BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN GERAK DASAR ROL DEPAN DENGAN METODE MODELING PADA SISWA KELAS IV SDN 4 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO HADIJAH ABDULLAH

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

PENDAHULUAN. Trenggalek, 16 Januari Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

MAKALAH SENAM LANTAI

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GULING DEPAN MELALUI PERMAINAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGANGGRUNG SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V. Bone Pantai dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 14 laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut - sebut sebagai Bapak senam. keterampilan dan menanamkan nilai - nilai mental spiritual.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

PENINGKATKAN KEMAMPUAN SENAM GULING DEPAN DENGAN PEMBELAJARAN BERVARIASI PADA SISWAKELAS 4 SDN KREBET 3MASARANSRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

SENAM. Bahan Belajar Mandiri

: LANTAI PERINGKAT 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

1. PENDAHULUAN. Handspring merupakan gerakan yang dilakukan dengan bertumpu pada kedua

Kata Kunci : meningkatkan peningkatan kemampuan guling depan dengan pembelajaran yang variatif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak anak mengalami proses pertumbuhan fisik yang berbeda

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG PADA MAHASISWA STKIP KUSUMANEGARA

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efektif adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE MODELING. Asry Syam Universitas Negeri Gorontalo

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut buku Petunjuk Lengkap GIMNASTICS Newton C Loken & paling mendasar, juga mencakup ketermapilan keterampilan yang telah ada.

Gerak Dasar Senam Berbasis Putaran

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE MODELING SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 LUWUK TIMUR

SKRIPSI. Disusun Oleh MUJIYANTAA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Senam Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam mengembangkan komponen fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. D. Manfaat penulisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan Penulisan. 1.3 Metode penulisan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Kurikulum Pendidikan di Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA)

RPP tekdik dasar senam lantai kurikulum 2013

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

5. Berkaitan dengan keterampilan seperti kelentukan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, koordinasi, dan persepsi kinestetik.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ROL DEPAN MELALUI PENDEKATAN MODIFIKASI MATRAS PADA SISWA KELAS V SDN BOHONTOBUNGKU KECAMATAN BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Ludwig Jahn yang disebut sebut sebagai bapak senam. keterampilan dan menanamkann nilai-nilai mental spiritual.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

Oleh : : X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

SENAM. Design Yuas and R2 Bramistra

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berasal dari kata curir (pelari) dan curene (tempat berpacu). Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, akan berkembang daya tahan otot, kekuatan, power, kelentukan, koordinasi, kelincahan, dan keseimbangan tubuh.

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Hakekat Senam Istilah senam berasal dari Bahasa Inggris Gymnastic dalam bahasa aslinya merupakan kata serapan dari bahasa Yunani Gymnos yang berarti telanjang, sedangkan tujuan dari senam adalah meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh (Agus Mahendra, 2001: 9). Menurut Imam Hidayat (1981: 2), senam ialah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Menurut Wuryati Soekarno (1986: 4), senam merupakan latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara keseluruhan dengan harmonis. Sedangkan menurut Agus Mahendra (2004:14), senam ialah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motorability). Menurut Imam Hidayat, Pieter Panggabean dan Imam Soeyoedi yang dikutip oleh Mahmudi Sholeh (1992:8) senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan terencana disusun secara

sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut tentang hakikat senam maka dapat disimpulkan bahwa senam merupakan latihan tubuh yang disusun secara sistematis, berencana dan diawali oleh gerakan dasar yang membangun pola gerak lokomotor sekaligus manipuatif dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Selain itu senam juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. Manfaat senam menurut Agus Mahendra (2001:12) terdiri dari dua bagian, yaitu : 1) Manfaat Fisik : Melalui barbagai kegiatan anak yang terlibat dalam senam akan berkembang daya tahan ototnya, kekuatannya, powernya, kelentukannya, koordinasinya, kelincahannya, serta keseimbangannya. Apalagi jika ditekankan pada kegiatan yang menurut sistem kerja jantung dan paru (cardiovasculer system) program senam akan menyumbang bagi perkembangan fisik yang seimbang; 2) Manfaat mental dan sosial Ketika mengikuti program senam, siswa dituntut untuk berfikir sendiri tentang perkembangan

keterampilannya. Untuk itu, siswa harus mampu menggunakan kemampuan berpikirnya secara kreatif melalui pemecahan masalah gerak. Dengan demikian, siswa akan berkembang kemampuan mentalnya. Dengan demikian, senam bermanfaat secara fisik maupun mental. Manfaat senam secara fisik dapat meningkatkan daya tahan otot, kekuatan, power, kelentukan, kelincahan, serta keseimbangan, sedangkan manfaat senam secara mental dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa untuk berfikir kreatif mengenai pemecahan masalah gerak. 2.1.2. Hakekat Senam Lantai Senam lantai merupakan salah satu bagian dari enam macam kelompok senam. Senam itu sendiri terdiri dari senam artistik, senam ritmik sportif, senam akrobatik, senam aerobic sport, senam trampolin, dan senam umum. Senam lantai sendiri termasuk ke dalam kelompok senam artistik di mana senam artistik ini menurut Agus Mahendra (2001:12) merupakan penggabungan antara aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dan gerakan-gerakan yang dilakukan pada alat-alat tertentu. Efek artistiknya dihasilkan dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan berbagai posisi. Menurut Wuryati Soekarno (1986:110), Senam dengan istilah lantai, merupakan gerakan atau bentuk latihannya dilakukan di atas lantai dengan beralaskan matras sebagai alat yang dipergunakan. Berdasarkan materi yang ada dalam latihan senam lantai, keterampilan tersebut di atas terbagi ke dalam

unsur gerakan yang bersifat statis (diam ditempat) dan dinamis (berpindah tempat). Keterampilan senam lantai yang bersifat statis meliputi: kayang, sikap lilin, splits, berdiri dengan kepala, berdiri dengan kedua tangan dan lain sebagainya. Sedangkan keterampilan senam lantai yang bersifat dinamis meliputi; guling depan, guling belakang, guling lenting, meroda dan lain sebagainya. Bentuk latihan senam lantai itu sendiri dapat dipisahkan dalam beberapa kelompok, ditinjau dari tempat (diam ditempat) dan bergerak. Kelompok senam yang bergerak terdiri dari bergerak ke depan misalnya guling depan, lompat harimau, handspring, macam-macam kip, walk over muka, round off, salto. Sedangkan untuk yang bergerak ke belakang misalnya guling belakang, stut, walk over/be, hands spring dan salto. Sedangkan bentuk bentuk latihan senam lantai menurut Agus Mahendra (2000: 44-56) terdiri dari beberapa keterampilan diantaranya: (a) Lenting tengkuk.;(b). Lenting kepala (Head Spring). (c) Gerakan berguling ke depan dilanjutkan lenting tengkuk atau kepala, (d) Berdiri tangan (Handstand). (e) Berguling ke belakang diteruskan dengan meluruskan kedua kaki serentak ke atas (Back Extention); (f) Salto bulat ke depan; (g) Meroda (Raslag / cart wheel). 2.1.3. Hakekat Kemampuan Dasar Rol Depan Senam meruapakan kegiatan kebugaran tubuh yang dapat dilakukan oleh semua orang, termasuk siswa. Senam mulai dibiasakan pada siswa sejak duduk di sekolah dasar. Hal dimaksudkan agar anak terbiasa melakuakn aktivitas

olahraga, terutama senam. Menurut Wikipedia (2008:1) bahwa senam ialah suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik. Bentuk modern dari senam ialah : palang tak seimbang, balok keseimbangan, dan senam lantai. Salah satu gerakan senam lantai yang perlu dipahami oleh siswa adalah teknik dasar gerakan rol depan. Berdasarkan unsur gerakan dari senam lantai, roll depan merupakan jenis gerakan senam yang dilakukan dengan mengguling. Menurut Eka Pribadi, Ono Sudiana & H.D. Lukman (1994: 35) bahwa, Gerakan roll depan yaitu: posisi badan membungkuk dengan kedua kaki lurus dan kedua tangan lurus menempel pada matras. Kemudian posisi kepala harus ditekuk ke bagian dalam, lalu menjatuhkan badan dengan pundak diikuti oleh badan dan kedua tangan ditekuk untuk membantu mengangkat badan dan kedua kaki mengikuti dengan lurus ke depan hingga posisi duduk. Sedangkan Suyati & Agus Margono (2000: 101-102) membedakan gerakan roll depan menjadi dua macam yaitu, (1) Guling depan dengan tungkai bengkok dan (2) guling depan tungkai lurus. Rol depan atau guling depan menurut Ranupraja (2008:10-11) adalah guling yang dilakukan ke depan. Adapun langkah-langkah untuk melakukan guling kedepan adalah sebagai berikut: (1) berdiri tegak, kedua tangan lurus disamping badan; (2) angkat kedua tangan ke depan, bungkukkan badan, letakan kedua telapak tangan di atas matras; (3) siku kesamping, masukan

kepala diantara kedua tangan; (4) sentuhkan bahu ke matras; (5) bergulinglah ke depan; (6) lipat kedua lutut, tarik dagu dan lutut ke dada dengan posisi tangan merangkul lutut; (7) sikap akhir guling depan adalah jongkok kemudian berdiri tegak. Sedangkan langkah guling belakang bulat yaitu sebagai berikut (1) jongkok, tekuk kedua siku tangan menghadap ke atas di dekat telinga, dagu dan lutut tarik ke dada; (2) guling badan ke belakang hingga bahu menyentuh matras, lutut dan dagu tetap mendekat dada, telapak tangan di dekat telinga; (3) bahu menyentuh matras, kedua telapak tangan menyentuh matras, gerakan kaki untuk dijatuhkan ke belakang kepala; (4) jatuhkan ujung kaki ke belakang kepala; (5) dorong lengan ke atas; (6) jongkok dengan lengan lurus ke depan. Kongo (2007:2) mengemukakan bahwa rol depan merupakan salah satu konsentrasi. Rol depan dilakukan dengan cara : (1) berdiri tegak, kedua tangan lurus disamping badan, (2) angkat kedua tangan ke depan, bungkukan badan, letakan kedua telapak tangan di atas matras; (3) siku ke samping, masukkan kepala diantara kedua tangan; (4) sentuhkan bahu di atas matras; (5) bergulinglah ke depan (6) lipat kedua lutut, tarik dagu dan lutut ke dada dengan posisi tangan merangkul lutut; (7) sikap akhir guling depan adalah jongkok kemudian berdiri tegak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rol depan adalah kegiatan untuk melatih kekuatan tubuh dengan melakukan kegiatan bergulingan ke depan melalui serangkaian teknik yang berurutan dan terstruktur dengan baik.

Lebih lanjut Hermawan (2005:45) mengemukakan bahwa gerakan rol depan mempunyai manfaat yang sangat penting bagi tubuh manusia. Manfaat tersebut adalah (1) melatih kekuatan tubuh, terutama tangan dan punggung; (2) meningkatkan konsentrasi; (3) meningkatkan kelenturan tubuh; (4) membiasakan diri untuk melakukan teknik-teknik gerakan rol depan dengan baik dan benar. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa gerakan rol depan (guling ke depan) merupakan serangkaian gerakan yang berurutan dan terstruktur dengan baik yang mempunyai manfaat penting bagi kesehatan tubuh dan pikiran manusia. Untuk menghasilkan roll Depan yang baik, ada beberapa teknik yang harus diperhatikan, berikut adalah gerakan-gerakan yang harus diperhatikan,menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1991 : 105) : 1) Sikap permulaan : Jongkok kedua kaki agak di buka, kedua tumit di angkat, kedua telapak tangan di letakkan pada matras, kedua tangan lurus sejajar bahu. 2) Gerakannya : Angkat pinggul ke atas hingga kedua lutut lurus dan berat badan berada pada kedua tangan, sambil membengkokkan kedua sikut ke samping memasukkankepala ke antara dua tangan sampai seluruh pundak kena pada matras dan pinggul di dorong ke depan pelan-pelan. Kemuadian teruskan badan berguling ke depan pada saat punggung terasa mengenai

matras, segera kedua lutut di lipat dan kedua tangan memeluk lutut. Dengan demikian badan berguling ke depan bulat hingga jongkok kembali. 3) Sikap akhir : Jongkok, Kedua tumit di angkat, kedua tangan lurus ke depan serong ke atas, kemudian berdiri tegak Gambar 2. 1. Gerak Dasar Rol Depan Diadaptasi dari : moszez.blogspot.com/2013/01/teknik-senam-roll-depan.html Gambar 2. 2. Pembelajaran Gerak Rol Depan Diadaptasi dari: 58.65.245.246/file/ba_digital/penjasorkes.../Materi_modul.11 Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh murid-murid SD pada waktu melakukan berguling ke Depan,menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1991 : 106) antara lain adalah: 1) Tidak mengangkat pinggul ke atas sehingga kedua lutut tetap tertekuk.

2) Tidak membengkokkan siku ke samping tapi ke belakang, hingga sulit untuk memasukkan kepala ke antara keduatangan dan tidak membawa berat badan ke depan. 3) Sebelum seluruh pundak mengenai matras sudah melompat atau menolakkan kaki ke atas, akibatnya punggung jatuh ke matras 4) Pada waktu memasukkan kepala ke antara kedua tangan, pinggul tidak membantu mendorong badan ke depan, dan tangan tidak menahan. 2.1.4. Hakekat Metode Modeling Surakhmad ( 1961:24) mengatakan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan proses pengajaran atau bagaimana teknis sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid di sekolah. Salah satu metode mengajar yang dapat diterapkan adalah dengan metode modeling. Daruma (1993 : 2) memberikan pengertian bahwa Modeling berarti mengadakan suatu contoh yang baik atau pola tingkah laku untuk klien yang tidak mengetahui dan memahami bagaimana bertindak secara tepat dalam berbagai situasi. Menurut teori ini yang terpenting adalah kemampuan orang yang mengamati obyek atau sedang belajar melalui imitasi dan identifikasi untuk mengabstraksikan informasi dan tingkah lau orang lain, mengambil keputusan mengenai tingkah laku yang akan di tiru dan selajutnya akan melakukan pilihannya. Modeling sangat berperan dalam pengembangan dan perubahan banyak tingkah laku manusia. Ia mengemukakan tiga akibat utama modeling yang masing-masing mempunyai implikasi yang penting dalam praktek. Pertama,

adalah perolehan respon-respon baru atau keterampilan performansi itu semua akkibat belajar dengan mengamati, menunjuk untuk pengintegrasian pola-pola tingkah laku baru berdasarkan atas pengamatan pada suatu contoh. Misalnya belajar keterampilan dalam olahraga, khususnya pada cabang olahraga permainan. Kedua, adalah suatu hambatan pada respon takut yang terjadi apabila tingkah laku siswa terhambat. Dalam hal ini medeling yang melaksanakan respon takut yang terkadang tidak menderita konsekuensi negatif atau sebenarnya mendapatkan konsekuensi positif. Ketiga, adalah mempermudah terjadinya respon dalam hal mana suatu modeling memberikan bagi orang-orang lain untuk berusaha menandingi. Akibatnya dapat mempertinggi tingkah laku yang telah dipelajari individu. Misalnya modeling anak usia belasan tahun yang mempunyai keterampilan olahraga yang bagus. Siswa lain yang melihat advertensi tersebut mungkin akan mengikuti untuk mencobanya. Dalam penggunaan tiga tipe modeling tersebut siswa harus benarbenar peka terhadap berbagai kesempatan yahg tepat untuk memberikan bantuan melalui modeling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama dengan siswa. Pemberian modeling pada umumnya ditampilkan dalam dua cara yaitu siswa sendiri yang bertindak sebagai model atau orang lain seperti teman siswa bertindak sebagai model, kedua model simbolis yang ditampilkan melalui alat peraga. (Bandura(dalam, Daruma 1993 : 2).

Pelaksanaan Modeling Pada dasarnya prosedur dalam penggunaan modeling ini melewati empat tahap yaitu: a. Asesement : Pada tahap ini guru berusaha menggali masalah siswa, kelebihan, kelemahan, aktivitas, perasaan, pikiran dan nilai-nilai yang diamati oleh siswa b. Goal Setting : Pada tahap ini guru melakukan kontrak dengan siswa untuk mencapai tujuan, mengurutkan tujuan khusus, merinci dan merupakan tujuan perubahan tingkah laku yang ingin dicapai bersama siswa. c. Implementasi Teknik : Pada tahap ini guru menemukan dan memilih teknik khusus yang sesuai dengan masalah yang dialami. d. Evaluasi dan terminasi : Pada tahap ini guru berusaha memantau perubahan tingkah laku siswa. Dalam pelaksanaan metode ini hendaknya ditampilkan secara utuh dengan memperlihatkan baik keseluruhannya maupun bagianbagiannya. Kelebihan dari modeling sebagai teknik dalam pengubahan tingkah laku ialah dengan cepat dan mudah anak dapat mengamati suatu model tingkah laku yang diperlukan tanpa belajar. Sehingga jelaslah bahwa metode modeling adalah cara yang dalam fungsinya merupakan cara mengajar yang efektif agar siswa mampu melakukan semua latihan yang diberikan serta dapat mendemonstrasikan gerak dasar senam lantai khususnya dalam gerak dasar rol depan. (Jurnal INOVASI Volume 5, Nomor 1, Maret 2008 ISSN 1693-9034).

Modeling merupakan bagian dari teori belajar sosial yang dikembangkan menjadi teori kognitif dan sosial dan diperkenalkan oleh Bandura pada tahun 1985. Teori ini memandang bahwa sebagian besar belajar yang dialami manusia dibentuk melalui suatu model. Dengan kata lain seorang dapat belajar melalui pengamatan dan peniruan terhadap tingkah laku orang lain atau vicarious conditioning. Misalnya dalam pembelajaran seorang siswa tersebut akan cenderung meniru perilaku temannya dan memodifikasi perilakunya, dengan tujuan untuk mendapat pujian, modeling berarti mengadakan suatu contoh yang baik atau pola tingkah laku untuk klien yang tidak mengetahui dan memahami bagaimana bertindak secara tepat dalam berbagai situasi. Dalam teori belajar sosial bandura menekankan belajar melalui fenomena model, dimana seseorang meniru perilaku orang lain yang disebut belajar, yaitu belajar atas kegagalan dan keberhasilan orang, dan akhirnya seseorang yang meniru dengan sendirinya akan matang karena telah melihat pengalamanpengalaman yang dicoba oleh orang lain. Konsepbelajar observasional memperhatikan bahwa seseorang dapat belajar dengan mengamati orang lain melakukan apa yang dipelajari, oleh karena itu perlu diperhatikan, agar siswasiswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk mengamati model model perilaku yang baik atau yang kita inginkan. Dan mengurangi kesempatankesempatan untuk melihat perilaku-perilaku yang tidak baik. Modeling juga merupakan sebuah bentuk pembelajaran pengetahuan, keterampilan pengetahuan tertentu yang bisa ditiru dan diamati oleh siswa

dalam bentuk demonstrasi yang dilakukan oleh guru atau sumber belajar yang ada. Sehingga modeling dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dimana siswa mendengarkan atau mengamati suatu model atau tiruan obyek dengan maksud untuk latihan dan meningkatkan kemampuannya. Dalam modeling atau pemodelan model memegang peranan penting dalam proses pemblejaran. Peranan pokok tingkah laku yang dijadikan model adalah menyampaikan informasi kepada pengamat. Gredler (1991 dalam Rutamanan, 2005 : 59) Mencatat ada 3 peranan atau fungsi dari tingkah laku model yaitu (1) sebagai pembangkit tingkah laku sosial (2) memperkuat atau memperlemah kemampuan menahan diri terhadap reformasi tingkah laku tertentu, efek inhibisi terjadi kalu individu menahan diri untuk tidak melakukan tingkah laku yang dimodelkan, setelah melihat kosekuensi negative. Sebaliknya efek inhibisi melemahkan sikap menahan diri untuk menampilkan tingkah laku tertentu dan (3) menyampaikan pola perilaku yang baru Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bias ditiru oleh siswanya, misalnya guru memodelkan langkahlangkah cara menggunakan neraca O haus dengan demonstrasi sebelum siswanya melakukan suatu tugas tertentu. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang bias ditunjuk untuk memodelkan suatu pengalaman diketahuinya.

Ada enam jenis modeling yaitu : 1. Modeling Langsung Modeling langsung adalah prosedur yang digunakan untuk mengajarkan tingkah laku yang dikehendaki atau yang hendaknya dimiliki oleh klien melalui contoh langsung dari konselor sendiri, guru atau teman sebayanya. 2. Modeling Simbolis Model yang disajikan melalui material tertulis, rekaman, audio atau video, film atau slide. 3. Modeling Diri sendiri Modeling diri sendiri sebagai prosedur dimana klien melihat dirinya sendiri sebagai model yaitu melakukan tingkah laku yang menjadi tujuan yang diinginkan klien berlatih dengan sebuah tipe. 4. Modeling Partisan Suatu cara yang efektif untuk menyediakan testing kenyataan yang tepat. Yang menyediakan pengalaman kreatif bagi perubahan. 5. Modeling tersembunyi Dimana seseorang/perorangan atau kelompok membayangkan suatu model perlakuan tingkah laku melalui instruksi-instruksi 6. Modeling kognitif Suatu prosedur dimana konselor menunjukan orang apa yang dikatakan pada diri mereka sendiri selagi melakukan tugas disamping melihat model,

siswa juga dilatih untuk mengahasilkan instruksi diri sendiri, pancarkan selagi pelaksanaan tugas. Woolfolk (1998 dalam Ratumanan, 2005:59) mengemukakan beberapa tahap pemodelan antara lain : 1. Tahap atensi, pada umumnya siswa memberikan perhatian pada model model yang menarik, berhasil, menimbulkan minat dan popular. 2. Tahap Retensi, agar dapat meniru perilaku suatu model, seseorang harus mengingat perilaku yang diamatinya. Mengingat hal tersebut termasuk menggambarkan tindakan-tindakan dari model dengan berbagai cara. 3. Tahap produksi, kekurangan dari perilaku yang ditiru seseorang hanya akan dapat diketahui apabila ia diminta untuk menampilkan perilaku tersebut. Agar seseorang dapat memproduksi perilaku model dengan lancer dan mahir, maka diperlukan latihan berulang-ulang, dan umpan balik terhadap perilaku yang ditirunya. 4. Tahap motivasi dan penguatan, penguatan memeganng peranan penting dalam pembelajaran melalui pengamatan. Bila seseorang memperoleh penguatan pada saat meniru model, maka ia akan lebih termotivasi untuk menaruh perhatian, mengingat dan memproduksi perilaku tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode modeling adalah cara pembelajaran yang menunjukan sebuah model atau cara melalui peragaan yang dapat diamati dengan jelas oleh siswa, kemudian siswa mengikuti gerakan yang diperagakan oleh guru.

2.2. HIPOTESIS TINDAKAN Jika metode modeling diterapkan maka kemampuan gerak dasar roll depan Siswa Kelas IV SDN 4 Kabila Kabupaten Bone Bolango akan meningkat. 2.3. INDIKATOR KINERJA Apabila 75% meningkat kemampuan gerak dasar roll depan Siswa Kelas IV SDN 4 Kabila Kabupaten Bone Bolango maka peneletian ini dinyatakan selesai.