I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

I. PENDAHULUAN. hidup pada tahap subsisten dan mata pencarian utama adalah dari mata. pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

I. PENDAHULUAN. dalam mengelola potensi sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

I. PENDAHULUAN. pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi. untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

PENDAHULUAN. 2011:18-19). Hal ini serupa dengan yang diutarakan oleh Rovia (2013:1) dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah itu sendiri maupun pemerintah pusat. Setiap Negara akan

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dalam. yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

I. PENDAHULUAN. negara untuk mengembangkan outputnya (GNP per kapita). Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat

I. PENDAHULUAN. Adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro dan Smith, 2006). Pembangunan ekonomi daerah sebagai bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan nasional. Menurut Arsyad (1999), pembangunan ekonomi daerah diartikan sebagai suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari PMDN,IPM dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung. Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan kapasitas dalam jangka

2 panjang dari suatu negara untuk menyediakan berbagai jenis barang dan jasa kepada penduduk. Dengan demikian, manifestasi dari pertumbuhan ekonomi diwujudkan dalam peningkatan output jangka panjang atau secara berkesinambungan (Todaro, 2000). Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untung menghasilkan barang dan jasa juga akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertumbuhan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman kerja yang menambah keterampilan kerja mereka. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat kinerja perekonomian, baik di tingkat nasional maupun regional (daerah). Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan output agregat (keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan perekonomian) atau Produk Domestik Bruto (PDB). PDB sendiri merupakan nilai total seluruh output akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian, baik yang dilakukan oleh warga lokal maupun warga asing yang bermukim di negara bersangkutan. Sehingga, ukuran umum yang sering digunakan untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan PDB untuk skala nasional atau persentase perubahan PDRB untuk skala provinsi atau kabupaten/kota.

3 Kegiatan pembangunan nasional tidak lepas dari peran seluruh Pemerintah Daerah yang berperan penting dalam menyukseskan perekonomian daerahnya melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara optimal. Selain itu, sebagai upaya meningkatkan peran dan kemampuan daerah dalam pembangunan nasional, maka pemerintah daerah dituntut untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan operasionalnya terutama dalam era otonomi luas sekarang ini. Sebagai bagian dari pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional, pembangunan ekonomi Provinsi Lampung juga berperan penting terhadap sukses tidaknya pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan. Masing-masing provinsi di Indonesia termasuk Provinsi Lampung harus mampu menghadapi tantangan perekonomian global yaitu mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta mampu mengatasi permasalahan pembangunan yang terjadi terutama dalam era reformasi dimana masing-masing daerah memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk mengelola kekayaan daerah yang dimiliki dan memanfaatkannya untuk kegiatan pembangunan di daerah tersebut. Tabel 1.PDRB Provinsi Lampung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1996-2012 (dalam jutaan) PDRB Propinsi Lampung Tahun Atas Dasar Harga Konstan 1996 15.915.506 1997 17.247.544 1998 18.284.378 1999 19.851.771 2000 23.245.983 2001 24.079.608 2002 25.079.608 2003 26.898.052 2004 28.262.289 2005 29.397.248 2006 30.861.360

4 2007 32.694.890 2008 34.443.152 2009 36.256.295 2010 38.378.425 2011 40.829.411 2012 43.505.816 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013 Berdasarkan Tabel 1. PDRB Provinsi Lampung atas dasar harga konstan periode 1996-2012 gambaran positif. PDRB Provinsi lampung mengalami kenaikan setiap tahun nya.dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung, maka diperlukan evaluasi lebih lanjut mengenai faktor-faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut dalam menentukan pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi tersebut akan dijadikan sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/ Kota di Provinsi Lampung. Dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi tidak lepas akan kebutuhan penanaman modal atau Investasi, karena Investasi adalah kebutuhan utama dalam pembangunan yang menghendaki adanya tingkat pertumbuhan. Menyadari penting nya Investasi dalam pembangunan ekonomi maka pemerintah berusaha meningkatkan pengeluaran serta kebijaksanaan guna mendorong sektor-sektor untuk ikut dalam memperkuat tumbuhnya perekonomian nasional. Investasi atau penanaman modal adalah motor suatu perekonomian, banyaknya investasi yang direalisasikan didalam suatu negera yang bersangkutan, sedangkan sedikitnya Investasi akan menunjukkan lambannya laju pertumbuhan

5 ekonomi (Rosyidi,1991) Menurut Sukirno Sadono (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1). investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja. (2). Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi (3).Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Dalam model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa hasil investasi akan semakin tinggi bila produksi agregat di suatu negara semakin besar. Dengan diasumsikan bahwa investasi swasta dan publik di bidang sumberdaya atau modal manusia dapat menciptakan ekonomi eksternal (eksternalitas positif) dan memacu produktivitas yang mampu mengimbangi kecenderungan ilmiah penurunan skala hasil. Meskipun teknologi tetap diakui memainkan peranan yang sangat penting, namun model pertumbuhan endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut tidak perlu ditonjolkan untuk menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

6 Tabel 2. Jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Lampung 1996-2012 (dalam jutaan rupiah) Tahun PMDN 1996 1.705,779 1997 1.632,537 1998 1.755,960 1999 1.880,680 2000 1.225,385 2001 1.445,693 2002 1.556,803 2003 1.755,073 2004 1.827,234 2005 2.729,130 2006 2.599,480 2007 951,356 2008 742,632 2009 1.948,356 2010 857,553 2011 3.751,948 2012 2.712,576 Sumber: BPMD Provinsi Lampung Berdasarkan tabel 2 jumlah penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Provinsi Lampung berfluktuasi dari tahun 1996 hingga 2012 berfluktuatif. Oleh karena itu pemerintah harus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif serta sarana yang memadai. Pembangunan ekonomi tidak bisa lepas dari modal yang dapat diwujudkan dalam bentuk investasi. Investasi tersebut dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan perluasan tenaga kerja yang diperoleh dari pemerintah, swasta dan pinjaman luar negeri.

7 Menurut Solow pertumbuhan ekonomi selalu bersumber dari satu ataulebih dari tiga faktor kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (melalui pertubuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan), penambahan modal dan teknologi. Sedangkan salah satu alat untuk mengukur pembangunan kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah IPM (Todaro, 2003). Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembagian manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu kesehatan yang diukur dari rata-rata usiaharapan hidup, pengetahuan dan pendidikan yang diukur dari rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf dan standar hidup layak (kesejahteraan) secara keseluruhan. IPM berperan penting dalam pembangunan perekonomian modern sebab pembangunan manusia yang baik akan menjadikan faktor-faktor produksimampu di maksimalkan. Mutu penduduk yang baik akan mampu untuk berinovasi mengembangkan faktorfaktor produksi yang ada. Selain dari pada itu pembangunan manusia yangtinggi mengakibatkan jumlah penduduk akan tinggi pula sehingga akanmenaikkan tingkat konsumsi. Hal ini akan mempermudah untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi (Sukirno Sadono,2006). Salah satu pelopor pendekatan pembangunan manusia dalam Ilmu Ekonomi Pembangunan adalah Sen Amartya (1999) melalui konsep human capabilities approach. Pendekatan ini menekankan pada gagasan kemampuan (capabilities) manusia sebagai tema sentral pembangunan. Manusia harus menjadi inti dari gagasan pembangunan, dan hal ini berarti bahwa semua sumberdaya yang diperlukan dalam pembangunan harus dikelola untuk meningkatkan kapabilitas

8 manusia. Gagasan ini sejalan dengan pemikiran United Nations Development Programme (UNDP) yang diterjemahkan ke dalam beberapa indikator sosialekonomi yang menggambarkan kualitas hidup dalam beberapa ukuran kuantitatif, seperti kemampuan ekonomi, kemampuan dalam pengetahuan dan keterampilan. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel.3 Nilai IPM Provinsi Lampung Tahun 1996-2012 Tahun IPM (%) 1996 67,4 1997 67,5 1998 67,5 1999 63,0 2000 62,6 2001 63,0 2002 65,8 2003 66,0 2004 68,4 2005 68,8 2006 69,3 2007 69,7 2008 70,3 2009 70,9 2010 71,4 2011 71,9 2012 72,4 Sumber: BPS Provinsi Lampung Menurut Tabel.3 diatas nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Lampung terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.modal manusia (human capital) merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan IPM dalam proses pertumbuhan ekonomi, karena dengan modal manusia yang berkualitas maka kinerja ekonomi diyakini juga akan lebih baik.

9 Kualitas modal manusia ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan dan kesehatan, yang mana hal tersebut dapat dicerminkan melalui nilai indeks pembangunan manusia (IPM). Oleh sebab itu, dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi perlu pula dilakukan pembangunan manusia, termasuk dalam konteks ekonomi daerah. Kebijakan pembangunan yang tidak mendorong peningkatan kualitas manusia hanya akan membuat daerah yang bersangkutan tertinggal dari daerah yang lain, termasuk dalam hal kinerja ekonominya. Tingkat pembangunan manusia yang relatif tinggi akan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi melalui kapabilitas penduduk dan konsekuensinya adalah peningkatan produktivitas dan kreativitas masyarakat. Dengan meningkatnya produktivitas dan kreativitas tersebut, penduduk dapat menyerap dan mengelola sumberdaya yang penting bagi pertumbuhan ekonomi (Brata, 2004). Selain investasi dan IPM,tenaga kerja merupakan suatu faktor yang mempengaruhi output suatu daerah. Jumlah penduduk yang besar akan berdampak pada peningkatan jumlah angkatan kerja yang besar. Namun,peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk dikhawatirkan akan menimbulkan efek yang buruk terhadap pertumbuhan ekonomi, karena pertumbuhan penduduk yang cepat mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan menjadi semakin jauh. Selanjutnya dikatakan bahwa masalah kependudukan yang timbul bukan karena banyaknya jumlah anggota keluarga, melainkan karena mereka terkonsentrasi pada daerah perkotaan saja sebagai akibat dari cepatnya laju migrasi dari desa ke

10 kota (Todaro,2000). Namun demikian jumlah penduduk yang cukup dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki skill akan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Dari jumlah penduduk usia produktif yang besar maka akan mampu meningkatkan jumlah angkatan kerja yang tersedia dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan produksi output di suatu daerah. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan dalam bidang ekonomi adalah sumberdaya manusia. Sumber daya manusia (SDM) merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak dalam kandungan hingga akhir hidupnya. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah sumberdaya manusia saja, tetapi lebih menekankan pada efisiensi mereka (Jhingan, 2004). Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dapat berdampak pada rendahnya tingkat produktivitas dan tingkat partisipasi sumberdaya manusia yang terlibat dalam dunia kerja atau tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam dunia kerja atau tenaga kerja yang ikut terlibat dalam proses produksi, akan menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah, sehingga mengakibatkan tingkat pendapatan suatu daerah ikut meningkat akibat barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah, dan hal ini akan memberi dampak terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Menurut UU N0. 13 Tahun 2003 tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi

11 kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun menurut ILO (International Labour Organization) tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berusia antara 15 64 tahun. Namun, kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas karena pada usia tersebut seorang penduduk sudah dianggap mulai dapat bekerja. Penduduk usia kerja ini dibedakan lagi menjadi angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja (not in the labor force). Permasalahan dalam ketenagakerjaan dan pertumbuhan ekonomi baik dalam skala nasional maupun regional mendapat perhatian banyak orang. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mmbutuhkan penambahan investasi dan kebijakan ekonomi yang kondusif merupakan suatu hal penting.dengan penambahan investasi baru diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya juga dapat menciptakan lapangan kerja baru.tabel 4. Menunjukkan kondisi ketenagakerjaan Provinsi Lampung tahun 1996-2012 Tabel 4. Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Lampung ( Dalam Juta Jiwa) Tahun 1996-2012 Tahun Tenaga Kerja 1996 3.121.320 1997 3.121.766 1998 3.169.325 1999 3.532.556 2000 3.552.557 2001 3.731.869 2002 3.932.932

12 2003 4.113.736 2004 4.303.123 2005 4.488.878 2006 4.587.186 2007 4.687.646 2008 3.568.770 2009 3.627.155 2010 3.686.346 2011 3.761.621 2012 3.632.415 Sumber: Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi Lampung,2013 Dari Tabel 4 diatas dapat kita lihat penduduk Provinsi Lampung tahun 1996 berjumlah 3.121.320 dan mengalami kenaikan pada tahun 2002 berjumlah 6.787.654 dan terus mengalami kenaikan pada tahun 2003 berjumlah 6.852.998 jiwa terdiri dari 4.113.736 jiwa angkatan kerja. Pada tahun 2004 jumlah penduduk meningkat menjadi 6.915.951 jiwa, jumlah penduduk yang meningkat juga diiringi jumlah angkatan kerja yang meningkat yaitu 4.303.123 jiwa. Pada tahun 2011 jumlah penduduk di Provinsi Lampung meningkat menjadi 7.691.007 jiwa, dan angkatan kerja mengalami penurunan yaitu3.761.621 dari tahun sebelum nya. Begitu pula pada tahun 2012 jumlah penduduk mengalami peningkatan yaitu 7.691.097 jiwa dan jumlah angkatan kerja pun menurun yaitu 3.632.415 jiwa. Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik tetap harus di dukung dengan ketersediaan tenaga kerja baik itu pekerja ahli maupun pekerja kasar (buruh). Dengan demikian penting sekali untuk kita meningkatkan jumlah lapangan kerja agar menampung jumlah tenaga kerja yang semakin bertambah dari tahun ke

13 tahun, sehingga daya produksi barang dan jasa akan meningkat secara signifikan yang mana bisa di katakan bisnis berkembang dan maju. Penting sekali Departemen Tenaga Kerja juga perlu membuat wadah training bagi para masyarakat yang hendak bekerja agar sesuai dengan kebutuhan sebuah perusahaan sehingga bisa menyerap tenaga kerja dengan baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung? 2. Bagaimana pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung? 3. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.

14 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tenaga Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. D. Kerangka Pemikiran Pertumbuhan ekonomi meningkatkan persediaan sumberdaya yang dibutuhkan pembangunan manusia. Peningkatan sumberdaya bersama dengan alokasi sumberdaya yang tepat serta distribusi peluang yang semakin luas, khususnya kesempatan kerja akan mendorong pembangunan manusia lebih baik. Hal ini berlaku juga sebaliknya, pembangunan manusia mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tingkat pembangunan manusia yang tinggi sangat menentukan kemampuan penduduk dalam menyerap dan mengelola sumbersumber pertumbuhan ekonomi, baik kaitannya dengan teknologi maupun terhadap kelembagaan sebagai sarana penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Selain Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah investasi swasta dan tenaga kerja.

15 Indeks Pembangunan Manusia PMDN Pertumbuhan Ekonomi Tenaga Kerja Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PMDN, Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Lampung E. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada,dimana keadaan masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul,berdasarkan perumusan masalah diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Diduga Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 3. Diduga Tenaga Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.