1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal maupun pihak internal. Laporan Keuangan adalah sarana untuk melakukan suatu kegiatan komunikasi antara pihak manajemen dengan pihak pemegang saham. Tujuan Laporan Keuangan disusun oleh pihak manajemen adalah untuk menyediakan informasi mulai dari posisi keuangan, kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi. Dalam hal ini antara pihak manajemen dengan pihak pemegang saham diharap bisa saling berkomunikasi dengan transparant agar tujuan perusahaan tersebut bisa tercapai. Perusahaan membagikan dividen tunai kepada pemegang saham atas investasi yang ditanamkan di entitas tersebut. Bagi para pemegang saham juga akan senang bila memperoleh hasil atas investasi yang telah ditanamkannya. Perusahaan yang mampu membagikan dividen kepada para pemegang saham dianggap memiliki kinerja yang baik karena diasumsikan mampu membukukan laba dan memperhatikan para investornya. Akan tetapi pihak manajemen seringkali mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dividen. Hal ini karena investor lebih menyukai apabila dividen dibagikan, namun disisi lain manajemen lebih tertarik menggunakan laba tersebut untuk menambah 1
2 modal guna pembiayaan investasi di masa mendatang (Harjito dan Martono, 2013:270). Profitabilitas menjadi indikator yang selalu diperhatikan, karena mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Profitabilitas juga tidak kalah penting bagi investor maupun calon investor untuk dijadikan bahan pertimbangan mereka akan kondisi perusahaan dan tingkat pengembalian yang diperoleh dari perusahaan yang menjadi tujuan dari investasi (Anisah, 2014). Semakin tinggi profitabilitas yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar dividen. Perusahaan membayar dividen sesaui dengan proporsi saham yang dimiliki. Free cash flow merupakan sisa dari pendanaan yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham atau kreditor jika tidak digunakan untuk pembiayaan operasional atau investasi. Apabila di dalam perusahaan mempunyai free cash flow yang tinggi dan diikuti dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi maka free cash flow ini dapat ditahan sementara dan bisa dimanfaatkan pada periode berikutnya (Sari dan Budiasih, 2016). Free cash flow juga merupakan pemicu adanya masalah keagenan (Agency Problem). Selain itu, perusahaan juga perlu mempertimbangkan keputusan pendanaan yang bisa disebut sebagai kebijakan hutang. Atas pembayaran hutang tersebut maka dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham akan berkurang. Apabila perusahaan menggunakan sumber pendanaan dari hutang maka dapat menyebabkan pembayaran bunga yang tinggi sehingga dapat memperbesar beban tetap perusahaan (Hanafi, 2004).
3 Investment opportunity set dimiliki oleh setiap perusahaan, penggunaan kesempatan investasi yang besar dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan. (Wijaya dan Bandi, 2010). Perluasan pasar, peningkatan penjualan, investasi jangka panjang, ekspansi, atau peningkatan kapasitas, penambahan asset perusahaan adalah contoh dari pertumbuhan perusahaan. Problem underinvestment berpotensi terjadi ketika dimana perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang besar, karena perusahaan menghadapi kesempatan investasi pada proyek yang positif yang mensyaratkan penggunaan hutang dalam jumlah yang sangat besar tanpa adanya jaminan pembayaran hutang yang mencukupi. Pendanaan internal digunakan sebagai alternatif pendanaan ketika underinvestment problem terjadi. Upaya menurunkan biaya agensi bisa dilakukan dengan adanya kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial yang meningkat dipandang dapat mengurangi agency cost sehingga perusahaan dapat menggunakan kelebihan dana untuk dibagikan sebagai dividen (Sari dan Budiasih, 2016). Kepemilkan manajerial merupakan porsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen. Pada perusahaan yang terutama telah go public pasti akan selalu muncul masalah keagenan (Agency Problems) dikarenakan ada beberapa pihak-pihak yang mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Pihak-pihak tersebut diantaranya adalah: 1) Pihak Pemegang saham yang menginginkan hak nya atas keuntungan yang telah diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen, 2) Pihak Manajemen sebagai pihak yang melaksanakan operasional perusahaan, tentu saja para pihak manajemen menginginkan hasil laba perusahaan yang telah diperoleh perusahaan
4 digunakan untuk pengembangan perusahaan dari waktu ke waktu dengan cara reinvestment, dan 3) Pihak pemberi pinjaman yang telah menjadi penyedia dana pinjaman kepada perusahaan, menginginkan hak nya berupa pembayaran hutang beserta bunga tepat waktu sesuai dengan kontrak perjanjian hutang yang telah disepakati. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap agency conflict. Pembuatan keputusan yang berkaitan dengan keputusan pencarian dana (financing decision) dan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang telah diperoleh tersebut di investasikan disinyalir menjadi penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu: 1) peningkatan kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajemen. Kebijakan-kebijakan perusahaan dapat dipengaruhi oleh proporsi kepemilikan saham yang dikontrol manajer. Selain itu, kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan pemegang saham dan manajemen, sehingga manajer dapat merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang akan diambil dengan benar dan akan merasa dirugikan apabila mengambil keputusan yang salah. 2) peningkatan dividend payout ratio. Kebijakan pendanaan akan terpengaruh atas pembayaran dividen karena atas pembayaran dividen tersebut akan mengurangi cash flow perusahaan. 3) Pendanaan ditingkatkan dengan hutang. Besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajer disebabkan oleh penurunan hutang, disamping itu, utang akan menurunkan excess
5 cash flow yang ada di dalam perusahaan, sehingga menurunkan pemborosan yang dilakukan pihak manajemen. 4) Institusional investor sebagai pihak yang memonitori agen. Hal ini disebabkan karena untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen sumber kekuasaan diwakili oleh kepemilikan. Jadi dengan adanya institusional investor seperti perusahaan-perusahaan investasi, bank, asuransi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Chasanah (2008) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan yang listed di BEI menguji debt to total asset, cash ratio, return on asset, growth, dan kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio dan mendapatkan hasil debt to total asset berpengaruh positif tidak signifikan terhadap dividend payout ratio, cash ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap dividend payout ratio, size berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, ROA berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, kepemilikan institusional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap dividend payout ratio, growth berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Dewi (2008) menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap dividen dan mendapatkan hasil bahwa kepemilikan managerial mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, kebijakan hutang mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, profitabilitas
6 mempunyai pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, ukuran perusahaan mempunyai pengaruh pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Rosdini (2009) menguji pengaruh free cash flow terhadap dividend payout ratio dan mendapatkan hasil bahwa free cash flow memiliki pengaruh terhadap dividen payout ratio. Pengaruh free cash flow terhadap dividend payout ratio bersifat positif artinya semakin tinggi free cash flow maka semakin tinggi dividend payout ratio atau semakin rendah free cash flow maka semakin rendah dividend payout ratio. Raissa (2012) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mendapatkan hasil bahwa free cash flow berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, profitabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, debt to equity ratio berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, dan asset growth berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Natalia (2013) menguji pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen dan mendapatkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, kesempatan investasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Putri (2013) menguji pengaruh investment opportunity set, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen dan mendapatkan hasil investment opportunity set berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen,
7 kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Widhianningrum (2013) menguji pengaruh biaya agensi (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi), kesempatan investasi (umur perusahaan, market to book value, growth), hutang, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap dividend payout ratio dan mendapatkan hasil bahwa biaya agensi (kepemilikan manajerial) terhadap dividend payout ratio berpengaruh positif tidak signifikan, biaya agensi (kepemilikan institusi) terhadap dividend payout ratio berpengaruh negatif tidak signifikan, kesempatan investasi (umur perusahaan) terhadap dividend payout ratio berpengaruh positif tidak signifikan, kesempatan investasi (market to book value) terhadap dividend payout ratio berpengaruh negatif tidak signifikan, kesempatan investasi (growth) terhadap dividend payout ratio berpengaruh negatif tidak signifikan, hutang terhadap dividend payout ratio berpengaruh positif signifikan, likuiditas terhadap dividend payout ratio berpengaruh positif signifikan, profitabilitas terhadap dividend payout ratio berpengaruh positif tidak signifikan, ukuran perusahaan terhadap dividend payout ratio berpengaruh positif tidak signifikan. Anisa (2014) menguji pengaruh profitabilitas, cash potion, leverage, growth terhadap kebijakan pembagian dividen dan mendapatkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan pembagian dividen, cash potion berpengaruh negatif terhadap kebijakan pembagian dividen, leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan pembagian dividen, growth berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kebijakan pembagian dividen.
8 Mardasari (2014) menguji pengaruh insider ownership, kebijakan hutang dan free cash flow terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen, dan mendapatkan hasil bahwa insider ownership negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, free cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, insider ownership berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, kebijakan hutang berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, free cash flow berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap dividen. Mawarni dan Ratnadi (2014) menguji pengaruh kesempatan investasi, leverage, dan likuiditas pada kebijakan dividen dan mendapatkan hasil kesempatan investasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen, leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Pradana dan Sanjaya (2014) menguji pengaruh profitabilitas, free cash flow, dan investment opportunity set terhadap dividend payout ratio dengan size sebagai variabel kontrol. Di dalam penelitian tersebut yang menjadi objek dari penelitian perusahaan perbankan konvensional atau non syariah yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan free cash flow, dan investment opportunity set tidak mempengaruhi
9 dividend payout ratio. Sedangkan size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya menganalisis profitabilitas, free cash flow dan investment opportunity set sebagai variabel independen dan satu variabel dependen yaitu dividend payout ratio di dalam perusahaan perbankan saja dan masa penelitian hanya 4 tahun. Fistyarini dan Kusmuriyanto (2015) menguji pengaruh profitabilitas, IOS, dan leverage terhadap kebijakan dividen tunai dengan dimoderasi likuiditas dan mendapatkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen tunai, IOS berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen tunai, leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen tunai, likuiditas memperkuat hubungan profitabilitas dengan kebijakan dividen tunai, likuiditas memperlemah hubungan IOS dengan kebijakan dividen tunai. Sari dan Budiasih (2016) menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusonal, free cash flow, dan profitabilitas pada kebijakan dividend dan mendapatkan hasil kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividend, kepemilikan institusonal berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kebijakan dividend, free cash flow berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividend, profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividend. Yudiana dan Yadnyana (2016) menguji pengaruh kepemilikan manajerial, leverage, investment opportunity set, dan profitabilitas pada kebijakan dividen dan mendapatkan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak
10 signifikan terhadap kebijakan dividen, leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen, investment opportunity set berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini mengangkat isu tentang: 1) Bagaimana perilaku perusahanperusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam mengelola free cash flow, profitabilitas, investment opportunity set, kepemilikan manajerial, dan kebijakan hutang dalam kaitannya dengan kebijakan dividen yang dikontrol dengan size. 2) Bagaimana pengaruh free cash flow, profitabilitas, investment opportunity set, kepemilikan manajerial, dan kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini merupakan pengembangan atas penelitian yang telah dilakukan oleh Pradana dan Sanjaya (2014). Perbedaan di dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu 1) Pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan 3 variabel independent yaitu profitabilitas, free cash flow, investment opportunity set, di dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel independent yaitu profitabilitas, free cash flow, investment opportunity set, kebijakan hutang, kepemilikan manajerial. Penambahan 2 variabel independent yaitu kepemilikan manjerial dan kebijakan hutang dikarenakan memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen (Yudiana dan Yadnyana, 2016). 2) Pengukuran dari investment opportunity set menggunakan proksi investasi yaitu ratio capital expenditure to book value of asset dikarenakan proksi investasi paling baik untuk menggambarkan investment opportunity set yang dimiliki oleh perusahaan
11 (Natalia, 2013). 3) Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah memenuhi kriteria dengan metode pengambilan sampel purposive sampling, objek penelitian dirubah karena perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih banyak dan terdiri dari berbagai sub sektor industri, dan diharapkan bisa mewakili sektor-sektor lainnya. 4) Periode pengambilan data di dalam penelitian ini menggunakan periode 2010-2015 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa bagaimana perilaku perusahaan di dalam mengelola free cash flow, profitabilitas, investment opportunity set, kebijakan hutang dan kepemilikan manajerial yang diterapkan di dalam perusahaan, maka pertanyaan peneliti dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015. 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015. 3. Apakah investment opportunity set berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015. 4. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015.
12 5. Apakah kepemilikan manajerial berpenggaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengujian pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015. 2. Pengujian pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015. 3. Pengujian pengaruh investment opportunity set terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015. 4. Pengujian pengaruh kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015. 5. Pengujian pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 2015. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu: 1. Kontribusi Praktis Diharapkan bisa memberikan manfaat dan masukan yang berguna bagi perusahaan di dalam penggunaan free cash flow, profitabilitas, investment opportunity set, kebijakan hutang, kepemilikan manajerial serta kebijakan
13 dividen. dan para investor lebih jeli di dalam pengambilan keputusan untuk menginvestasikan asset nya dengan mempertimbangkan perusahaan mana yang akan memberikan return yang besar. 2. Kontribusi Teoritis Penelitian ini bisa dijadikan referensi pada penelitian selanjutnya, selain itu bisa dijadikan dasar pengembangan mengenai pengaruh profitabilitas, free cash flow, investment opportunity set, kebijakan hutang, kepenilikan manajerial terhadap kebijakan dividen 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya meneliti pengaruh profitabilitas, free cash flow, investment opportunity set, kebijakan hutang, kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah memenuhi kriteria penelitian, dengan menggunakan data Laporan Keuangan pada tahun 2010 2015. Selain itu peneliti juga membatasi objek penelitian yang hanya menggunakan perusahaan manufaktur dan pengukuran terhadap kebijakan hutang (DAR), investment opportunity set (capital expenditure to book value of asset), profitabilitas (ROA) dan kebijakan dividen (DPR).