BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah, sebagai bagian dari penyelenggaraan pendidikan di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang konvensional (teacher centered), baik dalam penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi, dan bidang-bidang lainnya. Salah satu aspek yang akan

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. akreditasi A dan menduduki cluster 3 di kota Bandung. Dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dicky Fauzi Firdaus, 2015

Aplikasi Kegiatan Pembelajaran yang Efektif dan Bermakna dalam Diklat. (Oleh : Dorce Tandung, S.Sos.M.AP.))))

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. formal. Permasalahan yang ada dalam pendidikan formal bertambah pada

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

2016 PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan, di jenjang SLTA (SMA dan MA) ilmu ekonomi dipelajari sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta dengan akreditasi A,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam produktivitas, efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i LEMBAR PENGESAHAN.. ii ABSTRAK. iii. KATA PENGANTAR.. v UCAPAN TERIMAKASIH.. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ix

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

Wulandari, Pengaruh Kompetensi Pedagogik & Kompetensi Profesional Guru... 25

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu adalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh lebih dari separuh penduduk dunia. Bahasa tersebut berperan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan moralitas dan nilai-nilai keagamaan sebagai basis konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran ialah

DAFTAR ISI. Hlm. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA PGRI 2 KAYEN TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tersebut bahwa tujuan dari diselenggarakannya pendidikan adalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. merupakan salah satu muatan penting Kurikulum Tingkat Satuan

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah, sebagai bagian dari penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, merupakan suatu proses yang diharapkan mampu mengembangkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas. Berbagai aktivitas diselenggarakan di dalamnya, seperti penerimaan siswa baru, orientasi pembelajaran, pengelompokan siswa, pendidikan dan pembelajaran, evaluasi, pembinaan, pengawasan, dan sebagainya. Namun kegiatan yang paling pokok atau inti di dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah ialah kegiatan belajar dan mengajar. Dengan demikian, maka proses belajar dan mengajar akan menentukan tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan belajar dan mengajar harus disusun dan dilaksanakan secara profesional, agar dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar melibatkan dua pelaku utama, yaitu guru dan siswa. Guru berperan sebagai pengatur lingkungan belajar, sedangkan siswa sebagai pihak yang berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran. Guru sebagai perancang lingkungan belajar dituntut untuk mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat mengarahkan siswa pada situasi belajar yang aktif, mencakup keaktifan kegiatan fisik dan mental, serta individual dan kelompok. Lingkungan belajar dirancang guru terutama diharapkan dapat membantu siswa mencapai setiap kompetensi yang telah ditetapkan. 1

2 Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku belajar. Menurut Dollar dan Miller (dalam Abin Syamsuddin Makmun, 2003:164) secara fundamental menegaskan bahwa keefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: 1. adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something); 2. adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something); 3. adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do something); 4. adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something). Faktor pertama dan kedua yang disebutkan di atas mengarah pada faktor yang berkaitan dengan psikologis siswa yaitu minat. Karena secara umum minat (interest) ialah suatu perasaan senang untuk memperhatikan suatu objek terusmenerus yang timbul atas kehendak atau keinginannya. Faktor psikologis yang satu ini memang harus diperhatikan oleh guru. Guru dapat lebih mudah mengarahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran apabila guru mengetahui kecenderungan minat siswa dan mampu menarik minat siswa pada mata pelajaran yang diajarkannya. Dalam suatu kegiatan, termasuk kegiatan belajar, minat merupakan hal yang penting karena minat dapat mempengaruhi seberapa besar perhatian siswa terhadap kegiatan atau aktivitas belajar yang ia lakukan. Selanjutnya ini akan mempengaruhi tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Salah satu mata pelajaran yang masih kurang diminati siswa adalah mata pelajaran Akuntansi. Di Sekolah Menengah Atas (SMA), mata pelajaran ini mulai diajarkan pada kelas XI. Bagi siswa tertentu, adanya mata pelajaran ini di jurusan

3 ilmu sosial, menyebabkan kurangnya minat mereka untuk memilih jurusan ilmu sosial. Di SMA Negeri 1 Haurgeulis, masalah rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi masih terjadi. Pernyataan ini berdasarkan hasil pra-penelitian tentang minat terhadap mata pelajaran dengan menggunakan Safran Student s Interest Inventory (Inventori Minat Siswa Model Safran). Dalam inventori minat ini, mengungkap tiga aspek, yaitu: (1) Minat Jabatan, (2) Minat terhadap Mata Pelajaran, (3) Tingkat Kemampuan (Dewa Ketut Sukardi, 1993:117). Pra-penelitian yang dilakukan hanya mengungkap aspek minat terhadap mata pelajaran (inventori minat mata pelajaran dapat dilihat pada bagian lampiran). Siswa diminta untuk memberi nilai terhadap 14 mata pelajaran yang disediakan dalam inventori, yakni sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas XII IPS. Pemilihan terhadap minat mata pelajaran sekolah ini, para siswa hanya tinggal mengisi nomor mata pelajaran pada kotak di sebelah kategori yang sesuai: paling ; hampir paling ; agak ; hampir tidak ; dan paling tidak. Minat siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi di kelas XII IPS berada pada beragam kategori tersebut, seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 1.1 Penilaian Siswa Mengenai Minatnya terhadap Mata Pelajaran Akuntansi Dibandingkan Mata Pelajaran Lainnya No. Kelas Paling Hampir paling Minat Belajar Siswa Agak Hampir tidak Paling tidak 1. XII IPS A - 15,00% 40,00% 25,00% 20,00% 2. XII IPS B - 7,41% 59,26% 33,33% - 3. XII IPS C 7,69% 11,54% 61,54% 7,69% 11,54% 4. XII IPS D 4,76% - 57,14% 28,57% 9,52% XII IPS 3,29% 8,51% 55,32% 23,40% 9,57% Sumber: Pra penelitian (data diolah)

4 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata minat siswa pada mata pelajaran Akuntansi pada keempat kelas masih rendah yaitu 8,51% siswa menyatakan mata pelajaran Akuntansi sebagai mata pelajaran yang hampir paling dan 3,29% menyatakan bahwa mata pelajaran Akuntansi adalah mata pelajaran yang paling. Sebagian besar siswa yaitu 55,32% memilih kategori agak, dan terdapat 23,40% siswa memilih kategori hampir paling, dan kategori paling tidak dipilih oleh 9,57% siswa. Pentingnya masalah ini diteliti karena seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa minat merupakan salah satu faktor penentu dalam proses dan hasil belajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Noehi Nasution (1992:8): Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut; sebaliknya, kalau seseorang belajar dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik. Membahas minat memang menarik karena hal ini memang penting, tidak hanya dalam proses belajar mengajar, akan tetapi juga pada aktivitas lainnya. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/ memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu (M. Dalyono, 2009:56). Tentu banyak faktor baik internal maupun eksternal yang menyebabkan masalah rendahnya minat belajar Akuntansi tersebut. Aiken (dalam Ating Soetisna, 1991:7) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat individu adalah: 1. pengalaman secara kebetulan

5 2. reflection or expression of deep-seated individual need and personality traits (cerminan atau pernyataan dari kebutuhan individu dan ciri pribadi yang mengakar secara mendalam) 3. lingkungan 4. sexes (jenis kelamin) 5. parental behavior (perilaku yang diinginkan orang tua) Adapun hal yang mempengaruhi kurangnya minat siswa terhadap pelajaran menurut Bunda Lucy (2010: 10), bukan hanya disebabkan karena pelajarannya yang sulit, tetapi tidak lepas dari faktor guru yang mengajar. Demikian pula halnya pada masalah rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Haurgeulis, tidak lepas dari pengaruh kompetensi guru yang mengajar. Jika guru mampu menyajikan pembelajaran yang membuat siswa merasakan bahwa Akuntansi perlu dipelajari dan mampu membuat siswa tertarik untuk mempelajarinya, maka siswa akan berminat terhadap mata pelajaran Akuntansi, demikian pula sebaliknya. Karena itu, dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, variabel kompetensi guru yang dijadikan fokus dalam penelitian ini, dengan mengingat pula bahwa guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas (E. Mulyasa, 2008:5). Berbagai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan minat telah dilakukan, baik mengenai faktor penyebabnya maupun mengenai pengaruhnya terhadap prestasi belajar serta terhadap berbagai hal lainnya. Asep Mega Mulia N. (2009) meneliti pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS SMAN 2 Majalengka (studi kasus terhadap siswa kelas XI IPS SMAN 2 Majalengka). Hasil penelitiannya menunjukkan

6 minat belajar siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Kesimpulan serupa juga diperoleh oleh Tri Setia Novianti (2007) dan Indra Arisanto (2008), yang meneliti pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Desi Irawati (2009) meneliti pengaruh kompetensi guru dan lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa serta implikasinya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi, dan menyimpulkan secara keseluruhan yaitu persepsi siswa terhadap kompetensi guru (X1) dan lingkungan masyarakat (X2) berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa (Z) pada mata pelajaran ekonomi dan minat belajar siswa (Z) berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa (Y) pada mata pelajaran Ekonomi. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis ingin melanjutkan penelitian yang telah ada sebelumnya, mengenai minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi, dengan judul Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Minat Belajar Siswa serta Implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi di Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Haurgeulis Tahun Ajaran 2010/2011. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XII IPS SMAN 1 Haurgeulis pada tahun ajaran 2010/2011?

7 2. Bagaimana pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XII IPS SMAN 1 Haurgeulis pada tahun ajaran 2010/2011? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh kompetensi guru terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XII IPS SMAN 1 Haurgeulis pada tahun ajaran 2010/2011. 2. Pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XII IPS SMAN 1 Haurgeulis pada tahun ajaran 2010/2011. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian terdiri dari kegunaan praktis yang digunakan untuk perbaikan bagi lembaga yang bersangkutan dan kegunaan teoritis yang berdasarkan pertimbangan kontekstual dan konseptual. Kegunaan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kegunaan Praktis Dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, terutama bagi tenaga pengajar mata pelajaran

8 Akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 1 Haurgeulis, dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. 2. Kegunaan Teoritis a. memperkaya khazanah ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa serta prestasi belajar siswa. b. Sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.