PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN INTERAKSI KERJA TERHADAP INTENSITAS KONFLIK KARYAWAN DI CV. DWI KARYA NGAWI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JAMINAN SOSIAL, KESEHATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI PT

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

PENGARUH KOMUNIKASI DAN SUPERVISI TERHADAP KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN DI PT. INDOANTIQUE SUKOHARJO PADA TAHUN 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, KONFLIK PERAN, DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PABRIK KERTAS DAN CARTON BOX MUKTI SANTOSO DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah tidak akan lepas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi

UMIYATI A

Ari Saputro B

BAB 1 PENDAHULUAN. berhasil atau tidak tergantung dari faktor manusia yang berperan merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. ketat dan terbuka, perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang tidak seharusnya ia lakukan dalam etika berorganisasi, seperti lalai

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. SAFARI JUNIE TEXINDO INDUSTRI DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. atau di dalam kantor untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenanya perlu kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

KEPUASAN KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI ASPEK GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA BAGIAN GUDANG PT. MARGONO DIAN GRAHA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dewasa ini sangat dominan, di negara-negara yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasti bertujuan untuk memiliki citra yang baik, citra. adalah kesan yang diperoleh melalui pengalaman seseorang mengenai suatu hal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP KINERJA GURU DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi penting

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang jasa maupun industri pasti mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan dirasakan jauh lebih besar daripada sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

ARIS SETIAWAN B

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN PERSEPSI TENTANG KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN CV. SUMBER JATI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA BOYOLALI

PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Camat, Tugas, dan Fungsinya. Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 2014 pasal 224 ayat (1) menyebutkan

PENGARUH HUMAN RELATIONS DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SAFARI JUNI TEXTINDO INDUSTRI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. seorang pemimpin yang mampu menumbuhkan suatu disiplin, motivasi, lebih diciptakan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mencapai

Ariesta Marsitho Nugrahawan F

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai bentuk tantangan dan resiko. Oleh karena itu, suatu. tersebut akan dapat berjalan dengan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut dengan human resources, merujuk kepada orang-orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan peradaban sudah sangat maju, menuntut Sumber Daya Manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Oleh : LESTARI HIDAYAH A

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sumber daya manusia yang kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dorongan dalam melakukan pekerjaanya, intensitas dan frekuensi dari waktu ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. KERETA API (Persero) DAOP VI YOGYAKARTA di STASIUN SOLO BALAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam. cerah di kemudian hari merupakan salah satu dasar untuk mengambil

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendunia. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya

BAMBANG SUPAGI A

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia yang semakin maju dan moderen saat ini

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

BAB I PENDAHULUAN. mesin, material atau uang dan informasi. Setiap yang dilakukan oleh suatu

Transkripsi:

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN INTERAKSI KERJA TERHADAP INTENSITAS KONFLIK KARYAWAN DI CV. DWI KARYA NGAWI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Akuntansi Oleh : VIVI INDAH LESTARI A 210 040 051 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan nasional yaitu masyarakat yang adil dan makmur, merata, material dan spiritual yang mencakup semua bidang dan aspek kehidupan bangsa dan sesuai dengan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945 dijiwai Pancasila, maka pembangunan nasional diarahkan terwujudnya masyarakat yang sejahtera, sehingga manusia tidak saja menjadi subyek teapi juga menjadi obyek dari pembangunan itu sendiri. Jadi, tujuan pembangunan tersebut adalah pembangunan sumber daya manusia dan manusia seutuhnya. Sumber daya manusia pemegang peranan sangat penting dalam setiap penyelenggaraan kegiatan, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta, karena manusia sebagai perencana pengubah dan pengendali sumber daya yang lain dalam suatu organisasi, hal ini sesuai dengan pendapat (Manullang, 1998: 19) yang menyatakan bahwa : Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata ditentukan oleh sumber alam tersedia akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu unsur manusia merupakan faktor terpenting yang mendukung tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh organisasi secara efektif dan efisien terutama peranannya dalam setiap usaha penyelenggaraan kerjasama dan tanggung jawab.

2 Dalam segala usaha yang dijalankan setiap perusahaan tertentu mempunyai tujuan tentang yang ingin dicapai secara efisien yaitu dengan sejumlah biaya operasional tertentu yang bisa menghabiskan laba yang maksimal untuk melangsungkan hidup dan perkembangan perusahaan tertentu. Segala usaha dilakukan untuk mencapai tujuan diantaranya dengan menggunakan sumber daya manusia yaitu tenaga kerja yang handal dan profesional. Hal tersebut dilakukan untuk diharapkan dapat tercapai tingkat produktivitas yang tinggi. Perusahaan (organisasi) yang mampu bersaing dengan perusahaan (organisasi) lain di pasar bebas, mampu merencanakan dan menganggarkan supaya perusahaan (organisasi) tersebut mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Radiq (1998: 16) berpendapat bahwa : Planing is the selecting and relating of facts and the making and using of assumption regarding the futue in the visualization and formulation of proposal activities belived necessary to achieve desered results. (Suatu perencanaan harus senantiasa berdasar kenyataan yang ada disertai penggunaan asumsi-asumsi untuk masa depan sehingga sasaran yang ingin dicapai benar-benar dapat diwujudkan). Hal ini perlu dipahami bahwa tenaga manusia akan menentukan sukses atau gagalnya suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Preston dan Zimmere (dalam Tjatmiko, 2006: 1), Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas dan tegas serta mudah dipahami oleh pegawai organisasi. Menurut Djatmiko (2006: 37), tujuan organisasi merupakan suatu hasil atau keadaan yang diharapkan dapat dicapai yang menuntut perencanaan,

3 pelaksanaan, dan pengendalian secara seksama. Oleh karena itu tujuan organisasi perlu disosialisasikan kepada seluruh pegawai yaitu berupa pemahaman pengertian dan pemahaman tentang tujuan organisasi agar pegawai dapat merealisasikan secara bersama sehingga tujuan dapat tercapai. Untuk dapat mengelola suatu organisasi dengan baik, unsur manusia merupakan unsur paling penting dibanding unsur-unsur lainnya seperti mesin, uang dan sebagainya. Manusia merupakan pemegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam abad yang telah modern dewasa ini, mungkin teknologi dapat menggantikan sebagian besar tugas manusia, tetapi faktor manusia sangat menentukan tercapai tidaknya tujuan organisasi apapun. Setiap individu akan membawa keinginan, harapan, dan cita-citanya ke dalam organisasinya. Keinginan, harapan, dan cita-cita masing-masing anggota organisasi dapat terwujud dalam perilaku kerja mereka, sehingga harus diusahakan agar perilaku dapat diatur sedemikian rupa dan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi. Berbagai peraturan dibuat oleh organisasi baik yang tertulis maupun tidak, ini dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan kerja di kalangan karyawan dalam organisasi, karena disiplin tidak datang dengan sendirinya tetapi datang dari dalam diri karyawan yang bersangkutan. Agar suatu organisasi dapat berjalan dan menghasilkan suatu output yang baik dan maksimal maka diperlukan kedisiplinan kerja. Disiplin kerja harus senantiasa ditegakkan dalam organisasi karena dengan disiplin yang tinggi bisa menunjang pencapaian tujuan organisasi. Dalam organisasi apapun faktor kedisiplinan kerja merupakan hal yang tak dapat ditinggalkan karena

4 faktor ini sangat penting dalam meraih hasil yang diinginkan. Menurut Wursanto (1991: 147) mendefinisikan: Disiplin sebagai suatu sikap ketaatan seseorang terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang seseorang itu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena unsur paksaan. Untuk mengetahui kedisiplinan seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan Alfred D. Latainer dalam Imam Soedjono (1990: 72) mengemukakan: Umumnya disiplin yang sejati terdapat apabila para pegawai datang di kantor dengan teratur dan tepat pada waktunya, mereka berpakaian serba baik pada tempat pekerjaannya, mereka mempergunakan bahanbahan dan perlengkapan dengan hati-hati. Apabila menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan dan mengikuti cara yang ditentukan pekerjaannya dengan semangat yang baik. Keberhasilan pelaksanaan kerja tergantung pada kerelaan karyawan untuk melaksanakan semua instruksi dari pimpinan dan mematuhi aturan, cara da standar kerja yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam rangka menegakkan disiplin perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja antara lain kondisi kerja atau ruang kerja karyawan, pengawasan, perintah serta gaya kepemimpinan dari atasannya. Menurut Nitisemito (1996: 119) mengemukakan hal-hal yang mempengaruhi disiplin kerja yaitu: Ancaman, ketegasan dalam pelaksanaan disiplin, partisipasi karyawan dalam pelaksanaan disiplin, dan teladan pimpinan. Dengan adanya disiplin kerja dari orang-orang yang tergabung dalam organisasi maka dapat tercipta keseimbangan antara tingkah laku dan hasil yang ingin dicapai. Untuk memperoleh disiplin kerja yang baik maka

5 pimpinan harus memberikan bimbingan yang nyata dan terus menerus dalam rangka pelaksanaan tata tertib yang jelas dan tegas. Dalam kehidupan organisasi, para anggota organisasi tidak dapat, dan memang tidak mungkin hidup terisolasi, baik dari rekan sekerjanya maupun lingkungannya. Tujuan yang hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan, keputusan yang harus dilaksanakan, rencana yang harus direalisasikan, program kerja yang harus diselenggarakan, kegiatan individu maupun antar satuan kerja. Dengan perkataan lain, para anggota organisasi mutlak perlu berinteraksi satu sama lain. Setiap tenaga kerja tidak luput dari interaksi antar anggota organisasi. Setiap interaksi yang ada di suatu organisasi atau perusahaan juga tidak luput dari adanya konflik. Menurut Bernard (1983) dalam Djatmiko (2004: 56), di dalam sebuah teori organisasi yang mendalam, sistem interaksi dan komunikasi akan menduduki tempat utama (sentral), sebab struktur itu bersifat luas, dan ruang lingkup dari masalah organisasi juga sepenuhnya ditentukan oleh teknik berinteraksi dan berkomunikasi. Menurut Bernand (1983) menyatakan, Di dalam sebuah teori organisasi yang mendalam, sistem interaksi akan menduduki tempat utama (sentral) sebab struktur itu, bersifat luas, dan ruang lingkup dari masalah organisasi juga sepenuhnya ditentukan oleh teknik berinteraksi. Untuk menkondisikan karyawan agar bersikap disiplin perlu diketahui pedoman-pedoman menegakkan disiplin. Dalam buku Manajemen Perilaku Organisasi, yang diterjemahkan oleh Agus Dharma (1996: 259) berpendapat bahwa beberapa hal yang perlu diingat pada waktu pendisiplinan seseorang adalah:

6 a. Jangan terlalu emosi b. Jangan menyerang pribadi, c. Spesifik d. Tepat waktu e. Konsisten f. Jangan mengancam g. Bersikap adil h. Ingat bahwa pendisiplinan tidak untuk memperkuat perilaku yang jelek. Karyawan sebagaimana manusia tidak luput dari kesalahan-kesalahan, terkadang tingkah laku dan perbuatannya dapat menyimpang dari tujuan organisasi. Karyawan atau tenaga kerja melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji, bekerja dengan seenaknya tanpa memperhatikan peraturan yang berlaku atau membiarkan perintah yang seharusnya dijalankan. Hal tersebut akan mengakibatkan suasana kerja yang kurang baik. Untuk itulah guna mencegah atau setidak-tidaknya mengurangi keadaan yang sedemikian, maka tingkah laku atau perbuatan karyawan perlu diarahkan dan diserahkan dengan tujuan organisasi. Oleh karena itu, pimpinan dan karyawan perlu menjaga agar suatu organisasi dapat berjalan lancar dan kondusif, sehingga kelancaran aktifitas yang ada di organisasi atau perusahaan tersebut dapat berjalan lancar. Adanya disiplin dan interaksi kerja, diharapkan dapat mengurangi intensitas konflik karyawan dimana dia bekerja. CV. Dwi Karya Ngawi yang mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang dapat menampung tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan untuk mencapai visi tersebut salah satunya apabila adanya kedisiplinan dan interaksi kerja yang baik dan kondusif dari setiap anggota organisasi atau karyawan tersebut.

7 Dalam suatu kelompok/organisasi terdapat beberapa tujuan yang mungkin sama, searah dan saling mendukung, tetapi bisa sebaliknya, tidak sama dan searah sehingga terjadi perbedaan kepentingan. Tujuan-tujuan itu dibawah masuk oleh para individu, baik tujuan pribadi untuk pribadi maupun tujuan pribadi untuk organisasi/kelompok. Di samping itu organisasi sendiri sudah mempunyai tujuan yang bersifat khusus dan umum. Maka tidak heran dalam kehidupan di suatu organisasi dijumpai suatu kekakuan dan keterasingan dan bahkan konflik. Menurut Handoko (2000: 345), konflik biasanya timbul dari organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Selain itu karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu seperti otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik. Menurut Handoko (2000: 346), bahwa konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Sedangkan konflik organisasi (organizational conflict) menurut Handoko (2000: 346) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggotaanggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja da atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Sikap terhadap konflik dalam organisasi telah berubah dari waktu ke waktu. Stephen P. Robbins telah menelusuri perkembangan ini, dengan penekanan pada perbedaan antara pandangan tradisional tentang konflik dan pandangan baru, yang sering disebut pandangan interaksionis.

8 Di daerah Kabupaten Ngawi telah berdiri beberapa perusahaan kontraktor termasuk salah satunya adalah CV. Dwi Karya Ngawi. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang berbentuk CV yang memiliki beberapa tenaga kerja (karyawan) yang bekerja untuk keberlangsungan perusahaan tersebut. Dalam bekerja, karyawan akan selalu bersinggungan dan berinteraksi dengan sesama karyawan yang lain, hal ini kalau tidak dikelola dengan baik dan benar serta adil maka akan timbul suatu konflik. Secara sederhana konflik mempunyai potensi bagi pengembangan atau pengganggu pelaksanaan kegiatan organisasi tergantung pada bagaimana konflik tersebut dikelola. Pada penelitian ini dibatasi masalah hanya pada Karyawan CV. Dwi Karya Ngawi. Bertolak dari pemikiran mengenai pengaruh disiplin dan interaksi kerja terhadap intensitas konflik karyawan itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH DISIPLIN DAN INTERAKSI KERJA TERHADAP INTENSITAS KONFLIK KARYAWAN DI CV. DWI KARYA NGAWI. B. Pembatasan Masalah Agar suatu masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu pembatasan masalah. Hal ini penting agar masalah yang dikaji menjadi jelas dan dapat mengarahkan perhatian dengan tepat, karena apabila suatu masalah terlalu luas maka akan menyulitkan untuk dikaji dan diteliti secara mendalam. Untuk memudahkannya maka masalah tersebut harus dibatasi terlebih dahulu sehingga dalam pemecahannya dapat dilakukan secara jelas dan tepat.

9 Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti adalah pada masalah disiplin dan interaksi kerja pengaruhnya terhadap intensitas konflik karyawan. 1. Penilaian karyawan tentang disiplin kerja terhadap intensitas konflik karyawan. 2. Penilaian karyawan tentang interaksi kerja terhadap intensitas konflik karyawan. 3. Sebagai subjek dalam penilitian ini adalah semua karyawan yang bekerja di CV. Dwi Karya Ngawi. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap intensitas konflik karyawan? 2. Apakah ada pengaruh interaksi kerja terhadap intensitas konflik karyawan? 3. Apakah ada pengaruh disiplin kerja dan interaksi kerja terhadap intensitas konflik karyawan? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap intensitas konflik karyawan.

10 2. Untuk mengetahui pengaruh interaksi kerja terhadap intensitas konflik karyawan. 3. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan interaksi kerja terhadap intensitas konflik karyawan. E. Manfaat Penelitian Adanya penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain : 1. Manfaat teoritis a. Bagi peneliti untuk lebih mengetahui pengaruh antara disiplin dan interaksi kerja terhadap intensitas konflik karyawan di CV. Karya Ngawi. b. Bagi peneliti lain dapat dijadikan referensi dalam melakukan kajian atau penelitian dengan pokok permasalahan yang sama serta sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan penelitian ini. 2. Manfaat praktis Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Perusahaan CV. Dwi Karya Ngawi mengenai sejauhmana pengaruh disiplin dan interaksi kerja terhadap intensitas konflik karyawan di CV. Dwi Karya Ngawi. F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mengetahui gambaran dari skripsi ini maka disusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

11 BAB I PENDAHULUAN Pada bab I memuat tentang : latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II memuat tentang : Manajemen sumber daya manusia, disiplin kerja, interaksi kerja, intensitas konflik, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III memuat tentang : pengertian metode penelitian, tempat penelitian, populasi, sampel, sampling, variabel penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV memuat tentang: gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, analisa data, pengujian hipotesis dan pembahasan. BAB V PENUTUP DAN KESIMPULAN Pada bab V memuat tentang : kesimpulan dan saran.