BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

suatu penyakit, jika suatu saat dia terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah kebal terhadap penyakit tersebut (Matondang & Siregar,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian target Millenium Development Goals (MDG s) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

PERAN AYAH DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan melaksanakan upaya dalam peningkatan kesehatan ibu dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan dan sebagai bentuk nyata komitmen

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Imunisasi sebagai salah satu pencegahan upaya preventif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 6,9 juta jiwa, tercatat kematian balita dalam sehari, 800 kematian balita

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki derajat kesehatan yang optimal yang diselenggarakan secara komprehensif dan menyeluruh yang meliputi usaha preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif (DINKES DIY, 2009). Berdasarkan parameter hasil proyeksi penduduk di profinsi DIY menunjukan bahwa dalam kurun waktu dari tahun 2000-2005 telah terjadi penurunan angka kematian bayi rata-rata per tahun adalah 3,9%. Sedangkan pada kurun waktu dari tahun 2005-2010 menunjukan angka kematian bayi mengalami penurunan rata-rata per tahun adalah 2,5% dan pada tahun 2010-2015 mencapai 1,7%. Dari data ini menunjukan bahwa angka kematian bayi di profinsi DIY mengalami penurunan yang signifikan apa bila dibanding dengan sebelum tahun 1990. Menurut laporan yang diterima pada tahun 2009 angka kematian bayi mencapai 330 bayi yang meninggal dengan berbagai sebab atau sekitar 17 kematian per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian di tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun sebelumnya yaitu pada tahun 1980 dimana angka kematian bayi mencapai 62 kematian per 1000 kelahiran hidup. Melihat angka pola kenaikan dan mentargetkan pada tahun 2015 akan terjadi penurunan 1

2 angka kematian bayi menjadi 2 per 3 dari kondisi tahun 1999, yaitu dari 25 menjadi 16 (DINKES DIY, 2009). Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah kesehatan yang berakibat pada kematian bayi, diantaranya yaitu kurangnya pengetahuan yang dipengaruhi oleh pendidikan, kurangnya informasi, budaya, dan sosial ekonomi. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan yang menjadi prioritas kementrian kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak (KEMENKES RI, 2010). Tujuan dari program imunisasi itu sendiri yaitu untuk memberi kekebalan bayi terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia yang disebabkan karena Tetanus Neonatorum (TN) yaitu sebanyak 67% mendorong pemerintah untuk lebih mengarahkan program imunisasi kepada pemberian perlindungan bayi yang baru lahir dalam minggu-minggu pertama melalui ibu (Puslitbang Pemberantasan Penyakit, Bidang Litbang Kesehatan, dalam buku Hanum Marimbi, 2010). Berdasarkan program yang ditetapkan pemerintah tentang Pembangunan Program Imunisasi (PPI) maka diwajibkan bagi anak untuk mendapat perlindungan terhadap 7 jenis penyakit utama diantaranya yaitu: Tuberculosis, Defteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis B. Maka dari itu pemerintah mewajibkan pemberian lima jenis vaksin untuk

3 mencegah ketujuh penyakit tersebut. Program ini ditetapkan karena melihat bahaya dari ketujuh penyakit tersebut yang dapat mengakibatkan cacat dan kematian bagi anak (DINKES DIY, 2008). Banyak dari masyarakat yang beranggapan salah tentang imunisasi, dan banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap resiko dari berbagai vaksin. Berdasarkan pelaksanaan Pembangunan Program imunisasi (PPI) di indonesia yang dimulai tahun 1979 banyak terdapat masalah seperti yang dijumpai dibeberapa negara didunia, diantaranya yaitu rendahnya angka cakupan imunisasi dan tingginya angka kejadian drop out kunjungan ulang. Beberapa studi juga menemukan bahwa cakupan imunisasi itu sangat dipengaruhi oleh usia ibu, pendidikan, ras, status ekonomi, dan opini ibu terhadap vaksin juga sangat mempengaruhi status imunisasi anak mereka (M. Ali, 2003, dalam KTI Kamidah 2003). Menurut data Dinas Kesehatan DIY tahun 2009 menyatakan cakupan imunisasi yang masih rendah ini salah satunya yaitu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan. Dalam hal ini pemerintah DIY sudah melakukan program-progam untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut diantaranya dengan upaya penyuluhan tentang pentingnya masalah kesehatan dan penyuluhan tentang pentingnya program imunisasi kepada masyarakat (DINKES DIY, 2009). Menurut Al Quran surat (Al-An'am: 151) di sebutkan : Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.

4 Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Dinkes Kabupaten Bantul tahun 2011 bahwa untuk cakupan imunisasi dasar di wilayah Kelurahan Ngestiharjo itu masih rendah yaitu < 50 % dibandingkan dengan wilayah lainnya. Maka -faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kelurahan Ngestiharjo Kabupaten Bantul B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik -faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar di C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar di wilayah Kelurahan Ngestiharjo Kabupaten Bantul Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengaruh faktor usia ibu terhadap kepatuhan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar. b. Mengetahui pengaruh faktor tingkat pendidikan ibu terhadap kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. c. Mengetahui pengaruh faktor pekerjaan ibu terhadap kepatuhan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar.

5 d. Mengetahui pengaruh faktor dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar. e. Mengetahui pengaruh faktor akomodasi terhadap kepatuhan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar. f. Mengetahui pengaruh faktor kualitas pelayanan terhadap kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. g. Mengetahui pengaruh faktor yang paling dominan terhadap kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Aplikatif Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai petimbangan lembaga serta ibu yang mempunyai bayi dan sekaligus memberikan informasi tentang hasil temuan yang diperoleh dari tempat penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar. 2. Manfaat Keilmuan Meningkatkan pengetahuan peneliti terkait masalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pemberian imunisasi dasar berdasarkat temuan ditempat penelitian. 3. Manfaat Metodologi Dapat digunakan untuk pengembangan penelitian untuk peneliti selanjutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar.

6 E. Penelitian Terkait Pengetahuan, dan Pekerjaan Ibu Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada pendekatan cross sectional. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan ibu tidak memiliki hubungan terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada anak, dan yang berpengaruh paling besar terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada anak adalah tingkat pendidikan. Perbedaan penelitian terletak pada metode yang digunakan yaitu survei analisis, tekhnik sampling menggunakan multiple random sampling, dan jumlah variabelnya. -Faktor Yang Mempengaruhi Keterlibatan Ibu Dalam Pelaksanaan imunisasi Anak Usia Sekolah di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakart ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian yang dilakukan adalah dari beberapa faktor yang mempengaruhi keterlibatan ibu dalam pemberian imunisasi meliputi faktor usia ibu, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, persepsi ibu, spiritual ibu, dukungan keluarga, dan tingkat pengetahuan ibu. Ternyata faktor yang paling berpengaruh terhadap pemberian imunisasi adalah tingkat pengetahuan ibu. Perbedaan penelitian terletak pada jumlah sampel, tempat penelitian, dan jumlah variabel bebas yang diteliti.

7 -Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Pada Balita di wilayah Puskesmas deskriptif kuantitatif. Hasil menunjukkan faktor jumlah anak yang diasuh ibu < 2 anak sebanyak 92 responden (89,3 %). Kondisi kesehatan balita yang diimunisasi oleh ibu semuanya dalam kondisi sehat (100 %). Pengetahuan ibu tentang imunisasi sebagian besar sedang dengan 69 responden (67,0 %). Sebagian besar ibu tidak bekerja sebesar 70 responden (69,9 %). Ibu sebagian besar mendapat dukungan baik dalam pemberian imunisasi 99 responden (96,1 %). Keluarga sebagian besar mempunyai penghasilan < Rp 750.000 sebanyak 71 responden (68,9 %). Ibu sebagian besar pernah mendapat penyuluhan tentang imunisasi sebesar 85 responden (82,5 %). Jarak rumah dari posyandu sebesar 57 responden (55,3 %) adalah dekat. Pelayanan petugas kesehatan 18 responden (17,5 %) cukup. Perbedaan penelitian terletak pada metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif, populasi yang diteliti yaitu bayi yang berusia 0-5 bulan, dan tempat penelitian yang dilakukan di posyandu Taman Tirto.