam Sunantara, 2004). Masalah utama penanaman jagung di lahan kering adalah kebutuhan air sepenuhnya tergantung pada curah hujan, bervariasinya kesuburan lahan dan adanya erosi yang mengakibatkan penurunan kesuburan lahan (Adisarwanto dan Widyastuti, 2002). Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan daya larut unsur P, K, Ca dan Mg, meningkatkan C-organik dan density (BD) tanah (Lund dan Doss, 1990). Pupuk organik dapat menjadi sumber nutrisi penting bagi tanaman serta untuk peningkatan produktivitas tanah (Cezar, 2004). Urin juga mengandung sejumlah unsurunsur mineral (S P, K, Cl dan Na) dalam jumlah bervariasi tergantung jenis dan makan ternak, keadaan fisiologis dan iklim. Hara tersebut dibutuhkan oleh mikroba dan pertumbuhan tanaman. Urea dalam urin adalah bahan padat utama yang umumnya lebih besar dari 70% nitrogen dalam urin. Penerapan suatu teknologi perlu memperhatikan dari sisi ekonomi usaha tani. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dosis biourin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil jagung di lahan kering; mengetahui pengaruh interaksi antara jenis pupuk organik dan dosis biourin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil jagung di lahan kering; mengetahui pendapatan kotor (gross margin) usahatani jagung dari teknologi pupuk organik dan dosis biourin sapi. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dilaksanakan di lahan kering Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai September 2012. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain : Benih jagung varietas lokal Seraya, pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang sapi yang telah difermentasi dengan fermentor bakteri Rommino Bacillus sp., (RB), pupuk organik kascing dan biourin sapi. Alat-alat yang digunakan seperti alat pengolahan tanah (bajak dan cangkul), meteran, ember, ring sampel, timbangan, oven, tali rafia, kantong plastik, dan alat tulis. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara faktorial (Gomez dan Gomez, 2007). Faktor pertama adalah jenis pupuk organik (K) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : K 0 = Pupuk organik 0 ton/ha, K 1 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha, K 2 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha. Sedangkan faktor kedua adalah biourin sapi (U) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: U 0 = Biourin sapi 0 liter/ha, U 1 = Biourin sapi 1.000 liter/ha,u 2 = Biourin sapi 2.000 liter/ha, U 3 = Biourin sapi 3.000 liter/ha. Terdapat 12 kombinasi perlakuan dan semua kombinasi perlakuan diulang 4 kali, sehingga ada 48 unit percobaan. Tanah diolah sebanyak dua kali dengan menggunakan bajak pada pengolahan pertama dan 64

Sukadana et al. : Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung pada pengolahan ke dua menggunakan cangkul. Pada pengolahan tanah ke dua dilakukan pembentukan petak dengan ukuran 4,00 m x 3,50 m. Jarak antar petak perlakuan 0,5 m dan jarak antar ulangan 1,0 m. Penanaman dilakukan secara tugal dengan 3 s/d.4 benih per lubang pada kedalaman + 5 cm. Jarak tanam yang digunakan yaitu 60 cm x 40 cm, sehingga dengan menyisakan 2 tanaman per lubang tanam terdapat 112 tanaman per petak (83.333 populasi tanaman/ha). Pupuk organik sapi dan pupuk organik kascing masing-masing dicampur pada permukaan tanah pada saat pembuatan petak diberikan satu minggu sebelum tanam sebanyak 21 kg/petak (15 ton/ha). Pemupukan dengan biourin sapi diberikan sebanyak 2 kali masing-masing 40% dosis yaitu pada umur 14 hst dan sisanya 60% diberikan pada umur 42 hst dengan cara disiramkan di dekat pangkal batang tanaman sesuai dosis perlakuan. Volume biourin sapi yang diberikan berturut-turut 0 liter/rumpun (biourin sapi 0 liter/ha), 0,006 liter/ rumpun (biourin sapi 1000 liter/ha), 0,012 liter/ rumpun (biourin sapi 2000 liter/ha) dan 0,018 liter/ rumpun (biourin sapi 3000 liter/ha) setiap pemberian perlakuan. Pemberian biourin sapi dicampur dengan air dengan perbandingan : 100 liter biourin sapi dicampur dengan 200 liter air (1:2) pada setiap dosis perlakuan. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan gulma, pembumbunan dan pengendalian hama penyakit. Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu umur 21 hari setelah tanam (hst) dan 42 hst sekaligus melakukan pembumbunan. Panen jagung dilakukan setelah tongkol memperlihatkan tandatanda masak seperti kelobotnya berwarna kuning dan mengering, biji kelihatan mengkilat dan apabila ditekan dengan kuku tidak membekas, bila biji dilepaskan terlihat ada lapisan hitam pada pangkal biji. Parameter pengamatan dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut ; parameter pertumbuhan yaitu pengukuran tinggi tanaman umur 49 hst, jumlah daun umur 63 hst, indeks luas daun umur 63 hst. Parameter hasil yaitu pengukuran jumlah tongkol/ha, hasil biji pipilan kering oven/ha, indeks panen. Parameter penunjang yang diamati pada N-total tanah saat panen. Data yang diperoleh dari pengamatan, kemudian dianalisis menggunakan analisis varian (sidik ragam) sesuai dengan rancangan yang digunakan. Apabila perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati, maka dilanjutkan dengan uji Duncan 5%. Bila perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadapparameter yang diamati, mala dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Analisis keuntungan kotor (gross margin) dari penggunaan pupuk organik dan biourin sapi dihitung dengan rumus gross margin sebagai berikut: GM = R IV GM = gross margin (Rp) R = penerimaan yang berasal dari penjualan jagung R = Q x Py Q = Jumlah produksi (kg) Py IV = Harga jagung (Rp/kg) = biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan dalam usahatani jagung dengan teknologi pupuk organik dan biourin sapi yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya : benih, pupuk organik sapi, pupuk organik kascing, biourin sapi, pestisida dan tenaga kerja. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi antara jenis pupuk organik (K) dan dosis biourin sapi (U), serta interaksinya (K X U) terhadap seluruh parameter yang diamati dapat disajikan pada Tabel 1. 65

AGROTROP, VOL. 3, NO. 1 (2013) Tabel 1. Signifikansi pengaruh Pupuk Organik (K) dan Dosis Biourin Sapi (U) dan interaksinya (K x U) terhadap beberapa paramter yang diamati No Variabel Pengaruh K U K x U 1. Tinggi tanaman umur 49 hst * TN TN 2. Jumlah daun umur 63 hst ** TN ** 3 Indeks luas daun (ILD) umur 63 hst ** TN ** 4. Jumlah tongkol/ha ** ** ** 5. Hasil biji pipilan kering oven/ha ** TN ** 6. Indeks panen ** ** ** 7. N-total tanah saat panen ** ** ** Keterangan: * = berpengaruh nyata (p < 0,05); ** = berpengaruh sangat nyata (p < 0,01); TN = berpengaruh tidak nyata (p 0,05). Interaksi pupuk organik dan dosis biourin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun umur 63 hst. Jumlah daun umur 63 hst tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin sapi 3000 liter/ha (K3U3) yang meningkat 32,96% bila dibandingkan dengan perlakuan pupuk organik 0 ton/ha dan dosis biourin sapi 0 liter/ha (Tabel 2). Tabel 2. Pengaruh interaksi antara Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi terhadap Jumlah Daun Umur 63 Hst Jumlah Daun Umur 63 hst (cm) Pupuk organik Pupuk organik sapi Pupuk organik kascing 0 t/ha 15 t/ha 15 t/ha Dosis biourin sapi 0 l/ha 6,60 d 8,54 b 8,81 a Dosis biourin sapi 1000 l/ha 8,57 cd 9,14 b 9,54 a Dosis biourin sapi 2000 l/ha 8,80 c 9,47 b 9,77 a Dosis biourin sapi 3000 l/ha 9,02 bc 9,77 ab 9,80 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Interaksi pupuk organik dan dosis biourin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap indeks luas daun (ILD) umur 63 hst. Indeks luas daun umur 63 hst tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin sapi 2000 liter/ha (K3U2) bila dibandingkan dengan perlakuan perlakuan pupuk organik 0 ton/ ha dan dosis biourin sapi 0 liter/ha (Tabel 3). 66

Sukadana et al. : Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung Tabel 3. Pengaruh interaksi antara Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi terhadap ILD Umur 63 Hst ILD Umur 63 (hst) Pupuk organik Pupuk organik sapi Pupuk organik kascing 0 t/ha 15 t/ha 15 t/ha Dosis biourin sapi 0 l/ha 1,85 d 1,89 cd 1,94 c Dosis biourin sapi 1000 l/ha 1,96 bc 2,01 b 2,07 a Dosis biourin sapi 2000 l/ha 2,02 b 2,07 a 2,13 a Dosis biourin sapi 3000 l/ha 2,07 ab 2,11 a 2,10 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Interaksi pupuk organik dan dosis biourin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tongkol/ ha. Jumlah tongkol/ha tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin sapi 2000 liter/ha (K3U2) bila dibandingkan dengan perlakuan perlakuan pupuk organik 0 ton/ha dan dosis biourin sapi 0 liter/ha (Tabel 4). Tabel 4. Pengaruh interaksi antara Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi terhadap Jumlah Tongkol/Ha Jumlah Tongkol/Ha (tongkol) Pupuk organik Pupuk organik sapi Pupuk organik kascing 0 t/ha 15 t/ha 15 t/ha Dosis biourin sapi 0 l/ha 61041,42 d 84374,66 c 85416,33 bc Dosis biourin sapi 1000 l/ha 84374,66 cd 85207,99 c 92291,30 ab Dosis biourin sapi 2000 l/ha 86457,99 b 86041,32 b 93749,63 a Dosis biourin sapi 3000 l/ha 86249,66 b 86874,65 b 93124,63 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Interaksi pupuk organik dan dosis biourin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap hasil biji pipilan kering oven/ha. Hasil biji pipilan kering oven/ha tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin sapi 2000 liter/ha (K3U2) bila dibandingkan dengan perlakuan perlakuan pupuk organik 0 ton/ha dan dosis biourin sapi 0 liter/ha (Tabel 5). 67

AGROTROP, VOL. 3, NO. 1 (2013) Tabel 5. Pengaruh Interaksi antara Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi terhadap Hasil Biji Pipilan Kering Oven/Ha Hasil Biji Pipilan Kering Oven/Ha (ton) Pupuk organik Pupuk organik sapi Pupuk organik kascing 0 t/ha 15 t/ha 15 t/ha Dosis biourin sapi 0 l/ha 2,41 a 2,72 a 3,21 c Dosis biourin sapi 1000 l/ha 2,79 a 3,08 bc 3,78 cd Dosis biourin sapi 2000 l/ha 3,00 ab 3,69 c 4,09 e Dosis biourin sapi 3000 l/ha 3,32 c 3,88 de 3,85 d Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Interaksi pupuk organik dan dosis biourin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap N-total tanah saat panen. N-total tanah saat panen tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan dosis biourin sapi 2000 liter/ha (K3U3), yang mengalami peningkaran sebesar 53,69% bila dibandingkan dengan perlakuan perlakuan pupuk organik 0 ton/ha dan dosis biourin sapi 0 liter/ha (Tabel 6). Tabel 6. Pengaruh interaksi antara Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi terhadap N-Total Tanah Saat Panen N-total Tanah Saat Panen (%) Pupuk organik Pupuk organik sapi Pupuk organik kascing 0 t/ha 15 t/ha 15 t/ha Dosis biourin sapi 0 l/ha 22,41 g 34,76 ef 37,05 d Dosis biourin sapi 1000 l/ha 33,81 fg 37,21 d 40,10 c Dosis biourin sapi 2000 l/ha 35,80 e 39,63 d 42,45 a Dosis biourin sapi 3000 l/ha 37,69 cd 42,80 bc 45,20 b Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%. Penggunaan pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 49 hst. Tinggi tanaman umur 49 hst tertinggi (161,30 cm) dan terrendah didapatkan pada pupuk organik 0 ton/ha, dan mengalami peningkatan sebesar 0,18%. dibandingkan dengan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan pupuk organik 0 ton/ha, Penggunaan biourin sapi tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman 49 hst dari semua dosis biourin sapi yang diujiikan. Tinggi tanaman tertinggi (161,32 cm) dicapai pada dosis biourin sapi 3000 liter/ha, dan mengalami peningkatan sebesar 0,32% (Tabel 7). 68

Sukadana et al. : Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung Tabel 7. Pengaruh antara Pupuk Organik dan Dosis Biourin Sapi terhadap Tinggi Tanaman Umur 49 hst Tinggi Tnaman Umur 49 Hst Pupuk organik 0 ton/ha Pupuk organik sapi 15 ton/ha Pupuk organik kascing 15 ton/ha Dosis biourin sapi 0 l/ha Dosis biourin sapi 1000 l/ha Dosis biourin sapi 2000 l/ha Dosis biourin sapi 3000 l/ha 161,01 a 161,22 a 161,30 a BNT 5% 0,74 160,80 a 161,20 a 161,38 a 161,32 a BNT 5% 0,74 Keterangan: Angka-angka pada perlakuan dan kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Interaksi antara perlakuan jenis pupuk organik dan biourin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap komponen hasil (hasil biji pipilan kering oven dan hasil biji pipilan kadar air 12%/ha) jagung lokal Seraya (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa interaksi kedua faktor perlakuan tersebut mempengaruhi variabel-variabel komponen hasil dan hasil tanaman. Hasil biji pipilan kering oven dan kadar air 12%/ha meningkat karena pemupukan jenis pupuk organik maupun biourin sapi (Tabel 5). Kombinasi pemupukan jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan biourin sapi 2000 liter/ha, meningkatkan nilai variabel tersebut sebesar 69,71% dibandingkan pupuk organik o ton/ha dan dosis biourin sapi 0 liter/ha. Peningkatan hasil biji pipilan kering oven dan biji kadar air 12%/ha tersebut disebabkan oleh peningkatan oleh meningkatnya jumlah daun (Tabel 2). Terjadinya peningkatan produksi asimilat dapat ditranslokasikan ke organ penyimpanan (tongkol) terbukti dari meningkatnya indeks panen sebesar 101,70% pada perlakuan kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2000 liter/ha dibandingkan perlakuan pupuk organik 0 ton/ha dan dosis biourin sapi 0 liter/ha. Meningkatnya nilai komponen hasil dan hasil jagung varietas lokal Seraya tersebut disebabkan oleh produksi asimilat yang meningkat dibandingkan tanpa pemupukan, seperti ditunjukkan oleh peningkatan indeks luas daun (ILD) pada umur 63 hst sebsar 13,51% meningkat sangat nyata pada perlakuan kombinasi jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2000 liter/ha (Tabel.3). N-total tanah saat panen meningkat sebagai akibat kombinasi pemupukan pupuk organik dengan biourin sapi (Tabel 7). Tanaman jagung akan sangat responsif terhadap pemupukan nitrogen apabila kadar nitrogen dalam tanah lebih rendah dari batas kritis. Adijaya (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi jenis pupuk organik dan biourin sapi yang diberikan akan meningkatkan N-total dalam tanah. Semakin tinggi kadar nitrogen dalam tanah mengakibatkan nitrogen yang tersedia bagi tanaman akan meningkat, sehingga pertumbuhan tanaman akan semakin terpacu, jumlah daun semakin banyak, daun lebih luas, diameter batang semakin besar, panjang ruas semakin panjang dan akhirnya mengakibatkan berat berangkasan lebih tinggi. Hal 69

AGROTROP, VOL. 3, NO. 1 (2013) ini disebabkan oleh fungsi nitrogen yang memberikan pengaruh yang paling cepat terhadap pertumbuhan tanaman dibandingkan hara lainnya. Nitrogen bagi tanaman diperlukan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, meningkatkan kandungan klorofil daun, dan memperbesar ukuran daun dan biji. Kekurangan nitrogen akan menurunkan jumlah klorofil pada daun, yang menyebabkan laju fotosintesis berkurang akibat menurunnya absorsi sehingga fotosintat yang dihasilkan menurun (Sutejo, 2002) dan Poerwowidodo, 1992). Analisis pendapatan kotor dapat dijelaskan secara deskriptif. Penjelasan pendapatan kotor meliputi penggunaan biaya variabel pada usahatani jagung dengan cara membandingkan antara perlakuan seperti pupuk organik 0 ton/ha dan biourin sapi, dengan pupuk organik sapi dan biourin sapi, serta dengan pupuk organik kascing dan biourin sapi. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan dalam memahami perbedaan selisih produksi dan keuntungan kotor pada masingmasing perlakuan tersebut. pupuk organik kascing 15 ton/ha Tabel 8. Gross Margin Usahatani Jagung Varietas Lokal Seraya terhadap Berbagai Produksi Biaya Variabel Pendapatan Keuntungan Kotor (kg/ha) (Rp) Kotor (Rp) (Gross Margin) (Rp) K0U0 2.410 1.523.500 5.181.500 3.658.000 K0U1 2.790 2.540.500 5.998.500 3.458.000 K0U2 3.000 3.551.000 6.450.000 2.899.000 K0U3 3.320 4.567.000 7.138.000 2.571.000 K1U0 2.720 13.503.500 5.848.000 (7.655.500) K1U1 3.080 13.614.000 6.789.700 (6.824.300) K1U2 3.690 14.644.500 7.933.500 (6.711.000) K1U3 3.880 15.095.000 8.342.000 (6.753.000) K2U0 3.210 24.620.500 6.901.500 (17.719.000) K2U1 3.780 25.652.500 8.277.500 (17.375.000) K2U2 4.090 26.664.500 8.793.500 (17.871.000) K2U3 3.850 27.652.500 8.277.500 (19.375.000) Keterangan : K0U0 = Tanpa pupuk organik dan tanpa biourin sapi K0U1 = Tanpa pupuk organik dan biourin sapi 1000 liter/ha K0U2 = Tanpa pupuk organik dan biourin sapi 2000 liter/ha K0U3 = Tanpa pupuk organik dan biourin sapi 3000 liter/ha K1U0 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan tanpa biourin sapi K1U1 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi 1000 liter/ha K1U2 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi 2000 liter/ha K1U3 = Pupuk organik sapi 15 ton/ha dan biourin sapi 3000 liter/ha K2U0 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan tanpa biourin sapi K2U1 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 1000 liter/ha K2U2 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2000 liter/ha K2U3 = Pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 3000 liter/ha 70

Sukadana et al. : Pertumbuhan, Hasil dan Analisis Produksi Tanaman Jagung dan biourin sapi 2000 liter/ha yang menghasilkan biji pipilan kering panen tertinggi sebesar 4.090 kg/ha memberikan pendapatan kotor sebesar Rp 8.793.500 berdasarkan harga jagung biji pipilan kering Rp 2.150/kg. Pendapatan kotor yang diterima tidak sebanding dengan biaya variabel yang dikeluarkan, disebabkan biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp 26.664.500 diantaranya terdiri atas biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi (pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2000 liter/ha). Akibat dari mahalnya komponen biaya variabel tersebut menyebabkan pendapatan kotor usahatani jagung yang menghasilan 4.090 kg/ha biji pipilan kering panen sebesar Rp 8.793.500 lebih kecil dari total biaya variabel yang dikeluarkan Rp 26.664.500. Hal ini berdampak pada nilai pendapatan kotor (gross margin) mengalami defisit sebesar Rp 17.871.000. Biaya variabel penggunaan pupuk organik kascing sebesar Rp 22.500.000 dan biourin sebesar Rp 2.000.000 menjadi nol (tidak ada), sehingga dapat memberikan pendapatan kotor yang positif sebesar Rp 6.629.000 dengan asumsi harga jagung biji pipilan kering panen sebesar Rp 2.150 dan hasil panen yang sama sebesar 4.090 kg/ha. Pada Tabel 8, terlihat bahwa penggunaan biaya variabel untuk menanam jagung varietas lokal Seraya dengan penggunaan pupuk organik dan biourin sapi tidak sama. Perbedaan ini akan terlihat pada penggunaan pupuk organik sapi dan pupuk organik kascing dengan pemakaian yang sama masing-masing 15 ton/ha tetapi mempunyai nilai harga yang berbeda. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Interaksi pupuk organik dan biourin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pertumbuhan maupun parameter hasil tanaman. 2. Hasil tertinggi sebesar 4,090 ton/ha biji kering oven/ha diperoleh dari perlakuan jenis pupuk organik kascing 15 ton/ha dengan biourin sapi 2000 liter/ha, terendah sebesar 2,410 ton/ha biji kering oven/ha diperoleh dari perlakuan tanpa pupuk organik dan tanpa biourin sapi. 3. Hasil analisis gross margin menunjukkan bahwa biaya variabel lebih besar dari penerimaan untuk sebagian besar perlakuan, sehingga belum menguntungkan. pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin sapi 2000 liter/ha akan menguntungkan bila pengunaan pupuk organik kascing dan biourin sapi tidak diperhitungkan sebagai biaya variabel. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Secara umum untuk perlakuan pupuk organik kascing 15 ton/ha dan biourin 15 ton/ha dapat memberikan hasil yang tertinggi yaitu sebesar 4,090 ton/ha belum bisa dianjurkan sebagai rekomendasi untuk petani karena masih dipengaruhi oleh faktor biaya variabel yang tinggi sehingga tidak memberikan keuntungan dalam usahatani jangung. 2. Untuk sementara yang bisa dianjurkan ke petani adalah perlakuan tanpa pupuk organik dan biourin sapi 1000 liter/ha dapat meningkatkan produksi sebesar 380 kg/ha dan dapat memberikan keuntungan kotor sebesar Rp 1.016.620 DAFTAR PUSTAKA Adijaya, I.N. 2010. Pengaruh Pupuk Kandang dan Bio Urin Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea may L.) Di Lahan Kering (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Adisarwanto, T., dan Widyastuti, Y.E., 2002. Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah dan Pasang Surut. Cetakan kr-4. Jakarta. PT. Penebar Swadaya, 71

AGROTROP, VOL. 3, NO. 1 (2013) Aria B. M. A., dan Chozin, 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Dan Frekuensi Pemberian Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea Mays L.) Di Lahan Kering. Makalah Ilmiah. Bogor : Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. BPS Provinsi Bali, 2010. Bali Dalam Angka. Katalog BPS : 1102001.51. Cezar, P. M., 2004. Organic Fertilizer In Rice: Myths And Facts. A Public education series of the Asia Rice Foundation. Vol I, No. 1, February, 2004. Ditjen Produksi Tanaman Pangan, 2003. Tersedia di : http://www.deptan.go.id. Lund, F. Z., and Doss, B. D., 1990. Residual effect of dairy cattle manure on plant growth and soil properties. Agron. J. 72 : 123-130. Minardi, S. 2009. Optimalisasi Pengelolaan Lahan Kering untuk Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan. Surakarta: UPT Perpustakaan UNS. Poerwowidodo, 1992. Telaah Kesuburan Tanah, Penerbit Angkasa Persada Jl. Kronolodong No. 37, Cetakan keempat Bandung Sugiarto, 2008. Peningkatan produksi dan mutu jagung. Makalah Seminar : Mekanisasi Pertanian: Peran Strategis Mekanisasi Pertanian dalam Pengembangan Agroindustri Jagung. Jakarta, 20 Desember 2004. 6 h. Sunantara, I.M.M. 2004. Pengaruh Cara Tanam dan Frekwensi Pemupukan N terhadap Produksi Padi Gogo (Oryza sativa L.) (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta. 177 hal. Yusuf, R. P., 2009. Kajian Pendapatan Petani pada Usahatani Jagung (Kasus di Desa Sangalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Manajemen Produksi dan Pemasaran Agribisnis. SOCA 9 (3) : 263-390 72