BAB I PENDAHULUAN. adequacy ratio), batas maksimum pemberian kredit (legal lending limit), kualitas aktiva

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Kepercayaan masyarakat terhadap bank

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. yang besar terhadap perekonomian. Setiap bank memiliki cara untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan urat nadi perekonomian suatu bangsa, sehingga apabila terjadi masalah di dunia perbankan

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT PT. SUKADYARINDANG TAHUN 2001 SAMPAI DENGAN 2005

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang integral dalam upaya deregulasi pemerintah. Tujuan utama

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada akhir tahun 2008 menuntut

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 30 Juni 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

LAPORAN NERACA PUBLIKASI PT BPR BEPEDE KUTAI SEJAHTERA Tanggal : 31 Maret 2017

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/25/PBI/2001 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, RASIO BIAYA OPERASI ATAS PENDAPATAN OPERASI, RETURN ON ASSET TERHADAP NON PERFORMANCE LOAN BANK NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. Paket Kebijakan Pakto (27 Oktober 1988) memberikan dampak yang

BAB III ANALISIS PEMBAHASAN. analisis berdasarkan peraturan SK DIR. BI Nomor 30/ 12/KEP/DIR tanggal 30

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0

penghujung abad 20 ini adalah kolapsnya sejumlah bank-bank karena dianggap untuk meneruskan bisnisnya. Bank-bank tersebut terpaksa

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam operasionalnya (Osiani dkk, 2016). menyalurkannya kepada masyarakat (Kasmir, 2014).

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin maju yaitu sebagai penggerak perekonomian. Dengan melalui bank unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dapat menyalurkan dananya ke unit-unit ekonomi yang mengalami kekurangan dana. Sejak diberlakukannya paket deregulasi perbankan tanggal 29 Mei 1993 yang mengatur beberapa hal antara lain : kewajiban penyediaan modal minimum (capital adequacy ratio), batas maksimum pemberian kredit (legal lending limit), kualitas aktiva produktif (KAP) dan penilaian tingkat kesehatan bank, maka pengelolaan perbankan Indonesia dihadapkan pada berbagai peluang sekaligus ancaman dalam menghadapi persaingan bank yang semakin ketat. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/22/Kep/DIR tanggal 29 Mei 1993 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, dan Surat Edaran Bank IndonesiaNo. 26/4/BPPP tanggal 29 Mei 1993 perihal Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, maka semua bank yang beroperasi di wilayah negara Indonesia wajib melakukan penilaian kualitas aktiva produktif (KAP) dan wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Aktiva produktif yang dimaksud dalam Surat Edaran (SE) tersebut adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya yang meliputi : kredit yang diberikan, surat-surat berharga, penempatan dana pada bank-bank lain baik dalam negeri maupun luar negeri (kecuali penanaman dana dalam bentuk giro), dan penyertaan. 1

Sementara itu besarnya pembentukan PPAP berdasar ditentukan sesuai dengan pengelompokan aktiva produktif, yaitu untuk kelompok pertama dikenal dengan kolektibility 1 lancar, tunggakan 1 sampai 3 kali maka besarnya PPAP 0.5%. Kolektibility 2 kurang lancer kriteria tunggakan 4 sampai 6 kali maka besarnya PPAP adalah 10%, kemudian koletibility 3 diragukan dengan tunggakan 7 sampai 12 kali dan PPAP sebesar 50% serta kolektibility 4 dengan kategori macet tunggakan lebih dari 13 kali, maka besarnya PPAP 100%.. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 8/19/PBI/2006 tentang kualitas aktiva produktif dan pemebntukan penghapusan aktiva produktif Bank Perkreditan Rakyat, maka diketahui bahwa BPR wajib membentuk PPAP berupa PPAP umum dan PPAP khusus, dimana PPAP umum besarnya 0.5% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas lancer tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia. Dan PPAP Khusus ditetapkan paling kurang sebesar 10% dari aktiva produktif dengan kualitas kurang lancer setelah dikurangi dengan nilai agunan dan 50% dari aktiva produktif dengan kualitas diragukan setelah dikurangai dengan nilai agunan serta 100% dari aktiva produktif dengan kualitas macet setelah dikurangi dengan nilai agunan. Sementara rasio permodalan yang lazim digunakan untuk mengukur kesehatan bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Dengan meningkatnya modal sendiri maka kesehatan bank yang terkait dengan rasio permodalan (CAR) semakin meningkat. Sejak periode krisis sampai dengan saat ini CAR menjadi acuan utama dalam menentukan kesehatan bank (SK Dir BI April 1999), dimana pada tanggal 9 Januari 2004, Gubernur Bank Indonesia secara resmi mengumumkan implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang merupakan suatu blueprint mengenai arah dan tatanan perbankan nasional ke depan. dimana salah satu program API adalah mempersyaratkan modal minimum bagi bank umum (termasuk 2

BPD) menjadi Rp 100 miliar dengan CAR minimum 8% selambat-lambatnya pada tahun 2010. Hal lain juga disebabkan karena rata-rata CAR selama periode krisis sampai dengan akhir 2001 hanya mencapai 4% dan sejak awal 2002 bank diwajibkan memenuhi CAR minimal 8%. Kebijakan ini berawal dari kebijakan Bank Dunia (World Bank) yang ditindak-lanjuti oleh Bank Indonesia dengan kebijakan 29 Mei 1993 (Pakmei, 1993). Besarnya CAR minimal 8% tersebut berlaku bagi seluruh banksecara international. Di sisi lain perubahan kondisi perbankan yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor termasuk kondisi ekonomi dan moneter berdampak langsung terhadap kelangsungan hidup perbankan Indonesia yang ditunjukkan dengan semakin besarnya proporsi kredit bermasalah/macet dan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank. Menyebabkan kondisi bank yang semakin sulit untuk meneruskan kegiatan usahanya, bahkan Bank Indonesia tidak mempunyai alternatif lain untuk mengatasi masalah tersebut selain dengan melakukan penutupan usaha bank dengan berbagai macam istilah, seperti: likuidasi, pembekuan operasi (Bank Beku Operasi BO), penghentian kliring dan Bank. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, bank di Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat sebagai salah satu jenis bank di Indonesia yang mempunyai ruang lingkup yang lebih kecil dari bank umum ditujukan untuk mempermudah masyarakat di daerah mendapatkan dana dalam mengembangkan usahanya. Salah satu Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia yaitu BPR yang ada di Propinsi Riau. Agar dapat melaksanakan tugas pokok dan mempertahankan kelangsungan usaha dari bank tersebut, kepercayaan dari masyarakat pada bank sangat penting. Untuk dapat menjaga kepercayaan dari masyarakat, pengelola bank dalam menjalankan kegiatan usahanya harus senantiasa menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang 3

cukup dan pencapaian rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan modal yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya. Di samping itu bank juga mengumumkan posisi keuangannya pada periode-periode tertentu agar masyarakat dapat mengetahui posisi keuangan dari bank tersebut. Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank atau kinerja dari bank. Penilaian kinerja perusahaan sangat penting dilakukan, baik oleh manajemen, pemilik perusahaan, dan masyarakat umum, untuk mengetahui prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam hal ini adalah Bank Perkreditan Rakyat. Penilaian kinerja tersebut umumnya dapat dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas Selanjutnya perkembangan penyaluran kredit yang terjadi pada masing-masing BPR di Propinsi Riau setiap tahunnya mengalami peningkatan yang mengakibatkan tingginya pendapatan bunga dan kredit bermasalah menjadi semakin besar terhadap jumlah dari penyaluran kredit tersebut. Dengan peningkatan kredit bermasalah akan meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memupuk cadangan kemungkinan kerugian yang disebut PPAP sehingga menghambat terbentuknya laba yang seharusnya diterima. Kredit bermasalah, penyisihan penghapusan aktiva produktif tersebut mengalami perubahan baik kenaikan maupun penurunan sehingga kemampuan bank untuk menghasilkan laba yang relatif menurun. Kondisi yang seharusnya terjadi apabila jumlah kredit bermasalah dan penyisihan penghapusan aktiva produktif naik maka laba sebelum pajak seharusnya turun. Hal ini tidak sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh pada BPR di Propinsi Riau, pada tahun 2011 laba sebelum pajak menurun, penurunan tersebut diikuti dengan menurunnya penyisihan penghapusan aktiva produktif tetapi jumlah kredit yang disalurkan mengalami kenaikan. Penurunan laba ini 4

terutama disebabkan oleh kondisi makro ekonomi yang kurang kondusif di tahun 2008 yang menyebabkan tingginya inflasi dan tingkat suku bunga dan pada akhirnya meningkatkan total NPL. Melihat kondisi pada BPR di Propinsi Riau dalam perolehan laba, dapat diperhatikan pada tabel di bawah ini : Tabel 1 Perkembangan Pendapatan Laba Sebelum Pajak Pada BPR di Propinsi Riau Tahun 2007-2011 Tahun Pendapatan (Rp) Laba Sebelum Pajak (Rp) 2007 2008 2009 2010 2011 17.947.812.994 20.050.012.140 27.902.710.799 34.090.294.563 37.678.857.013 6.523.765.540 5.794.718.378 8.165.177.085 9.937.033.324 8.582.781.069 Sumber : Laporan BPR di Propinsi Riau, 2012 Laba sebelum pajak pada tahun 2010 mengalami kenaikan dari tahun 2009. Peningkatan signifikan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih, terutama dari pendapatan bunga kredit, serta peningkatan pendapatan operasional lainnya dari provisi dan komisi serta pendapatan premi asuransi tetapi naiknya laba sebelum pajak tersebut tidak diikuti dengan turunnya jumlah kredit yang disalurkan dan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang mengalami kenaikan pada tahun 2011. Kondisi yang seharusnya terjadi apabila laba sebelum pajak naik maka jumlah kredit yang disalurkan dan penyisihan penghapusan aktiva produktif seharusnya menurun. Apabila bank-bank mampu menekan rasio kredit bermasalah di bawah 5%, maka potensi keuntungan yang akan diperoleh akan semakin besar karena bank-bank akan menghemat uang yang diperlukan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah atau penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). 5

B. Perumusan Masalah Berdasarkan uaraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat di Propinsi Riau? 2. Bagaimana pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat di Propinsi Riau? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat di Propinsi Riau 2. Mengetahui pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat di Propinsi Riau 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis. Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan penulis tentang manajemen keuangan khususnya dalam melihat dampak kualitas aktiva produktif dan tungakan kredit modal kerja terhadap profitabilitas pada Bank Perkreditan Rakyat di Propinsi Riau. 6

2. Bagi Perusahaan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan khususnya mengenai PPAP dan Kredit bermasalah (tunggakan kredit modal kerja) agar perusahaan dapat merencanakan laba dengan lebih efektif dan efisien, untuk mendapatkan laba bersih yang lebih stabil dan meningkat setiap tahunnya 3. Bagi Peneliti Selanjutnya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi tambahan bagi penulis yang membahas topik yang sama dengan penelitian ini. 7