Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

UPAYA PENCAPAIAN TARGET TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) INDONESIA

URGENSI MONITORING DAN EVALUASI dalam PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SDGs. Djonet Santoso Universitas Bengkulu November 2017

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

Pelaksanaan Pengentasan Kelaparan serta Konsumsi & Produksi Berkelanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi

Metadata untuk Penyusunan Rencana Aksi yang Partisipatif

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

TUJUAN GLOBAL IMPLEMENTASI LOKAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Pelaksanaan Pengentasan Kelaparan serta Konsumsi & Produksi Berkelanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia

TANTANGAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN

INTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN KEDALAM KURIKULUM DALAM RANGKA PENCAPAIAN TARGET SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DI INDONESIA

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG

INDONESIA NEW URBAN ACTION

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang permasalahan kesehatan merupakan dua dari 17 Tujuan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Upaya Pengendalian Tembakau di Indonesia. Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Keynote Speech MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA FORUM INFORMATIKA KESEHATAN INDONESIA Surabaya, 8 November 2017

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PENGARUSUTAMAAN KESEHATAN DALAM SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)


Jakarta, 10 Maret 2011

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

(Multi-Stakeholder Partnership) dalam Menjawab Tantangan Global untuk Mencapai Kesejahteraan Sosial dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM


Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Peran Masyarakat Sipil dalam Mendorong Peningkatan Cukai Rokok

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

RPJMN dan RENSTRA BPOM

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Menyongsong SDGs: Kesiapan Daerah-daerah di Indonesia. Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD ,

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH SELAKU KETUA BKPRS PADA: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL SULAWESI TAHUN 2018

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

I. Permasalahan yang Dihadapi

PANDUAN LOMBA KARYA ESAI 2018 BERSAMA INQU-ID

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 40 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

DAFTAR ISI. iii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan

Transkripsi:

Keynote Speech Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas The 4th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) 2017 Tembakau: Ancaman bagi Pembangunan Jakarta, 15 Mei 2017

Kondisi Terkini Beban Penyakit Tidak Menular Perilaku merokok meningkatkan prevalensi PTM di Indonesia PTM berkontribusi pada 69% dari seluruh kematian Beban pemerintah dan masyarakat meningkat Penanganan: biaya yang besar dan teknologi tinggi. Pengeluaran kesehatan diproyeksi dapat terus meningkat Ancaman terhadap Bonus Demografi Prevalensi perokok usia 13-15 tahun di Indonesia telah mencapai 20,3 persen Anak yang merupakan calon tenaga produktif masa depan, dikhawatirkan tidak dapat meningkatkan produktivitasnya karena sudah berisiko tinggi karena penyakit akibat rokok. Bagi kelompok dewasa muda, dampak negatif rokok menghambat aktivitas dan produktivitas Kemiskinan Proporsi perokok setiap hari pada kuintil indeks kepemilikan terbawah merupakan yang paling tinggi (27,3 persen) Kelompok penduduk termiskin akan sangat terdampak oleh adanya risiko pengeluaran katastropik untuk PTM Penurunan produktivitas memperparah kondisi kemiskinan penduduk

Dukungan Kebijakan Komitmen Pemerintah RI 1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 Target: menurunkan persentase merokok penduduk usia 18 tahun sebesar 5,4 persen pada tahun 2019 2 Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 Masuk dalam Prioritas Nasional Kesehatan 3 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Tujuan 3 Menjamin hidup sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia

Keterkaitan Pengendalian Produk Tembakau dan SDGs 2016-2030 Tidak hanya Tujuan 3 SDGs, pengendalian produk tembakau memberikan multiplier effect pada pencapaian keseluruhan tujuan SDGs

Keterkaitan (lanjt) No Dampak Pengendalian Produk Tembakau Tujuan SDGs 1 Mendukung pengalokasian sumber daya pada hal yang produktif (al. nutrisi, kesehatan dan pendidikan, dan aktivitas ekonomi) 2 Mengurangi risiko kematian dan dampak negatif dari produk tembakau terhadap kesehatan dan produktivitas 3 Mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dari limbah dan pousi, serta peluang bagi negara untuk mengalihkan sumber daya dari upaya penanggulangan dampak ekonomi makro dari rokok bagi pengembangan energi terbarukan 4 Dukungan untuk pengembangkan industri yang padat karya, dan industri yang berkontribusi bagi penyehatan bangsa & mensejahterakan rakyat 5 Dukungan untuk pengembangan berbagai kebijakan yang holistik dan integratif, dan menjamin terlaksananya berbagai komitmen Tujuan 1 (Tanpa kemiskinan) Tujuan 2 (Tanpa kelaparan) Tujuan 3 (Kehidupan sehat dan sejahtera) Tujuan 4 (Pendidikan berkualitas) Tujuan 5 (Kesetaraan Gender) Tujuan 8 (Pekerjaan layak & pertembuhan ekonomi) Tujuan 10 (Berkurangnya kesenjangan) Tujuan 6 (Air bersih & sanitasi layak) Tujuan 7 (Energi bersih dan terjangkau) Tujuan 11 (Kota dan permukiman yang berkelanjutan) Tujuan 12 (Konsumsi & produksi bertanggung jawab) Tujuan 13 (Penanganan perubahan iklim) Tujuan 14 (Ekosistem lautan) Tujuan 15 (Ekosistem daratan) Tujuan 9 (Industri, inovasi dan infrastruktur) Tujuan 16 (Perdamaian, keadilan & kelembagaan yang tangguh) Tujuan 17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan)

Prinsip TPB/SDGs TPB/SDGs harus memberi manfaat bagi semua, terutama yang rentan; serta pelaksanaannya melibatkan semua pemangku kepentingan; No-one Left behind Universal TPB/SDGs dilaksanakan oleh negera maju maupun negara berkembang Integration TPB/SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan

Peran Pemangku Kepentingan 1. Penetapan Indikator 2. Kebijakan & Program 3. Persiapan Data dan Informasi 4. Sosialisasi/Diseminas, Komunikasi & Advokasi 5. Monev & Pelaporan 6. Dukungan Regulasi & Anggaran PEMERINTAH & PARLEMEN AKADEMISI & PAKAR Implementasi TPB/SDGs 1. Peningkatan Kapasitas 2. Pemantauan dan Evaluasi 3. Policy Paper/Policy Brief sebagai dasar Policy Formulation FILANTROPI OMS & & 1. Advokasi Pelaku Usaha 2. Fasilitasi Program 3. Peningkatan Kapasitas 4. Dukungan Sumberdaya BISNIS MEDIA 1. Diseminasi dan Advokasi 2. Fasilitasi Program 3. Membangun pemahaman publik 4. Publikasi dan Monitoring

Beberapa Upaya yang Dilakukan Inpres Germas (No. 1/2017) Instruksi bagi pemerintah pusat dan daerah Tujuan: mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit Upaya, a.l.: Meningkatkan edukasi dan advokasi hidup sehat Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau. Beberapa kebijakan/program: Penerapan kawasan tanpa rokok di sekolah Aturan pelarangan iklan rokok bagi anak dan remaja, serta ketentuan jam tayangan iklan diatas jam 21.30 Aturan tidak melibatkan anak dalam iklan rokok Aturan tidak memuat iklan produk tembakau di media cetak untuk anak dan remaja Aturan melarang menjual atau memberi rokok kepada anak berusia di bawah 18 tahun Informasi, edukasi dan komunikasi kepada anak dan remaja akan bahaya rokok

Upaya ke Depan 1. Meningkatkan peran pemerintah (pusat dan daerah), swasta, organisasi masyarakat, akademisi dan masyarakat secara luas dalam upaya pengendalian masalah merokok. 2. Meningkatkan dukungan lintas-sektor dalam menciptakan intervensi yang holistik dalam pengendalian produk tembakau. 3. Meningkatkan advokasi kepada seluruh pemangku kebijakan baik di tingkat pusat dan daerah. 4. Diperlukan exit strategy terkait isu-isu kesejahteraan petani, buruh pabrik rokok, pendapatan cukai, dan hal-hal lainnya yang terkait, serta disusun peta jalan dengan tujuan untuk menurunkan prevalensi rokok sebagaimana komitmen Pemerintah Indonesia dalam RPJMN 2015-2019, SDGs dan Inpres Germas.

Harapan Dialog intensif dapat menghasilkan rekomendasi strategis untuk: penyusunan dan pengembangan kebijakan pembangunan ke depan yang lebih tepat sasaran, efektif dan efisien, serta berbasis bukti (evidence based policies). Pengetahuan yang diperoleh dari pertemuan dapat dibagikan ke pihak lain melalui jejaring masing-masing agar hasil yang baik ini dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak pihak.

TERIMA KASIH 11